ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISIS DEBIT ANDALAN

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR DAS ASAM-ASAM DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE MOCK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

ANALISIS NERACA AIR SUNGAI RANOWANGKO

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEBIT SUNGAI MUNTE DENGAN METODE MOCK DAN METODE NRECA UNTUK KEBUTUHAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB III METODE PENELITIAN

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMAKAIAN MODEL DETERMINISTIK UNTUK TRANSFORMASI DATA HUJAN MENJADI DATA DEBIT PADA DAS SELOREJO TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI III-1

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI DAN PERHITUNGANNYA

ANALISIS NERACA AIR SUNGAI PANIKI DENGAN TITIK TINJAUAN DI JEMBATAN PANIKI

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

Kajian Curah Hujan untuk Pemutahiran Tipe Iklim Beberapa Wilayah di Kalimantan Tengah

MENENTUKAN AWAL MUSIM TANAM DAN OPTIMASI PEMAKAIAN AIR DAN LAHAN DAERAH IRIGASI BATANG LAMPASI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMPUH ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

L A M P I R A N D A T A H A S I L A N A L I S I S

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

NERACA AIR METEOROLOGIS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN JATI DI CEPU. Oleh: Agung B. Supangat & Pamungkas B. Putra

3 BAB III METODOLOGI

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA AIR SUNGAI KAYUWATU WANGKO UNTUK PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA KAROR KEC. LEMBEAN TIMUR KAB.

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sampai 2013, kecuali tahun 2012 karena data tidak ditemukan. Jumlah ketersediaan

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

PENGOPERASIAN WADUK MELALUI MODEL OPTIMASI LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus Waduk Keuliling Aceh Besar)

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

STUDI OPTIMASI EMBUNG TLOGO DI KABUPATEN REMBANG. Adi Prawito ABSTRAK

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

ABSTRAK Faris Afif.O,

HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTIMASI NERACA AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THORNTHWAITE MATTER. RAHARDYAN NUGROHO ADI BPTKPDAS

Aplikasi Model Regresi Dalam Pengalihragaman Hujan Limpasan Terkait Dengan Pembangkitan Data Debit (Studi Kasus: DAS Tukad Jogading)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

BAB III METODOLOGI. 2. Mengumpulkan data, yaitu data primer dan data sekunder

Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ketibung Kabupaten Lampung Selatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis data dan perencanaan Instalasi Pengolahan Air

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

KONDISI W I L A Y A H

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

Transkripsi:

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA Salmani (1), Fakhrurrazi (1), dan M. Wahyudi (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin (2) Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kabupaten Murung Raya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada di pedalaman pulau kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa dengan ibukota Kabupaten di Kota Puruk Cahu. Sungai barito hulu merupakan induk dari beberapa anak sungai yang ada di wilayah kabupaten murung raya yaitu : Sungai Laung, Sungai Babuat, Sungai Joloi, Sungai Busang. Debit Sungai Barito Hulu pada saat ini dipergunakan untuk memenuhi berbagai macam sektor kebutuhan air disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito Hulu yaitu di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya. Ketersediaan air dihitung dengan Metode Debit Andalan. Data yang diperlukan untuk analisa ketersediaan air adalah data debit sungai bulanan atau harian dengan periode waktu lebih besar dari 10 tahun, dimana data ini tidak ada sehingga debit bulanan disimulasikan berdasarkan data hujan dan data evapotranspirasi potensial pada daerah penelitian dengan bantuan model matematik hubungan hujan-limpasan. Model hubungan hujan-debit dengan interval bulanan yang digunakan adalah NRECA. Dari Metoda Ketersediaan Air/Debit andalan DAS Barito Hulu menggunakan debit hasil perhitungan Metode Nreca menunjukan bahwa debit andalan 80% didapat rata-rata per bulan 349,853 m 3 /detik, dan 85% didapat rata-rata per bulan 261,675 m 3 /detik. Ketersediaan Air/Debit Andalan 90% didapat rata-rata per bulan 167,094 m 3 /detik. Ketersediaan air 95% didapat rata-rata per bulan 97.384 m 3 /detik, dan 99% didapat rata-rata per bulan 69,170 m 3 /detik. Kata Kunci : Ketersediaan Air, Metode NRECA 1. PENDAHULUAN Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/ kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur-unsur hara serta mengalirkannya kembali melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke Laut. Pada DAS Barito Hulu data-data debit sungainya tidak ada, sehingga kita belum mengetahui besarnya ketersediaan air di DAS Barito Hulu. Untuk itu diperlukan data debit bangkitan dari data hujan dan evapotranspirasi potensial dengan menggunakan model matematik hubungan hujan-limpasan. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan selama lebih kurang 3 (tiga) bulan (Mei-Juli) di DAS Barito Hulu, yang meliputi, dengan Luas DAS 27038,07 km 2. Penelitiaan ini berupa pengumpulan datadata sekunder yang akan digunakan dalam analisa. Data-data ini diperoleh dari instansi pemerintah (BMKG). Data sekunder yang diperlukan antara lain: 1. Data kondisi lokasi penelitian (peta mengenai tata guna lahan disekitar DAS Barito Hulu). Data ini diperoleh dari Dinas PU. 2. Peta Klimatologi dan Stasiun hujan di sekitar DAS Barito Hulu. Data ini diperoleh dari Dinas PU. 2. Data Klimatologi dan curah hujan harian pada atau sekitar DAS Barito Hulu. Data ini diperoleh dari Dinas PU. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan 1997 sampai dengan tahun 2006 dari 3 Stasiun yaitu Puruk Cahu, Muara Teweh Dan Tabak Kanilan dan data klimatologi adalah Muara Teweh adalah temperatur udara, penyinaran matahari, kecepatan angin, dan kelembaban relatif. 3. METODE PENELITIAN Ketersediaan air dihitung dari debit andalan. Debit Andalan adalah ketersediaan air di sungai yang melampaui atau sama dengan suatu nilai

Jurnal INTEKNA, Tahun XIII, 2, Nopember 2013 : 114-118 yang keberadaannya di kaitkan dengan prosentasi waktu atau kemungkinan terjadinya. Besarnya debit andalan sungai dapat ditentukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung melalui pengukuran luas potongan melintang sungai dan kecepatan arus pada suatu tempat yang diinginkan. Sedangkan pengukuran tidak langsung, dengan menghitung berdasarkan data klimatologi atau menggunakan rumus-rumus empiris sebagai suatu metode perhitungan. Metode perhitungan debit yang digunakan adalah Metode NRECA. Langkah perhitungan metode NRECA 1. Nama bulan Januari sampai Desember 2. Nilai hujan rata-rata bulanan (Rb) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Untuk bulan Januari (2.1) (R jan ) I = hujan rata-rata bulan Januari di pos ke-i (mm/bln) n = jumlah pos hujan 3. Nilai penguapan peluh potensial /potensial evapotranspirasi (PET) 4. Nilai tampungan kelengasan awal (Wo). Nilai ini harus dicoba-coba, dan percobaan pertama diambil 500 (mm/bulan) dibulan Januari. 5. Ratio tampungan tanah (soil storage ratio - Wi) dihitung dengan rumus :.. (2.2) Nominal = 100 + 0.2 R a R a = hujan tahunan (mm) 6. Ratio Rb/PET = kolom (2) : kolom (3) 7. Ratio AET/PET AET = Penguapan peluh aktual dapat dilihat dari Gambar 1, nilainya tergantung dari ratio Rb/PET (kolom 6) dan Wi (kolom 5) Gambar 1. Ratio AET/PE 8. AET = (AET/PET) x PET x Koefisien reduksi = kolom(7) x kolom(3) x koefisien reduksi 9. Neraca air = Rb AET = kolom(2) kolom(8) 10. Ratio kelebihan kelengasan (excess mois - ture) yang dapat diperoleh sebagai berikut: (i). Bila neraca air (kolom 9 ) positif, maka rasio tersebut dapat diperoleh dari Gambar 2 dengan memasukan nilai tampungan kelengasan tanah (W i ) di kolom 5. (ii). Bila neraca air negatif, ratio = 0 Gambar 2. Rasio Tampungan Kelengasan Tanah 11. Kelebihan kelengasan = ratio kelengasan x neraca air = kolom (10) x kolom (9) 12. Perubahan tampungan = Neraca kelebihan kelengasan = kolom(9) kolom(11) 13. Tampungan air tanah = P1 x kelebihan kelengasan = P1 x kolom(11) P1 = Parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan (kedalaman 0 2 m), nilainya 0,1 0,5 tergantung pada sifat lulus air lahan P1 = 0,3 bila bersifat kedap air P1 = 0,9 bila bersifat lulus air 14. Tampungan air tanah awal yang harus dicoba - coba dengan nilai awal = 2 15. Tampungan air tanah akhir = tampungan air tanah + tampungan air tanah awal = kolom(13) + kolom(14) 16. Aliran air tanah = P2 x tampungan air tanah akhir = P2 x kolom(15) P2 = parameter seperti P1 tetapi untuk lapisan tanah dalam (kedalaman 2 10 m ) P2 = 0,8 bila bersifat kedap air P2 = 0,2 bila bersifat lulus air 17. Aliran langsung = kelebihan kelengasan tampungan air tanah= kolom(11) kolom(13) 18. Aliran Total = aliran langsung + aliran air tanah = kolom(17) + kolom(16), dalam mm/ bulan

19. Dalam m 3 /bulan = kolom (18) dalam mm x 10 x luas daerah tadah hujan (ha). Untuk perhitungan bulan berikutnya: 1) Tampungan kelengasan = tampungan kelengasan bulan sebelumnya + perubahan tampungan = kolom (4) + kolom (12), semuanya diambil dari bulan sebelumnya. 2) Tampungan air tanah = tampungan air tanah bulan sebelumnya aliran air tanah = kolom (15) kolom (16), semuanya dari bulan sebelumnya. Sebagai patokan diakhir perhitungan, nilai tampungan kelengasan awal (Januari) harus mendekati tampungan kelengasan bulan Desember. Jika perbedaan antara keduanya cukup jauh (> 200 mm) perhitungan perlu di ulang mulai bulan Januari lagi dengan mengambil nilai tampungan kelengasan awal (Januari) = tam - pungan kelengasan bulan Desember. Penentuan debit andalan erat hubungannya dengan penerapan statistik dalam hidrologi. Dalam analisa frekuensi, secara umum klasifikasi data dibagi dua yaitu data yang dikelompokkan dan data yang tidak dikelompokkan. Debit hasil perhitungan merupakan data yang belum dikelompokkan dan disajikan sebagai deret kala menurut urutan kejadian. Penentuan probabiltas dibuat dengan cara mengurutkan data dari urutan besar ke urutan kecil dengan menghilangkan urutan kejadian. Selanjutnya dirangking dimulai dengan rangking pertama (m=1) untuk data yang paling besar dan seterusnya. Selanjutnya dibuatkan kolom plotting dengan rumus Weibul. Adapun Rumus Weibul adalah sebagai berikut:... (2.3) dimana : P = probabilitas; m = rangking; dan N = jumlah data Tabel 1. Hasil Perhitungan Metode Nreca (Data Debit Sungai Barito Hulu) Tahun Debit Sungai Barito Hulu (m 3 /detik) Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des 1997 10.09 384.24 530.79 676.82 402.49 141.98 68.70 34.35 17.75 235.46 54.67 299.89 1998 286.57 90.71 73.13 1121.13 1422.89 1207.01 583.56 487.57 343.30 1520.94 603.07 1339.49 1999 740.52 1952.13 2567.27 1747.88 1886.04 1492.52 1114.98 946.82 457.94 467.52 173.83 753.61 2000 1560.26 1462.93 693.23 1393.46 1955.13 1195.37 492.88 221.77 876.61 4106.42 2169.59 2634.76 2001 1931.12 1175.12 1902.60 2321.57 1206.94 681.73 272.99 136.49 127.75 1516.01 887.85 961.55 2002 1379.60 1285.20 2349.95 1585.26 770.33 312.18 156.09 308.34 88.37 44.19 22.09 772.44 2003 817.99 829.33 854.88 1106.99 365.50 166.68 83.34 41.67 100.85 328.30 590.46 953.86 2004 885.94 1019.79 1167.02 1359.80 703.26 261.20 196.20 79.36 39.68 19.84 689.51 1727.18 2005 1066.48 826.26 1249.22 1623.20 1053.26 1021.76 319.91 703.53 452.11 1432.59 1858.81 1231.07 2006 1342.50 1772.37 1517.16 2109.13 1686.09 983.80 361.82 180.91 90.46 45.23 0.00 1199.76 Ratarata 1002.11 1079.81 1290.53 1504.52 1145.19 746.42 365.05 314.08 259.48 971.65 704.99 1187.36 Tabel 2.a Hasil Debit Andalan (Debit Sungai : Metoda Nreca), Bulan Januari April Jan Peb Mar Apr 9.09% 1 1931.33 1955.53 2570.47 2321.74 18.18% 2 1560.78 1772.37 2350.23 2109.13 27.27% 3 1379.83 1463.36 1902.76 1749.60 36.36% 4 1342.50 1285.39 1517.16 1623.23 45.45% 5 1066.53 1175.24 1249.25 1585.42 54.55% 6 886.03 1019.88 1167.10 1393.80 63.64% 7 818.21 829.52 855.04 1359.88 72.73% 8 742.23 826.29 693.42 1156.04 81.82% 9 296.79 385.89 532.50 1107.16 90.91% 10 10.09 94.09 75.68 678.43 Debit Andalan 80% (m 3 /detik) 377.36 472.64 563.28 1109.82 Debit Andalan 85% (m 3 /detik) 189.80 281.50 370.61 956.43 Debit Andalan 90% (m 3 /detik) 37.74 120.06 118.90 719.84 Debit Andalan 95% (m 3 /detik) 0.00 0.00 0.00 483.24 Debit Andalan 99% (m 3 /detik) 0.00 0.00 0.00 293.97

Jurnal INTEKNA, Tahun XIII, 2, Nopember 2013 : 114-118 Tabel 2.b Hasil Debit Andalan (Debit Sungai : Metoda Nreca), Bulan Mei Agustus Mei Jun Jul Agust 0.091 1 1955.56 1493.47 1115.60 947.28 0.182 2 1887.48 1219.30 589.13 703.53 0.273 3 1686.09 1195.60 492.98 491.20 0.364 4 1444.55 1021.77 361.82 308.38 0.455 5 1207.02 983.80 319.92 221.81 0.545 6 1053.27 681.78 273.01 180.91 0.636 7 770.40 312.21 196.21 136.50 0.727 8 703.29 261.21 156.10 79.36 0.818 9 403.29 166.71 83.36 41.68 0.909 10 365.55 142.30 68.85 34.43 Debit Andalan 80% (m 3 /detik) 462.65 185.59 97.89 49.21 Debit Andalan 85% (m 3 /detik) 389.54 158.04 78.22 39.11 Debit Andalan 90% (m 3 /detik) 369.20 144.45 70.17 35.08 Debit Andalan 95% (m 3 /detik) 348.85 130.87 62.11 31.06 Debit Andalan 99% (m 3 /detik) 332.57 120.00 55.67 27.84 Tabel 2.c Hasil Debit Andalan (Debit Sungai : Metoda Nreca), Bulan September Desember Sept Okt Nop Des 0.091 1 876.79 4107.22 2169.93 2635.10 0.182 2 458.16 1527.28 1858.82 1727.28 0.273 3 452.11 1516.41 888.04 1343.03 0.364 4 345.52 1432.60 689.57 1231.07 0.455 5 127.78 467.72 605.31 1199.77 0.545 6 100.87 328.36 590.55 961.74 0.636 7 90.46 243.41 173.90 953.99 0.727 8 88.38 45.23 56.44 772.71 0.818 9 39.68 44.19 22.10 753.88 0.909 10 17.79 19.84 0.00 312.92 Debit Andalan 80% (m 3 /detik) 49.42 44.39 28.61 757.38 Debit Andalan 85% (m 3 /detik) 32.00 35.66 14.36 594.81 Debit Andalan 90% (m 3 /detik) 19.94 22.27 2.21 345.27 Debit Andalan 95% (m 3 /detik) 7.88 8.88 0.00 95.72 Debit Andalan 99% (m 3 /detik) 0.00 0.00 0.00 0.00 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur udara rata-rata adalah 26,75 C. Temperatur udara rata-rata tertinggi 27,20 C pada bulan Mei dan temperatur rata-rata terendah 26,40 C pada bulan Januari. Kelembaban rata-rata adalah 82,56%. Kelembaban rata-rata tertinggi 86,51% pada bulan Januari dan kelembaban rata-rata terendah 70,22% pada bulan Agustus. Penyinaran matahari rata-rata adalah 54,51 %. Penyinaran matahari rata-rata tertinggi 62,19 % pada bulan Agustus dan penyinaran matahari rata-rata terendah 47,41% pada bulan Oktober. Kecepatan angin rata-rata adalah 1,94 m/ det. Kecepatan angin rata-rata tertinggi 2,28 m/ det pada bulan Agustus dan kecepatan angin rata-rata terendah 1,53 m/det pada bulan Januari. Curah hujan rata-rata adalah 222.4 mm. Curah hujan rata-rata tertinggi 333.0 mm pada bulan April dan Curah hujan rata-rata terendah 109.3 mm pada bulan Juli. Ketersediaan air atau Debit andalan didapat dengan memproses data curah hujan menjadi data debit sungai. Dalam proses data curah hujan menjadi data debit sungai, dalam hal ini menggunakan Metode NRECA. Debit andalan (data debit sungai : Metode Nreca) diperlihatkan pada Tabel 2.a, Tabel 2.b, dan Tabel 2.c. Dari data-data debit dengan menggunakan Metode NRECA, didapat hasil debit andalan 95% = 0 m 3 /detik pada bulan Agustus dan Nopember, dan debit andalan 99% = 0 m 3 /detik pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret dan bulan September sampai dengan bulan Desember.

4. PENUTUP Kesimpulan Ketersediaan Air/Debit andalan DAS Barito Hulu hasil Nreca menunjukan bahwa debit andalan 80% berdasarkan Metoda Nreca: ratarata per bulan 349,853 m 3 /detik, dan 85% didapat rata-rata per bulan 261,675 m 3 /detik. Ketersediaan Air/Debit Andalan 90% didapat rata-rata per bulan 167,094 m 3 /detik. Ketersediaan air 95% didapat rata-rata per bulan 97.384 m 3 /detik, dan 99% didapat rata-rata per bulan 69,170 m 3 /detik. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (1986), Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi, Bagian Penunjang Untuk Standar Perencanaan Irigasi, Dirjen Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta 2. Anonim (1999), Panduan Perencanaan Bendungan Urugan,Volume II ( Analisa Hidrologi), Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Bina Teknik, Irrigation Engineering Service Center Bersama Japan International Cooperation Agency, Dirjen Pengairan, Jakarta 3. S. Anik (2007), Kajian Alternatif Penanggulangan Banjir (Studi Kasus Sungai Lapada Di Kabupaten Gorontalo), Jurnal Presipitasi, Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip. 4. S, Gadhang, (2008), Kajian Pengaruh Kondisi DAS Terhadap Fluktuasi Debit Sungai, Tesis, Kelompok Bidang-Bidang Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 5. Soemarto, CD, (1986), Hidrologi Teknik, Pusat Pendidikan Manajemen dan Teknologi Terapan, Malang 6. Soewarno. (1991), Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai. Penerbit Nova. Bandung 7. Soewarno. (1995) Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, jilid II. Nova. Bandung 8. Sri Harto Br, (2000), Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian, Nafiri, Yogyakarta 9. Sugiharta, (2007), Prakiraan Debit Puncak Banjir Berdasarkan Hujan Dan Karakteristik Morphometri Daerah Aliran Sungai, Tesis, Kelompok Bidang Ilmu-Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 10. Wurjanto A, Sudirman D, (tanpa tahun), Modul Perhitungan Debit Andalan Sungai, ITB, Bandung INT 2013