1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis merupakan tantangan bagi setiap perusahaan dalam memperlihatkan kemampuannya menjadi unggul di bidangnya. Persaingan bisnis semakin kompetitif, berbagai cara dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Persaingan sekarang menuntut produk bermutu, pengiriman tepat waktu, layanan cepat, purna jual memuaskan, harga bersaing, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara sistematis. Perubahan selalu terjadi, kecepatan perubahan tersebut harus diimbangi dengan kesiapan manusia, sistem manajemen, kepemimpinan serta informasi yang cepat. Salah satu faktor keberhasilan Cina menjadi pusat produksi dunia adalah karena faktor mentalitas dan motivasi kerja yang luar biasa sehingga mereka mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Mereka bekerja bukan diukur oleh jam kerja melainkan oleh output yang harus mereka hasilkan. Persaingan dalam dunia bisnis kabel listrik di Indonesia juga sangat ketat. Banyak industri kabel di Indonesia yang telah berdiri, dari industri kecil sampai industri besar. Kabel merupakan produk yang banyak digunakan manusia dalam penggunaan listrik, dimana kebutuhan listrik di Indonesia terus mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan kebutuhan listrik tersebut, maka permintaan berbagai jenis kabel terus 1
2 meningkat. Perkiraan pertumbuhan listrik tahun 2011-2020, dalam RUPTL yang diluncurkan PLN, diasumsikan kebutuhan Jawa-Bali akan tumbuh 7,8 % /tahun; untuk Indonesia bagian Barat 10,2 % /tahun dan untuk Indonesia bagian Timur akan tumbuh 10,8 % /tahun. Kebutuhan listrik Indonesia akan tumbuh rata-rata 8,46 % /tahun. Kebutuhan kabel di dalam negri mengalami tren peningkatan sekitar 20 % setiap tahun. (Sumber: www.suaramerdeka.com) Dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut perusahaan harus memanfaatkan sumber daya (resources) semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi. Suatu tujuan organisasi tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya sumber daya (resources). Salah satu faktor yang yang tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah faktor sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi sebuah perusahaan untuk menjalankan roda perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut pendapat Sosiolog David McClelland, perbandingan jumlah ideal pengusaha suatu negara mencapai minimal 2 % dari jumlah penduduk. Menurut data dari Deputi Bidang Pengembangan SDM Komenkop dan UKM, Agus Muharram, bahwa per Januari 2012 jumlah pengusaha Indonesia mencapai 3,75 juta orang atau setara dengan 1,56 % dari jumlah penduduk Indonesia. Jika dilihat dari Negara-negara maju, Amerika Serikat memiliki lebih dari 12 % pengusaha dari total penduduknya, Singapura 7 %, Cina dan Jepang sekitar 10 %, serta Malaysia sekitar 5 % dari jumlah total penduduknya. (Sumber: Bisnis.com). Entrepreneurship tercipta karena adanya entrepreneur. Seorang entrepreneur diharuskan menghadapi resiko dan peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif. Setiap
3 entrepreneur pada dasarnya memiliki perilaku dan gaya kepemimpinan yang berbedabeda dalam mengelola perusahaannya serta mengarahkan karyawannya. Seorang entrepreneur yang baik, harus bisa menjadi seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi para karyawan untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga karyawan dapat menunculkan ide-ide dan kinerja terbaik. Seorang pemimpin juga harus dapat melakukan pendekatan yang efektif bagi para bawahannya agar karyawan dapat merasa dihargai dan secara tidak langsung mereka akan dapat memberikan kontribusi penuh terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu peran Entrepreneurial Leadership sangatlah penting untuk diterapkan dalam suatu kewirausahaan, karena hal itu merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam perusahaan. Menurut Betti Alisjahbana (2010), di era perubahan yang cepat para manajer dan pemimpin dituntut untuk lebih entrepreneurial. Kepemimpinan adalah kekuatan utama yang dubutuhkan untuk melakukan perubahan yang berhasil. Pemimpin harus memberdayakan karyawannya untuk merealisasikan visi. Menurut hasil survey mengenai kepuasan karyawan yang bertajuk Global Workforce Study (GWS) 2012 yang dilakukan oleh Towers Watson, hampir dua per pertiga karyawan di Indonesia tidak memiliki hubungan yang kuat pada perusahaan. Lebih mengkhawatirkan lagi adalah sekitar 38 % dari karyawan yang tidak memiliki keterkaitan cenderung akan meninggalkan pekerjaan mereka dalam 2 tahun (Sumber: http://www.portalhr.com). Setiap pemimpin mempunyai cara yang berbeda dalam memberdayakan karyawannya. Pemberian motivasi merupakan salah satu cara paling umum yang dilakukan hampir semua pemimpin di Indonesia untuk memberdayakan karyawan mereka demi memperkuat hubungan karyawan dengan perusahaan sehingga
4 karyawan dapat menghasilkan kinerja yang optimal kepada perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keberhasilan seorang entrepreneur dalam mengerakan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaannya adalah dalam memberikan motivasi. Dalam memberikan motivasi tersebut pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat karena dari gaya kepemimpinan tersebut akan menciptakan semangat kerja untuk karyawannya dan hubungan yang kuat antara karyawan dengan perusahaan. PT Tiga Putra Adhi Mandiri merupakan salah satu perusahaan distribusi kabel di Jakarta yang lebih fokus menjual kabel tembaga (copper). Perusahaan ini sudah berdiri selama hampir 17 tahun lamanya. Keikutsertaan pemimpin dalam mengarahkan, memantau sekaligus membantu tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan memecahkan masalah merupakan beberapa cara yang dilakukan pemimpin untuk memotivasi karyawannya. Permasalahannya adalah sikap pemimpin PT Tiga Putra Adhi Mandiri yang tegas dan arogan untuk membentuk tanggung jawab kerja pada semua karyawannya. Dengan begitu pemimpin dapat membuat para pekerja dapat bertanggung jawab dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. Pemberian sanksi yang tegas akan diberikan pemimpin apabila terjadi kesalahan yang cukup fatal, seperti kesalahan pengerjaan pemotongan kabel, kehilangan barang, dan lain-lain. Ketegasan dan kearoganan pemimpin PT Tiga Putra Adhi Mandiri terkadang membuat karyawan tidak merasa betah dalam bekerja sehingga berpengaruh pada penurunan kinerja mereka. Tingginya tingkat absensi, dan jumlah karyawan yang mengundurkan diri meningkat. merupakan salah satu penyebab menurunnya kinerja karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri. Dari data yang diterima perusahaan dari tahun 2010-2011 terjadi peningkatan
5 jumlah absesnsi yaitu sebanyak 43 kali pada tahun 2010, meningkat menjadi 67 kali pada tahun 2011. Selain itu, peningkatan karyawan yang mengundurkan diri yaitu sebanyak 6 orang pada tahun 2010, meningkat menjadi 14 orang pada tahun 2011. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan pada PT Tiga Putra Adhi Mandiri, maka peneliti ingin melakukan penelitian pada PT Tiga Putra Adhi Mandiri dengan judul, ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri.
6 2. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri. 3. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh Entrepreneurial Leadership dan Motivasi kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Tiga Putra Adhi Mandiri. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Bagi Perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam mengevaluasi kepemimpinan dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek SDM secara lebih baik. 2. Manfaat Bagi Penulis - Sebagai pengalaman dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam melakukan riset. - Menambah pengetahuan mengenai pengaruh Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. 3. Manfaat Bagi Pihak Lain - Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. - Memberikan informasi mengenai pengaruh Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
7 1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Brahmasari, Ida Ayu (2008) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi banyak orang melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif berupa kekuatan dinamis yang dapat mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan kedua belah pihak sesuai dengan jabatan yang dimiliki. 1.5.2 Choirul Bashor (2007) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hasil regresi secara sederhana menunjukkan besarnya R square adalah 0,303 (30,3%), F = 66,509 dengan signifikasi p < 0,000, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen (kinerja karyawan) dengan prediktornya (variabel independen), yaitu motivasi kerja karyawan. Variasi perubahan kinerja karyawan hanya mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 30,3%. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan p = 0,000 (p < 0,05) dengan kinerja karyawan. Pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien regresi adalah positif, artinya
8 motivasi kerja karyawan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini adalah termotivasinya karyawan dalam bekerja akan mempengaruhi kinerjanya. 1.5.3 Maulana, Rino Fajar (2007) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif kuat antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT Hutama Karya (Persero). Hal ini ditunjukkan dengan koefisien kolerasi sebesar 0,6545 dengan tingkat signifikan 95%. Untuk koefisien determinasi besarnya r 2 x 100% = 42,83% ini berarti faktor motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja sebesar 42,83% dan sisanya 57,17% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti, faktor lain tersebut misalnya kompensasi, gaya kepemimpinan, budaya kerja dan sebagainya. Hubungan positif kuat tersebut ditunjukan dengan t hitung (40,6898) lebih besar dari t tabel (2,010). 1.5.4 Komara, Asmara Hendra (2008) Penelitian ini membuktikan bahwa motivasi kerja yang terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat menentukan kinerja pegawai. Motivasi ekstrinsik yang bersumber dari luar diri karyawan, sifatnya tidak memotivasi tetapi keberadaannya perlu dipelihara dan hanya menciptakan ketenangan dan kestabilan organisasi. Sedangkan faktor yang dapat memotivasi karyawan adalah faktor motivasi intrinsik yang bersumber dari dalam diri karyawan. Dengan demikian pemimpin ingin
9 memotivasi pegawainya dalam meningkatkan kinerja karyawan, harus selalu mengutamakan faktor-faktor yang termasuk dalam motivasi intrinsik.