BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian. pesantren dari kecil beliau diajarkan tentang agama di

BAB I PENDAHULUAN. akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (SDM) setuju akan. menghangat di Indonesia. Pertama, keterwakilan politik perempuan

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Taufiq Amri 1. Kata Kunci: kebijakan, partai politik, keterwakilan, perempuan, pencalonan anggota legislatif, Kabupaten Paser

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

BAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN FUNGSI DPRD DI KOTA SEMARANG PERIODE Oleh: Hikmia Rahadini Pradipta

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

Pencalonan DPR RI sebagian besar memenuhi aturan zipper system 1:3, namun fenomena yang muncul adalah pencalonan pada angka 3 dan 6.

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

EVALUASI SATU TAHUN PENYELENGGARA PEMILU

Peta Jalan Perjuangan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan

PERSEPSI TENTANG CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KALANGAN IBU RUMAH TANGGA. (Yudi Irawan, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) ABSTRAK

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PEREMPUAN KADER ORGANISASI PARTAI POLITIK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. penelitian ini. Beberapa informan yang ditemui dimohon kesanggupan dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

RESENSI BUKU MEMAHAMI PEMILU DAN GERAKAN POLITIK KAUM DIFABEL

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

I. PENDAHULUAN. masyarakat untuk memilih secara langsung, baik pemilihan kepala negara,

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Judul Penelitian : Oleh. Hendra Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

119 BAB V PENUTUP A. Simpulan Calon legislatif merupakan lembaga perwakilan yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Setiap anggota DPR mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas. Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan undang-undang. DPR memiliki fungsi legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Selain itu, DPR juga mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Dengan fungsinya sebagai legislatif maka anggota DPR juga dikenal sebagai anggota legislatif. Pemilihan calon legislatif secara langsung terkait dengan peran serta masyarakatnya dalam memberikan dukungan suara kepada partai politik dan kandidat yang ada. Proses Pemilihan Legislatif Langsung ini akan menghadirkan partisipasi politik masyarakat. Dan banyak faktor yang akan mempengaruhi preferensi kandidat dari pemilih tersebut. Isu kesetaraan jender juga mendapatkan perhatian yang luas dalam perdebatan politik di Indonesia menjelang pemilu tahun 2004. Hal ini berdampak pada penerapan UU pemilu yang telah mengakomodasi aksi afarmasi kuota minimal 30 persen pencalonan perempuan dalam daftar. 117 119

120 Aksi afirmasi dalam UU pemilu ini berkembang pada pemilu 2009 dengan diterapkannya kolaborasi sistem kuota dengan sistem zipper. Perempuan tidak hanya dicalonkan dengan angka kuota 30 persen, tetapi juga harus disertakan dalam daftar minimal satu perempuan di antara tiga calon. Sayangnya, kebijakan afirmasi ini tidak lagi berlaku sejak diterapkannya judicial review atas UU Pemilu No.12 Tahun 2003 di penhujung tahun 2008. Rendahnya kemampuan partai politik atas kader perempuan yang berkualitas seharusnya tidak lagi menjadi persoalan karena partai politik umumnya telah memiliki departemen. Divisi dan organisasi sayap perempuan dalam struktur partai. Melalui struktur partai tersebut, parpol memiliki banyak peluang untuk memperluas jaringan kader perempuan dan mengoptimalisasikan kader perempuan untuk kegiatan partai, termasuk dalam pemilu. Dengan demikian, inti persoalan atas rendahnya pencalonan perempuan dalam parpol adalah keengganan dan ketidakmampuan partai dalam memaksimalkan organisasi sayap perempuan dan mengembangkan kemampuan kader perempuan yang sudah ada. Hal ini sudah selayaknya menjadi persoalan parpol yang perlu dicermati, khususnya apabila ingin meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen. Namun demikian, persoalan keterlibatan perempuan di dalam pemilu tidak hanya pada permasalahan internal parpol, namun juga persoalan di luar parpol yang meliputi situasi dan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

121 Jadi hasil temuan dalam penelitian ini adalah proses untuk maju menjadi calon legislatif awalnya berproses di dalam organisasi baik itu organisasi masyarakat maupun organisasi pemerintahan. Seperti yang terjadi di Kabupaten Probolinggo khususnya DAPIL II calon legislatif perempuan yaitu Nailun Ni mah sebelum mencalonkan sebagai anggota legislatif beliau aktif di organisasi seperti menjadi anggota dan pengurus di PC Muslimat Kabupaten Probolinggo. Untuk di organisasi pemerintahan, beliau sebagai pengurus partai PKB Kabupaten Probolinggo. Kemudian beliau di usung oleh partai PKB untuk maju menjadi calon anggota legislatif khususnya DAPIL II untuk wilayah Kecamatan Lumbang, Tongas, dan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Setelah melalui proses diatas calon legislatif perempuan melakukan proses verifikasi administrasi kepada DPC PKB Kabupaten Probolinggo. Dalam dunia perpolitikan proses kampanye itu ada seperti yang dilakukan Nailun Ni mah selaku kandidat calon legislatif perempuan DAPIL II Kabupaten Probolinggo. Beliau melakukan kampanye dengan cara silaturrahmi dan berdakwah di majlis-majlis pada kegiatan-kegiatan seperti turba muslimat maupun pengajian yang lainnya, sehingga antara masyarakat dan kandidat calon legislatif perempuan ini tidak ada jarak ataupun batasan untuk berkomunikasi. Hasil yang kedua yaitu motif. Motif Nailun Ni mah untuk maju menjadi kandidat calon legislatif dengan cara merangkul semua masyarakat terutama kaum perempuan, karena beliau ingin

122 memperjuangkan hak dan aspirasi masyarakat terutama kaum perempuan yang belum terpenuhi hak dan kebebasannya sebagai seorang perempuan. Kemudian ada pola komunikasi yang dijalankan oleh calon legislatif perempuan DAPIL II Kabupaten Probolinggo yaitu dengan cara memperbaiki struktur organisasi yang ada di PC Muslimat Kabupaten Probolinggo bersama pengurus Muslimat yang lainnya. Dari proses, motif dan pola komunikasi yang dijalankan oleh calon legislatif perempuan diatas. Komunikasi politik perempuan pemilihan calon legislatif DAPIL II Kabupaten Probolinggo menggunakan teori partisipasi politik konvensional di mana kandidat melakukan proses dan kampanye dengan cara demokrasi yang normal seperti pemberian suara, diskusi politik, kegiatan kampanye, membentuk dan bergantung dalam kelompok kepentingan, komunikasi individual dengan pejabat politik dan administratif sehingga menghasilkan partisipasi dan respon dari masyarakat luas. Dengan melihat berbagai proses, motif dan pola komunikasi politik perempuan oleh kandidat calon legislatif DAPIL II Kabupaten Probolinggo, peneliti mampu menyimpulkan bahwa keberhasilan dalam melakukan proses pemilihan calon legislatif tahun 2014 mendatang, kandidat calon legislatif bisa merangkul semua kalangan masyarakat di wilayah daerah kekuasaannya, terutama kaum perempuan untuk memperoleh kebebasan dan hak-haknya. Dengan demikian pemilu tahun

123 mendatang pemerintah maupun masyarakat bisa ikut berpartisipasi dan merespon dengan baik kepada kandidat calon legislatif. B. Rekomendasi Penelitian mengenai komunikasi politik perempuan pada pemilihan calon legislatif DAPIL II partai PKB Kabupaten Probolinggo, seakan membuka wawasan pengetahuan baru dalam bidang komunikasi politik. Tetapi peneliti menyarankan kepada mahasiswa maupun pihak Prodi Ilmu Komunikasi untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai komunikasi politik perempuan yang dijalankan oleh kandidat calon legislatif perempuan untuk maju menjadi anggota legislatif DAPIL II partai PKB Kabupaten Probolinggo.