BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y), maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel, yaitu variabel bebas ( gaya kepemimpinan transformasional) dengan variabel terikat ( efektivitas kinerja karyawan). Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (2008) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Gaya kepemimpinan transformasional yang disebut sebagai variabel bebas (X) atau variabel independen 2. Efektivitas kinerja karyawan yang disebut sebagai variabel terikat (Y) atau variabel dependen. 26

27 C. Definisi Operasional 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada kontrak sosial, mempengaruhi dan mengarahkan bawahan dengan menempatkannya sebagai mitra kerja. Penempatan tersebut berarti bahwa bawahan juga memiliki tanggung jawab dan kesempatan yang sama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi. Gaya kepemimpinan transformasional akan diungkap berdasarkan aspekaspek yang dikemukakan oleh Bass (1985) yaitu: 1) Kharismatik (charisma) 2) Perhatian individu (individual consideration) 3) Perangsangan intelektual (intellectual stimulation) 4) Motivasi inspirasional (inspirational motivation) 2. Efektivitas Kinerja Efektivitas kinerja dapat dijelaskan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu yang tepat didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Pelaksanaan suatu program sesuai dengan tujuan yang direncanakan menunjukkan efektivitas program tersebut dapat terlaksana dengan baik. Sebaliknya, ketidaksesuaian pelaksanaan program dengan tujuan yang ditetapkan memperlihatkan program yang dilaksanakan belum efektif.

28 Aspek-aspek efektivitas kinerja karyawan diukur berdasarkan pandangan Daft (1989) sebagai berikut: 1) Keterampilan kerja 2) Peningkatan prestasi kerja 3) Kemampuan untuk berkompetisi 4) Kemampuan untuk beradaptasi 5) Daya tahan terhadap perubahan D. Subjek Penelitian 1. Populasi penelitian Menurut Arikunto (2002) populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Martono (2010), populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau pegawai bagian akademik dan bagian umum pada 8 fakultas yang terdaftar di UIN Suska Riau yang berjumlah 459 pegawai atau karyawan (data tahun 2014) dengan perincian sebagai berikut:

29 Tabel 3.1 Jumlah Karyawan/Pegawai Bagian Akademik No Fakultas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 Tarbiyah dan Keguruan 33 38 71 2 Syariah dan Ilmu Hukum 27 30 57 3 Ushuluddin 22 26 48 4 Dakwah dan Ilmu Komunikasi 28 27 55 5 Sains dan Teknologi 35 31 66 6 Psikologi 21 20 41 7 Ekonomi dan Ilmu Sosial 30 38 68 8 Pertanian dan Peternakan 20 33 53 Total 216 243 459 Sumber Data: Bagian Kepegawaian UIN Suska Riau 2014 Seperti terlihat pada tabel 3.1 bahwa jumlah seluruh karyawan atau pegawai akademik UIN Suska Riau data tahun 2014 adalah 459 terdiri dari 216 laki-laki dan terdiri dari 243 perempuan. 2. Sampel penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2010). Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan tolak ukur yang dikemukakan oleh Arikunto (2002), bahwa untuk sekedar ancer - ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

30 Berdasarkan pendapat di atas maka sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 21% dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang. Menurut Arikunto (2002) Apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila populasi besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih, pada penelitian ini jumlah sampel yaitu sebanyak 21 %. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Martono, 2012). Unsur-unsur tersebut adalah: a. Karyawan fakultas bagian akademik UIN Suska Riau b. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi per-fakultas yaitu: Tabel 3.2 Jumlah Sampel Uji Coba Try Out Fakultas Jenis Kelamin Populasi Jumlah Sampel (30%) L P Psikologi 9 10 19 19/150x50 = 7 orang Ekonomi dan Sosial 17 27 38 38/150x50 = 13 orang Syariah dan Hukum 19 24 43 43/150x50 = 14 orang Tarbiyah dan Keguruan 21 29 50 50/150x50 = 16 orang Total 150 50 orang

31 Berdasarkan tabel di atas maka sampel dalam uji coba Try out ini ditetapkan sebesar 21% dari jumlah populasi karyawan bagian akademik UIN Suska Riau. Dengan demikian sampel uji coba Try out sebanyak 50 orang. Tabel 3.3 Jumlah Sampel Penelitian Fakultas Jenis Kelamin Populasi Jumlah Sampel (30%) L P Sains dan Teknologi 21 24 45 45/150x100 = 30 orang Dakwah dan Ilmu Komunikasi 17 20 37 37/150x100 = 24 orang Ushuluddin 11 18 29 29/150x100 = 20 orang Pertanian dan Peternakan 18 21 39 39/150x100 = 26 orang Total 150 100 orang Sementara itu pada tabel di atas peneliti juga menetapkan sampel untuk penelitian sebesar 30%, dengan demikian jumlah sampel sebanyak 100 orang dari jumlah populasi. E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan skala, mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap dalam bentuk aitem-aitem pernyataan, Azwar (2010). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala gaya kepemimpinan transformasional dan skala efektivitas kinerja.

32 1. Alat Ukur a. Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional Untuk mengungkap hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap efektivitas kinerja karyawan maka skala gaya kepemimpinan transformasional disusun berdasarkan aspek-aspek gaya kepemimpinan transformasional yang diungkapkan oleh oleh Bass (1985), yang meliputi Kharismatik, Perhatian individu, Perangsangan intelektual dan Motivasi inspirasional. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan pemberian skala kepada sampel penelitian. Skala tersebut kemudian diberi skor berdasarkan model skala likert yang telah dimodifikasi dari Humairah (2005) dengan menambahkan alternatif jawaban dari 2 respon jawaban menjadi 4 respon jawaban. Skoring dilakukan dengan cara membeda-bedakan aitem menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aitem favorable dan kelompok aitem unfavorable. Cara pemberian nilai alternatif jawaban pada aitem, besarnya berkisar antara 1 sampai dengan 4 dengan susunan sebagai berikut: Tabel 3.4 Sistem Penilaian Skala Gaya Kepemimpinan Tranformasional Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 Setuju (S) 3 Setuju (S) 2 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4

33 Skor jawaban tertinggi pada skala ditemukan pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala. Selanjutnya peneliti menyusun blue print skala yang berisi indikatorindikator gaya kepemimpinan tranformasional yang kemudian dibuat menjadi aitem. Blue print skala ini sebanyak 28 aitem yang terdiri dari 14 aitem yang favorable dan 14 aitem yang unfavorable. Blue print untuk skala gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Blue Print Skala Gaya Kepemimpinan Transformasional untuk Uji Coba (Try Out) No. Aspek-Aspek Indikator Aitem Jumlah 1 Kharismatik (charisma) 2 Perhatian individu (individual consideration) 3 Perangsangan intelektual (inspirational motivation) 4 Motivasi inspirasional. Mempengaruhi dan memotivasi serta menimbulkan emosi yang kuat pada karyawan. Kemampuan pemimpin memberikan dukungan. Kemampuan pemimpin meningkatkan kesadaran. Kemampuan pemimpin memberikan penjelasan mengenai gagasan. F UF 2,14,18,19 20,23,25 7 8,10,12 13,16,24.28 7 3,6,7,9 11,17,21 7 1,4,5 15,22,26,27 7 Jumlah 14 14 28

34 b. Skala Efektivitas Kinerja Skala efektivitas kinerja digunakan untuk mengukur kemampuan karyawan untuk mencapai hasil kerja maksimal sesuai dengan tujuan dan sasaran kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan pandangan Daft (1989) aspekaspek efektivitas kinerja adalah: 1. Keterampilan kerja, dengan indikator: Kemampuan karyawan yang dapat mendukung pelaksanaan kerjanya. 2. Peningkatan prestasi kerja, dengan indikator: Kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas secara tepat. 3. Kemampuan berkompetisi, dengan indikator: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan kesanggupan menjalankan tugas dengan baik. 4. Kemampuan beradaptasi, dengan indikator: Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan pekerjaannya. 5. Daya tahan terhadap perubahan, dengan indikator: Kemampuan karyawan secara fisik dalam menjalankan pekerjaannya yang senantiasa mengalami perubahan setiap harinya. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan pemberian skala kepada sampel penelitian. Skala tersebut kemudian diberi skor berdasarkan model skala likert yang telah dimodifikasi dari Humairah (2005) dengan menambahkan alternatif jawaban dari 2 respon jawaban menjadi 4 respon jawaban.

35 Skoring dilakukan dengan cara membeda-bedakan aitem menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aitem favorable dan kelompok aitem unfavorable. Cara pemberian nilai alternatif jawaban pada aitem, besarnya berkisar antara 1 sampai dengan 4 dengan susunan sebagai berikut: Tabel 3.6 Sistem Penilaian Skala Efektifitas Kinerja Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 Setuju (S) 3 Setuju (S) 2 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Skor jawaban tertinggi pada skala ditemukan pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala. Selanjutnya peneliti menyusun blue print skala yang berisi indikatorindikator gaya kepemimpinan transformasional yang kemudian dibuat menjadi aitem. Blue print skala ini sebanyak 27 aitem yang terdiri dari 15 aitem yang favorable dan 12 aitem yang unfavorable. Blue print untuk skala gaya kepemimpinan tranformasional dapat dilihat pada tabel berikut:

36 Tabel 3.7 Blue Print Skala Efektivitas Kinerja untuk Uji Coba (Try Out) No. Aspek- Indikator Aitem Jumlah Aspek F UF 1 Ketrampilan kerja Kemampuan karyawan yang dapat mendukung 1,4,9, 17, 3,5,15, 23,27 11 2 Peningkatan prestasi kerja 3 Kemampuan berkompetisi 4 Kemampuan beradaptasi 5 Daya tahan terhadap perubahan pelaksanaan kerjanya. Kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas secara tepat. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan kesanggupan menjalankan tugas. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan pekerjaannya. Kemampuan karyawan secara fisik dalam menjalankan pekerjaannya yang senantiasa mengalami perubahan. 21,24 6,16 10 3 12 14 2 2,18, 26 7,8,13, 20,22,2 5 6 11,19 5 Jumlah 15 12 27 F. Uji Coba Alat Ukur Sebelum alat ukur ini digunakan dalam penelitian, maka alat ukur yang akan digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu dengan melakukan uji coba (try out). Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) guna mendapatkan aitem -aitem yang layak sebagai alat ukur.

37 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument instrument pengukur (tes) dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azw ar, 2009). Untuk mengetahui apakah skala yang dibuat sesuai dengan tujuan pengukuran perlu dilakukan uji validitas, dan uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2009). Pendapat professional dalam mengkaji validitas isi skala penelitian ini adalah pembimbing skripsi dan narasumber. 2. Uji Daya Beda Aitem Salah satu cara yang sederhana untuk melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah memeriksa apakah masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diungkapkan. Analisis rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis skala tersebut. Langkah selanjutnya setelah melakukan pengujian validitas isi adalah melakukan validitas konstrak, yaitu dengan cara melakukan uji daya beda aitem. Daya beda aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang

38 diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 2010). Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur dianalisis dengan cara menggunakan korelasi Product Moment Pearson (dalam Azwar, 2010) dengan bantuan program SPSS 16.0 For Windows, dengan cara menghubungkan skor tiap butir dengan skor totalnya. Adapun rumus dari Product Moment Pearson adalah sebagai berikut: N. XY ( X )( Y ) r xy= 2 2 2 2 [ N. X ( X ) ][ N. Y ( Y ) ] Keterangan: r xy N X Y X 2 Y 2 xy : Koefisien korelasi skor aitem dan total aitem : Jumlah subjek penelitian : Skor butir tiap aitem : Skor total aitem setiap subjek : Jumlah kuadrat skor setiap aitem : Jumlah kuadrat skor total aitem : Jumlah hasil perkalian skor tiap aitem. Menurut Azwar (2010 ), apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari pada 0,30 dan jumlahnya melebihi aitem yang direncakan untuk dijadikan skala, maka peneliti dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi yang tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan

39 sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Untuk skala gaya kepemimpinan tranformasional, peneliti menggunakan batasan 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala gaya kepemimpinan transformasional, maka dari 28 aitem diperoleh 19 aitem yang valid dan 9 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem totalnya berkisar 0,281-0,536. Rincian yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.8 Skala Gaya Kepemimpinan Tranformasional Hasil Try Out No. Aspek-Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur 1 Kharismatik (charisma) 2 Perhatian individu (individual consideration) 3 Perangsangan intelektual (intellectual stimulation) 4 Motivasi inspirasional. (inviration motivational) Mempengaruhi dan memotivasi serta menimbulkan emosi yang kuat pada karyawan. Kemampuan pemimpin memberikan dukungan Kemampuan pemimpin meningkatkan kesadaran, menumbuhkan kreativitas kemampuan pemimpin memberikan penjelasan mengenai gagasan. F UF F UF 2,1 4, 18, 19 20, 23, 25 10, 13, 16, 24 3,6,7 1,4,5 Jumlah Aitem untuk penelitian - - 7 8, 12 17 9 11, 21 26-15, 22, 27 28 4 Jumlah 19 4 4

40 Setelah diperoleh aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor pada aitem sebelumnya. Maka dibuat blue print untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang valid saja. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.9 Blue Print Skala Gaya Kepemimpinan Tranformasional untuk Penelitian No. Aspek-Aspek Indikator Aitem Jumlah 1 Kharismatik (Charisma) 2 Perhatian individu (individual consideration) 3 Perangsangan intelektual (intellectual stimulation) 4 Motivasi inspirasional. (ins) Mempengaruhi dan memotivasi serta menimbulkan emosi yang kuat pada karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Kemampuan pemimpin memberikan dukungan, membesarkan hati, dan memberikan petunjuk dan pelatihan kerja. Kemampuan pemimpin meningkatkan kesadaran, menumbuhkan kreativitas dalam berpikir. Kemampuan pemimpin memberikan penjelasan mengenai gagasan. F 2,14, 18 10 8,13,1 6 UF 7,9,11 6 4 3,6 17 3 1,4,5 12,15, 19 Jumlah 9 10 19 6 Sementara itu untuk skala efektivitas kinerja, peneliti juga menggunakan batasan 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala efektivitas kinerja, maka dari 27 aitem diperoleh 20 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem totalnya berkisar antara 0,315 0,665. Rincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

41 Tabel 3.10 Skala Efektivitas Kinerja Hasil Try Out No Aspek-Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur F UF F UF 1 Keterampilan kerja 2 Peningkatan prestasi kerja 3 Kemampuan berkompetisi 4 Kemampuan beradaptasi 5 Daya tahan terhadap perubahan Kemampuan karyawan yang dapat mendukung pelaksanaan kerjanya. Kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas secara tepat. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan kesanggupan menjalankan tugas dengan baik. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan pekerjaannya. Kemampuan karyawan secara fisik dalam menjalankan pekerjaannya. 1,4,17,21,24 6, 16 3,5,23,27 Jumlah Aitem untuk penelitian 9 15 9 - - 10 2-14 12-1 2, 18, 26 20, 25-22 5 7,8 19 13 11 3 Jumlah 20 Setelah diperoleh aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor pada aitem sebelumnya. Maka dibuat blue print untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang valid saja. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

42 Tabel 3.11 Blue Print Skala Efektivitas Kinerja untuk Penelitian No. Aspek-Aspek Indikator Aitem Jumlah 1 Ketrampilan kerja 2 Peningkatan prestasi kerja 3 Kemampuan berkompetisi 4 Kemampuan beradaptasi 5 Daya tahan terhadap perubahan Kemampuan karyawan yang dapat mendukung pelaksanaan kerjanya. Kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas secara tepat. Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan kesanggupan menjalankan tugas dengan baik. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan pekerjaannya. Kemampuan karyawan secara fisik dalam menjalankan pekerjaannya yang senantiasa mengalami perubahan setiap harinya. F 1,4,9, 11,17 UF 3,5,10, 15 9 6,16-2 - 14 1 2,13, 18 12,20 5 7,8 19 3 Jumlah 12 8 20 3. Uji Reliabilitas Konsep reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reliabel. Reliabilitas suatu alat dapat diketahui jika alat tersebut mampu menunjukkan sejauh mana pengukurannya dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada objek yang sama (Azwar, 2010).

43 Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach, dan dalam perhitungannya dengan menggunakan rumus program SPSS 16.0 for windows (dalam Azwar, 2010). Adapun rumus Alpha Cronbach tersebut adalah: = { } Keterangan: α : Koefisien reliabilitas Alpha S1 2 dan S2 2 : Varians skor belahan 1 dan belahan 2 Sx : Varians skor skala Tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien korelasi antara hasil ukur dari dua alat yang paralel berarti konsistensi antara keduanya semakin baik. Biasanya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1,00, jika koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 maka semakin rendah tingkat reliabilitas. (Azwar, 2010). G. Analisis Data Untuk menganalisa hasil pengukuran tentang pengukuran hubungan antara gaya kepemimpinan tranformasional dengan efektivitas kinerja digunakan teknik product moment. Karena teknik yang dikumpulkan by Pearson ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel (Arikunto,

44 2006). Jadi, teknik korelasi product moment ini dianggap lebih cocok dari teknik korelasi lain dalam meganalisa data hasil penelitian ini. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: r xy N X Y X 2 Y 2 XY = Koefisien korelasi skor aitem dan total aitem = Jumlah subjek = Jumlah skor aitem = Jumlah skor total = Jumlah perkalian skor aitem = Jumlah perkalian skor total = Jumlah hasil perkalian skor tiap aitem dan skor total aitem. Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang dilaksanakan pada Mei 2015. Rincian jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini: H. Lokasi Dan Jadwal Penelitian Tabel 3.12 Jadwal Penelitian No Keterangan Tanggal 1 Pengajuan Sinopsis September 2013 2 Seminar Proposal 06 Mei 2015 3 Uji coba Instrumen Penelitian Mei 2015 4 Pelaksanaan Penelitian Mei 2015 5 Seminar Hasil Penelitian 08 Juni 2015 6 Ujian Munaqasah 25 Juni 2015