BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PROFIL KAMPUNG WONOREJO. sebagai nelayan atau petani tambak. Dengan perubahan waktu lambat laun

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB V POTRET PROBLEM MASYARAKAT KAMPUNG KUMUH. A. Terbatasnya Kepemilikian Lahan Pekarangan

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

Komunitas IBRA : Profil singkat. Profil Komunitas IBRA : Latar Belakang Kegiatan

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB IX. Kesimpulan dan Rekomendasi. Pada kegiatan membangun pola hidup sehat dari kebiasaan warga di Desa

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/15~ /V.12/HK/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

INDIKATOR PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA ( PKK )

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2009

1.1 Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN

BAB II TARGET DAN LUARAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2014 Seri E Nomor 2 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga agar tetap mampu menunjang kehidupan yang normal. 1

CATATAN KELUARGA CATATAN KELUARGA DARI : KRITERIA RUMAH : ANGGOTA KELOMPOK DASA WISMA : JAMBAN KELUARGA : TAHUN : SUMBER AIR :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET TENTANG PEDULI DARI POLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 223/ HK / 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lupy Dwi Septa Satria, 2014

POKJA I. DATA KEGIATAN POKJA I Tahun 2011

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TEGAL TIMUR Jln. Flores No. 35 Telp. : ( 0283 ) Tegal

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ini ada pada sikap manusia dalam melestarikan lingkungan hidup tersebut.

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB III LANGKAH LANGKAH KEGIATAN UNTUK MENGEMBANGKAN POSDAYA. Kepala Desa Bojong Renged No. / /Tahun 2014 tentang penetapan

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

NOMOR 222/ HK / 2016

PERANAN PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN SIKAP KEKELUARGAAN MASYARAKAT KELURAHAN MANISREJO KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN. Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan. Letak Desa Kalisat sedikit terpencil

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengatasi masalah kemiskinan (hal I, Pedoman Teknis Pengamanan Sosial

BAB V PENUTUP. Pencemaran Udara di Kota Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. agar tetap mendukung kehidupan manusia. 1. dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BERINGIN GANG HIJAU & POSYANDU RUMAH TOGA

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

Lengkapi barisan bilangan berikut dengan pola bilangan Bila digambarkan dengan kubus satuan adalah sebagai berikut

BAB I LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

BAB V PENCEMARAN SUNGAI DUSUN LUWUNG. yang langsung dialirkan pada sungai. Hal tersebut menyeba bkan pe ndangkalan

DUKUNGAN PKK DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN BER PHBS TP PKK PUSAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

KOMUNITAS KAMPUNG GUDANG

Taman Posyandu Matahari Layak Jadi Percontohan Nasional Thursday, 17 January :09

BAB III PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk iuran sampah di Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

6.10.(2) Surabaya. Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Transkripsi:

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo Kampung Wonorejo merupakan Kampung yang mempunyai masalah pada lingkungan hidup sekitar dibandingkan Kampung yang lain, namun adanya hal tersebut mereka mempunyai peluang untuk bisa mengurangi masalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah dengan baik untuk lingkungan yang bersih dan sehat. Peran Wulan (47 tahun) sebagai lokalider yang sangat berpengaruh dan perangkat Kampung Narto selaku RT 04 dalam menggerakkan warganya masih belum di respon dengan baik. Seperti adanya kegiatan gotong royong, merubah kebiasaan yang kurang baik yaitu mencemari lingkungan dengan membuang sampah di sembarang tempat, sehingga lingkungan Kampung tercemar dan terjadi penyumbatan terhadap aliran sungai yang menyebabkan bau tidak sedap. Tabel 5.1 : Kegiatan Perempuan Wonorejo Selama Satu Tahun No Perkumpulan 1 Yasinan 2 3 Khotmil qur'an PKK (satu bulan sekali minggu kedua) Kegiatan Tahlilan Diba'an Muludan Baca qur'an Penyuluhan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 64

65 4 5 Syamro (tiap minggu latihan di hari jumat sore) Posyandu ( satu bulan dua kali, minggu pertama dan minggu ketiga) Latihan rebana Timbang badan, penyuluhan dan imunisasi Gotong royong Kegiatan Ibu 6 sebar anti mantik jentikjentik Sumber : Hasil FGD bersama perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa kegiatan perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 lebih cenderung pada kegiatan keagamaan daripada kegiatan lingkungan maupun sosial. Hal ini dapat dilihat dari minatnya perempuan pada kegiatan yang terjadi. Seperti kegiatan tahlilan yang paling banyak diminati kalangan perempuan Wonorejo RT 04 RW 01. Kegiatan yang setiap bulan pada hari Selasa malam Rabu Legi ini diadakan secara bergantian di rumah warga Wonorejo RT 04 RW 01. Pada jam 19.00 WIB kegiatan tahlilan berlangsung sampai selesai kegiatan sekitar 20.30 WIB. Hal tersebut dilakukan supaya warga ikut berpartisipasi mengadakan kegiatan rutin. Biasanya kegiatan tahlilan ini diikuti 40-60 perempuan Wonorejo RT 04 RW 01. Sebagaimana gambar di bawah ini.

66 Gambar 5.1 : Kegiatan tahlilan perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 Sedangkan pada kegiatan POSYANDU perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 dilakukan pada setiap bulan minggu pertama dan minggu ketiga. Kegiatan yang memberikan pelayanan pada BALITA dengan menimbang badan serta kecukupan gizi setiap bayi. Serta pelayanan penyuluhan dari beberapa pihak yang terkait. Mengenai penyuluhan ini sifatnya tidak rutin. Terkadang ada dan terkadang tidak ada. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini kegiatan POSYANDU RT 04 RW 01. Gambar 5.2 : Kegiatan POSYANDU Kampung Wonorejo RT 04 RW 01

67 B. Terbatasnya Lahan Pekarangan Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. 68 Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna. Gambar di bawah ini merupakan salah satu rumah warga Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 Sulastri (45 tahun). Memiliki keterbatasan lahan pekarangan rumah bahkan tidak mempunyai tanaman di depan rumahnya. Rumah yang berukuran 3 x 10 M ini mengakui bahwa kurang menyukai atau bahkan merawat tanaman karena mempersempit teras rumahnya. Gambar 5.3 : Salah satu rumah milik Sulastri (45 tahun) 68 http://budidayaagronomispertanian.blogspot.co.id/2013/06/optimalisasi-pemanfaatan-lahan.html

68 C. Kurangnya Kesadaran Lingkungan Hidup Berbicara tentang kurangnya kesadaran lingkungan hidup di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 tentunya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia itu sendiri. Karena baik tidaknya suatu lingkungan hidup di Kampung Wonorejo ditentukan oleh masyarakat setempat. Masalah lingkungan hidup di Kampung Wonorejo merupakan suatu kenyataan yang memerlukan perhatian khusus dari semua pihak. Karena setiap orang diharapkan berpartisipasi dan bertanggung jawab untuk mengatasinya. Semakin banyak perubahan di Kampung Wonorejo bukan berarti akan berdampak baik pada lingkungan Kampung Wonorejo yang sehat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai anggota masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Misalnya dengan membuang sampah seenaknya di jalanan, atau meletakkan sampah di pinggir jalan dan lain sebagainya.

69 Gambar 5.4 : Sampah menumpuk di sungai Kampung Wonorejo Dengan adanya kemajuan zaman di Kampung Wonorejo seharusnya kesadaran akan lingkungan hidup yang sehat semakin tinggi. Namun saat ini yang terjadi tidaklah demikian bahkan sebaliknya, sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian. Terlebih lagi dengan musim hujan dan musim panas yang saat ini tidak seperti dulu lagi. Saat musim hujan datang saat ini sudah tidak bisa di prediksi atau di perkirakan. Sehingga akan berdampak buruk bagi Kampung Wonorejo yang termasuk kategori rawan banjir akibat saluran pembuangan tersumbat oleh sampah. Dengan memperhatikan lingkungan Kampung Wonorejo ini maka kita akan ikut serta menjaga kesehatan dan

70 kelestariannya. untuk itu semoga kedepannya masyarakat kita lebih sadar lagi akan makna lingkungan hidup yang sehat. Walaupun dari Wulan (47 tahun) sebagai penggerak setempat mengharapkan agar setiap warganya peduli akan lingkungan yang sehat di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01. Namun kenyataannya masih banyak angota masyarakat yang belum sadar akan makna lingkungan Kampungnya sendiri. 69 Oleh karena itu pentingnya kesadaran tentang peranan dan manfaat lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan melalui penyuluhan, pendidikan, penegakan hukum disertai pemberian rangsangan atau motivasi atas peran aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup. Selain itu peningkatan kesadaran lingkungan di Kampung Wonorejo dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain : Pendidikan dalam arti memberi arahan pada nilai dan sikap hidup untuk mampu memelihara keseimbangan antara pemenuhan kepentingan pribadi, kepentingan lingkungan sosial dan kepentingan alam. Kedua, memiliki kepedulian sosial dan kepedulian alam yang besar mengingat tindakan warga yang akan berpengaruh positif ataupun negatif kepada lingkungan Kampung Wonorejo. Tujuan peningkatan kesadaran adalah memasyarakatkan lingkungan hidup yang sehat, jadi bukan sekedar menanamkan TOGA saja 69 Hasil wawancara dengan Wulan (47 tahun) pada tanggal 19 September 2015 jam 16.00 WIB

71 namun membangkitkan partisipasi untuk ikut memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di Kampung Wonorejo ini. D. Minimnya Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Lingkungan Hidup Partisipasi masyarakat di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 pada perempuan khususnya di gerakan ibu-ibu PKK maupun ibu-ibu arisan Wonorejo menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan program tanam TOGA. Partisipasi berarti keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. Dalam mencapai tanam TOGA bersama perempuan Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 tidak akan mencapai sasaran apabila kurangnya partisipasi masyarakat. Pendamping saat berada di lapangan merasakan dan melihat kenyataan yang masih banyak partisipasi pasif untuk tanam TOGA. Ada beberapa penyebab partisipasi pasif perempuan Wonorejo ini adalah dari tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan mereka. Banyak dari ibu-ibu Wonorejo ini yang masih berpendidikan hanya lulusan SMP. Kemudian masih ada penyebab lain yaitu terbiasanya perempuan Wonorejo bertindak acuh terhadap lingkungan sekitar Kampungnya

72 sendiri. Sehingga dalam meningkatkan partisipasi aktif perempuan Wonorejo ini sungguh dibutuhkan waktu yang lama. 70 Keikutsertaan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu arisan adalah sangat penting di dalam suksesnya proses menuju lingkungan hidup yang sehat melalui tanam TOGA ini. Partisipasi dari perempuan Kampung Wonorejo ini akan diharapkan apabila dapat memberdayakan potensi yang ada. Seperti memberdayakan tanaman TOGA dan lain sebagainya. Sesuai dengan kenyataan yang ada di Kampung Wonorejo ini. Peran Wulan (47 tahun) salah satu penggerak dan pendamping dalam menggerakkan perempuan Wonorejo untuk tanam TOGA juga tidak asal mengajak dan mengumpulkan warganya saja. Namun melihat situasi dan kondisi perempuan Wonorejo supaya ikut partisipasi aktif untuk menanam TOGA bersama-sama. Pendekatan pendamping dan penggerak perempuan Wonorejo adalah dengan berdiskusi bersama ibu-ibu PKK dan ibu-ibu arisan Kampung Wonorejo. Hal ini disepakati supaya perempuan Wonorejo ikut serta berpartisipasi aktif dalam rencana tanam TOGA demi menjaga Kampung mereka sendiri. Seperti saat pertemuan kegiatan rutin ibu-ibu arisan Wonorejo dan lain sebagainya. 70 Hasil FGD bersama perempuan Kampung Wonorejo RT 04 RW 01 pada tanggal 26 September 2015 jam 16.00 WIB

73 Kenyataan bahwa bentuk minimnya partisipasi perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 terlihat saat banyak rumah yang masih banyak belum ditanami tanaman pekarangan maupun tanaman TOGA. Tidak hanya itu saja minimnya partisipasi perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 terlihat saat aksi bersama-sama menanam TOGA. Hanya dari beberapa perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 yang ikut berpartisipasi. Sehingga terlihat jelas bahwa perempuan Wonorejo RT 04 RW 01 masih kurang peduli dan minimnya partisipasi mereka dalam menjaga lingkungan hidup seperti halnya menanam TOGA. Dengan adanya kendala dan hambatan yang terjadi di Kampung Wonorejo RT 04 RW 01. Pendamping dan penggerak perempuan Wonorejo tetap semampunya mengajak dan menanam TOGA. Minimal dengan menanam TOGA di pekarangan rumah sendiri. Sehingga apabila warga setempat membutuhkan tanaman TOGA dapat memanfaatkan dan merasakan khasiat yang terkandung dalam tanaman TOGA. Upaya ini dilakukan sebagai tindakan pasif dalam menumbuhkan partisipasi warga dalam menjaga lingkungan hidup.