ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT SABA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL AHZAB

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT AS-SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

PRATIWI AMALLIYAH A

TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

ANALISIS ANTONIMI DALAM TEKS TERJEMAHAN ALQURAN ALJUMANATUL ALI (SURAT FAATHIR)

ANALISIS KONJUNGSI PADA TERJEMAHAN SURAT AN NISA NASKAH PUBLIKASI

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

JENIS DAN MAKNA KONJUNGSI PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL-MA IDAH

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal Skripsi Mahasiswa PBSI UNP Kediri Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS.

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

ANALISIS KLAUSA NONINTI DAN HUBUNGAN ANTAR UNSUR- UNSURNYA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AS SAFFAT NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

ANALISIS KALIMAT BERVARIASI BERITA-PERINTAH-TANYA PADA SURAT ALBAQARAH

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Pendidikan Agama Islam

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS KATEGORI DAN PERAN PADA KONSTRUKSI BERKONJUNGSI DAN PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AZ-ZARIYAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI DAN MAKNA DENOTATIF KATA KERJA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH ALFAJR

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

PENGACUAN BERDASARKAN JENISNYA SEBAGAI PENANDA KOHESI PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL FATH

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mental penuturnya. Kehidupan mental bangsa Indonesia yang telah

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT SABA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah DIKI UTOMO A310100075 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT SABA Diki Utomo, A310100075, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Abstrak Penelitian ini menganalisis bentuk dan makna kohesi gramatikal konjungsi koordinatif yang digunakan pada teks terjemahan Alquran surat Saba. Tujuan yang inggin dicapai dalam penelitian ini ada dua yaitu 1) Mengklasifikasikan bentuk kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba. 2) Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba. Penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik simak dan catat. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan mikrostruktural dan metode agih teknik analisis sisip. Hasil penelitian terdapat dua belas bentuk konjugsi koordinatif dan sembilan makna konjungsi koordinatif dalam teks terjemahan Alquran surat Saba. Ada dua belas bentuk konjungsi koordinatif bentuk 1) konjungsi dan (31), 2) bentuk konjungsi atau (3), 3) bentuk konjungsi tetapi (3), 4) bentuk konjungsi melainkan (4), 5) bentuk konjungsi hanya (1), 6) bentuk konjungsi bahkan (1), 7) bentuk konjungsi kecuali (2), 8) bentuk konjungsi lalu (2), 9) bentuk konjungsi kemudian (2), 10) bentuk konjungsi yaitu (3), 11) bentuk konjungsi bahwa (1), 12) bentuk konjungsi maka (3). Ada 9 makna konjungsi koordinatif 1) Konjungsi yang menyatakan hubungan penjumlahan (dan). 2) Konjungsi yang menyatakan hubungan pemilihan (atau), 3) Konjungsi yang menyatakan hubungan pertentangan (tetapi). 4) Konjungsi yang menyatakan hubungan pembetulan (melainkan dan hanya). 5) Konjungsi menyatakan hubungan penegasan (bahkan). 6) Konjungsi yang menyatakan hubungan pembatasan (kecualu dan hanya). 7) Konjungsi yang menyatakan hubungan pengurutan (lalu, dan kemudian,). 8) Konjungsi yang menyatakan hubungan pemyamaan (yaitu, dan bahwa). 9) konjungsi menyatakan penyimpulan (maka). Kata Kunci: wacana, teks terjemahan Alquran, kohesi, gramatikal, konjungsi 1

PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan informasi agar dapat dipahami oleh sesama manusia. Sarananya yaitu bahasa, yang digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan atau pendapat, perasaan, dan tujuan lainnya. Berdasarkan sarana tersebut, maka fungsi dari bahasa adalah sebagai sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi antara manusia. Pada bidang wacana juga dibagi menjadi 2, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan merupakan penyampaian informasi dengan menyampaikan secara langsung, contohnya khotbah dan pidato. Wacana tulis sarana komunikasi atau penyampaian informasi mengunakan media tulisan, contohnya Koran, surat, dokumen, dan buku. Wacana adalah keseluruhan unsur-unsur yang membangun perwujudan paparan bahasa dalam peristiwa komunikasi Aminudin (dalam Sumarlam dkk, 2010:9). Pendapat lain disampaikan oleh Tarigan (dalam Sumarlam dkk, 2010:7) bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambugan yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Wacana tulis artinya wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau melalui media tulis. Dari pendapat ahli bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan semua unsur dalam bahasa yang mampu membuat sebuah komunikasi menjadi jelas isinya, hal tersebut terjadi karena adanya hubungan bentuk dan hubugan makna dalam komunikasi tersusun runtut dan jelas, sehingga mampu disampikan secara lisan maupun tulis. Hubungan antara bagian wacana dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubugan makna atau hubungan semantik yang disebut koherensi (coherence). Dengan demikian wacana yang sempurna adalah wacana yang apabila dilihat dari segi hubungan bentuk atau struktur lahirnya bersifat kohesif dan dilihat dari segi hubungan 2

makna atau struktur batinnya bersifat koheren. Jadi wacana dikatakan baik atau terpadu apa bila dalam wacana itu memuat kedua hubungan bentuk dan makna. Berkenaan dengan masalah kohesi, Halliday dan Hasan (dalam Sumarlam dkk, 2010:23) membagi kohesi menjadi 2 jenis yaitu kohesi gamatikal (grammatical cohesion) dan kohesi leksikal (lexical cohesion). Dalam analisis wacana, segi bentuk atau struktur lahir wacana disebut aspek gramatikal wacana, sedangkan segi makna atau struktur batin wacana disebut aspek leksikal wacana. Jadi dalam menganalisis wacana ada dua segi yang dapat di analisis yang pertama dalam segi bentuk atau struktur lahir disebut aspek gramatikal dan yang kedua dalam segi makna atau struktur batin disebut aspek leksikal. Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya dalam wacana (Sumarlam, 2010:32). Unsur yang dirangkaikan dapat berupa satu lingual kata, frasa, klausa, kalimat dan juga dapat pula berupa unsur yang lebih besar dari itu misalnya alinia dengan pemarkah lajutan dan topik dengan pemarkah alih topik atau pemarkah disjungtif. Jadi konjungsi merupakan salah satu bagian dari kohesi gramatikal yang digunakan untuk menghubungkan unsur satu dengan yang lain agar wacana tersebut terlihat padu dan jelas makna didalamnya. Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia (Depdiknas, 2008:44). Surat Saba adalah surat ke-34 dalam Alquran yang terdiri dari 54 ayat. Surat Saba merupakan golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Luqman. Dinamakan Saba karena di dalam surat ini terdapat kisah kaum Saba. Saba adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal di daerah yaman sekarang ini. Mereka mendirikan kerajaan yang terkenal dengan nama kerajaan Sabaiyyah, ibukotanya Ma rid telah dapat membangun sebuah bendungan raksasa, yang bernama bendungan Ma rid, sehingga negeri mereka subur dan makmur. Kemewahan dan kemakmuran ini menyebabkan kaum Saba lupa dan ingkar pada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka, serta mereka mengingkari pula seruan para rasul. 3

Karena keingkaran mereka ini Allah menimpakan kepada mereka azab berupa sailul arim (banjir yang sangat besar) yang ditimbulkan oleh bobolnya bendungan Ma rib. Setelah bendungan ma rid bobol negeri Saba menjadi kering dan kerajaan mereka hancur. Wacana dalam teks Alquran sangat baik dan utuh apabila kalimat-kalimat yang digunakan sudah kohesif. Dengan adanya kalimat-kalimat kohesif atau unsur kohesif itu akan memudahkan dalam memahami makna dalam Aquran tersebut, sehingga setiap manusia tidak salah dalam memahami makna yang tertulis dalam alquran untuk diterapkan sehari-hari serta diajarkan untuk keluarga dan orang lain. Alquran diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa tertentu, yang berfungsi untuk memudahkan dalam memahami makna firman-firman Allah yang terdapat dalam Alquran, sehingga makna tersebut sesuai dengan makna dalam bahasa aslinya. Pengunaan penghubung (konjungsi) sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam Alquran, sehingga penggunaan konjungsi harus jelas dan benar. Berdasarkan uraian di atas Ada 2 rumusan masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah bentuk kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba? (2) Bagaimanakah makna yang terkandung dalam kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba? terdapat pula 2 tujuan dalam penelitian ini: (1) Mengklasifikasikan bentuk kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba. (2) Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam kohesi gramatikal konjungsi koordinatif pada teks terjemahan Alquran surat Saba. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, baik kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2012: 4). Dalam penelitian ini menerapkan metode kualitatif karena data dalam penelitian ini bersifat deskriptif, sehingga dalam menjelaskan data yang sudah 4

didapatkan lalu di analisis serta hasil analisisnya berbentuk deskriptif berupa katakata dari data yang didapatkan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2005:92). Penerapan metode simak dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan penyimakan tentang penggunaan bahasa pada teks terjemahan Alquran surat Saba. Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat (Mahsun, 2005:93). Penerapan teknik catat dalam penelitian ini dengan cara melakukan pencatatan data-data yang bekaitan tentang objek penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai alat penguji keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2012:330). Penelitian ini mengkhususkan penggunaan teknik triangulasi teori. Teknik triangulasi teori yaitu teknik yang dilakukan peneliti dengan menggunakan persepektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Berdasarkan beberapa teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap dari berbagai teori, sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan secara utuh dan lengkap. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data peneliti menggunakan pendekatan mikrostruktural. Menurut Tarwiyah (dalam Sumarlam, 2010:194), pendekatan mikrostruktural adalah metode analisis wacana yang menitiberatkan pada mekanisme kohesi tesktualnya, yaitu untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk sebuah wacana menjadi koheren. Teknik analisisnya mengunakan metode agih dengan teknik analisis sisip. Teknik sisip dilaksanakan dengan meyisipkan unsur tertentu diantara unsur-unsur lingual yang ada. (Sudaryanto, 1993:37) PENELITIAN RELEVAN Penelitian yang relevan digunakan untuk memperkuat penelitian ini dan sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang sudah dilakukan salah satunya adalah jurnal penelitian yang berjudul Aspek Konjungsi dalam 5

Cerita Bersambung (cerbung) Baskara Muncar Pada Majalah Panjebar Semangat penelitian ini dilakukan oleh Anik Tantining (2011). Penelitian ini memiliki 2 tujuan 1) Mendeskripsi jenis dan makna konjungsi yang digunakan dalam cerita bersambung (cerbung) Baskara Muncar. 2) Membedakan penggunaan konjungsi yang tepat dan penggunan konjungsi yang tidak tepat dalam cerita bersambung (cerbung) Baskara Muncar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Tantining terletak sumber datanya. Pada penelitian ini sumber datanya pada Alquran sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tantining sumber datanya pada Cerita bersambung (cerbung) Baskara Muncar Pada Majalah Panjebar Semangat. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian Tantining terdapat pada objek penelitianya. Kedua-duanya mengambil objek penelitian kohesi gramatikal konjungsi pada wacana. Penelitian relevan lain yang sudah dilakukan adalah penelitian yang berjujudul Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan Persona pada Terjemahan Alquran Surat Al- Kahfi (Surat 18) penelitian ini dilakukan oleh Siti (2010). bertujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memaparkan bentuk, tempat, dan posisi kohesi gramatikal pengacuan persona yang terdapat pada terjemahan Al-Quran Surat Al-Kahfi (Surat 18). Relevansi dari kedua penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang kohesi gramatikal. Kedua penelitian ini berusaha memperjelaskan makna yang terkandung dalam teks terjemahan Alquran. Penelitian yang dilakukan oleh Siti ini mengkaji tentang kohesi gramatikal pengacuan personal, sedangkan penelitian ini mengkaji tentang kohesi gramatikal konjungsi koordinatif. Perbedaan antara keduanya sangatlah jelas dalam hal kajian teori. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN Penelitian ini mendiskripsikan tentang bentuk kohesi gramatikal konjungsi koordiantif pada teks terjemahan Alquran surat Saba dan makna yang terkandungi pada terjemahan Alquran surat Saba. Surat Saba adalah surat ke-34 6

dalam Alquran yang terdiri dari 54 ayat. Surat Saba merupakan golongan suratsurat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Luqman. 1. Pengklasifikasian Bentuk Konjungsi Koordinatif pada Teks Terjemahan Alquran Surat Saba a. Bentuk konjungsi dan 1. Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang dilanggit dan apa yang ada di bumi dan bagi-nya (pula) segala puji di akhirat. Dan dialah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui. b. Bentuk konjungsi atau 9. Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada dihadapan dan dibelakang mereka? Jika kami menghendaki, niscaya kami benamkan mereka di bumi atau kami jauhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasan Allah) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-nya). c. Bentuk konjungsi tetapi 28. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagi pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. d. Bentuk konjungsi melainkan 17. Demikian lah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang -orang yang sangat kafir. e. Bentuk konjungsi hanya 7

17. Demikian lah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. f. Bentuk konjungsi bahkan 41. Malaikat- malaikat itu menjawab: Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin1243); Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. g. Bentuk konjungsi kecuali 14. Mana takkala kami telah menetapkan kematian sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tengkoraknya. Maka takala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. h. Bentuk konjungsi lalu 20. Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagiaan orang -orang yang beriman. i. Bentuk konjungsi kemudian 26. Katakanlah: Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah maha Pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui. j. Bentuk konjungsi yaitu 5. Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (mengagalkan azab kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang paling sedih. 8

k. Bentuk konjungsi bahwa 6. Dan orang -orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan dari tuhanmu itu hal yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan tuhan yang maha perkasa lagi maha terpuji. l. Bentuk konjungsi maka 16. Tetapi mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar 1237 ) dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi ( pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr 1238 ). 2. Mendiskripsikan Makna Konjungsi Koordiatif pada Teks Terjemahan Alquran Surat Saba a. Konjungsi yang Menyatakan Penjumlahan 1. Segala puji bagi allah yang memiliki apa yang dilanggit dan apa yang ada di bumi dan bagi-nya (pula) segala puji di akhirat. Dan dialah yang maha bijaksana lagi maha mengetahui. Kata penghubung dan pada ayat 1 digunakan untuk menyatakan penjumlahan. Konjungsi dan pada kalimat pertama menyatakan penjumlahan antara klausa pertama Allah yang memiliki apa yang di langit dan klausa kedua Allah yang memiliki apa yang ada dibumi. Makna ayat diatas menjelaskan Allah memiliki semua yang ada di langgit, bumi dan di ahkirat. Allah juga mengetahui apaun yang terjadi didalamnya. 9

b. Makna Menyatakan Pemilihan. 9. Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada dihadapan dan dibelakang mereka? Jika kami menghendaki, niscaya kami benamkan mereka di bumi atau kami jauhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda (kekuasan Allah) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-nya). Kata penghubung atau pada ayat 9 menyatakan pemilihan. Konjungsi atau menyatakan pemilihan antara klausa pertama niscaya kami benamkan mereka di bumi atau kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Ayat ini menerang pemilihan yang akan diberikan Allah pada orang-orang kafir yang tidak melihat kuasa Allah dihadapan mereka yaitu langit dan bumi. Sesungguhnya jika Allah menghendaki niscaya Allah akan benamkan mereka (orang-orang kafir) atau mengujani mereka denga gumpalan (batu) dari langit. jadi ayat diatas. c. Makna Menyatakan Pertentangan 28. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Kata penghubung tetapi pada ayat 28 menyatakan pertentangan. Konjungsi tetapi menerangkan pertentangan antara klausa pertama kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan tetapi klausa kedua kebanyakan manusia tiada mengetahui. Ayat diatas menjelaskan pertentangan bahwa Nabi Muhammad Saw. yang diutus Allah untuk membawa kabar berita yang gembira dan memberi peringatan kepada 10

seluruh manusia tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui yaitu orangorang kafir. d. Makna Menyatakan Pembetulan 17. Demikian lah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Kata penghubung melainkan pada ayat 17 menyatakan pembetulan. Konjungsi melainkan menerangkan pembetulan antara klausa pertama Dan kami tidak menjatuhkan azab ( yang demikian itu), melainkan klausa kedua dan kami menjatuhkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Ayat diatas menjelaskan pembetulan bahwa Allah menjatuhkan azab yang pedih hanya pada orang-orang yang sangat kafir, orang-orang yang beriman tidak menerima azab seperti yang diberikan pada orang-orang kafir. 17. Demikian lah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang -orang yang sangat kafir Kata penghubung hanya pada ayat 17 menyatakan pembetulan. Konjungsi hanya menerangkan pembetulan antara klausa pertama Dan kami tidak menjatuhkan azab ( yang demikian itu), melainkan hanya klausa kedua kepada orang-orang yang sangat kafir. Ayat diatas menerangkan pembetulan bahwa Allah memberikan azab yang pedih hanya kepada orang-orang yang sangat kafir e. Makna Menyatakan Penegasan 41. Malaikat-malaikat itu menjawab: Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin1243); Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. 11

Kata penghubung bahkan pada ayat 41 menyatakan penegasan. Konjungsi bahkan menerangkan penegasan klausa pertama Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka bahkan klausa kedua mereka telah menyembah jin 1243 ); Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. Ayat diatas menerangkan penegasan dari jawaban malaikat pada klausa pertama yang menjelaskan mereka (orang-orang kafir) tidak beriman pada Allah, ditegaskan lagi pada klausa kedua bahwa mereka menyemabah jin dan beriman pada jin. f. Makna Menyatakan Pembatasan 14. Mana takkala kami telah menetapkan kematian sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tengkoraknya. Maka takala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan Kata penghubung kecuali pada ayat 4 menyatakan pembatas. Konjungsi kecuali menerangkan pembatas antara klausa pertama Kami telah menetapkan kematian sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali klausa kedua rayap yang memakan tengkoraknya. Ayat diatas menerangkan pembatas tidak ada yang menujukkan kematian sulaiman pada mereka ( orang- orang yang dekat dengan sulaiman) kecuali yang mengetahui rayap yang memakan tengkoraknya. 17. Demikian lah kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang -orang yang sangat kafir. Kata penghubung hanya pada ayat 17 menyatakan pembatas. Konjungsi hanya menerangkan pembatas antara klausa petama Dan kami tidak menjatuhkan azab ( yang demikian itu), melainkan hanya klausa kedua 12

kepada orang-orang yang sangat kafir. Ayat ini menerangkan pembatas azab Allah hanya di berikan pada orang-orang yang sangat kafir.. g. Makna Menyatakan Pengurutan 20. Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagiaan orang-orang yang beriman. Kata penghubung lalu pada ayat 20 meyatakan pengurutan. Konjungsi lalu menerangkan pengurutan antara klausa pertama iblis dapat membutikan kebenaran sangkaanya terhadap mereka lalu ( klausa kedua mereka mengikutinya. Ayat diatas menerangkan pengurutan setelah iblis dapat membuktikan kebenaran sangkaanya mereka (orang-orang kafir) mengikuti iblis. Kebenaran yang ditujukan oleh iblis sebenarnya palsu. 26. Katakanlah: Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah maha Pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui. Kata penghubung kemudian pada ayat 6 meyatakan pengurutan. Konjungsi kemudian menerangkan pengurutan antara klaus pertama Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua kemudian klausa kedua dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Ayat ini mengurutkan dari ayat sebelumnya, yaitu Allah tidak akan menayakan apa yang kamu kerjakan di dunia dan tidak ditanya dosa yang kamu lakukan. Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua kemudian memberi keputusan antara kita dengan benar. h. Makna Menyatakan Penyamaan 5. Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang paling sedih. 13

Kata penghubung yaitu pada ayat 5 menyatakan penyamaan. Konjungsi yaitu menerangkan penyamaan anatara klausa pertama mereka memperoleh azab, yaitu klausa kedua azab yang paling sedih. Ayat diatas menerangkan penyaman antara klausa pertama mereka memperaleh azab, dan klausa kedua yaitu azab yang paling sedih kedua klausa tersebut memiliki penyaman azab memiliki persamaan arti hukuman bagi orangorang kafir 6. Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan dari tuhanmu itu hal yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan tuhan yang maha perkasa lagi maha terpuji. Kata penghubung bahwa pada ayat 6 menyatakan penyamaan. Konjungsi bahwa menerangkan penyamaan antara klausa pertama Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa klausa kedua wahyu yang diturunkan dari tuhanmu itu hal yang benar. Ayat diatas menerangkan penyamaan antara klausa pertama dan kedua tentang pendapat para ahli kitap bahwa wahyu yang diturunkan Allah (Alquran) itu hal yang benar dan sebagai petunjuk bagi manusia yang menuju jalan Allah.. i. Makna Menyatakan Penyimpulan 16. Tetapi mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar 1237 ) dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr 1238 ). Kata penghubung maka pada ayat 16 menyatakan penyimpulan. Konjungsi maka menerangkan penyimpulan antara klausa pertama Tetapi mereka berpaling maka klausa dua kami datangkan kepada mereka banjir yang besar 1237 ) artinya ayat diatas menyimpulkan bahwa kaum saba yang 14

ingkar terhadap nikmat Allah, Allah mendatangkan azab kepada mereka banjir yang besar (yang disebabkan runtuhnya bendugan Ma rid) serta menganti kebun milik kaum saba dengan kebun yang ditumbuhi pohonpohon yang berbuah pahit yaitu pohon Atsl (sejenis pohon cemara) dana pohon sidrl ( sejenis pohon bidara). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam bab sebelumnya, diperoleh beberapa hal yang dapat disimpulkan dari analisis ini. Ada dua simpulan dalam penelitian ini. 1. Bentuk konjungsi koordinatif tersebut adalah bentuk konjungsi dan (31), bentuk konjungsi atau (3), bentuk konjungsi tetapi (4), bentuk konjungsi melainkan (4), bentuk konjungsi hanya (1), bentuk konjungsi bahkan (1), bentuk konjungsi kecuali (2), bentuk konjungsi lalu (2), bentuk konjungsi kemudian (2), bentuk konjungsi yaitu (3), bentuk konjungsi bahwa (1), bentuk konjungsi maka (3). 2. Ditemukan 9 makna konjungsi koordinatif. 1) Konjungsi yang menyatakan hubungan penjumlahan (dan). 2) Konjungsi yang menyatakan hubungan pemilihan (atau), 3) Konjungsi yang menyatakan hubungan pertentangan (tetapi). 4) Konjungsi yang menyatakan hubungan pembetulan (melainkan dan hanya). 5) Konjungsi menyatakan hubungan penegasan (bahkan). 6) Konjungsi yang menyatakan hubungan pembatasan (kecuali dan hanya). 7) Konjungsi yang menyatakan hubungan pengurutan (lalu, dan kemudian,). 8) Konjungsi yang menyatakan hubungan pemyamaan (yaitu, dan bahwa). 9) konjungsi menyatakan penyimpulan (maka). Secara garis besar makna yang terkandung pada surat Saba. Menjelaskan amat terpuji Allah dan amat sempurna ilmunya (ayat 1-9). Kepandaian-kepandaian yang diberikan Allah kepada Nabi Daud a.s dan kekuasan yang diberikan kepada Nabi Sulaiman (ayat 10-14). Keingkaran kaum Saba terhadap nimat yang diberikan Allah Swt dan Akibat telah mengingkari nikmat Allah (ayat 15-21). Menjelaskan sembahan-sembahan selain Allah tidak 15

memiliki kekuasan sedikitpun yang berada dalam bumi dan diatas langit (ayat 22-27). Risalah Nabi Muhammad saw adalah universil (ayat 28). Allah memberikan penjelasan mengenai kingkaran-keingkaran orangorang kafir dan keadaan mereka di akhirat. (ayat 29-45). Allah juga menjelaskan peryatan tentang Nabi Muhammad Saw dan tugasnya ( ayat 46-54). DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis: Duta Wacana University Press: Yogyakarta Sumarlam. 2010. Analisis Wacana. Pustaka Cakra: Surakarta. Siti. 2010. Analisis Kohesi Gramatikal Pengacuan Persona pada Terjemahan Alquran Surat Al- Kahfi (Surat 18). Skripsi. Universitas muhammadiyah Surakarta. Tantining, Anik. 2011. Aspek Konjungsi Dalam Cerita Bersambung (cerbung) Baskara Muncar pada Majalah Panjebar Semangat. Jurnal. (http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:25068/q/aspek konjungsi dalam cerita bersambung (cerbung) baskara-muncar/soffset/0/limit/15, diakses pada 15 oktober 2013).. 16