HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

PERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT CARA MANUAL PADA PEMBERIAN ANTIKOAGULAN EDTA KONVENSIONAL (PIPET MIKRO) DENGAN EDTA VACUTAINER

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Medical Laboratory Technology Journal

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA

Pemeriksaan Jumlah Trombosit pada Penderita Thalasemia-β Mayor yang telah di Splenektomi Lebih Dari Tiga Bulan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

DAFTAR PUSTAKA : Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan ke 15, Jakarta:Dian Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

Perbedaan Jumlah dan Morfologi Neutrofil pada Penggunaan EDTA Konvensional dan EDTA Vacutainer ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Na, K, Cl antara Penampungan Spesimen Menggunakan Tabung Kaca dan Tabung Pemisah Serum

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE MODIFIKASI WESTERGREN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 45 0 TERHADAP METODE RUJUKAN ICSH 1993

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

BAB V PEMBAHASAN. yang telah memenuhi jumlah minimal sampel sebanyak Derajat klinis dibagi menjadi 4 kategori.

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN MENGGUNAKAN KAMAR HITUNG, HAPUSAN DARAH TEPI DAN HEMATOLOGY ANALYZER.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

Hanjrah Fatmawati,Rano Indradi Sudra,Nurifa atul M.A APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB IV PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Comparison of Routine Hematology Results Based on Local Laboratory Reference Value and Sysmex KX-21 Reference Value in Hasan Sadikin Hospital Bandung

ABSTRAK. Penny Setyawati Martioso, dr., Sp.PK., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

ABSTRAK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN URINE PADA SUHU KAMAR TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

ABSTRAK. Fransisca Nathalia, Pembimbing Utama: dr.adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

Transkripsi:

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT Oleh Victoria Ire Tominik,M.Kes Dosen DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Email : tominikvictoriaire@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Penegakkan diagnosa suatu penyakit dilakukan dengan berbagai tahapan yang salah satunya adalah pemeriksaan laborataorium sehingga hal ini mengharuskan bahwa hasilnya adalah akurat, tepat dan dapat dipercaya. Pemeriksaan jumlah leukosit merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan darah dengan tujuan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan diagnosis keadaan Leukimia. Volume darah kurang dari jumlah antikoagulan akan menyebabkan leukosit mengkerut dan volume darah berlebih dapat menyebabkan darah membeku. Kenyataan dilapangan volume darah yang masuk dalam tabung K 2 EDTA tidak sesuai standar cenderung kurang dari yang seharusnya. Metode: Penelitian ini bersifat pre eksperimen dengan static group comparison design menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian berjumlah 34 orang warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang yang berumur 40-50 tahun. Setiap subjek penelitian dilakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml, kemudian darah tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 (0,5 ml darah dalam tabung K 2 EDTA 2 ml) dan kelompok 2 (2 ml darah dalam tabung K 2 EDTA 2 ml). Sampel darah kemudian diperiksa menggunakan alat Sysmex XS-800i dan dianalisis dengan uji korelasi kendall s tau_b Hasil: Hasil median dan minimum-maksimum pemeriksaan jumlah leukosit antara volume darah 0,5 ml dan 2 ml dengan K 2 EDTA mempunyai terjadi penurunan sebesar 25% - 33%. Hasil pengujian statistik uji korelasi Kendall s tau_b diperoleh p=0,001 (p<0,005) dengan koefisien korelasi sebesar 0,897 Kesimpulan: Adanya korelasi sangat kuat antara K 2 EDTA dengan jumlah leukosit. Kata kunci : volume darah, K 2 EDTA, leukosit 1

PENDAHULUAN Pemeriksaan laborataorium merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis. Menurut PerMenKes No 411/Menkes/Per/III/2010, hasil pemeriksaan laboratorium harus akurat, tepat dan dapat dipercaya. Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan dalam laboratorium. Pemeriksaan darah yang sering dilakukan meliputi pemeriksaan eritrosit, leukosit dan trombosit. Pemeriksaan jumlah leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan diagnosis keadaan Leukimia. Nilai Normal : 4,80-10,8 (10 3 /µl). Antikoagulan merupakan zat yang digunakan untuk menghambat darah dari proses pembekuan. Antikoagulan Ethylene diaminetetraacetic acid (EDTA) merupakan antikoagulan yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) untuk pemeriksaan hematologi (WHO, 2002). Ada beberapa jenis EDTA namun jenis EDTA yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), International Council for Standardization in Hematology (ICSH) dan Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) untuk pemeriksaan hematologi adalah tabung vacutainer adalah K 2 EDTA (WHO, 2002; Patel, 2009). Konsentrasi K 2 EDTA yang direkomendasi oleh BD vacuitaner company yaitu 1,8 mg/ml (Becton Dickinson, 2014). Dalam proses melakukan penampungan darah maka volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung harus sesuai dengan volume yang tertera pada tabung vacutainer tersebut. Apabila volume darah kurang atau berlebih dari volume yang ditunjukkan pada batas tabung vacutainer maka hal tersebut berpotensi mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan namun kenyataan di lapangan karena kondisi kondisi tertentu sering darah yang didapat tidak mencukupi sehingga volume darah tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya. Efek yang akan terjadi bila volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung vacutainer kurang dari jumlah antikoagulan yang terdapat didalam tabung vacutainer tersebut hal ini akan mengakibatkan terjadi hipertonisitas terhadap darah. Hipertonisitas yang tinggi akan menyebabkan cairan yang terdapat dalam sel akan keluar untuk mempertahankan tekanan osmotik. Akibat cairan yang keluar menyebabkan sel darah mengalami pengerutan (krenasi) dan terjadi hemodilusi yang mengakibatkan konsentrasi cairan plasma lebih tinggi dibandingkan konsentrasi sel darah sehingga kadar leukosit mengalami penurunan (Novel et al, 2012). Apabila volume darah berlebih dibandingkan dengan jumlah antikoagulan dalam tabung dapat menyebabkan darah mengalami koagulasi (membeku) karena darah 2

tidak seluruhnya dihambat dari faktor pembekuan (Patel, 2009; Becton Dickinson, 2011; Riswanto, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dian Fitriani (2013) di Semarang tentang Perbedaan variasi vacutainer K 3 EDTA terhadap jumlah trtrombosit. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan variasi volume darah pada tabung vacutainer K 3 EDTA terhadap jumlah trombosit. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan K 2 EDTA dengan jumlah leukosit dalam darah dengan pada warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui hubungan K 2 EDTA dengan jumlah leukosit pada warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang Tahun 2016. SUBJEK DAN METODE Penelitian ini telah dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 27 Februari 2016, dengan subjek penelitian warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang. Subjek dipilih berdasarkan kriteria inklusi dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Dari 35 orang jumlah populasi yang yang terpilih, terpilih 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ada 1 orang yang tidak terpilih dikarenakan sedang sakit. Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 15 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Pada penelitian ini, antikoagulan yang digunakan adalah tabung vacutainer K 2 EDTA volume 2 cc. Metode pemeriksaan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode automatic menggunakan alat Sysmex XS-800i. Metode automatic sering digunakan karena lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan metode manual menggunakan bilik hitung improved neubauer yang membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memeriksa sampel. Metode penelitian ini bersifat pre eksperimen dengan static group comparison design menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan volume darah 0,5 ml dan 2 ml dalam tabung K 2 EDTA dengan jumlah leukosit. Data disajikan dalam bentuk tabel dan histogram. Data dianalisis dengan komputer dengan program statistic for windows versi 16.0 yang selanjutnya dilakukan uji normalitas Uji normalitas yang dilakukan adalah Shapiro - Wilk dan diperoleh hasil pada kelompok 0,5 ml sebesar 0,14 dan kelompok 2 ml sebesar 0,16 yang artinya data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji korelasi menggunakan uji Kendall s tau_b. HASIL PENELITIAN Jumlah subyek penelitian sebanyak 34 orang yang terdiri dari laki - laki sebanyak 15 orang (44,1%) dan perempuan sebanyak 19 orang (55,9%). Hasil pemeriksaan jumlah leukosit didapatkan darah K 2 EDTA 0,5 ml mempunyai ukuran 3

pemusatan median sebesar 6,9850 dengan ukuran penyebaran nilai minimum sebesar 5,23 dan nilai maksimum sebesar 10,59. Jumlah leukosit didapatkan dalam darah K 2 EDTA 2 ml mempunyai ukuran pemusatan median sebesar 7,0150 dengan ukuran penyebaran nilai minimum sebesar 5,48 dan nilai maksimum sebesar 10,92. Hasil uji statistis menggunakan Kendall s tau_b diperoleh hasil nilai probabilitas (sig) hitung 0,001 < dari PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan leukosit didapatkan terjadi penurunan sebanyak 25% - 33% antara jumlah leukosit dengan darah K 2 EDTA 0,5 ml dan 2 ml Menurut Novel et al (2012) dan Wirawan R (2004) Jumlah sel darah (leukosit) mengalami penurunan hal ini disebabkan oleh adanya hemodilusi yaitu terjadinya perpindahan cairan dari dalam sel keluar dari sel tersebut untuk mempertahankan tekanan osmotik sehingga konsentrasi cairan plasma lebih tinggi dibandingkan konsentrasi sel (lebih encer). Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan volume darah 2 ml dan 0,5 ml dengan jumlah leukosit dimana p = 0,001 (p < 0,005). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fasakin KA et al (2014) di Nigeria dengan jumlah sampel 15 orang pasien retroviral. Sampel diperiksa menggunakan alat Sysmex KX-21N. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah eritrosit pada volume 1 ml dan 4 ml dalam tabung K 2 EDTA volume 4 ml. 0,005 yang artinya bahwa ada hubungan antara volume darah dengan jumlah leukosit. Berdasarkan uji koefisien korelasi dengan tujuan untuk melihat tingkat kekuatan hubungan antara volume darah dalam tabung K 2 EDTA dengan jumlah leukosit. Hasil yang diperoleh sebesar 0,897 yang artinya ada hubungan yang sangat kuat antara K 2 EDTA dengan jumlah leukosit. SIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tdanya hubungan volume darah 2cc dan 0,5 cc dengan jumlah leukosit sehingga menyebabkan hasil pemeriksaan leukosit mengalami penurunan. SARAN Untuk petugas laboratorium, sebaiknya pada proses penampungan darah dalam tabung vacutainer K 2 EDTA, volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung harus sesuai dengan volume yang tertera pada tabung vacutainer K 2 EDTA sehingga hasil pemeriksaan yang diperoleh tepat, akurat dan dapat dipercaya. DAFTAR PUSTAKA Becton Dickinson (2011). What is the acceptable minimum draw volume for BD Vacutainer Tubes?. TechTalk; Vol. 10 No 2. Author: Lena Arzoumanian. Becton Dickinson (2014). BD Vacutainer Plastic K 2 EDTA Tubes. http://www.krackeler.com/catal og/product/2752/bd- 4

Vacutainer-Plastic-K2EDTA- Tubes. Diakses tanggal 26 November 2015. Fitriani, Dian (2013). Perbedaan variasi volume darah dalam tabung vacutainer K 3 EDTA terhadap jumlah trombosit. UNIMUS. Hoffbrand AV, Moss PAH (2013). Kapita Selekta Hematologi Edisi 6. Jakarta: EGC. KA Fasakin, CT Omisakin, AJ Esan, OD Ajayi (2014). Lower Sample Volumes Collected Into Spray Dried K 2 EDTA Vacuitaner Bottles Are Suitable For Automated Complete Blood Count Analysis Including Differential Leukocyte Count. Department of Hematology. Nigeria. Novel S, Apriyani R, Setiadi H, Safitri R (2012). Biomedik. Jakarta: Trans Info Media, pp : 164-169. investigations. WHO/DIL/LAB/99.1 Rev.2. Wians FH (2009). Clinical Laboratory Tests: Which, Why, and What Do The Results Mean?. LabMedicine;Vol 40 No 2. Wintrobe MM (2014). Wintrobe s clinical hematology, ed 13th. Editor: Richard L et al. London-Philadelphia: Lea & Febiger. pp : 1-4; 83-121. Wirawan R (2004). Kualitas Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Dalam Era Globalisasi. Dalam : Pemantapan Kualitas Hematologi Sebagai Model, Pidato Pada Upacara Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Ilmu Patologi Klinik Pada Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Patel N (2009). Why is EDTA the anticoagulant of choice for hematology use?. TechTalk; Vol. 7 No 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. Riswanto (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. WHO (2002). Use of anticoagulants in diagnostic laboratory 5