Gambar 1.1 Diagram skematis proses eksplorasi dalam industri perminyakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC), LLCC menggunakan prinsip Aliran

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Studi Eksperimental Separasi Air dan Minyak pada Liquid- Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC)

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

PENGARUH T-JUNCTION SEBAGAI ALAT PEMISAH KEROSENE-AIR

PENGARUH WATER CUT PADA INLET T-JUNCTION TERHADAP EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR

BAB I PENDAHULUAN. sistem elektrik yang terdiri dari berbagai intrumentasi, sensor, serta transmitter

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengukuran, baik pengukuran suhu, tekanan, kecepatan dan masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

PENGARUH HAMBATAN DOWNSTREAM TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN FASE KEROSENE-AIR PADA T-JUNCTION 90 O. Abstract

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Rasio Diameter T-Junction Terhadap Pemisahan Aliran Kerosen-Air

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

SUBSEA PROCESSING SEBAGAI SOLUSI BARU PADA TEKNOLOGI MIGAS LEPAS PANTAI

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

specific density of particulate 1.8 Efficiency yang diperlukan adalah 90% untuk Partikel < 1.0 micron

BAB III ULTRASONIK FLOWMETER TIPE CLAMP-ON

TUGAS AKHIR. Oleh: EKO PRIYANTO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

POLA ALIRAN DUA FASE (AIR+UDARA) PADA PIPA HORISONTAL DENGAN VARIASI KECEPATAN SUPERFISIAL AIR

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA HYDROCYCLONE DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan apabila tekanan reservoir atau metoda sembur alam sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bahwa untuk memberikan kepastian hukum terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PER - 71/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN. Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java, Ltd (PHE ONWJ

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

SEPARATOR. Nama Anggota: PITRI YANTI ( } KARINDAH ADE SYAPUTRI ( ) LISA ARIYANTI ( )

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang

Anjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan yang cukup serius selama 30 tahun terakhir ini.

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang

ANALISA TEKNO EKONOMI PENEMPATAN MAIN ENGINE DI PRODUCTION SUPPORT VESSEL 48 M

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB VII PENUTUP Perancangan bejana tekan vertikal separator

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. gas, cair dan padat yang disebut dengan fluida tiga fasa.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS PROFIL ALIRAN FLUIDA MELEWATI SUSUNAN SILINDER SEJAJAR

Transkripsi:

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perminyakan di Indonesia semakin berkembang pesat, begitu juga perkembangan teknologi yang digunakan dalam rangkaian eksplorasi. Penggunaan teknologi-teknologi tepat guna dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan proses eksplorasi. Pada eksplorasi minyak bumi offshore ataupun onshore, minyak yang diproduksi memiliki kandungan air, gas, dan partikel solid dalam jumlah yang cukup signifikan. Minyak hasil eksplorasi harus dipisahkan dari kandungan material lain (gas, air, lumpur, dll) sehingga proses pengolahannya akan lebih mudah dan hasil yang diperoleh memiliki kualitas yang lebih baik. Sebagai ilustrasi proses eksplorasi dan pemisahan material hasil eksplorasi dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Diagram skematis proses eksplorasi dalam industri perminyakan 1

2 Dari Gambar 1.1 terlihat bahwa fluida (minyak mentah dan unsur kandungan lainnya) masuk ke saluran pipa melalui lubang saluran bawah (BF). Air yang menyertai minyak mengalir menuju sumur di bagian atas di dalam pipa eksplorasi dan selanjutnya di separasi di dalam separator. Penerapan teknologi pemisahan fluida yang diterapkan pada industri perminyakan adalah pada umumnya memanfaatkan prinsip pemisahan konvensional dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Separator yang digunakan umumnya seperti terlihat pada Gambar 1.2 berupa bejana (vessel). Penerapan metode konvensional tersebut memerlukan tempat penyimpanan yang berdimensi cukup besar. Padahal operasi pengeboran minyak lepas pantai menggunakan rig-rig sehingga tempat yang tersedia tidak luas. Pada proses manufakturnya, bejana atau vessel juga membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, penggunaan vessel beresiko menimbulkan bahaya kebakaran karena material yang terdapat di dalamnya merupakan material mudah terbakar (flammable material). Gambar 1.2 Unit separator di instalasi lepas pantai CNOOC Sejalan dengan perkembangan industri perminyakan pada area operasi lepas pantai di Indonesia, maka pengadaan fasilitas pemisahan yang lebih compact untuk dapat terakomodasi dengan mudah pada platform-platform operasi lepas pantai menjadi sangat krusial. Salah satu teknologi alternatif yang digunakan dalam proses

3 pemisahan multi fasa pada ekplorasi minyak di industri hulu adalah Gas-Liquid Cylindrical Cyclone (GLCC) dan Liquid-Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC.) Hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan studi eksperimental proses separasi air dan minyak menggunakan cylindrical cyclone. Pada penelitian ini, observasi difokuskan pada pengaruh diameter dan kedalaman vortex finder terhadap performa cylindrical cyclone dalam melakukan pemisahan air dan minyak. Pada variasi diameter dan kedalaman vortex finder, peneliti juga menganalisa pengaruh variasi kecepatan inlet dan split-ratio dalam menghasilkan pemisahan terbaik pada cylindrical cylcone. 1.2 Rumusan Masalah Setelah dilakukan analisa pengaruh diameter vortex finder terhadap efisiensi separasi pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan data terbaik dari diameter vortex finder tersebut untuk mencari pengaruh variasi fraksi volume minyak pada bagian inlet terhadap efisiensi separasi. Pada penelitian ini, efisiensi separasi akan diamatai melalui dua variabel yaitu fraksi volume minyak pada overflow dan nilai watercut pada bagian underflow. Vortex finder yang dianalisa pada penelitian sebelumnya belum memiliki panjang atau kedalaman. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan pengaruh panjang vortex finder terhadap hasil fraksi volume minyak yang keluar dibagian overflow cylindrical cyclone. Empat macam ukuran panjang vortex finder akan diamati pengaruhnya terhadap proses pemisahan air dan minyak di dalam cylindrical cyclone. Data-data tesebut digunakan untuk mendapatkan performa terbaik pada pemisahan fluida campuran dengan desain cylindrical cyclone yang sudah dirancang. Sehingga sistem dapat diterapkan dengan ditunjang oleh instrumentasi-instrumentasi tambahan agar fluida yang dipisahkan dapat disesuaikan karakteristiknya.

4 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hydrocyclones yang digunakan adalah Hydrocyclones dengan model Cylindrical Cyclone. 2. Ukuran diameter vortex finder yang digunakan pada penelitian ini adalah 27 mm. 3. Pada penelitian ini, kecepatan superficial minyak akan divariasikan. Variasinya adalah 0,108 m/s, 0,17 m/s, 0,216 m/s, 0,324 m/s, 0,340 m/s dan 0,54 m/s. 4. Pada penelitian ini, kecepatan superficial air akan divariasikan, dengan nilai 0,541 m/s dan 0,860 m/s. 5. Pengujian pengaruh kedalaman vortex finder terhadap nilai fraksi volume minyak di overflow menggunakan vortex finder yang memiliki 4 macam variasi panjang. Ukuran panjang vortex finder yang digunakan adalah 0 mm, 50 mm, 80 mm, dan 160 mm. Pengujian dilakukan terhadap dua variasi nilai fraksi volume minyak inlet yaitu 28,57% dan 38,46 %. 6. Pada penelitian ini nilai split-ratio akan divariasikan pada rentang nilai 25 % sampai dengan 85 %. 7. Fluida kerja yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran air dan minyak tanah (kerosine). 8. Penelitian dilakukan pada tekanan 1 atmosfer dan suhu kamar. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Merancang dan membuat liquid-liquid cylindrical cyclone (LLCC) separator yang dapat memisahkan campuran air dan minyak tanah (kerosene). 2. Mengetahui pengaruh split-ratio, kedalaman vortex finder, dan kecepatan aliran campuran masuk terhadap pemisahan air dan minyak tanah (kerosene) dalam liquid-liquid cylindrical cyclone (LLCC) separator.

5 3. Mencari performa optimum liquid-liquid cylindrical cyclone (LLCC) separator. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian mengenai studi eksperimental dan perancangan desain instalasi pemisahan air dan minyak menggunakan cylindrical cyclone adalah sebagai alternatif metode pemisahan campuran pada industri minyak di hulu yang lebih kompatibel, efisien, efektif, dan biaya pembuatan alat yang lebih ekonomis. Penelitian dengan menggunakan rancangan hydrocylone berbentuk cylindrical diharapkan mampu memperoleh data-data penunjang dalam mendapatkan performa separasi terbaik di berbagai karakteristik fluida campuran.