BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi aktif dilakukan pembelajaran dengan lingkungan, yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam proses belajar mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh. didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2011). Hakekat IPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara 8

guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik. 2.1.1. Karakteristik Metode Diskusi Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, untuk menjawab permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif. mengatakan bahwa aktivitas siswa dalam berdiskusi harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, disamping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan bekerja sama dan kemampuan berbahasa 2.1.2. Prosedur Metode Diskusi

Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab. Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah: a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa. d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan. 2.1.3. Langkah-Langkah Metode Diskusi Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan diskusi diantaranya diuraikan oleh Karo-karo sebagai berikut: 1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, apa tujuan masalah itu didiskusikan dan garis besar dalam pemecahan masalah 2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru membentuk kelompokkelompok diskusi. 3. Pelajar-pelajar berdiskusi dalam kelompoknya. Pada waktu pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan, 4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya, hasil-hasil yang telah dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan atau pertanyaan ini pada akhirnya harus ditanggapi atau dijawab olehguru agar pelajar mengetahui mana yang benar / salah, 5. Pelajar- pelajar mencatat hasil diskusi ( Karo-karo, 1998 : 27) 2.1.4. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi

Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsipprinsip dalam berdiskusi, yaitu: a. Adanya topik pembicaraan b. Pembentukan kelompok c. Saling bekerjasama d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu. e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru. f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar. g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:422). 2.1.5. Keunggulan Metode Diskusi Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi adalah: a. Siswa dapat saling bertukar pikiran b. Siswa dapat menghayati permasalahan c. Merangsang siswa untuk berpendapat d. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa e. Membina kemampuan berbicara f. Memahami pendapat dan pikiran orang lain g. Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:422) 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar 2.2.1. Pengertian Aktivitas Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan, sedangakan menurut Nasution (2000) Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a -

kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Maka keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciriciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar pendidikan, Trina al yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keakti akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. 2.2.2. Pengertian Belajar Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan.

Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain berarti mencari makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah. Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. 2.2.3. Pengertian Aktivitas Belajar Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam

kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Menurut Poerwadarminta (2003:23), Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Sardiman ( 2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa: lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan

peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keput Dari bebrapa definisi aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Kesungguhan belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah, dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dibatasi pada ruang lingkup. 2.3. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui daripendapat ahli pendidikan.

kemampuan yang dimiliki siswa setelah i Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Winkel (dalam Sudjana, 2009:274) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu : a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun hasil belajar dapat diartikan prestasi diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena

kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri. 1. Pengertian Pendidikan hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara

komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. 2. Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan

dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar, meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; 2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; 3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta

didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum. Model Pembelajaran IPA di SDN 1 Pasar Baru melalui Metode Diskusi

Model pembelajaran di SDN 1 Pasar Baru melalui metode diskusi hampir sama dengan pengajaran klasikal tetapi dalam hal ini jumlah siswa yang berbeda. Pembelajaran klasikal terdari dari prasiswa dalam satu kelas, sedangkan metode diskusi siswa yang belajar dalam satu kelas terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa. Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. metode diskusi sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di muka umum. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya didiskusikan dalam diskusi kelas. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi, sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat dikembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam pelaksanaaan diskusi.

Dalam proses pembelajaran IPA berisi struktur kurikulum tingkat sekolah. Yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upanya pencapaian standar kopetensi kelulusan ( SKL ) merupakan acuan utama bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum KTSP di SD/MIN meliputi a) Silabus pembelajaran tematik untuk SD kelas rendah kelas I, II, III b) Silabus mata pelajaran untuk untuk SD kelas tinggi kelas IV, V, VI c) Silabus muatan lokal dan mata pelajaran lain ( jika ada ) d) Silabus keagamaan ( kusus MI ) Dengan terstruktur kurikulum yang ada diharapkan siswa memahami potensi yang ada didalam diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Hasil belajar pada umumnya meliputi : 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa meliputi kontraksi belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif. 3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesimpulan siswa belajar atas inisiatif sendiri. 4. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif. 5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa. 6. Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan evaluasi yang berkaitan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

Dalam pembelajaran IPA, dengan model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan langkah-lagkah sebagai berikut ; a. Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok. b. Guru menyampaikan/menyajikan materi pelajaran mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lainnya. d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara koperatif berisi jawaban. e. Setelah selesai diskusi, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f. Guru memberikan penyajian singkat sekaligus memberi kesimpulan. g. Pengajaran diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan tugas rumah. Adapun salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar IPA adalah sebagai berikut : 1. Dalam diri siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar dengan baik. 2. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran. 3. Ganguan dari luar ( meliat keluar, di ganggu teman ). 4. Siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu susah. 5. Siswa kelas rendah kebanyakan keinginan masih bermain dari pada belajar.

2.5. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012