PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 2 TAHUN 2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Pengumuman Pendaftaran Calon Anggota Komisi Yudisial Periode Rabu, 08 April 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL RANCANGAN PERATURAN DESA BANGUNJIWO

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KUNINGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 01/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAZNAS Badan Annl Zakat Nasionat

PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON HAKIM AD HOC TINDAK PIDANA KORUPSI DI MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 2/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016

PERATURAN SENAT POLITEKNIK NEGERI MADIUN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN DIREKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI

2 3. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan L

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

TUGAS DAN WEWENANG. Tugas dan Wewenang KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PROFIL KELEMBAGAAN KOMISI YUDISIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2008 TATA CARA PENCALONAN, DAN PENGANGKATAN SERTA PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK)

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN CALON ANGGOTA KONSIL MASING-MASING TENAGA KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 21 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2010 Badan Wakaf Indonesia. Pengangkatan. Pemberhentian. Anggota.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Pengangkatan.

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. PANITIA SELEKSI CALON HAKIM AD HOC PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN MAHKAMAH AGUNG RI.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

A. FORMAT BERITA ACARA PENELITIAN BERKAS PERSYARATAN CALON PERANGKAT DESA TIM PENCALONAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA DESA. KECAMATAN KABUPATEN KLATEN

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN PRAYA DESA MEKAR DAMAI Alamat : Jln. Taruna Jaya 01 Km Tlpn/Hp Kode Pos 8351I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 2 TAHUN 2005 TENTANG MEKANISME DAN TATA TERTIB PEMILIHAN DAN PENENTUAN CALON ANGGOTA KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DARI UNSUR PAKAR KEPOLISIAN DAN TOKOH MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2005 tentang Komisi Kepolisian Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Mekanisme dan Tata Tertib Pemilihan dan Penentuan Calon Anggota Komisi Kepolisian Nasional dari unsur Pakar Kepolisian dan Tokoh Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Keputusan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Peraturan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2005 tentang Komisi Kepolisian Nasional. MEMUTUSKAN : Menetapkan : MEKANISME DAN TATA TERTIB PEMILIHAN DAN PENENTUAN CALON ANGGOTA KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DARI UNSUR PAKAR KEPOLISIAN DAN TOKOH MASYARAKAT.

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Komisi Kepolisian Nasional adalah komisi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No 17 tahun 2005 yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Kompolnas. 2. Pakar Kepolisian adalah seseorang yang ahli di bidang ilmu kepolisian. 3. Tokoh masyarakat adalah pimpinan informal masyarakat yang telah terbukti menaruh perhatian terhadap kepolisian. 4. Seleksi adalah rangkaian kegiatan untuk memilih dan menentukan anggota Kompolnas. 5. Panitia seleksi adalah panitia yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan seleksi calon anggota Kompolnas, selanjutnya dalam peraturan ini disebut panitia. 6. Peserta seleksi adalah warga masyarakat baik dari unsur pakar kepolisian maupun tokoh masyarakat yang mengikuti proses seleksi untuk menjadi calon anggota Kompolnas. 7. Rapat penentuan adalah rapat yang diselenggarakan untuk menentukan kelulusan peserta seleksi pada setiap tahapan seleksi. BAB II PANITIA Pasal 2 (1) Panitia berkedudukan di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. (2) Susunan kepanitiaan sebagai berikut : a. Penanggung jawab; b. Ketua panitia penilai dan anggota penilai; c. Ketua panitia pendukung beranggotakan : 1) sekretaris; 2) bendahara; 3) seksi perumus; 4) seksi hukum; 5) seksi publikasi; 6) seksi pendaftaran; 7) seksi penelitian administrasi; 8) seksi tanggapan publik; 9) seksi pemeriksaan kesehatan; 10) seksi penyaringan; 11) seksi uji kelayakan. (3) Anggota panitia terdiri dari anggota Polri dan non-polri. (4) Panitia bertugas : a. menyusun jadwal waktu dan kegiatan seleksi;

3 b. merumuskan kriteria pakar kepolisian dan tokoh masyarakat; c. menyiapkan tata cara dan standar penilaian pemeriksaan kesehatan dan uji kelayakan; d. menyelenggarakan publikasi; e. menyelenggarakan seluruh kegiatan seleksi dalam rangka memilih dan menentukan peserta yang memenuhi persyaratan; f. mengajukan nama peserta yang terpilih kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; g. melaksanakan tugas lain yang terkait dan yang ditugaskan oleh Kapolri. (5) Setiap tim kerja berkewajiban menyusun pedoman kerja yang berkaitan dengan bidang tugasnya. (6) Panitia tidak diperbolehkan menjadi peserta. (7) Keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat. (8) Dalam melaksanakan tugasnya panitia bertanggung jawab kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB III PERSYARATAN Pasal 3 (1) Persyaratan peserta adalah : a. warga negara Indonesia; b. bertakwa kepada Tuhan yang maha esa; c. sehat jasmani dan rohani/jiwa; d. berumur minimal 45 (empat puluh lima) tahun; e. tidak menjadi salah satu partai politik; f. ahli di bidang kepolisian, bagi calon anggota yang berasal dari unsu pakar kepolisian; g. secara nyata telah terbukti menaruh perhatian terhadap kepolisian, bagi calon anggota yang berasal dari unsur tokoh masyarakat; h. tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan. (2) Ahli di bidang kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f adalah orang yang berpengalaman : a. dalam pendidikan/pengajaran yang berkaitan dengan bidang studi ilmu kepolisian; atau b. dalam pengembangan pengetahuan yang berkaitan dengan fungsi kepolisian. secara berturut-turut selama sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakhir. (3) Orang yang secara nyata telah terbukti menaruh perhatian terhadap kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf g adalah orang yang berpengalaman : a. sebagai pimpinan organisasi/lembaga sosial/kemasyarakatan berskala nasional yang peduli pada masalah kepolisian; atau b. sebagai pimpinan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengamati kepolisian. secara berturut-turut selama sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun terakhir.

4 BAB IV RAPAT PENENTUAN Pasal 4 (1) Rapat penentuan dilakukan pada setiap tahapan oleh masing-masing tim kerja dipimpin oleh ketua panitia penilaian. (2) Mekanisme dan tata cara yang berkaitan dengan pengambilan keputusan rapat ditetapkan oleh panitia penilai. (3) Keputusan rapat penentuan dituangkan dalam berita acara. (4) Hasil keputusan rapat penentuan dilaporkan kepada penanggung jawab. BAB V MEKANISME PEMILIHAN Pasal 5 Pemilihan dan penentuan calon anggota Kompolnas diselenggarakan melalui pentahapan : a. publikasi; b. pendaftaran peserta; c. penelitian persyaratan administrasi; d. penyaringan; e. pemeriksaan kesehatan; f. tanggapan publik; g. uji kelayakan; h. penentuan pengajuan dan pengusulan calon anggota Kompolnas; BAB VI TATA TERTIB PEMILIHAN Bagian Kesatu Publikasi Pasal 6 (1) Panitia mempublikasikan secara terbuka tentang pemilihan dan penentuan anggota Kompolnas dari unsur pakar kepolisian dan tokoh masyarakat. (2) Publikasi dilaksanakan melalui berbagai media yang berskala nasional dan dapat dijangkau masyarakat. (3) Materi publikasi meliputi: a. persyaratan dan pendaftaran calon; b. waktu dan tempat pendaftaran; c. mekanisme pemilihan dan penentuan; d. hal-hal lain yang dipandang perlu; (4) Bentuk-bentuk publikasi dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. (5) Mengumumkan hasil pelaksanaan seleksi.

5 Bagian Kedua Pendaftaran Pasal 7 (1) Pendaftaran dilakukan atas namanya sendiri, atau didaftarkan/diusulkan oleh lembaga kemasyarakatan yang berbadan hukum. (2) Peserta dapat mendaftarkan diri dengan mendatangi langusng atau melalui surat pos, atau melalui e-mail ke tempat pendaftaran. (3) Peserta yang telah mendaftarkan diri, melengkapi persyaratan administrasi: a. surat permohonan yang bersangkutan untuk menjadi anggota Kompolnas; b. riwayat hidup singkat/curriculum vitae; c. fotokopi akte kelahiran/surat kenal lahir yang dilegalisir; d. fotokopi kartu tanda penduduk dan fotokopi kartu keluarga; e. fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisir/tanda keahlian/kecakapan dan sertifikat/tanda penghargaan yang relevan; f. surat pernyataan tidak menjadi anggota salah satu partai politik yang dibuat di atas kertas bermaterai; g. pas photo berwarna ukuran 4 x 6, sebanyak 5 (lima) lembar; h. daftar karya ilmiah yang pernah ditulis dan dipublikasikan serta karya lain yang berkaitan dengan kepolisian; i. asli surat keterangan catatan kepolisian; j. asli surat keterangan sehat dari dokter; (4) Dalam hal peserta diusulkan oleh suatu organisasi dalam ayat (1) maka yang bersangkutan diwajibkan melengkapi segala persyaratan sebagaimana diatur dalam ayat (3). (5) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) selambat-lambatnya diserahkan kepada panitia pada akhir pendaftaran. (6) Dalam hal peserta adalah anggota Polri, Pegawai Negeri, Pejabat Negara atau pengemban profesi yang terkait dengan fungsi kepolisian maka yang bersangkutan harus membuat pernyataan di atas kertas bermaterai tentang kesediaannya untuk meninggalkan profesinya jika terpilih dan selama menjadi anggota Kompolnas. (7) Dalam hal peserta memiliki, memanajemeni atau menjadi karyawan suatu badan usaha yang terkait dengan kepentingan institusi Polri maka yang bersangkutan membuat pernyataan di atas kertas bermaterai tentang kesediaannya meninggalkan usahanya jika terpilih dan selama menjadi anggota Kompolnas. (8) Panitia menerima pendaftaran peserta, dengan kegiatan: a. mencatat identitas peserta; b. menerima berkas administrasi dan memberikan bukti tanda terima; c. membuat daftar rekapitulasi peserta dengan keterangan tentang pemenuhan syarat yang diperlukan. (9) Pendaftaran dilaksanakan di Markas Besar Polri di Jakarta.

6 Bagian Ketiga Penelitian Persyaratan Administrasi Pasal 8 (1) Panitia melakukan penelitian atas kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (3). (2) Semua dokumen fotokopi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas akan dicocokkan dengan memperlihatkan aslinya pada proses uji kelayakan. (3) Persyaratan administrasi dinyatakan memenuhi syarat apabila memenuhi unsur sebagai berikut: a. berkas persyaratan administrasi lengkap sesuai dengan yang telah ditentukan; b. dokumen persyaratan memiliki keabsahan sesuai dengan ketentuan; (4) Hasil penelitian persyaratan administrasi dibuat dalam kriteria memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) yang ditentukan dalam rapat penentuan. (5) Peserta yang dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi berdasarkan keputusan rapat penentuan, dinyatakan gugur dan tidak diikutkan dalam rapat penentuan. Bagian Keempat Penyaringan Pasal 9 (1) Panitia melakukan penyaringan terhadap peserta yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (3) untuk memilih peserta yang memenuhi kredibilitas sebagai pakar kepolisian atau tokoh masyarakat yang menaruh perhatian terhadap kepolisian. (2) Penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, dilakukan dengan mempelajari berkas administrasi permohonan masing-masing peserta dengan melakukan penilaian kredibilitas peserta mengenai hal-hal: a. kualitas kepakaran/ketokohan peserta; b. keterlibatan peserta dalam aktivitas partai politik dan atau kegiatan usaha/profesi yang terkait dengan kepolisian; c. konsepsi dan komitmen peserta dalam meningkatkan profesi kepolisian; d. informasi tentang catatan kriminal (criminal record) peserta; e. jenjang pendidikan dan bidang studi yang ditekuni. (3) Panitia dapat menyelenggarakan diskusi yang diikuti oleh para peserta dengan melemparkan permasalahan, panitia menilai keaktifan dan kualitas masing-masing peserta rapat dalam melaksanakan diskusi. (4) Panitia berwenang mencari informasi dari pihak-pihak terkait untuk kepentingan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas. (5) Hasil penyaringan dan penilaian disusun dalam bentuk ranking pakar kepolisian dan ranking tokoh masyarakat.

7 Bagian Kelima Pemeriksaan Kesehatan Pasal 10 (1) Panitia melaksanakan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dan penyaringan sebagaimana dimaksud pada pasal 8 dan pasal 9. (2) Undangan terhadap peserta untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan melalui surat undangan atau telepon sebelum pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. (3) Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tim kesehatan yang ditunjuk oleh panitia meliputi kesehatan fisik dan jiwa. (4) Tata cara pemeriksaan kesehatan fisik dan kesehatan jiwa serta normanya mengacu pada ketentuan pemeriksaan kesehatan yang ditetapkan oleh tim kesehatan. (5) Hasil pemeriksaan kesehatan fisik dan kesehatan jiwa dinyatakan dengan kriteria penilaian memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) yang ditentukan dalam rapat penentuan. Bagian Keenam Tanggapan Publik Pasal 11 (1) Bagi peserta yang telah lolos penyaringan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 dipublikasikan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakat. (2) Masukan dan tanggapan dari masyarakat dihimpun dan diteliti oleh Tim. (3) Penelitian tanggapan publik dilakukan melalui pengumpulan bahan keterangan baik yang berkenaan dengan masukan dan tanggapan publik maupun informasi lain yang diperlukan oleh panitia. Bagian Ketujuh Uji Kelayakan Pasal 12 (1) Setiap peserta diwajibkan menulis makalah (5-10 halaman) tentang pemikiran dan komitmennya untuk memajukan profesi kepolisian. (2) Panitia mengundang peserta yang terpilih dari hasil penyaringan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 untuk mengikuti uji kelayakan dengan surat dan atau melalui telepon. (3) Penyelenggaraan uji kelayakan dilaksanakan dalam sidang terbuka oleh suatu tim yang diangkat Kapolri dari unsur Polri dan non-polri. (4) Tim uji kelayakan melakukan pengujian dan penilaian terhadap peserta yang memenuhi kredibilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 untuk memilih peserta yang paling layak untuk diusulkan oleh Kapolri kepada Presiden sebagai anggota Kompolnas. (5) Pengujian dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas dilakukan dengan :

8 a. mendengarkan paparan peserta tentang konsepsi dan komitmennya untuk memajukan profesi kepolisian jika terpilih sebagai anggota Kompolnas; b. mewawancarai peserta tentang hal-hal terkait untuk menjamin kelayakan peserta; c. memperhatikan informasi hasil pemeriksaan kesehatan dan tanggapan publik sebagaimana dimaksud pada pasal 10 dan pasal 11. (6) Norma penilaian dirumuskan oleh tim uji kelayakan. (7) Tim uji kelayakan menentukan susunan calon anggota Kompolnas berdasarkan ranking kelayakan untuk diajukan kepada Kapolri. Bagian Ketujuh Uji Kelayakan Pasal 13 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menetapkan 12 (dua belas) calon yang paling layak untuk diusulkan sebagai anggota Kompolnas kepada Presiden yang terdiri dari 6 (enam) pakar kepolisian dan 6 (enam) Tokoh masyarakat. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 14 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan seleksi calon anggota Komisi Kepolisian Nasional dibebankan kepada anggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 (1) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ini berlaku mulai tanggal ditetapkan sampai dengan pengangkatan anggota Kompolnas oleh Presiden Republik Indonesia. (2) Segala kegiatan kepanitiaan yang berakibat hukum, diselesaikan melalui jalur hukum. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 20 April 2005 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. Drs. DA I BACHTIAR, S.H. JENDERAL POLISI