TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Nisa khoiriah INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KARAKTERISTIK KELUARGA PADA SISWA SD ANTARA PROGRAM FULL DAY SCHOOL

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

II. METODE PENELITIAN

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

ISSN Vol 2, Oktober 2012

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email: endahfajarina@gmail.com Abstrak Makanan dan nutrisi merupakan dua hal pokok yang tidak bisa dipisahkan dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia terutama anak-anak. Kecukupan pemenuhan nutrisi pada anak sekolah sangat penting dalam pertumbuhan fisik sehingga mutlak para ibu mengetahuinya. Kekurangan nutrisi dalam jangka panjang pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang pada akhirnya terjadi penurunan kualitas belajar. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada anak sekolah dasar kelas 1-6 di SD Mojoroto II Kota Kediri. Desain penelitian dengan pendekatan cross sectional pada semua ibu yang mempunyai anak sekolah kelas 1-6 di SD Mojoroto II Kota Kediri sebanyak 232 orang dan sampel sesuai kriteria inklusi 147 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive dengan instrument kuesioner dalam pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan responden tentang komponen gizi adalah 51,02%, sedangkan pengetahuan ibu terkait masalah gizi hampir setengah berpengetahuan kurang yaitu sebesar 42,8%, dan pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi seimbang sebagian besar masih kurang yaitu sebesar 68,02%. Melihat hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masalah gizi masih kurang begitu diperhatikan oleh para ibu, karena pada dasarnya gizi tidak hanya dilihat dari frekuensi makan kesehariannya. Oleh karena itu perlunya pemberian edukasi yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah tentang pemenuhan gizi seimbang. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, gizi, anak sekolah Pendahuluan Sepanjang tahun 2007 prevalensi gizi kurang pada anak sekolah dasar mencapai 30,1% pada anak usia sekolah di Indonesia. Gambaran ini ditemukan sebanyak 10% anak SD baik laki-laki maupun perempuan yang baru masuk sekolah menderita Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih diderita oleh 9,1% anak SD yang ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar gondok, Kurang Vitamin A (KVA) diderita oleh 3% anak SD dan anemia gizi besi diderita oleh 8% anak SD(Sugito, 2007). Berdasarkan data dari SD Mojoroto II didapatkan jumlah siswa-siswi tahun 2009-2010 sebanyak 220 orang, tahun 2010-2011 sebanyak 222 orang, dan tahun 2011-2014 sebanyak 232 orang. Studi pendahuluan pengetahuan ibu tentang gizi pada anak usia sekolah dasar di SD Mojoroto II Kota Kediri yang dilakukan terhadap 6 orang didapatkan data sebanyak 66,67% (4 orang) mengetahui gizi adalah makanan yang dikonsumsi tiap hari dan mereka tidak tahu komposisi dan fungsi gizi pada anak usia sekolah dasar, sedangkan 33,33% (2 orang) mengetahui tentang gizi serta komposisinya. Hal ini dapat diasumsikan 165 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

bahwa pengetahuan ibu tentang gizi pada anak usia sekolah dasar rendah, karena kurangnya informasi yang didapat tentang gizi pada anak usia sekolah dasar sehingga dapat mempengaruhi status gizi pada anak. Terjadinya masalah kurang gizi bisa menyebabkan anak mudah lelah, tidak tahan melakukan aktivitas fisik yang lama, tidak mampu berpikir dan berpartisipasi penuh dalam proses belajar. Anak yang kurang gizi mempunyai risiko lebih besar menderita infeksi (Soekirman dkk, 2006). Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak sekolah dasar dipengaruhi oleh faktor pendidikan, informasi, pengalaman maupun lingkungan. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi pada anak sekolah dasar dapat menyebabkan kurang gizi pada anak atau gizi tidak terpenuhi. Upaya kesehatan berbasis sekolah bisa dilakukan melalui penyuluhan makanan sehat dan seimbang yang melibatkan orang tua siswa sehingga mereka bisa paham dan mau membuatkan atau memberikan makanan sehat bagi putra-putrinya di rumah (Bambang, 2008). Metodologi penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross section dengan populasi ibu-ibu yang mempunyai anak yang sekolah kelas 1 6 di SD Mojoroto II Kota Kediri. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi sesuai keinginan peneliti. Sampel sejumlah 147 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk diisi oleh responden yang bersedia mengikuti alur dari penelitian ini dan sesuai dengan criteria peneliti. Hasil dari kuesioner dilakukan skoring dan dihitung untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden. Hasil penelitian a. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Berdasarkan Usia di SD Mojoroto II Kota Kediri pada Bulan Juni 2014 No. Usia Frekuensi Prosentase 1. 20-29 tahun 32 22,4% 2. 30-39 tahun 48 32,6% 3. 40-49 tahun 49 33,3% 4. 50-60 tahun 14 9,5% 5. >60 tahun 4 2,72% Jumlah 147 100 Berdasarkan tabel.1 bahwa hampir setengah responden sebanyak 49 orang (33,3%) berusia 40-49 tahun dan sebagian kecil responden sebanyak 4 orang (2,72%) berusia > 60 tahun. b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan 166 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Tabel 2 Juni 2014 Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Berdasarkan pendidikan di SD Mojoroto II Kota Kediri pada Bulan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase 1. SD 42 28,5% 2. SMP 37 25,17% 3. SMA 31 21,08% 4. SMK 22 14,96% 5. PT 15 10,20% Jumlah 147 100 Berdasarkan tabel 2 didapatkan hampir setengah responden sebanyak 42 orang (28,5%) berpendidikan SD dan sebagian kecil responden sebanyak 15 orang (10,20%) berpendidikan Perguruan Tinggi. c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Jumlah Ibu Berdasarkan Pekerjaan di SD Mojoroto II Kota Kediri pada Bulan Juni 2014 No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase 1. Buruh 12 8,16% 2. Pembantu RT 6 4,08% 3. Wiraswasta 50 34,01% 4. PNS 9 6,12% 5. Karyawan 11 7,48% 6. Pedagang 7 4,76% 7. Ibu rumah tangga 41 23,56% 8. Pensiunan 4 2,72% 9. Guru 4 2,72% 10. Penjahit 3 2,04% Jumlah 147 100 Berdasarkan tabel 1.3 di atas didapatkan hampir setengahnya responden sebanyak 50 orang (34,01%) bekerja sebagai wiraswasta dan sebagian kecil responden sebanyak 3 orang (2,04%) bekerja sebagai penjahit. d. Tingkat pengetahuan ibu tentang komponen gizi 167 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Komponen Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di SD Mojoroto II Kota Kediri Bulan Juni 2014 No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1 Baik 12 8,16% 2 Cukup 75 51,02% 3 Kurang 60 40,81% Jumlah 147 100% Berdasarkan tabel 1.4 bahwa sebagian besar responden sebanyak 75 orang (51,02%) berpengetahuan kurang dan sebagian kecil sebanyak 12 orang (8,16%) berpengetahuan baik. e. Tingkat pengetahuan ibu tentang masalah gizi Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Gizi Pada Anak Sekolah Dasar di SD Mojoroto II Kota Kediri Bulan Juni 2014 No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1 Baik 48 32,65% 2 Cukup 36 24,4% 3 Kurang 63 42,8% Jumlah 147 100% Berdasarkan tabel 1.5 di atas hampir setengah responden sebanyak 63 orang (42,8%) berpengetahuan kurang dan sebanyak 36 orang (24,4%) berpengetahuan cukup. f. Tingkat pengetahuan ibu tentang prinsip gizi seimbang Tabel.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Prinsip Gizi Seimbang Pada Anak Sekolah Dasar di SD Mojoroto II Kota Kediri Bulan Juni 2014 No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1 Baik 2 1,36% 2 Cukup 45 30,6% 3 Kurang 100 68,02% Jumlah 147 100% Tsebagian besar responden mempunyai pengetahuan gizi seimbang dalam kategori kurang sebanyak 100 orang (68,02%) dan sebanyak 2 orang (1;36%) berpengetahuan baik. 168 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang ditinjau dari aspek pentingnya permasalahan gizi serta prinsip gizi seimbang. Sebagian besar responden mengetahui komponen gizi namun tidak banyak yang mau tahu pentingnya memperhatikan masalah gizi. Bahwa gizi tidak sekedar makan nasi dan lauk tapi kecukupan protein, lemak, dan vitamin juga sangat penting untuk diperhatikan. Kelebihan karbohidrat memberikan dampak obesitas pada anak usia sekolah sehingga dapat menurunkan konsentrasi belajar mereka. Begitupun sebaliknya kekurangan vitamin dan mineral seperti vitamin A dan yodium dapat memicu gangguan perkembangan organ penglihatan dan pertumbuhan. Tentunya perhatian sekolah terhadap permasalahan gizi sangatlah penting. Jangan sampai sekolah yang setiap harinya bersama anak-anak merasa lepas tangan terhadap masalah tersebut dan beranggapan bahwa gizi adalah tanggung jawab orang tua. Sekolah bisa memainkan peran sebagai educator terhadap orang tua tentang masalah gizi, mengingat memang tidak semua orang tua memahami masalah tersebut. Sekolah dapat memberikan edukasi dengan mengumpulkan orang tua di sekolah atau memberikan fasilitas tempat jajan sehat yang bisa dipantau. Selain itu pihak sekolah juga meningkatkan peran serta UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dalam memantau pertumbuhan antropometri anak sekolah sehingga bisa ditindaklanjuti konseling kepada orang tua. Simpulan 1. Tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi hampir setengah responden berpengetahuan kurang dan tidak mengetahui tentang apa itu gizi, komponen gizi, masalah gizi dan prinsip gizi (49%) dengan rata-rata tingkat ibu hanya berpendidikan SD (28,2%) 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang komponen gizi sebagian besar responden sebanyak 75 orang (51,02%) berpengetahuan kurang 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang masalah gizi hampir setengah responden sebanyak 63 orang (42,8%) berpengetahuan kurang 4. Tingkat pengetahuan ibu tentang prinsip gizi seimbang sebagian besar responden sebanyak 100 orang (68,02%) berpengetahuan kurang. Saran 1. Bagi sekolah; Meningkatkan peran sekolah dalam memantau antropometri siswa dan edukasi kepada orang tua tentang gizi. 2. Bagi petugas kesehatan; Perawat komunitas dapat meningkatkan koordinasi dengan pihak sekolah melalui UKS memantau pertumbuhan dan perkembangan siswa. 169 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015

Daftar Pustaka Ayuningsih, Diah. (2010). Psikologi Perkembangan Anak: Pola Pendidikan Sesuai Karakter dan Kepribadian Anak. Yogyakarta: Pustaka Larasati. Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Soekirman, dkk. (2006). Hidup Sehat: Gizi Seimbang dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 170 Volume 02 Nomor 02 Oktober 2015