Perempuan dalam Media (Analisis Isi Kuantitatif Hedonisme & Seksualitas dalam Kasus Korupsi Impor Daging Sapi Oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, DetikCom, Mei 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi RANI SETYAWATI L 100 090 158 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
Perempuan dalam Media (Analisis Isi Kuantitatif Hedonisme & Seksualitas dalam Kasus Korupsi Impor Daging Sapi Oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah, DetikCom, Mei 2013) Rani Setyawati ranisetya_rani@yahoo.com ABSTRAK Perempuan dalam media memiliki tempat yang penting, karena segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan dapat dijadikan sumber berita. Namun tidak semuanya bisa dijadikan berita, karena media akan memilih peristiwa apa saja yang sesuai dengan nilai berita. Hal ini merupakan penerapan agenda setting oleh media, yaitu bahwa media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi kajian utama adalah hedonisme dan seksualitas perempuan dalam pemberitaan kasus korupsi impor daging sapi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Aahmad Fathanah di situs DetikCom bulan Mei 2013. Hedonisme adalah pandangan bahwa kehidupan ini hanya mementingkan kesenangan belaka. Nilai hedonisme menjelaskan nilai instrumental uang, bagaimana hal-hal yang bisa kita beli dengan uang yang menandakan status dan membawa kita pada kesenangan. Sedangkan seksualitas merupakan segala sesuatu yang menyangkut tindakan seks, dorongan seks, perilaku seks, nafsu/birahi/gairah, sensualitas/erotisme, romantisme yang berkaitan dengan variabel biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual, termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta dan keintiman dan citra tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis isi untuk dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dan perkembangan dari suatu isi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kecenderungan nilai hedonisme dan seksualitas perempuan dalam artikel berita kasus korupsi impor daging sapi oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs DetikCom pada bulan Mei 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa kecenderungan nilai hedonisme paling banyak ditunjukan oleh kategori kendaraan: 87 kalimat (40,46%), perhiasan: 55 kalimat (25, 56%), nilai uang: 41 kalimat (19,07%) dan tempat tinggal: 32 kalimat (14,88%). Sedangkan kecenderungan nilai seksualitas paling banyak ditunjukkan oleh kategori seksualitas/erotisme: 50 kalimat (51,5%), citra tubuh: 29 kalimat (29,9%), perilaku/tindakan seks: 15 kalimat (15,5%) dan konsep cinta dan keintiman: 3 kalimat (3,1%). Kata kunci : Perempuan, Hedonisme, Seksualitas. xv
A. PENDAHULUAN Perempuan memiliki daya tarik tersendiri tidak hanya bagi kaum adam melainkan juga bagi media. Karena bagi media, perempuan bisa dijadikan objek komoditi yang apabila diberitakan akan mendatangkan keuntungan. Hal ini selaras dengan yang dikatakan Sumadiria (2005) bahwa dalam media massa pemberitaan mengenai perempuan biasanya berkutat pada masalah pelecehan, seks, diskriminasi, kekerasan, fashion atau gaya hidup, uang, sampai pada bidang politik. Sepanjang kehidupan manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, selalu saja menarik dan menjadi sumber berita (Sumadiria, 2005:91). Masalah atau peristiwa yang melibatkan perempuan, tidak semuanya dapat dijadikan berita dalam suatu media massa. Setiap media akan memilah-milah peristiwa apakah yang pantas atau patut untuk diangkat menjadi sebuah berita, dengan memerhatikan kriteria umum nilainilai berita. Salah satu sisi perempuan yang sering menjadi pemberitaan adalah seks atau seksualitas perempuan. Baik keerotisan perempuan, seksinya tubuh perempuan, seks bebas yang walaupun dilakukan dengan pria, tetapi tetap saja mengangkat perempuan sebagai bintang utama-, pelecehan seksual, sampai tindak kekerasan seksual terhadap perempuan. Berbagai macam hal tersebut sering memunculkan perempuan sebagai karakter yang tertindas, lemah, merupakan korban, penggoda, dan gampangan. Selain itu yang juga sering menjadi topik utama dalam media, yaitu hedonisme. Dalam berbagai macam media baik elektronik maupun cetak, gaya hidup hedone yang selalu mengutamakan kenikmatan dan kesenangan ini juga sering diangkat 1
dalam media massa. Misalnya mengenai fashion, kecantikan, dan prestise seorang perempuan dilihat dari koleksi barang-barang mewahnya. Belakangan ini sering kita jumpai atau kita dengar pemberitaan mengenai korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan, politisi, maupun pejabat yang pada akhirnya menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemerintah dan masyarakat. Sebagian besar dari kasus-kasus korupsi ini selalu menyeret satu atau lebih sosok perempuan didalam perkembangan kasusnya. Baik sebagai pelaku korupsi, sebagai pihak yang menyuap, maupun sebagai perantara atau alat pencucian uang. Salah satunya adalah kasus korupsi suap kuota impor danging sapi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Kasus ini dalam perkembangan penyelidikan kasusnya tersebut dalam berbagai bentuk. Nama-nama perempuan tersebut antara lain adalah Maharani Suciono, Vitalia Shesya, Ayu Azhari, Tri Kurnia Puspita, Sefti Sanustika, dan Darin Mumtazah. Bahkan disinyalir ada perempuan-perempuan lain yang disinyalir terlibat kasus ini. Peranan pers atau media sangat besar dalam membentuk opini publik melalui hasil karya jurnalistiknya. Tak jarang pula kita dapati pers dijadikan alat kepentingan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu oleh pemilik media. Sehingga media dapat secara tidak langsung mengatur apa yang akan ditampilkan dalam media mereka. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tebba yaitu bahwa berita yang dilaporkan oleh media ada yang bersifat ideologis, politis, dan bisnis (Badara, 2012:11). Dalam kasus korupsi yang menyeret beberapa nama perempuan melibatkan perempuan-perempuan, yang disinyalir menerima uang suap tidak sedikit media yang kemudian 2
memiliki minat khusus terhadap informasi perempuan-perempuan itu. Disinilah media menjalankan perannya dalam menentukan sudut pandang yang dipakai dan bagaimana sosok perempuan diberitakan dalam karya jurnalistik mereka atau dengan kata lain media melakukan konstruksi realitas dengan kesediaan media dalam memberikan tempat (agenda setting) kepada cerita atau berita mengenai hal tersebut. Pada penelitian ini, penulis memilih sebuah situs berita online yang sangat populer di Indonesia yaitu DetikCom. Hal ini dikarenakan DetikCom lebih mudah diakses oleh penulis dan masyarakat melalui internet. DetikCom menjadi salah satu situs berita aktual yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat, hal ini berdasarkan data dari website.informer.com pada 18 Oktober 2013. Penelitian ini akan menganalisis seksualitas dan hedonisme perempuan dalam berita tentang keterlibatan perempuan dalam kasus korupsi guna untuk mengetahui nilai-nilai seksualitas dan hedonisme yang ditampilkan DetikCom terhadap pemberitaan keterlibatan perempuan dalam kasus suap kuota impor danging sapi oleh Luthfi Hasaan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Kaitan hedonisme dan seksualitas dalam penelitian ini karena seksualitas merupakan bagian dari gaya hidup hedon itu sendiri, Weijer (2012) mengatakan bahwa hedonis adalah seseorang yang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memanjakan diri dari kenikmatan seks, narkoba dan rock n roll. Namun peneliti menjadikan kedua hal tersebut terpisah agar dapat dengan mudah dalam menganalisisnya. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati pemberitaan mengenai 3
perempuan yang berkaitan dengan kasus suap impor daging sapi oleh Luthi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs berita DetikCom pada bulan Mei 2013. Dari pemberitaan yang menyangkut perempuan dalam kasus ini, penulis akan meneliti dengan menganalisa isi berita mulai dari kata-kata, tulisan dan headline artikel di DetikCom yang memiliki nilai-nilai seksualitas dan hedonisme. berkaitan erat dengan unsur-unsur seperti; pengirim pesan, media saluran, pesan-pesan yang dikirimkan, penerima pesan dan terjadi hubungan antara pengirim dan penerima yang bisa menimbulkan efek tertentu, atau kaitannya dengan segala kegiatan komunikasi dan suatu hal dalam rangkaian penyampaian pesanpesan. Dan kadang kala, komunikasi bisa terjadi pada seseorang atau semua orang, mulai B. LANDASAN TEORI 1. DEFINISI KOMUNIKASI Terdapat penjelasan yang berbeda-beda mengenai definisi komunikasi oleh para ahli komunikasi di dunia ini. Namun kesemuanya tetap mengacu pada adanya komunikator sebagai pemberi pesan, pesan itu sendiri, dan komunikan atau penerima pesan. Menurut McQuail & Windahl komunikasi sangat dari yang melakukan aksi kepada, atau terjadi interaksi dan reaksi dari satu pihak kepada pihak lainnya (McQuail & Windahl dalam Ruslan 2008:90-91). 2. KOMUNIKASI MASSA Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa (cetak maupun elektronik) dimana pesan yang diproduksi dalam jumlah yang banyak dan disebarkan 4
kepada orang banyak dimanapun berada, bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, pesan yang dikirimkan kepada penerima cepat dan serempak, timbal baliknya pun dapat dilakukan secara cepat, WWW (world wide web) secara tidak langsung menjadi titik paling fundamental akan kemunculan jurnalisme online (Santana, 2008:136). Dengan muncunya web dan adanya pangsa pasar potensial yang dapat menjadi konsumen mengingat perkembangan media nyatanya disadari oleh teknologi yang sangat maju sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa situs berita online merupakan salah satu media komunikasi massa karena telah memenuhi kriteria dari komunikasi massa. pemilik-pemilik media untuk membuat media berbasis world wide web dengan membuat situssitus berita online. Sehingga dapat mencakup khalayak dunia maya. Sedangkan jurnalisme online merupakan jenis baru dalam dunia jurnalisme dan karakteristiknya 3. SITUS BERITA ONLINE DAN JURNALISME ONLINE berbeda dari jurnalisme tradisional (Santana, 2008:137). Dalam Meningkatnya pengguna jurnalisme online, media memiliki internet dewasa ini, menimbulkan khalayak yang tidak hanya ada didunia nyata tetapi juga ada di dunia maya. Jumlahnya pun tidak kalah besar dengan khalayak yang fitur-fitur yang menarik seperti gambar atau video dari peristiwa yang diberitakan. Beritanyapun lebih up-to-date dibandingkan dengan media tradisional dan ada didunia nyata. Penemuan 5
memungkinkan adanya feedback secara langsung dari pembacanya. 4. HEDONISME Hedonisme menurut Epicurus (2000) adalah dalam kehidupan, kebaikan yang tertinggi adalah tidak adanya rasa sakit dan gangguan terhadap kenikmatan. Sehingga kesenangan menjadi tujuan utama dari kehidupan. Menurut Weijers (2012) hedonis yang stereotip adalah seseorang yang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memanjakan diri dari kenikmatan seks, narkoba, dan rock 'n' roll, bahkan jika kesenangan atau kegemaran tersebut cenderung menyebabkan masalah hubungan, masalah kesehatan, penyesalan, kesedihan atau untuk diri sendiri atau untuk orang lain (Weijers, 2012:16-17). Kesenangan dianggap berharga lainnya, tapi baik untuk pengalaman. Uang adalah contoh yang baik dari instrumen kesenangan, nilai bagi kita berasal dari apa yang bisa kita lakukan dengan itu (apa yang kita dapat beli dengan itu). Nilai Hedonisme mengurangi segala nilai untuk kesenangan. Misalnya, nilai hedonisme akan menjelaskan nilai instrumental uang dengan menjelaskan bagaimana hal-hal yang bisa kita beli dengan uang, seperti makanan, tempat tinggal, dan barang-barang yang menandakan status, membawa kita kepada kesenangan atau membantu kita untuk menghindari rasa sakit (Weijers, 2012:17). 5. SEKSUALITAS Seksualitas merupakan segala sesuatu yang menyangkut tindakan seks, dorongan seks, perilaku seks, karena bahkan jika hal tersebut tidak menimbulkan manfaat nafsu/birahi/gairah, sensualitas/erotisme romantisme, yang 6
diberkaitan dengan variabel biologis (fisik), psikologis, sosiologis (relasi) dan spiritual. Hal ini juga termasuk persepsi diri, harga diri, sejarah pribadi, kepribadian, konsep cinta dan keintiman, citra tubuh, dll. 6. TEORI AGENDA SETTING Nurudin menjelaskan teori agenda setting mengasumsikan bahwa media memiliki kemampuan untuk menyeleksi dan beberapa generalisasi mengenai teori agenda setting, yaitu: a. Media yang berbeda cenderung setuju atas kepentingan relatif dan seperangkat isu. b. Agenda media tidak begitu sesuai dengan indokator dunia nyata. Sebab yang penting bukanlah signifikansi absolut dari suatu isu, melainkan kekuatan yang relatif dari kekuasaan dan masyarakat mengarahkan perhatian yang mencoba mendefinisikan masyarakat luas pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita mana yang penting dan mana yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat atau tidak, dan mempromosikan suatu isu. c. Posisi isu dalam agenda media secara penting dapat menentukan bahwa isu itu penting dalam agenda publik. (McQuail, 2011:277-278). tokoh siapa yang harus kita dukung dan mana yang tidak (Nuruddin, 2009:196). Daring dan Rogers dalam Denis McQuail menawarkan C. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk metodenya, penulis menggunakan 7
metode analisis isi. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah artikel yang memberitakan mengenai perempuan-perempuan yang terkait dalam kasus suap impor daging sapi oleh Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah di situs berita online DetikCom pada bulan Mei 2013. Pada penelitian ini, populasinya adalah semua artikel berita mengenai perempuan (Maharani Suciono, Vitalia Shesya, Ayu Azhari, Tri Kurnia Puspita, Sefti Sanustika, dan Darin Mumtazah) yang terkait kasus tersebut. Peneliti mengambil sample sebesar 10% dari jumlah populasi yang berjumlah 608 artikel berita, sehingga diperoleh sampel sebesar 60,8 atau 61 sampel penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah frekuensi kalimat yang menunjukkan adanya nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam artikel berita sesuai dengan kategori yang telah dibuat oleh penulis. Untuk menganalisis data yang 8 ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis isi atau content analysis. Untuk menjamin adanya validitas data yang dianalisis oleh penulis, maka penulis menggunakan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan oleh dua pengkoder, yaitu penulis sendiri dan pengkoder lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kriyantono, 2010:237) : Keterangan: CR = 2M N1 + N2 CR: Coefficient Reliability (Koefisien Reliabilitas) M : Jumlah pernyataan yang disetujui dua orang pengkode N1: Jumlah pernyataan yang diberi oleh pengkode 1 N2: Jumlah pernyataan yang diberi oleh pengkode 2 Dari rumus tersebut, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70 %. Artinya, jika hasil perhitungan tersebut
menunjukkan angka reliabilitas di atas 0,7, berarti alat ukur benar-benar reliabel (Eriyanto, 2011: 290). nilai hedonisme paling banyak ditunjukan oleh kategori kendaraan: 87 kalimat (40,46%), perhiasan: 55 kalimat (25, 56%), nilai uang: 41 D. PEMBAHASAN 1. HASIL UJI RELIABILITAS Hasil uji reliabilitas untuk nilai hedonisme adalah sebagai berikut: nilai uang = 0,98, tempat tinggal = 1, kendaraan = 1 dan perhiasan = 1. Sedangkan hasil uji reliabilitas kalimat (19,07%) dan tempat tinggal: 32 kalimat (14,88%). Adapun sajian diagram frekuensi kategori nilai hedonisme yang muncul dalam artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus AF dan LHI di DetikCom adalah sebagai berikut: untuk nilai seksualitas adalah sebagai berikut: konsep cinta dan keintiman = 0,86, perilkau/tindakan seks = 1, sensualitas/erotisme = 1, dan citra tubuh = 0,98. Hasil uji reliabilitas diatas adalah reliabel karena angka reliabilitasnya diatas angka minimum yang ditoleransi yaitu 0,7. 2. FREKUENSI NILAI HEDONISME DAN SEKSUALITAS Hasil dari penelitian ini 3.1 Diagram Frekuensi Nilai Hedonisme dalam Artikel Berita di Situs Online DetikCom Selama Bulan Mei 2013 Nilai Uang 19,07 % Tempat Tinggal 14,88 % Kendaraan 40,46 % Perhiasan 25,56 % (Sumber: Data Pengkoding) menunjukkan bahwa kecenderungan 9
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa nilai instrumen uang dapat digunakan untuk membeli kesenangan. Jumlah uang yang dimiliki seseorang memang berbedabeda setiap orangnya. Bagi orang menengah kebawah nilai puluhan juta merupakan angka yang cukup besar. Namun bagi kalangan menengah keatas nilai uang puluhan juta belum berarti apa-apa. Adapun contoh kalimat yang menyatakan nilai uang sebagai suatu hal yang dapat membeli apa saja yang dibutuhkan demi memenuhi kebutuhan fisik maupun biologis. Berdasarkan konsep hedonisme pada landasan teori, penulis dapat menyimpulkan tempat tinggal sebagai bentuk dari hedonisme adalah tempat tinggal yang mewah. Sebuah tempat tinggal yang layak sejatinya hanya untuk memasak dan makan, kamar mandi atau toilet dan ruang santai/keluarga. Namun dengan keinginan seseorang untuk bergaya hidup hedon, maka tempat tinggal yang ideal adalah tempat tinggal yang lebih dari layak, memiliki ruangruang yang luas lengkap dengan perabotan yang mahal. Fasilitas lengkap dengan adanya AC, taman yang luas dan kolam renang. Selain uang dan tempat tinggal, nilai hedonisme dalam artikel-artikel berita yang dikumpulkan oleh penulis juga dituangkan dalam kalimatkalimat yang membahas perhiasan. Perhiasan merupakan kebutuhan tersier bagi manusia. Perhiasan dalam artikel-artikel berita disini merupakan perhiasan bermerek dan bernilai puluhan hingga ratusan juta untuk satu item-nya. Hal ini dapat ditemukan memerlukan beberapa elemen saja, dalam artikel pemberitaan yang yaitu terdapat ruang untuk tidur/istirahat, untuk menerima tamu, mengulas mengenai pemberian Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq 10
kepada perempuan-perempuan yang disukainya. Nilai hedonisme yang terakhir dalam penelitian ini adalah kendaraan. Kendaraan merupakan salah satu instrumen hedonisme yang paling banyak dituliskan oleh media yaitu 3.2 Diagram Frekuensi Nilai Seksualitas dalam Artikel Berita di Situs Online DetikCom Selama Bulan Mei 2013 Konsep Cinta dan Keintiman 3,1 % Perilaku/Tindaka n Seks 15,5 % Sensualitas/Erotis me 51,5 % Citra Tubuh 29,9 % terdapat 87 kalimat yang menunjukan kendaraan sebagai salah satu instrumen hedonisme. Untuk kecenderungan nilai seksualitas paling banyak ditunjukkan oleh kategori seksualitas/erotisme: 50 kalimat (51,5%), citra tubuh: 29 kalimat (29,9%), perilaku/tindakan seks: 15 kalimat (15,5%) dan konsep cinta dan keintiman: 3 kalimat (3,1%). Adapun sajian diagram frekuensi kateegori nilai seksualitas yang muncul dalam artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus AF dan LHI di DetikCom adalah sebagai berikut: (Sumber: Data Pengkoding) Penulis menemukan adanya konsep cinta dan keintiman dalam artikel-artikel berita mengenai perempuan yang terkait kasus tersebut. Hal ini dikarenakan seksualitas juga memiliki kaitan yang erat dengan cinta. Yang kedua adalah perilaku/tindakan seksual yang merupakan intrumen dari seksualitas. Perilaku seks sendiri merupakan cara seseorang mengekpresikan hubungan seksualnya. Hal ini bisa tunjukkan misalnya denga mencium, menyentuh, memeluk atau melakukan hubungan seks. Selanjutnya adalah mengenai sensualitas/erotisme yang merupakan 11
penggambaran perilaku, keadaan, atau suasana yang didasari oleh libido sehingga dapat menimbulkan nafsu birahi (Aziz, 2010:118). Instrumen seksualitas yang terakhir dalam penelitian ini adalah citra tubuh. Citra tubuh adalah gambaran mental yang kita miliki tentang tubuh kita. Gambaran mental ini meliputi dua komponen, yaitu komponen perseptual (ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan dan performasi tubuh) dan komponen sikap (apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku) (Rudd dan Lennon, 2000). Dalam penelitian ini nilai-nilai seksualitas yang ditemukan memang tidak sebanyak nilai-nilai hedonisme. Namun hal ini tidak merubah kenyataan bahwa memang ada nilainilai hedonisme dan seksualitas perempuan dalam artikel pemberitaan mengenai perempuan yang terkait kasus suap impor daging sapi yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq. Hal ini membuktikan hipotesis penulis dalam penelitian ini yaitu terdapat teks (baik kata maupun kalimat) yang menunjukkan adanya hedonisme dan seksualitas dalam pemberitaan perempuan yang memiliki kaitan dengan kasus dugaan suap impor daging sapi oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq disitus berita online DetikCom pada bulan Mei 2013. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ada artikel pemberitaan mengenai perempuan yang terkait dengan kasus suap impor daging sapi oleh Ahmad Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq di situs berita online DetikCom selama bulan Mei 2013 terdapat nilai-nilai hedonisme dan 12
seksualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengulasan nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam artikel pemberitaan terkait perempuan yang terkait dengan kasus suap danging impor. Dalam penelitian ini, ditemukan perempuan ini bisa dikatakan sebagai pemanis dalam pemberitaan sebuah kasus. Namun tidak sepantasnya kita menilai sosok perempuan sama seperti apa yang diberitakan di media. Perempuan juga memiliki sisi positif dalam berbagai aspek kehidupannya. bahwa nilai-nilai hedonisme merupakan nilai yang lebih sering ditunjukan dalam atrikel-artikel berita yaitu terdapat 215 kalimat yang menunjukkan nilai hedonisme, sedangkan untuk nilai-nilai seksualitas, penulis hanya menemukan 97 kalimat saja. Adanya nilai-nilai hedonisme dan seksualitas dalam pemberitaan mengenai perempuan yang terkait dengan kasus suap impor daging sapi di situs DetikCom ini, menunjukkan bahwa pemberitaan mengenai perempuan bisa merupakan bagian dari informasi utama dalam kasus ini. namun tidak dipungkiri juga bahwa banyaknya pemberitaan mengenai 13
DAFTAR PUSTAKA Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Buku Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana : Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Eriyanto. 2011. Analisis Isi. Jakarta: Kencana. E-book Muhammad, Kyai Husein. Siti Musda Mulia dan Kyai Marzuki Wahid. Fiqh Seksualitas. PKBI Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising. Jakarta : Jurnal Aziz, Zuhdan. 2010. Jurnal Komunikator Volume.2 No.2. Yogyakarta. - Kecana. McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Tesis Weijers, Daniel Michael. 2012. Hedonism and Happiness in Theory and Practice. Victoria University of Wellington. Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santana, Septiawan. 2008. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.