PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN SEMI-INDIVIDUAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN SEMI-INDIVIDUAL

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI METODE COLEGA MEDIASI. Titin Hartini 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU GEOGRAFI MELALUI WORKSHOP DI SMAN 1 PASAMAN

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

Arifuddin Miseng SMA Batara Gowa Sungguminasa Abstract. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD INPRES 2 KAYUMALUE NGAPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KAYUMAS KECAMATAN JATINOM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA

PENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN THINK PAIR AND SHARE ( TPS )

PENINGKATAAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

p-issn : e-issn :

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Transkripsi:

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN SEMI-INDIVIDUAL Oleh : Rohmani Purwanti T he main purpose of this Classroom Action Research (CAR) is to give an alternative for mathematics learning and teaching activities, especially to accomplish heterogeneity of students' ability in mastering mathematics. This semi-individual learning model is expected to be able to support the students' learning achievement. The CAR is applied in nd three cycles. It was applied for 30 students of 2 grade in the Muhammadiyah Secondary School of Bambanglipuro I, Bantul, Yogyakarta, in academic year 2004/2005. In each cycle, the data are collected through pretest, filling-in observation sheets, interviews, and post-test. The collected data were analyzed by quantitative model of analysis, and manipulated in order to give prescription to be considered what would be done in the subsequent cycle. The conclusion of this CAR showed that the semi-individual learning could improve the students' learning achievement in mathematics by 4.70 point in the first cycle, and 5.10 in the second rd cycle, and 5.47 in the end of 3 cycle. 1) A. PENDAHULUAN Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan peningkatan standar nilai kelulusan dari tahun-ke-tahun, tugas guru tidak semakin ringan, apalagi lagi guru matematika. Sebab dalam kenyataan sebagian besar anak yang gagal dalam menempuh ujian disebabkan nilai matematika tidak dapat mencapai standar minimal yang ditentukan. Kendala yang dihadapi oleh sebagian besar guru matematika adalah suasana kelas dengan kecerdasan siswa yang heterogen, sehingga jika diberi pelayanan yang sama ternyata anak yang kecerdasannya cukup tinggi tidak dapat mencapai hasil yang optimal karena pelajaran terlalu lambat dan kurang menantang. Sebaliknya anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik karena mereka memerlukan waktu yang lebih lama dalam memahami pelajaran. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pembelajaran yang dapat memberi pelayanan bagi semua siswa sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan p e m b e l a j a r a n y a n g d a p a t meningkatkan motivasi belajar sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.untuk itu diperlukan pembelajaran yang efektif. Karena salah satu peran guru adalah sebagai fasilitator, maka guru harus dapat membantu anak didik dalam mengatasi kesulitan belajar. Agar pembelajaran efektif, guru harus menyadari bahwa biasanya siswa dalam satu kelas mempunyai keberagaman tingkat kecerdasan, maka kegiatan pembelajaran harus dirancang agar 1) Dra. Rohmani Purwanti, M.Pd adalah Staf pengajar SMP Muhammadiyah I Bambanglipuro Yogyakarta 600

cocok bagi setiap siswa.guru juga harus memberikan pelayanan pada anak didik sesuai dengan kebutuhan masingmasing. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran berpusat pada siswa (student- centered), yaitu kegiatan pembelajaran yang berfokus pada s i s w a. S i s w a s e b a g a i s u b y e k pembelajaran dan guru memperhatikan perbedaan kecepatan pembelajaran pada setiap siswa, (Depdiknas, 2002). Tetapi karena keadaan kelas yang heterogen, yaitu sebuah kelas yang memiliki siswa dengan tingkat kecedasan yang berbeda-beda, guru sulit memilih metode yang tepat, sebab anak yang memiliki tingkat kecerdasan berbeda biasanya membutuhkan perlakuan yang berbeda. Evertson dalam (Woolfolk A E dan Nicolich, 1984), mengemukakan bahwa agar pembelajaran pada anak-anak dengan kecerdasan rendah dapat berhasil maka membutuhkan waktu lama.sedangkan menurut Stallings harus dalam suasana yang mendukung (penuh kasih sayang). Pada anak dengan kecerdasan yang tinggi lebih efektif jika diberi pertanyaanpertanyaan tingkat tinggi dan diskusi. Selain masalah diatas, guru juga harus dapat membangun interaksi yang efektif antara guru dengan murid, yaitu interaksi yang tidak terbatas pada penyampaian mata pelajaran, tetapi semestinya guru juga harus mengetahui permasalahan anak yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Interaksi semacam ini dapat terjadi pada sekolah dengan jumlah siswa yang tidak telalu banyak dalam setiap rombongan belajar (small group) (Barnes, 1977). Pembelajaran Semi-Individual adalah pembelajaran yang berusaha mengoptimalkan kompetensi pada kelas yang heterogen. Dalam pembelajaran ini fakta, konsep, prinsip dan skill dipelajari secara klasikal, kemudian diaplikasikan dalam kelompok yang disusun sesuai dengan tingkat kecerdasan anak, maka melalui pembelajaran semi-individual diharapkan dapat merespon siswa yang memiliki kecerdasan tinggi maupun siswa yang memiliki kecerdasan rendah. Penerapan pembelajaran semi individual dilaksanakan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa yang b e r k e m a m p u a n r e n d a h t a n p a menghambat perkembangan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran semi individual siswa akan mengerjakan soal secara bertahap sesuai dengan kemampuan. Anak yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan merasa tertantang mengerjakan soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi, sedangkan anak yang mempunyai tingkat kecerdasan rendah tidak putus asa mengerjakan soal karena soal-soal yang dihadapi tingkat k e c e r d a s a n n y a s e d a n g / r e n d a h sehingga masih bisa dikerjakan. Selain itu, kelompok siswa yang mempunyai kemampuan sejajar akan lebih dapat bersinergi dalam menyelesaikan soal yang dihadapi sehingga suasana belajar lebih menggairahkan. B. CARA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro, kelas 1, semester II Tahun Pelajaran 2005-2006, dengan menggunakan Penelitian Tindakan Klas (Classroom Action Research). Sumber data terdiri dari data hasil belajar siswa dan data observasi proses belajar diambil dari siswa selama proses belajar mengajar. Data hasil belajar diambil dari tes formatif pada setiap siklus sedangkan 601

data observasi proses belajar diambil dengan lembar obsevasi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan materi tentang Persamaan linier dengan Dua Peubah. Adapun tahapan penelitian pada setiap siklus adalah: a. Persiapan penelitian yang meliputi: (1) Menyusun Rencana Pembelajaran, (2) Membuat soal-soal penerapan yang berbeda bagi masing-masing kelompok, (3) Menyiapkan daftar nilai, (4) Menyiapkan lembar observasi. b. Pelaksanaan tindakan Dalam kegiatan pembelajaran semi individual, pemahaman m a t e r i d i l a k s a n a k a n secara klasikal kemudian penerapan konsep diberikan dengan lembar kerja siswa yang memuat soal dengan tingkat kesukaran yang berbeda-beda sesuai dengan kelompoknya, yaitu kelompok siswa yang memiliki kecerdasan rendah (under achiever), kecerdasan sedang (middle achiever) dan kecerdasan tinggi (upper a c h i e v e r ) y a n g d i a m b i l berdasarkan pengamatan guru dan hasil pre tes. Dalam menyelesaikan soal siswa d i a ra h k a n u n t u k b e l a j a r kelompok dan guru membantu kelompok- kelompok ya n g mengalami kesulitan. c. Pemantauan dan evaluasi Proses pemantauan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan lembar hambatan belajar untuk mengetahui keaktifan, perhatian dan masalah yang dihadapi siswa terhadap pelajaran matematika. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes formatif pada setiap akhir siklus. d. Analisis dan refleksi P a d a t a h a p i n i p e n e l i t i menganalisis data tentang kondisi nyata yang terjadi pada saat proses belajar mengajar dan hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Data yang diperoleh dianalisa dengan statistik sederhana. Rata-rata hasil belajar pada setiap akhir siklus yang diperoleh dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Hasil perbandingan yang diperoleh merupakan dasar menyusun rencana tindakan pada siklus berikutnya. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum mulai siklus 1, kepada siswa klas 2 diberikan pre test dan hasilnya sebagai berikut: nilai terendah 1.00; nilai tertinggi 9.00 dan rata-rata 4.37. Dari hasil pre test, dikelompokkan dalam kelompok siswa dengan kecerdasan rendah (under achiever), kecerdasan sedang (middle achiever) dan kecerdasan tinggi (upper achiever). Dengan pembelajaran semiindividual, kendala yang ditemui pada siklus 1 antara lain: Suasana belajar kaku. Pada umumnya takut bertanya dengan teman di kelompoknya, tidak mau memberi tahu teman, ada kecenderungan nyontek jawaban teman sehingga kerja kelompok belum optimal. Kelompok siswa yang memiliki kecerdasan rendah malas mengerjakan soal. Suasana belajar pada siklus 602

pertama ini masih menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini. Untuk itu Guru memberi pengarahan kepada siswa agar pada siklus kedua dapat memanfaatkan kerja kelompok untuk saling membantu dan semua harus ikut berperan dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru. Selain itu guru perlu menekankan tentang tugas dan kewajiban siswa. Begitu pula pengawasan dalam mengerjakan tes perlu diperketat. Sedangkan hasil tes di akhir siklus 1 menunjukkan: nilai terendah 2.00; nilai tertinggi 9.00; rata-rata 4.70 Pada siklus kedua, siswa sudah nampak bergairah dalam mengerjakan soal. Tetapi siswa belum memiliki kemandirian dalam mengerjakan soal. Pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan rendah dan sedang ada kecenderungan setelah selesai mengerjakan soal wajib, yang ditentukan oleh guru merasa tugasnya sudah selesai. Pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan tinggi sudah dapat memecahkan soal-soal yang bobot kesukaran tinggi secara berkelompok. Hal penting yang harus di berikan oleh guru adalah guru harus memberi bantuan dalam mengerjakan soal kepada siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rendah agar senang belajar matematika dan guru perlu memberikan reward terhadap siswa yang dapat menyelesaikan soal yang melebihi target. Guru perlu memberikan soalsoal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi pada siswa yang memiliki kecerdasan tinggi. Adapun hasil tes pada akhir siklus: nilai minimum 3.00, nilai maksimum 9.00 dan rata-rata 5.10 Pada siklus 3, aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat. Kerja sama kelompok positif (saling membantu) dalam menghadapi soal yang sulit menurut kelompok masing-masing. Kelompok siswa yang memiliki kecerdasan tinggi tampak antusias yang ditunjukkan dengan adanya soal-soal yang telah dipersiapkan siswa secara mandiri dibahas dalam kelompok. Kelompok siswa yang memiliki kecerdasan rendah tampak antusias dalam mengerjakan soal (ada kemandirian). Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran berdampak pada peningkatan hasil belajar pada siswa. Peningkatan nilai minimal, nilai maksimal maupun nilai rata-rata menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar. Untuk melaksanakan pembelajaran ini, guru harus mencurahkan perhatian secara menyeluruh terhadap siswa, baik dalam membantu memgatasi kesulitan belajar maupun dalam hal menyiapkan soalsoal evaluasi beserta kunci jawabannya. Hasil tes akademik pada akhir siklus 3, nilai minimum 3.00; nilai maksimum 10 dan rata-rata 5.47. Pelaksanaan pembelajaran dari siklus ke siklus menunjukkan bahwa siswa senang jika dapat mengerjakan soal. Dengan demikian, soal yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya berdampak pada timbulnya rasa senang dan tidak frustasi terhadap matematika dan pada akhirnya ada gairah untuk belajar matematika. Tetapi karena tingkat kecerdasan siswa berbedabeda, maka guru harus memberi bantuan dalam mengerjakan soal sesuai dengan kebutuhan dan mempersiapkan soal dan kunci jawaban dalam jmlah yang lebih banyak. D. SIMPULAN Dari hasil observasi kegiatan Classroom Action Research dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang memperhatikan tingkat kecerdasan 603

siswa dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Perhatian itu dapat berupa pemberian bantuan ketika siswa menghadapi kesulitan memahami materi pelajaran, maupun dalam p e m b e r i a n s o a l - s o a l. D e n g a n peningkatan semangat belajar akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Dengan demikian pembelajaran semi individual yang digunakan dalam pembelajaran pada siswa klas 2 SMP Muhammadiyah 1 Bambanglipuro dapat meningkatkan semangat belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA Douglas Barners. (1977). From Communication to Curriculum. New Zealand: Penguin Books. Kemmis, S and Taggart, R.(1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Woolfolk, Anita E. & Larraine M. Nocolich. (1984). Educational Psychology for Teacher. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. -----------(2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas. 604