Gambaran Umum Kondisi Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Isu-Isu Strategis

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI DAMPAK PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. banyak didominasi oleh lahan-lahan kering (tegalan). Hal inilah yang. pendirian perkebunan relatif kurang menguntungkan.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

A. Gambaran Umum Daerah

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi pilar-pilar pertumbuhan ekonomi

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

PENJELASAN A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

Perkembangan Penanaman Modal dan Sektor-sektor I Nyoman Karyawan 63

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

Transkripsi:

Gambaran Umum Kondisi Daerah Daya Saing Kabupaten Bangkalan Daya Saing Kabupaten Bangkalan merupakan kemampuan perekonomian Kabupaten Bangkalan dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan kabupaten/kota di sekitar Provinsi Jawa Timur khususnya dan tingkat nasional maupun intemasional. Dengan telah selesai dibangun dan dioperasikannya Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan saat ini sangat diuntungkan dengan kondisi geografis yang terletak di Provinsi Jawa Timur karena merupakan pintu gerbang perdagangan dan jalur lalu lintas dari Pulau Madura ke Surabaya dan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur lainnya. Di samping itu Kabupaten Bangkalan masih mempunyai lahan pertanian yang cukup luas sehingga dengan beberapa inovasi bisa dijadikan sebagai lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Perekonomian Kabupaten Bangkalan pada dasarnya masih bertumpu pada tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Selama tahun 2008-2011 perekonomian Kabupaten Bangkalan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tercermin dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstannya (ADHK). Hasil penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diketahui bahwa total nilai PDRB Kabupaten Bangkalan tahun 2006 sebesar Rp.2.827.144,74 (dalam juta rupiah). Pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.2.969.195,88 (dalam juta rupiah) dan tren positif ini berlanjut pula pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp.3.269.709,72 (dalam juta rupiah) demikian juga tahun 2010 9

Pertumbuhan Ekonomi meningkat menjadi Rp.3.447.531,33 (dalam juta rupiah). Adapun pada tahun 2011 diperkirakan meningkat menjadi Rp.3.447.581,93 (dalam juta rupiah). Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan tahun 2007 sebesar 5,02 % dan pada tahun 2008 pertumbuhannya mengalami perlambatan menjadi sebesar 4,85 %. Untuk tahun 2009 ini pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan bila dibandingkan satu tahun yang sebelumnya yaitu sebesar 4,96 %. Pertumbuhan ekonomi ini semakin signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,44 %, dan pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan diperkirakan mencapai 6,12 %. Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Kabupaten Bangkalan terus-menerus mengalami peningkatan. Pada total PDRB Kabupaten Bangkalan tahun 2007 sebesar Rp.5.314.923,21 (dalam juta rupiah), sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp.6.076.986,69 (dalam juta rupiah). Demikian juga pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.6.695.862,60 (dalam juta rupiah). Trend positif ini terjadi juga pada tahun 2010, dimana PDRB (ADHB) Kabupaten Bangkalan sebesar Rp.7.466.074,28 (dalam juta rupiah). Sedangkan untuk tahun 2011 PDRB Kabupaten Bangkalan diperkirakan sebesar Rp.8.368.466,95 (dalam juta rupiah). Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh kinerja pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, bangunan, keungan, persewaan dam jasa perusahaan, pertambangan dan penggalian sektor listrik, gas dan air bersih. Sementara itu kontribusi tertinggi masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa jasa. 10

Kemampuan Ekonomi Daerah Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tercermin dari pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstannya (ADHK). Hasil penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diketahui bahwa total nilai PDRB Kabupaten Bangkalan tahun 2006 sebesar Rp.2.827.144,74 (dalam juta rupiah). Pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.2.969.195,88 (dalam juta rupiah) dan tren positif ini berlanjut pula pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp.3.269.709,72 (dalam juta rupiah) demikian juga tahun 2010 meningkat menjadi Rp.3.447.531,33 (dalam juta rupiah). Adapun pada tahun 2011 diperkirakan meningkat menjadi Rp.3.447.581,93 (dalam juta rupiah). Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan tahun 2007 sebesar 5,02 % dan pada tahun 2008 pertumbuhannya mengalami perlambatan menjadi sebesar 4,85 %. Untuk tahun 2009 ini pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan bila dibandingkan satu tahun yang sebelumnya yaitu sebesar 4,96 %. Pertumbuhan ekonomi ini semakin signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,44 %, dan pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan diperkirakan mencapai 6,12 %. Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Kabupaten Bangkalan terus-menerus mengalami peningkatan. Pada total PDRB Kabupaten Bangkalan tahun 2007 sebesar Rp.5.314.923,21 (dalam juta rupiah), sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp.6.076.986,69 (dalam juta rupiah). Demikian juga pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp.6.695.862,60 (dalam juta rupiah). Trend positif ini terjadi juga pada tahun 2010, dimana PDRB (ADHB) Kabupaten Bangkalan sebesar Rp.7.466.074,28 (dalam juta rupiah). Sedangkan untuk tahun 2011 PDRB Kabupaten Bangkalan diperkirakan sebesar Rp.8.368.466,95 (dalam juta rupiah). Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh kinerja pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, 11

pengangkutan dan komunikasi, bangunan, keungan, persewaan dam jasa perusahaan, pertambangan dan penggalian sektor listrik, gas dan air bersih. Sementara itu kontribusi tertinggi masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa jasa. Sumber Daya Alam Dan Energi Sektor Pertambangan Minyak Kabupaten Bangkalan, utamanya di lepas pantai Utara yang menjadi titik ekplsoitasi minyak dan gas bumi sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kebutuhan industri dimasa mendatang akan memberi peluang bagi optimalisasi pemanfaatannya, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah. Dari beberapa potensi yang telah dieksploitasi pada dua lokasi yaitu melalui PT. West Madura Offshore dan operator Pertamina Hulu Energi masing masing menghasilkan kurang lebih 15.000 barel/hari. Ketersediaan Sumber Daya Energi tersebut akan memberikan daya dukung bagi pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Bangkalan. Prasarana Jalan Panjang jalan Kabupaten Bangkalan sekitar 721.365 Km. Jaringan jalan di Kabupaten Bangkalan cenderung membentuk pola linier terutama untuk jalan utama. Berdasarkan fungsi jalan, maka jalan-jalan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan termasuk ke dalam; jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Koridor Surabaya-Madura saat ini telah dilayani oleh Jembatan Suramadu selain layanan transportasi penyeberangan Ujung-Kamal. Jembatan Suramadu menjadi koneksi Arteri Primer Jaringan pulau Jawa dengan jaringan pulau Madura. Jembatan Suramadu juga berfungsi sebagai konektor antara 12

jaringan jalan tol Surabaya dengan jaringan arteri primer dan jaringan jalan tol pada masa depan. Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura Surabaya terletak di Kecamatan Labang. Pembangunan jembatan tersebut diharapkan mampu menjadi akses yang menunjang perkembangan di Pulau Madura secara keseluruhan. Untuk kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bangkalan sebagian besar telah beraspal. Sarana Dan Prasarana Pendukung Transportasi Sarana angkutan umum di Kabupaten Bangkalan dilayani oleh jenis angkutan MPU, bus dan mobil barang serta angkutan laut. Jalur atau rute angkutan umum yang ada berupa angkutan pedesaan yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Bangkalan. Angkutan Bus melayani jalur antar kota di Pulau Madura Surabaya. Sedangkan angkutan laut melayani penyeberangan Bangkalan Surabaya, Bangkalan Gresik dan Bangkalan - Kalimantan Data Jumlah angkutan darat di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2008 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Untuk mendukung sarana transportasi dan mobilitas saat ini telah dimulai pembangunan terminal Type A yang berlokasi di akses jembatan Suramadu. Posisi Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah menetapkan Kabupaten Bangkalan dalam ruang lingkup Gerbang Kertasusila (GKS) sebagai Kawasan Strategis Nasional. Kondisi ini mengakibatkan adanya perubahan yang signifikan terhadap peranan dan struktur ruang kabupaten dalam konstelasi Lokal, regional maupun nasional. Dalam ruang lingkup regional Bangkalan akan menjadi primary urban atau perkotaan utama di kluster Madura dalam struktur Surabaya Metropolitan Area (SMA). SMA merupakan antisipasi dari perkembangan kota Surabaya sehingga kawasan 13

sekitarnya menjadi kawasan penyangga termasuk di dalamnya Kabupaten Bangkalan yang meliputi wilayah pengembangan Kamal, Socah, Labang, Burneh, Arosbaya, Klampis, Sepulu dan Tanjung Bumi. Sebagai daerah penyangga kota Surabaya yang mendukung sektor industri, Kabupaten Bangkalan dapat terus mengoptimalkan kinerja ekonomi wilayah yang telah berkembang. Untuk itu perlu pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur transportasi perkotaan yaitu peningkatan fungsi terminal angkutan kota, pengembangan pelabuhan di pantai utara Bangkalan, serta mendukung pembangunan kawasan suramadu dan jalan tol yang mengaksesnya. Ketersediaan Air Bersih Pengembangan industri dan pemukiman di kabupaten Bangkalan membutuhkan ketersediaan air bersih yang salah satunya akan dipenuhi melalui mata air sumber Pocong yang merupakan salah satu mata air yang baku daerah Bangkalan dengan debit sungai hingga mencapai 4,5 m³/det disaat musim hujan dan 5 m³/det. Adapun kebutuhan air untuk industri yang akan datang direncanakan instalasi pegolahan air baku yang bisa menjangkau kawasan peruntukan industri yang telah ditentukan. Sumber Daya air merupakan Sumber Daya yang berguna atau potensial sebagai manusia seutuhnya. Kegunaan air meliputi pengggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, aktivitas lingkungan dan rekreasi. Permintaan air telah melebihi suplai di berbagai kecamatan di Kabupaten Bangkalan yang terus meningkat sehingga mengakibatkan permintaan terhadap air bersih meningkat pula. Beberapa sumber mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM adalah sumber pocong dimana debitnya dari sumber mata air ini adalah 200 liter/detik dgunakan 80% oleh PDAM, debit dari sumber sungai 4500 liter/detik digunakan 30% oleh PDAM. Potensi dari Sumber Mata Air ini sangat besar untuk perencanaan pembangunan ke depan mengingat sampai saat ini pemanfaatan sumber mata air pocong masih relatif rendah khususnya untuk air minum, sebagian besar air dari sumber pocong disalurkan melalui saluran pembuangan. 14

Iklim Investasi Kabupaten Bangkalan menjadi primadona baru bagi investor baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk berbisnis. Pasca pembangunan Jembatan Suramadu dan bencana lumpur di sidoarjo memberikan peluang bagi Kabupaten Bangkalan untuk bersaing dengan - daerah lain dalam usaha menarik pemilik modal baik yang bergerak di bidang konstruksi, industri maupun migas. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan biaya transportasi hasil industri menuju pelabuhan baik laut maupun udara guna memasarkan produknya. Beberapa investor yang telah menanamkam modalnya di Kabupaten Bangkalan antara lain PT. Pelabuhan Socah, dan PT MISI (Madura Industrial Seaport City), Wings Group, PT. Adi luhung, PT Suramadu Sukses Sejahtera, PT. Unilever dll. Keamanan Ketertiban Keamanan dan Ketertiban masyarakat Kabupaten Bangkalan yang terjaga dengan baik akan menjadi situasi yang kondusif dan sangat mendukung bagi terlaksananya segala kegiatan pembangunan. Oleh karena itu segenap lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan Kamtibmas. Keberadaan Satuan Tugas Perlindungan masyarakat desa (Satgas Linmas) merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam ikut menjaga kamtibmas. Jumlah personil Linmas pada tahun 2012 adalah sebanyak 14.206 Personil. Selain itu peran Pemerintah Daerah melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Dalam 10 tahun terakhir kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Bangkalan kondusif. Hal ini dapat digambarkan bahwa tidak ada kejadiankejadian yang berpotensis mengganggu stabilitas keamanan. 15

Pelayanan Perijinan Pelayanan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk di telusuri perkembangannya mengingat dengan berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Berlakunya undang undang tersebut akan mengakibatkan interaksi antara aparat daerah dan masyarakat menjadi lebih intens. Hal ini ditambah dengan semakin kuatnya tuntutan demokratisasi dan pengakuan akan hak-hak asasi manusia akan melahirkan tuntutan terhadap manajemen pelayanan yang berkualitas. Peran pemerintah Daerah dalam pelayanan publik mungkin yang terbesar dalam pengertian interaksinya secara langsung dengan masyarakat sebagai penyedia pelayanan. Kepentingan pemerintah Daerah terhadap pelayanan perizinan mempengaruhi pendapatan dan iklim investasi Daerah. Kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi serta penerbitan izin menurut Undang Undang dan peraturan yang berlaku. Namun untuk mencegah terjadinya pungutan pajak dan retribusi yang berlebihan serta perizinan yang menghambat telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Dalam rangka menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif di daerah, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Penting dan perlunya pengembangan kinerja birokrasi pemerintah yang kompetitif seiring dengan perubahan trend globalisasi telah menjadi agenda penting bagi pemerintahan di banyak Negara. Tetapi upaya kearah tersebut masih banyak mengalami permasalahan serius, terutama menyangkut keberadaan dan penerapan system dan lembaga birokrasi pemerintah yang masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan sistem adaftif terhadap dinamika masyarakat, mengadopsi nilai-nilai yang relevan dari dunia bisnis untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik. Hakekat pelayanan perizinan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan wujud dari kewajiban aparatur pemerintah 16

sebagai abdi masyarakat. Menggunakan Asas Transparansi, Akuntabilitas, Kondisional, Partisipasif, Kesamaan Hak dan Kewajiban Penyelenggaraan serta memperhatikan dan menerapkan prinsip standar pelayanan, pola penyelenggaraan, tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan penyelenggaraan penyelesaian pengaduan sengketa serta evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan perizinan. Sumber Daya Manusia Perkembangan IPM Kabupaten Bangkalan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bangkalan pada tahun 2008 mencapai angka 63,40 pada tahun 2009 meningkat menjadi 64,00 dan pada tahun 2010 telah mencapai 64,51. Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang berpendidikan sarjana. 17