BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan. Keberhasilan pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALSIS SOSIO-YURIDIS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di BAPAS Anak Kelas II Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

I. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset dan sebagai bagian dari generasi bangsa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu faktor yang penting dari suatu bangsa, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

kearah yang tidak baik atau buruk. Apabila arah perubahan bukan ke arah yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

I. PENDAHULUAN. dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

BAB IV PENUTUP. akhir penulisan hukum ini penulis akan menyampaikan simpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

I. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman di dalam masyarakat terhadap trafficking masih sangat. atau terendah di dalam merespon isu ini. 2

I. PENDAHULUAN. sangat strategis sebagai penerus suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, anak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Hukum bukan

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KURIR NARKOTIKA. A. Sanksi Yang Dapat Dikenakan Kepada Anak Yang Menjadi Kurir

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Anak dalam Konsideran Undang-Undang Nomor 11 Tahun

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

DIVERSI TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

I. PENDAHULUAN. Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. cara yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana untuk mencari serta

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tindak Pidana, Pelaku Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pencurian

SKRIPSI. SINKRONISASI HAK-HAK ANAK DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA (Kajian Tentang Sinkronisasi Hak Anak Sebagai Pelaku Kejahatan)

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neng Kokom Komariah, 2015

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

I. PENDAHULUAN. Perubahan kehidupan manusia pada era globalisasi sekarang ini terjadi dengan

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. anak karena pada dasarnya tempat anak mempelajari hal-hal baru dalam

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

I. PENDAHULUAN. meminta. Hal ini sesuai dengan ketentuan Konvensi Hak Anak (Convention on the

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

I. PENDAHULUAN. mempunyai ciri dan sifat khusus, karena anak merupakan titipan dari Tuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pengakkan hukum yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

KONVENSI HAK ANAK : SUATU FATAMORGANA BAGI ANAK INDONESIA?

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

Lex et Societatis, Vol. II/No. 7/Ags/2014. PEMIDANAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR 1 Oleh: Judy Mananohas 2

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), hlm Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka, 1990), hlm 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan karunia Tuhan yang senantiasa membawa perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP KASUS ASUSILA PADA ANAK. Sulasmin Hudji. Pembimbing I : Dr. Fence M. Wantu, SH.,MH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (human traficking) terutama terhadap perempuan dan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat sebagai suatu kumpulan orang yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. Anak adalah bagian warga Negara yang harus dilindungi karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan bentuk investasi yang menjadi indikator keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan. Keberhasilan pembangunan anak akan menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, serta merupakan generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan di masa datang. 1 Untuk itu anak dianggap sebagai generasi penerus bangsa yang berperan dalam kemajuan suatu bangsa. Peran strategis ini juga mendapatkan perhatian dari masyarakat internasional sehingga lahirlah konvensi hak anak (Convention On The Right Of Childen) pada tahun 1990 yang telah diratifikasi oleh 192 Negara termasuk Indonesia. Ratifikasi terhadap konvensi tersebut dilaksanakan melalui kepres No.36 tahun 1990 tentang Pengesahan Convention On The Right Of Children. Di Indonesia juga sudah memiliki peraturan sendiri mengenai anak yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. 2 1 2 Solehudin, Jurnal, 2013, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Yang Bekerja di Bidang Konstruksi (Studi di Proyek Pembangunan CV. Karya Sejati Kabupaten Sampang), hal. 5. Tri Budiardjo, 2010, Anak-Anak; Generasi Terpingirkan, (membangun Karakter Generasi Baru Lewat Pelayanan Anak), Penerbit Andi, Yogyakarta, hal. 110. 1

Anak juga merupakan salah satu bagian dari kelompok masyarakat yang sangat rentan dan mudah terpengaruh oleh hal-hal baru yang menarik baginya. Anak belum bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk, apalagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan masih mencari jati dirinya. Apabila hal demikian disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab maka, rusak pulalah moral anak tersebut. Undang-undang perlindungan anak tidak menjamin seorang anak terhindar dari suatu kejahatan. Fakta menunjukkkan bahwa semua tipe kejahatan anak semakin bertambah jumlahnya dengan semakin lajunya perkembangan zaman. Kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak pada intinya merupakan produk dari kondisi masyarakatnya dengan segala pergolakan sosial yang ada di dalamnya. Di Indonesia telah terdapat beberapa perangkat hukum yang mengatur tentang hukum bagi anak, bukan hanya sebagai korban dari suatu kejahatan tapi juga sebagai pelaku kejahatan. 3 Kejahatan yang dilakukan oleh anak disebabkan berbagai faktor. Antara lain dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan teknologi, serta perubahan gaya hidup telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat. Akhir-akhir ini marak terjadi tindak pidana pencurian di sebabkan oleh faktor pendidikan, keterbatasan ekonomi, lingkungan keluarga serta lingkungan pergaulan. Tindak pidana pencurian berdasarkan faktor di atas banyak terjadi di 3 Ibid, hal. 88. 2

kota besar tidak terkecuali di kota gorontalo, seperti hasil observasi yang dilakukan peneliti di Balai Pemasyarakatan, termasuk kasus tentang tindak pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah umur yang menyebabkan anak tersebut melakukan perbuatan yang merugikan pribadi dan masa depannya. Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak, disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya dan cara hidup sebagian orang tua. Ini semua telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. 4 Dalam hal ini penulis menemukan kasus tentang pencurian dalam KUHP Pasal 55 yakni sebagai berikut:1.orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu.;2.orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau kekerasan dengan memberi kesempatan atau keterangan, sengaja membujuk untuk melakukan suatu perbuatan. yang mana di suruh oleh orang tua dan pelakunya adalah anak di bawah umur. penulis mendapatkan sebuah kasus yang dimaksud, adapun kasus tersebut penulis dapatkan dari balai pemasyarakatan. Anak yang masih berumur di bawah 15 tahun ini melakukan pencurian pada tanggal 20 maret 2013 di sebuah rumah di 4 Soerjono Soekanto, 2010, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Penerbit. PT RajaGrafindo Persada Jakarta. 3

Kelurahan Dulalowo kecamatan kota tengah gorontalo. Adapun barang curian berupa perhiasan dan alat-alat elektronik. 5 Anak tersebut melakukan kejahatan karena dorongan dari orang tuanya yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan keterbatasan ekonomi sementara kebutuhan pokok sekarang ini semakin lama semakin mahal. padahal seharusnya orang tualah yang mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari bukannya menyuruh anak untuk melakukan suatu kejahatan. Ditambah dengan anak tersebut yang menjadi tulang punggung dalam keluarga yang menyebabkan kejahatan tersebut terjadi. Selain itu orang tua seharusnya membimbing anak untuk melakukan perbuatan yang baik agar berguna bagi bangsa, dan seorang anak perlu untuk mendapatkan jaminan hidup berupa Pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Pendidikan adalah hal yang utama dari pembangunan karakter sikap dan pikiran anak-anak melalui pendidikan mereka dapat mengetahui dan mempelajari hal-hal yang baru sehingga nantinya dapat berimplikasi terhadap kehidupan mereka kedepanya. 6 Menurut Sudarsono, bahwa: Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja seyogianya diupayakan penanggulangannya secara sungguh-sungguh dalam arti penanggulangan yang setuntas-tuntasnya. Upaya ini merupakan aktivitas yang pelik apabila ditinjau secara integral, akan tetapi apabila ditinjau secara terpisah-pisah maka upaya ini merupakan kegiatan yang harus 5 6 Wawancara dengan ibu : Nani Siba Lihawa Staf Bapas Anak Kelas II Gorontalo, 18 Februari 2015. Aditya-trihutama.blogspot.com/2010/12/anak-anak-indonesia-harapan-masa-depan.html?m=1 (diakses tgl 19 februari 2015). 4

dilakukan secara profesional yang menuntut ketekunan dan berkesinambungan dari suatu kondisi menuju kondisi yang lain. 7 Inilah yang kemudian menjadi dasar mengapa perlu ada perlakuan yang khusus kepada anak baik anak sebagai korban ataupun anak sebagai pelaku tindak pidana, makanya perlu ada perhatian khusus terhadap anak mengingat anak adalah calon generasi penerus bangsa yang sudah seharusnya diberikan perhatian dan perlakuan yang lebih khusus bukan hanya oleh orang tua tetapi juga oleh pemerintah. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik menuangkanya dalam penelitian dengan judul ANALISIS SOSIO-YURIDIS TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DI LAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di BAPAS Kelas II Gorontalo). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, maka peneliti berupaya untuk membahas dua pokok pemasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana analisis sosio-yuridis tindak pidana pencurian yang dilakukan anak di bawah umur di kota gorontalo? 2. Bagaimana reaksi masyarakat terhadap anak melakukan tindak pidana pencurian di kota gorontalo? 7 Sudarsono, 2008, Kenakalan Remaja, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 5. 5

1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan dari masalah yang peneliti rumuskan di atas, maka yang menjadi tujuan adalah: 1. Megetahui analisis sosio-yuridis tindak pidana pencurian yang didilakukan anak di bawah umur di kota gorontalo 2. Mengetahui sejauh mana reaksi masyarakat terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak di bawah umur di kota gorontalo 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti sendiri akan menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai pemberian sanksi terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian. b. Memberikan bahan masukan bagi masyarakat pada umumnya sehingga dapat mengetahui, menyadari, dan ikut membantu agar anak tidak dijadikan sebagai alat untuk melakukan kejahatan. c. Bagi ilmu pengetahuan hukum khususnya hukum pidana diharapkan agar dapat lebih memperhatikan masalah pemidanaan terhadap anak di bawah umur, agar anak tidak terganggu kejiwaannya karena dianggap sebagai pelaku tindak pidana pencurian yang pada dasarnya hanya karena paksaan dari orang tua. 6