Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id
Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang untuk memperlancar integrasi antara ilmuilmu yang sangat dibutuhkan, yang disinyalir kecondongan ilmu pengetahuan untuk berkembang ke arah spesialisasi yang akhirnya menimbulkan kebuntuan. 2) Filsafat dapat membantu dalam membedakan antara ilmu pengetahuan dan scientisme. 3) Tidak dapat disangkal bahwa hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan lebih erat dalam bidang pengetahuan manusia daripada bidang ilmu pengetahuan alam. 4) Salah satu cabang filsafat yang tumbuh subur sekarang ini adalah apa yang disebut foundational research suatu penelitian kritis tentang metode-metode, pengandaian-pengandaian dan hasil ilmu pengetahuan positif. 5) Peranan filsafat dalam kerja sama interdisipliner pasti tidak dapat dibayangkan sebagai semacam pengetahuan absolut.
Kedudukan filsafat dalam psikologi filsafat merupakan induk yang melahirkan psikologi. Psikologi tidak akan ada dan lahir kalau tidak ada filsafat. Psikologi yang ada hari ini dan berkembang dengan berbagai aliran yang melingkupinya merupakan perkembangan yang dimulai dari pemikiran filosofis mengenai eksistensi manusia. dengan mempelajari filsafat, terutama filsafat manusia, filsafat ilmu logika dan perangkat lainnya, Template akan Modul membuat para psikolog dapat berfikir secara sistematis, logis, radik dan berfikir sesuai dengan perangkat yang benar sesuai dengan kaidah keilmuan dan kebenaran ilmiah
Relevansi Filsafat terhadap Psikologi 1. Filsafat terutama filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang hendak merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah. 2. Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah). Filsafat merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalamdalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dengan penelitiannya. Kesimpulan 3. filsafat tentang kemanusiaan akan pincang dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi
4. Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi. Dalam filsafat, kita juga bisa menemukan refleksi-refleksi yang cukup mendalam tentang konsep jiwa dan perilaku manusia. Refleksi-refleksi semacam itu dapat ditemukan baik di dalam teks-teks kuno filsafat, maupun teks-teks filsafat modern. Dengan mempelajari ini, para psikolog akan semakin memahami akar historis dari ilmu mereka, serta pergulatan-pergulatan yang terjadi di dalamnya. Teksteks kuno tersebut menawarkan sudut pandang dan pemikiran baru yang berguna bagi perkembangan ilmu psikologi. 5. Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan ilmu psikologi, yakni etika. Etika adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi 6. Eksistensialisme: cabang filsafat yang merefleksikan manusia yang selalu bereksistensi di dalam hidupnya. Jadi, manusia dipandang sebagai individu yang terus menjadi, yang berproses mencari makna dan tujuan di dalam hidupnya. Eksistensialisme merefleksikan problem-problem manusia sebagai individu, seperti tentang makna, kecemasan, otentisitas, dan tujuan hidup. Dalam konteks psikologi, eksistensialisme mengental menjadi pendekatan psikologi eksistensial, atau yang banyak dikenal sebagai terapi eksistensial.
Filsafat Manusia; titik tolak menuju psikologi 1. Mempelajari filsafat manusia, maka kita akan dibawa kepada suatu panorama pengetahuan yang luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia. Panorama pengetahuan seperti itu, paling tidak, mempunyai manfaat ganda, yakni manfaat praktis dan teoretis 2. filsafat manusia mampu memberian kepada kita pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya, kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi dibalik teori-teori yang terdapat didalam ilmu-ilmu tentang manusia. 3. mempelajari filsafat manusia adalah mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu. Setelah kita mempelajari filsafat manusia, maka paling tidak kita akan dapatkan sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia, yang tidak habis-habisnya dipertanyakan apa makna dan hakikatnya
Refleksi kefilsafatan; psikologi filsafati dan filsafat psikologi Psikologi pada dasarnya adalah ilmu yang berkembang dan muncul berdasarkan pemikiran filsafat terutama dalam filsafat manusia. Psikologi mencapai puncak kelahiran dan menjadi ilmu yang mandiri ketika munculnya laboratorium yang digagas oleh Wilhem Wundt tahun 1879 di University of Leipzig, Jerman Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dart filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Deseartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofisik (psyehophysieal paral Pengkajian psikologi melalui filsafat akan menghasil beberapa temuan baru yang menarik untuk dijadikan kajian. Setiap orang yang ingin mendalami ada hubungan yang sangat penting antara filsafat dan psikologiellism), John Loeke (1623-1704) dengan teori tabula rasa Pengkajian psikologi melalui filsafat akan menghasil beberapa temuan baru yang menarik untuk dijadikan kajian. Setiap orang yang ingin mendalami ada hubungan yang sangat penting antara filsafat dan psikologi
Psikologi eksistensialis Psikologi fenomenologis sebagaimana namanya menyoroti perilaku manusia dari segi gejala yang ditimbulkannya. Psikologi ini yang lebih dikenal dengan psikologi eksistensial merupakan psikologi yang banyak digunakan para pengamat sastra dalam melakukan pengamatannya.
Fenomenologi ialah suatu metode pemikiran, a way of looking at things, pemakaian suatu kaca mata yang berbeda dengan cara berpikir seorang ahli salah satu ilmu. Seorang fenomenologi hanya bisa mengarahkan mata temannya dengan harapan supaya teman akhirnya juga melihat hal yang dilihat oleh sang fenomenolog sendiri
Tokoh-tokoh ahli-ahli besar di bidang fenomenologi kebanyakan seniman di bidang bahasa. Heidegger selain filsuf yang pandai, juga terkenal sebagai filolog, ahli bahasa. Jean- Paul Sartre tidak hanya menulis buku fenomenologi, tetapi juga novel, sandiwara, dan artikel untuk majalah.
Hugenholtz Menurut Hugenholtz badan kita menciptakan suatu alam (pengalaman) dan suatu dunia (pengamatan).yang dimaksudkan dengan istilah alam ialah lingkungan kita yang tidak sadar, sedangkan istilah dunia ialah lingkungan yang disadari. Dua lingkunga itu dibuat dari dua macam waktu. Waktu alam ialah waktu vital (longitudinal), waktu dunia ialah waktu human (suksesif). Di surga kita menjadi waktu lain lagi yang disebut aeternitas. Manusia ialah sintesis dari tiga macam waktu yaitu vital, animal, dan human. Alam ialah waktu vital (tumbuhan), impian ialah waktu animal(hewan), dan dunia ialah waktu human (manusia).
Metode fenomenologis yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Husserl yang disebut Wesensschau: melihat gejala sebagai esensi,sebagai gejala murni. Hal itu terjadi dalam pelbagai reduksi. Reduksi ialah semacam abstraksi melihat sesuatu dan menutup mata untuk hal lain. Reduksi pertama artinya kita menghadap suatu hal sebagai hal yang menampakkan diri dan kita tidak melihat hal itu sebagi hal yang ada.
Perhatian Psikologi Fenomenologis. Ruang bukan pengamatan atau pembayangan, melainkan syarat yang harus dipenuhi supaya pengamatan atau pembayangan menjadi mungkin. Dimensi dasar eksistensi manusia bukan ruang melainkan waktu. Dalam fenomenologi waktu hampir sama dengan hal mengada. Tiga segi dari sudah, sekarang, dan nanti dipersatukan menjadi satu hal.
KAJIAN SASTRA Novel ini telah dikenal sebagai novel avant garde novel tanpa plot. Peristiwa-peritiwa yang merangkainya terlepas satu sama lain. Peristiwa-peristiwa tersebut lebis bersifat episode-episode yang menggambarkan bagaimana suatu peristiwa terdiri dari peristiwa-peristiwa bawahan yang terlepas begitu saja.
Latar tempat dalam novel ini merupakan tempat-tempat yang biasa ditemukan seharihari, seperti jalan, kuburan, pantai, warung, namun di kota mana tidak diketahui. Demikian juga dengan orang-orang yang berada di dalamnya, orang-orang aneh yang tidak mungkin ditemui dalam kehidupan nyata.
Tokoh kita merupakan tokoh yang menonjol. Tokoh kita berada dalam waktu lalu, kini dan masa depan. Pada masa lalu diceritakan bagaimana dia berprofesi sebagai pelukis yang mujur sehingga kaya dan terkenal. Kemudian menikah dengan wanita yang tidak sengaja dia kenal. Kekayaan dan kemasyhuran telah menjauhkan mereka pada cinta dan mereka kemudian meninggalkan semuanya dan hidup terpencil di pinggir pantai. Kebahagiaan yang dia nikmati bersama istrinya berakhir setelah istrinya meninggal. Kini dia sering menghayal tentang istrinya kemudian mabukmabukan dan menemukan ketenangan setelah menjadi pekerja sebagai pengapur kuburan. Padamasa depan diharapkan dia menjadi opseter dan senantiasa menziarahi kuburan istrinya.
Ruang yang dia miliki adalah ruang yang hening, gelap dan magis adalah ruang pekuburan. Di sana dia menemukan hakikat dunia yang fana. Semua kehidupan dunia akan berakhir di kuburan. Lewat kuburan dapat menemukan ketenangan berpikir.
Adapun pengalaman hidup yang dia alami berwarna-warni dari seorang yang miskin menjadi kaya dan terkenal, menikah dan mabuk-mabukan. Hampir semua sisi kehidupan dia alami. Akhirnya dia menemukan ketenangan berada di sekitar kuburan.