STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI DOMESTIC POWER

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI POTENSI ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK MENGATASI DEFISIT PASOKAN TENAGA LISTRIK DI DAERAH SUMATERA UTARA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI LISTRIK PER KWH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOGAS LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (Aplikasi pada PLTBGS PKS Tandun)

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

PEMANFAATAN CANGKANG DAN SERABUT SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA PLTU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK MASYARAKAT KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit listrik yang sedang dikembangkan di Indonesia dikarenakan sumbernya yang

ENERGI TERBARUKAN SISA KELUARAN LIMBAH PADAT PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (STUDI KASUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTBS PKS BLANGKAHAN) Oleh

BAB II DASAR TEORI. potensi dalam hal energi terbarukan (renewable energy) adalah Indonesia. Namun,

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

PENGARUH MOISTURE CONTENT EFB TERHADAP KURVA INPUT OUTPUT PLTBS

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

IDENTIFIKASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MANIS MATA (Studi Kasus di PT. Harapan Sawit Lestari Kalimantan Barat)

STUDI PRAKIRAAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI DI PUSUK BUHIT KELURAHAN SIOGUNG- OGUNG KABUPATEN SAMOSIR

berupa fibre dan sheel yang di gunakan untuk membakar tabung boiler yang berisi air

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

Studi Pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Ir. Eddon M. Moenif, MT Inspektur Ketenagalistrikan Distamben - Riau

STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Perhitungan Ekonomi dan Potensi Penghematan Energi Listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pabrik Kelapa Sawit PT.

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

Prinsip Proses Gasifikasi

BAB II TEORI DASAR PEMANFAATAN BIOMASA. itu pemerintah Indonesia memprioritaskan pengembangan terhadap energi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

Studi Pemanfaatan Limbah Sawit Sebagai Bahan Bakar PLTU Biomassa Di Kabupaten Landak

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

SMALL RENEWABLE ENERGY BIOMASSA LIMBAH SAWIT SUMBER LISTRIK ALTERNATIF KAJIAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA V PROVINSI RIAU

Indra Permata Kusuma. Proceeding Seminar Tugas Akhir

BAB II TEORI DASAR PEMANFAATAN BIOMASA. ITU PEMERINTAH INDONESIA MEMPRIORITASKAN PENGEMBANGAN TERHADAP ENERGI

PENGUJIAN PERFORMANSI GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Fira Nafiri ( )

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

Generation Of Electricity

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

PENENTUAN BESAR DAYA MOTOR INDUKSI 3 FASA UNTUK PENGGERAK CONVEYOR DAN POMPA PADA PLTBS SEI MANGKEI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, Oktober 2012

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

ISSN Indra Utama 1, Hasan Basri Daulay 2, Tuti Tutuarima 2. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BIOMASSA: BAHAN BAKAR BERSIH UNTUK INDUSTRI KARET DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN

Proses Pembakaran Dalam Pembakar Siklon Dan Prospek Pengembangannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan antara lain melalui peningkatan efisiensi proses produksi,

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

KAJIAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN AKUABAT, MINYAK BERAT (MFO), DAN BATUBARA PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA. Gandhi Kurnia Hudaya

Disajikan dalam Acara Pertemuan Tahunan EEP- Indonesia Tahun 2013, di Hotel Le Meridien Jakarta, 27 November 2013

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT

Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

BOILER MINI TEKANAN RENDAH BERBAHAN BAKAR SAMPAH PERKEBUNAN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Kajian Teknis Pemanfaatan Bio-Massa Di Pabrik Pengolah Minyak Sawit Berkapasitas 30 Ton Perjam Dengan Sistem Kongenerasi

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BIAYA MODAL/ CAPITAL COST BIAYA TETAP (O & M)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di

Efisiensi PLTU batubara

PENGARUH JARAK LENSA KONVEKS TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL TENAGA SURYA TUGAS AKHIR

Transkripsi:

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI DOMESTIC POWER Gideon Rewin Napitupulu, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: napitupulugideonrewin@gmail.com ABSTRAK PT. Perkebunan Minanga Ogan merupakan perusahaan perkebunan yang memiliki pabrik pengolahan sawit yang menggunakan pembangkit listrik sendiri sebagai sumber daya untuk menjalankan kegiatan pengolahan dan kehidupan domestic pada areal perkebunan itu sendiri dan mempunyai kebun sendiri dan kebun plasma, salah satunya adalah Sei Ogan Mill (SOGM). SOGM adalah pabrik yang mengolah sawit menjadi CPO dengan kapasitas 60 ton/jam yang memakai dua alternatif sumber power, yaitu PLTU dan PLTD. Tulisan ini membahas kelayakan ekonomis penggunaan PLTU menggunakan sisa bahan bakar hasil produksi pabrik sawit sebagai penghasil daya untuk perumahan domestic dengan membandingkannya dengan pemakaian Genset sebagai penghasil daya. Turbin uap menghasilkan daya 1500 kw dioperasikan pada saat pabrik berjalan. Beban turbin tersebut adalah pabrik dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan. Uap dihasilkan boiler berkapasitas 19 Bar sebanyak 3 unit dan beroperasi 2 unit berbahan bakar fiber dan cangkang hasil pengolahan. Pabrik berhenti mengolah, sumber daya untuk perumahan domestic bersumber dari 2 unit genset dengan kapasitas 301 kw berbahan bakar solar. Harga energi listrik masing-masing pembangkit dengan suku bunga 12 %, 6 %, adalah Rp. 920,-/kWh, Rp. 807,-/kWh untuk PLTU dan Rp. 2.337,-/kWh, Rp. 2.322,-//kWh untuk PLTD sedangkan nilai kalor bahan bakar fiber = 2.770,544 kkal/kg = 3,222 kwh, cangkang = 3.881,15 kkal/kg = 4,513 kwh dan solar = 2149,75 kkal = 2,5 kwh. Kata Kunci: Pembangkit, Fiber, Cangkang, Ekonomi Teknik 1. Pendahuluan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada PT. Perkebunan Minanga Ogan menggunakan uap sebagai pemutar turbin uap. Uap dihasilkan oleh boiler yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil dari pengolahan. Untuk mengoperasikan turbin uap dibutuhkan biaya produksi berupa biaya lembur karyawan, biaya chemical air dan biaya bahan bakar. Dalam keadaan operasi sehari-hari sumber daya dapat juga berasal dari mesin diesel yang berbahan bakar solar yang mempunyai biaya produksi berupa solar. 2. Pembangkit Tenaga Listrik Energi adalah hal yang sangat krusial pada saat ini karena energi diperlukan di dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu negara yang memiliki potensi dalam hal energi terbarukan (renewable energy) adalah Indonesia. Namun, hal tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik sejauh ini oleh pemerintah disebabkan minimnya pengembangan dan pemanfaatan pada energi terbarukan. Sumber energi terbarukan, yaitu energi yang prosesnya berkelanjutan jika dikelola dengan baik dan tidak akan habis secara alami yang biasa disebut dengan energi berkelanjutan (sustainable energy) [1]. Biomassa merupakan salah satu dari bentuk energi yang terbarukan karena diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi dimana sumber utama biomassa tersebut berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh dimana limbahnya tersedia secara terusmenerus (proses berkesinambungan). Fiber dan cangkang kelapa sawit merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit dan abu hasil pembakaran bahan bakar adalah hasil sampingan dari limbah padat lainnya. Pada saat ini pemanfaatan limbah biomassa adalah untuk memenuhi energi pengolahan minyak kelapa sawit melalui pembakaran langsung fiber dan 53 copyright@ DTE FT USU

cangkang. Cangkang dan fiber tersebut memiliki kandungan nilai kalori 2.770,544 kkal dan 3.881,15 kkal yang cukup tinggi seperti pada Tabel 1. [2] sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTU. Tabel 1. Potensi Bahan Bakar yang Dihasilkan PKS SOGM dengan Kapasitas 60 Ton/Jam Bahan Bakar Quantity Nilai Kalor Fibre (12%) 7.200 Kg/Jam 11.600 kj/kg Shell (6%) 3.600 Kg/Jam 16.250 kj/kg Dimana: (James Prescott Joule pada tahun 1914) [3] 1 kalori = 4,186 joule 1 kkal = 4186,8 J 1 kkal = 1,163 x 10-3 kwh 1 joule = 2,389 x 10-4 kkal 1 kjoule = 0,23884 kkal 1 joule = 2,778 x 10-7 kwh 1 joule = 1 watt = 1 detik Nm 1 kwh = 3,6 x 10 6 joule 1 kwh = 859,9 kkal PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Energi kimia dalam bahan bakar dikonversi menjadi energi listrik pada PLTU seperti pada Gambar 1. [4] Tahapan melalui proses konversi energi pada PLTU adalah: a. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi. b. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. c. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang beroperasi di PT. Perkebunan MInanga Ogan memiliki beban pabrik itu sendiri dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil pengolahan. Dari semua bagian pengolahan kelapa sawit di bawah ini yang akan penulis lebih fokuskan adalah pada bagian Power House atau kamar mesin sebagai pusat pengaturan listrik untuk keperluan pabrik dan keperluan listrik perumahan domestic. Listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik dengan menggunakan turbin uap, secara tidak langsung pembangkit listrik merupakan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sumber uap berasal dari boiler yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil dari pengolahan kelapa sawit. Fiber merupakan pemisahan kulit dari buah kelapa sawit (nut) yang dipisahkan melalui press cake (produk press). Proses pemisahan terjadi pada separating column berdasarkan perbedaan berat jenis kemudian fiber akan terangkat ke transport/conveying ducting sedangkan nut akan jatuh ke polishing drum kemudian fiber tersebut menuju peralatan fibre cyclone dan air lock (pemisahan fiber dengan udara). Proses pemisahanan antara nut dan fiber disebut Depericaping sedangkan cangkang adalah kulit luar atau batok dari inti buah kelapa sawit yang dipisahkan pada proses cracker inti sawit seperti pada Gambar 2. [5]. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang pembangkit listrik dan boilernya serta pengolahan air yang akan digunakan sebagai uap air Gambar 1. Proses Konversi Energi pada PLTU Gambar 2. Proses Pengolahan Kelapa Sawit 54 copyright@ DTE FT USU

Treatment air adalah sebuah treatment yang dilakukan untuk memperoleh air dengan kualitas yang diperlukan untuk suplai domestic ataupun suplai air boiler. Tujuan dari treatment air adalah: a. Mencegah pembentukan kerak atau formasi sludge di atas permukaan transfer panas di boiler. b. Mengendalikan padatan yang tidak larut dalam air umpan boiler sehingga konsentrasi padatan dalam air boiler dapat dijaga untuk menghasilkan steam yang bersih tanpa perlakuan blowdown yang berlebihan. c. Mengurangi biaya boiler water treatment dengan hasil air yang bersih dan jernih. d. Memperpanjang umur pengoperasian boiler yang berarti mengurangi biaya perbaikan. [5] Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator disebut prime mover. Sebagai penggerak mula, PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang digunakan untuk memutar rotor generator pada mesin diesel. Kebutuhan listrik dalam jumlah beban yang kecil seperti daerah terpencil, listrik pedesaan dan memasok kebutuhan listrik suatu pabrik biasanya menggunakan PLTD. [6] 3. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni 2014 sampai bulan Juli 2014 dan untuk lokasi yang ditinjau adalah Pabrik SOGM (Sei Ogan Miil) PT. Perkebunan Minanga Ogan Penelitian ini memerlukan peralatan dan bahan, yaitu : 1. Alat tulis. 2. Kamera Handphone. 3. Loader Komatsu. 4. kwh meter (Terdapat pada kamar mesin PT. Perkebunan Minanga Ogan). 5. Flow meter (Terdapat pada kamar mesin PT. Perkebunan Minanga Ogan). diperlukan untuk melakukan analisis. Datadata tersebut meliputi data spesifikasi peralatan PLTU, PLTD dan biaya produksi 2. Tahap Perhitungan Data Perhitungan data dilakukan untuk untuk mengetahui kelayakan PLTU Minanga Ogan berbahan bahan bakar fiber dan cangkang sawit dalam memenuhi kebutuhan domestic power dimana perlu dilakukan analisis perhitungan terhadap biaya dan aspek ekonominya. a. Harga Energi Listrik Setiap pembangkit memiliki parameterparameter dalam menghitung harga energi listrik yang berbeda-beda, yaitu [7] : 1. Biaya pembangkitan per kw. 2. Biaya pengoperasian per kwh. 3. Biaya perawatan per kwh. 4. Suku bunga. 5. Depresiasi. 6. Umur operasi. 7. Daya yang dibangkitkan. Aspek ekonomi dalam pengembangan teknologi pembangkitan dianalisa dari biayabiaya berikut ini [7] : 1. Biaya modal 2. Biaya bahan bakar 3. Biaya operasi dan perawatan b. Biaya Operasional dan Perawatan Biaya yang digunakan selama pembangkit beroperasi termasuk ke dalam biaya operasional dan perawatan. Biaya operasional dan perawatan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Fixed Cost adalah biaya yang tidak berhubungan terhadap besar tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik. Variabel Cost adalah biaya yang berkaitan dengan pengeluaran untuk alat-alat dan perawatan yang dipakai dalam periode pendek dan tergantung pada besar tenaga listrik yang dihasilkan seperti biaya air dan lembur karyawan dalam waktu satu tahun. Biaya operasional dan perawatan (O&M) dapat ditentukan dengan persamaan 1. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk mempersiapkan dan mengumpulkan informasi penelitian berupa data-data yang Gs = & Dimana : Gs = biaya O&M (US$/kWh) To = jam per tahun (1) 55 copyright@ DTE FT USU

c. Biaya Bahan Bakar Pada pembangkit ini menggunakan bahan bakar dari fiber dan cangkang kelapa sawit yang merupakan hasil sisa bahan bakar hasil produksi pabrik kelapa sawit. Cangkang merupakan sisa produksi yang memiliki nilai jual sedangkan fiber tidak memiliki harga jual. Oleh sebab itu, biaya bahan bakar untuk pembangkit ini dimasukkan ke dalam biaya produksi untuk mengoperasikan PLTU. Disamping itu solar merupakan bahan bakar yang dipakai untuk PLTD sebagai pembanding bahan bakar fiber dan cangkang tersebut. Untuk perhitungan biaya bahan bakar (fuel cost) sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakar yang digunakan oleh masing-masing pembangkit tersebut. d. Biaya Pegawai Biaya pegawai meliputi banyaknya jumlah karyawan yang lembur dalam pengoperasian pembangkit untuk memenuhi kebutuhan domestic power. e. Biaya Modal (Capital Cost) Biaya modal atau capital cost merupakan pengeluaran-pengeluaran dalam proyek pembangkit listrik dimana dipengaruhi umur ekonomis suatu pembangkit dan tingkat suku bunga dalam biaya tahunan. Biaya modal dapat dirumuskan dengan persamaan 2. CC= ( ) Capital Recovery Factor (CRF) dapat dihitung dengan persamaan 3. (1+ ) = (3) (1+ ) 1 Dimana : CRF = Capital Recovery Factor (decimal) i = suku bunga 12% dan 6% pertahun untuk pinjaman lunak (%) n = Umur Pembangkit (tahun) Ps = Biaya pembangunan US$/kWh f. Total Biaya Pembangkitan Total dari seluruh biaya pembangkitan adalah keseluruhan biaya yang meliputi biaya modal, biaya bahan bakar, dan biaya operasional dan perawatan dalam setahun pemakaian. Total biaya pembangkitan dapat dirumuskan dengan persamaan 4. TC = CC + FC + OM (4) (2) Dimana : TC = Biaya Total (Total Cost) CC = Biaya Modal (Capital Cost) FC = Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost) OM = Biaya Operasional dan Perawatan (Operation and Maintenance) 4. Hasil dan Pembahasan Biaya produksi litrik per kwh dapat diperoleh dengan analisis perhitungan pada biaya bahan bakar, biaya modal, biaya operasional dan perawatan dan total biaya pembangkitan. 1. Perhitungan biaya bahan bakar Dari Tabel 2. dapat dihasilkan ketersediaan bahan bakar fiber dan cangkang dalam jumlah pertahun seperti pada Tabel 4.2 dengan ratarata kerja 12 jam/hari. Tabel 2. Ketersediaan Bahan Bakar PTP. MINANGA OGAN per Tahun Bahan Bakar Fibre (12%) Shell (6%) Quantity Nilai Kalor Panas yang Dihasilkan 31.536 ton/ tahun 11.600 Kj/kg 365.817.600 Mj/tahun 15.768 ton/tahun 16.250 Kj/kg 256.230.000 Mj/tahun Untuk penggunaan bahan bakar solar sebagai PLTD diperlukan solar sebanyak 60 liter/jam, maka kebutuhan dalam setahun adalah 262.800 liter/tahun dan berdasarkan pengambilan data-data di lapangan, maka : a. Fiber tidak memiliki harga jual sehingga fiber tidak memerlukan biaya. b. Biaya cangkang sawit = 1500 Kg/Jam, maka biaya bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya Bahan Bakar PLTU dalam per kw dan per Tahun Bahan Bakar Fibre Shell Quantity MJ/ Tahun 370.166. 940 106.762. 500 Harga Total Harga per Tahun - - Rp. 490,- /16.250 Kj Rp. 3.219.300.0 00,- Total Harga per kw Rp. 490,- 56 copyright@ DTE FT USU

Untuk menggunakan PLTD diperlukan solar sebanyak 262.800 liter/tahun dengan biaya = 262.800 x Rp. 11.150,- = Rp. 2.930.220.000,- 2. Perhitungan biaya modal Tabel 4 merupakan kapasitas, umur, tipe bahan bakar dan biaya investasi PLTU PTP. Minanga Ogan. Tabel 4. Kapasitas, Umur, Tipe Bahan Bakar dan Biaya Investasi PLTU PTP. MINANGA OGAN Jenis Data Nilai Kapasitas PLTU Umur Tipe Bahan bakar Rata-rata jam operasional Pembangkitan listrik Biaya investasi 1,5 MW 25 Tahun Fiber dan Cangkang 12 Jam/hari 4380 Jam/tahun 6570 MWh/tahun 1.000 US$/kW CRF untuk suku bunga (i) = 12 % dan umur pembangkit (n) = 25 tahun adalah 0,1275 CRF untuk suku bunga (i) = 6 % dan umur pembangkit (n) = 25 tahun adalah 0,0783 Biaya modal (Capital Cost) pada PLTU a. CC untuk suku bunga (i) = 12 % adalah 0,0291 US$/kW b. CC untuk suku bunga (i) = 6 % adalah 0,0178 US$/kW Biaya modal (Capital Cost) pada PLTD a. CC untuk suku bunga (i) = 12 % adalah 0,0038 US$/kW b. CC untuk suku bunga (i) = 6 % adalah 0,0023 US$/kW 3. Perhitungan biaya operasional dan perawatan Biaya operasional dan perawatan pada PLTU adalah Rp. 139.46,-/kWh meliputi biaya chemical air sebesar Rp. 31,2,-/kWh dan biaya pegawai sebesar Rp. 108,26,-/kWh sedangkan pada PLTD adalah Rp. 77,07,- /kwh. 4. Perhitungan total biaya pembangkitan Perhitungan total biaya pembangkitan adalah: b. Suku bunga (i) = 12 % Biaya total = Rp. 920,-/kWh (PLTU) dan Rp. 2.337,-/kWh (PLTD) c. Suku bunga (i) = 6 % Biaya total = Rp. 807,-/kWh (PLTU) dan Rp. 2.322,-/kWh (PLTD) 5. Perbandingan PLTU berbahan bakar fiber dan cangkang sawit dengan bahan bakar minyak lainnya atau bahan bakar lainnya dan biaya produksi listrik domestic power dengan harga beli PT. PLN (Persero) Perbandingan bahan bakar fiber dan cangkang sawit dengan bahan bakar minyak lainnya atau bahan bakar lainnya dapat dilihat pada Tabel. 5 [8] dan Tabel 6 [9]. Fiber dan cangkang sawit yang digunakan sebagai bahan bakar PLTU di PT. Perkebunan Minanga Ogan dinyatakan layak secara ekonomis sebagai domestic power PT. Perkebunan Minanga Ogan. Tabel 5. Data Hasil Pengujian Bahan Nilai Kalor (kal/gr) Batubara 5.619,16 Arang Batubara 6.543,50 Serabut Kelapa Sawit 3.809,70 Arang Serabut Kelapa Sawit 6.231,22 Cangkang Kelapa Sawit 5.112,56 Arang Cangkang Kelapa Sawit 6.877,32 Solar 10.935,3 Tabel 6. Kandungan Kalori pada bagian Kelapa Sawit Bagian Kelapa Sawit Nilai Kalori Cangkang 3.400 kcal/kg Serat 2.637-4.554 kcal/kg Tandan Buah Kosong 1800 kcal/kg Batang 4.167 kcal/kg POME (Palm Oil Mill 4.695 8.569 kcal/m Effluent) Biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTU lebih murah bila dibandingkan dengan PLTD dan tarif dasar listrik yang disediakan oleh PLN untuk golongan bisnis dan industri dengan daya 66.600 VA [10] seperti pada Tabel 7. 57 copyright@ DTE FT USU

Tabel 7. Perbandingan Biaya Produksi Listrik PLTU, PLTD dan PLN Harga PLTU PLTD PLN Per kwh Rp. 807,- Rp. 2.322,- Rp. 972,- 5. Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Harga energi listrik di PT. Perkebunan Minanga Ogan berdasarkan perhitungan suku bunga untuk masing-masing pembangkit, yaitu : bahan bakar fiber dan cangkang dengan suku bunga 12 % dan 6 %, adalah Rp. 920,-/kWh dan Rp. 807,- /kwh psedangkan bahan bakar solar dengan suku bunga 12 % dan 6 % adalah : Rp. 2.337,-/kWh dan Rp. 2.322,-//kWh. 2. Bahan bakar fiber dan cangkang sawit lebih ekonomis dan menguntungkan sebagai penghasil energi listrik karena energi listrik yang dihasilkan lebih besar dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar solar, yaitu : bahan bakar fiber = 2.770,544 kkal/kg, cangkang sawit = 3.881,15 kkal/kg = 4,513 kwh dan solar = 2149,75 kkal = 2,5 kwh. 3. Biaya produksi listrik PLTU sebagai domestic power lebih ekonomis dibandingkan dengan PLTD dan biaya pemakaian tarif tenaga listrik PT. PLN (Persero) untuk golongan bisnis menengah B2 (6.600-200.000 VA) sebesar Rp. 972,- /kwh. [5] D.Laksito, Suripto, Palm Oil Mill Management, Persentasi Pelatihan Engineering Minanga Group, 2013. [6] Pembangkit, Nik, PLTD Diesel Power Plants, 5 Mei 2013 [online]. Tersedia: http://p3mb4ngk1t.blogspot.com [Diakses 20 Agustus 2014]. [7] Sinaga, Ishak. 2011. Energi Terbarukan Sisa Keluaran Limbah Padat Pengolahan Kelapa Sawit (Studi Kasus Perencanaan Pembangunan PLTBS PKS Blangkahan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. [8] Syafriuddin & Hanesya, Rio, Perbandingan Penggunaan Energi Alternati Bahan Bakar Serabut (fiber) dan Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Bahan Bakar Batubara dan Solar pada Pembangkit Listrik, 3 November 2012 [online]. Tersedia: http://repository.akprind.ac.id/sites/f iles/conferenceproceedings/2012/1_ 1546.pdf [Diakses 1 Mei 2014]. [9] Butar-butar, David Partogi. 2013. Analisis Biaya Produksi Listrik per kwh Menggunakan Bahan Bakar Biogas Limbah Cair Kelapa Sawit (Aplikasi pada PLTBGS PKS Tandun). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. [10] www.pln.co.id 6. Referensi [1] Alamendah.org. 2014. Sumber Energi Terbarukan.http://alamendah.org/20 14/09/8-sumber-energi-terbarukandi- indonesia/ [Diakses 22 Desember 2014] [2] PT. Perkebunan Minanga Ogan. (2014). Palm Oil Management Nut & Kernel Station, Palembang, Indonesia. [3] www.engineeringtoolbox.com [Diakses 21 Agustus 2014]. [4] Rakhman, Alief, Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU, 8 April 2013, [online].tersedia:http://rakhman.net/ 201 3/04/fungsi-dan-prinsip-kerjapltu.html [Diakses 20 Agustus 2014]. 58 copyright@ DTE FT USU