2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KOTA BUKITTINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi beserta dampaknya yang terjadi belakangan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

BAB I PENDAHULUAN. subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAYA GEMPA BUMI ZONA PATAHAN SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

ANALISIS RESIKO BENCANA KEBAKARAN DI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Untuk mewujudkan cita cita tersebut diatas satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional (UU RI No 24 Tahun 2007). penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan bagian dariprovinsi Jawa Tengah, yang

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana masih merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia hal ini disebabkan karena Indonesia berada pada zona pertemuan tiga lempeng tektonik meliputi lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Hindia- Australia. Proses pergerakan lempeng lempeng tektonik tersebut menyebabkan Indonesia sangat berpotensi terhadap bencana terutama bencana Geologis seperti Gempa bumi. Tingginya aktivitas Gempa enam tahun terakhir diantaranya Gempa Aceh disertai Tsunami tahun 2004 dengan kekuatan Gempa 9,2 Skala richter, Gempa Nias tahun 2005 dengan kekuatan 8,7 skala richter, Gempa Yogyakarta tahun 2006 dengan kekuatan 6,3 Skala ricter dan Gempa Padang 2009 dengan kekuatan 7.6 Skala richter. Tingginya aktivitas kegempaan yang terjadi di Indonesia menyebabkan ribuan korban jiwa, rusaknya infrastruktur bangunan dan kerugian akibat terputusnya aktifitas perekonomian. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana Gempa bumi. Kota Bukittinggi terletak di koordinat 100 20' - 100 25' Bujur Timur dan antara 00 16' - 00 20' Lintang Selatan (BPS,2013.hlm5). Letak geografis ini cukup strategis, terutama bila dikaitkan dengan posisi sentral Bukittinggi terhadap lintasan regional antar ibukota provinsi, seperti lintasan dari Padang ke Medan, dan lintasan dari Padang ke Pekanbaru. Kota Bukittinggi memiliki potensi sumberdaya diberbagai sektor. Kawasan pusat kota merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan jasa, pemerintahan dan perkantoran. Kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Ngarai Sianok, bagian Timur dan tenggara kota merupakan daerah perkembangan permukiman yang antara lain di Kelurahan Birugo, Aur Kuning, Kubu Tanjung, Ladang Cakiah, Parit Antang, dan Koto Selayan. Kawasan Pertanian berkembang pada kawasan Timur dan Tenggara kota yang besaran lahannya semakin menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan permukiman.

Kota Bukittinggi secara Geologis di lalui oleh patahan Semangko, segmen Sianok, segmen ini memanjang dari sisi Timur Danau Singkarak, melewati sisi Barat Daya Gunung Marapi hingga Ngarai Sianok. Panjang segmen patahan ini 90 km, Kondisi ini menyebabkan kota Bukittinggi sangat rawan terhadap bencana Gempa bumi tektonik. Berdasarkan data Pusdalops PB Sumbar (2013), Gempa terbesar pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan pusat gempa antara Bukit Tinggi dan Danau Singkarak. Data terbaru mencatat bahwa 6 Maret 2007 juga terjadi gempa merusak pada segmen ini bersama-sama dengan segmen Sumani dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah Batu Sangkar dan Solok. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel kejadian bencana Gempa Bumi dari tahun 2000 sampai 2010 di kota Bukittinggi. Tabel 1.1 Kejadian Bencana Gempa Bumi Di Bukittinggi Tahun 2000-2010 Tanggal Lokasi Meninggal Luka- Luka Mengungs i Bangunan Rusak 06-03-2007 Kota Bukittinggi 7 100 1525 10 30-09-2009 Kota Bukittinggi 0 0 0 96 Sumber: BPBD kota Bukittinggi 2014 Berdasarkan data kejadian bencana di atas, masih terdapatnya korban jiwa akibat bencana gempa bumi yang terjadi di kota Bukittinggi. Hal ini dapat diasumsikan kurangnya tingkat kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Potensi bencana Gempa bumi yang sangat besar akan memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Gempa bumi dapat merusak infrastruktur dan memutus kegiatan perekonomian, hal tersebut akan menghambat pembangunan yang dilakukan pemerintah. Tingginya pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk kota Bukittinggi pada tahun 2013 mencapai 453,3 jiwa/ha. Kondisi tersebut akan berkorelasi dengan ketersediaan lahan evakuasi saat terjadi bencana dan meningkatkan korban jiwa yang ditimbulkan ketika terjadi bencana. Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyebutkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi upaya preventif, untuk

mendukung Undang Undang No 24 Tahun 2007 maka diperlukan partisipasi dan pemahaman masyarakat tentang karakteristik dan penanggulangan bencana agar dapat meminimalisir resiko bencana. Partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana sangat penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan karena dengan upaya preventif secara ekonomi lebih murah dibandingkan dengan upaya responsif dalam menghadapi ancaman bencana. Masyarakat harus dituntut berpartisipasi aktif dengan berpartisipasi aktif masyarakat dapat meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, sehingga dapat meminimalisir korban saat terjadi bencana. Partisipasi itu sendiri merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan Davis (Sastropoetro, 1986,hlm.13). Peran partisipasi masyarakat sangat besar dalam keberhasilan pengurangan resiko bencana. Penanggulangan bencana bukan lagi hanya urusan pemerintah tetapi juga menjadi urusan bersama masyarakat dan lembaga usaha, dimana pemerintah menjadi penanggung jawab utamanya. Tetapi kenyataan dilapangan masih rendahnya tingkat partisipasi dan pemahaman masyarakat tentang pengurangan resiko bencana. Banyak faktor faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat salah satunya karakteristik sosial ekonomi berupa tingkat pendidikan, status sosial (pendapatan), motivasi dan penyuluhan berpengaruh terhadap partisipasi (Hidayat,Sukesi dan Kusumawarni:2009). Masyarakat kota Bukittinggi memiliki tingkat status sosial ekonomi yang berbeda beda yang tersebar di tiga kecamatan yaitu kecamatan Guguk panjang, Mandiangin koto selayan dan Aur birugo tigo baleh. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang baik akan mendukung tingkat partisipasi masyarakat baik. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1986, hlm.349), bentuk partisipasi di bagi menjadi lima yaitu partisipasi harta benda, tenaga, keterampilan, buah pikiran dan Partisipasi sosial.

Berdasarkan permasalahan di atas, bahwa potensi Gempa bumi di kota Bukittinggi dapat setiap saat mengancam masyarakat. Sehingga perlunya parisipasi masyarakat dalam mengurangai kerentanan bencana oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana Gempa bumi di kota Bukittinggi dengan harapan dapat berkontribusi terhadap usaha partisipatif penanggulangan bencana di kota Bukittinggi. B. Identifikasi Masalah Peneliti telah memfokuskan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan. Untuk lebih memperjelas maksud serta batasan masalah yang akan diteliti, peneliti merumuskan beberapa hal terkait permasalahan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Masyarakat Kota Bukittinggi yang terbagi menjadi tiga kecamatan merupakan Objek dari penelitian ini. Kota Bukittinggi memiliki potensi Gempa bumi yang sangat besar oleh karena itu untuk meminimalisir dampak negatif yang di akibatkan oleh bencana, masyarakat diharapkan turut berpartisipatif dalam pengurangan resiko bencana. Berpartisipasi dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencan oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian untuk mengetahui sampai sejauh mana partisipasi dalam pengurangan resiko bencana di kota Bukittinggi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kajian tentang partisapsi masyarakat di daerah tersebut dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskanlah beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh partisipasi dalam bentuk harta benda terhadap pengurangan 2. Adakah pengaruh partisipasi dalam bentuk tenaga terhadap pengurangan bencana Gempa bumi di kota Bukittinggi? 3. Adakah pengaruh partisipasi dalam bentuk keterampilan terhadap pengu-

rangan 4. Adakah pengaruh partisipasi dalam bentuk buah pikiran terhadap 5. Adakah pengaruh partisipasi dalam bentuk sosial terhadap pengurangan D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh partisipasi dalam bentuk harta benda terhadap 2. Menganalisis pengaruh partisipasi dalam bentuk tenaga terhadap pengurangan 3. Menganalisis pengaruh partisipasi dalam bentuk keterampilan terhadap 4. Menganalisis pengaruh partisipasi dalam bentuk buah pikiran terhadap 5. Menganalisis pengaruh partisipasi dalam bentuk sosial terhadap pengurangan E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang bermanfaat diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan. 2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat kota Bukittinggi dalam menghadapi bencana Gempa bumi. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan topik Partisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi. 4. Bagi bidang pendidikan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai kebencanaan khususnya bencana Gempa bumi. 5. Diperoleh informasi mengenai bentuk partispasi yang dominan dalam pengu rangan resiko bencana gempa bumi di kota Bukittinggi.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN Bab I menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Menguraikan berbagai teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, yang meliputi pengertian Partisipasi dan pengurangan resiko bencana. BAB III PROSEDUR PENELITIAN Pada bab III menjelaskan mengenai banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam suatu penelitian. Kaitannya dengan hal tersebut, pada bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV membahas mengenai pengolahan atau analisis data untuk mengetahui pengaruh partisipasi harta benda, tenaga, keterampilan, buah pikiran dan sosial terhadap pengurangan resiko bencana di kota Bukittinggi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berupa penyajian dan pemaknaan peneliti terhadap hasil dari analisis penemuan penelitian dan saran yang diberikan dari hasil penelitian.