BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 JUWIRING NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan kemampuan dalam mengelola sumber daya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP UPAH DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT POS KLATEN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu bentuk dari organisasi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Dalam suatu proses pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Kenyataan tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor intern dan ekstern

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Setiap organisasi membutuhkan berbagai macam sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan individu yang berkumpul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan moralitas dan nilai-nilai keagamaan sebagai basis konsentrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Kotabumi Kota Kabupaten Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal,

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Lembaga persekolahan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu,

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dihadapi dan diatasi guna mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. mendorong banyak perusahaan melakukan usaha untuk memajukan organisasi /

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan lainnya, kepuasan kerja setiap individu sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya manusia pada bangsa ini tidak diimbangi dengan kualitasnya. Agar di

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang memberikan sumbangan besar terhadap usaha pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan. Implementasi tugas guru dalam sekolah kesehariannya merupakan suatu manifestasi positif dalam berbagai bidang yang ada dalam sekolah di mana unsur manusia sebagai salah satu asset penting organisasi menjadi motor penggerak putaran roda organisasi yang memiliki kontribusi terhadap perkembangan organisasi di masa yang akan datang. Diakui bahwa mutu pendidikan pada umumnya dan prestasi belajar siswa di sekolah pada khususnya merupakan hasil dari suatu proses interaksi berbagai faktor seperti: guru, siswa, kurikulum, buku paket, laboratorium, metodologi pengajaran, peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, dan berbagai input serta kondisi proses lainnya. Meskipun faktor-faktor yang menjadi input seperti disebutkan di atas telah ditangani selama ini, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga kondisi saat ini sudah lebih baik daripada kondisi sebelumnya, namun mutu pendidikan dan prestasi belajar siswa seperti yang diinginkan belum terwujud sepenuhnya. (Semueil, 2011) Menyadari hal tersebut, peningkatan kualitas mengajar guru menjadi hal yang penting untuk dikemukakan dalam kajian ini, agar dapat termotivasi kerja yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kinerja individu dan kinerja sekolah, 1

2 yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu lulusan. (Semueil, 2011) Munandar (2001) motivasi kerja seseorang dapat lebih bercorak proaktif atau reaktif. Pada motivasi kerja yang proaktif orang akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan-kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya atau akan berusaha untuk mencari, menemukan, atau menciptakan peluang dimana orang tersebut dapat berunjuk kerja yang tinggi. Sebaliknya motivasi kerja seseorang yang reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari lingkungannya. Orang tersebut akan mulai bekerja jika didodorong, dipaksa (dari luar dirinya) untuk bekerja. Robbins (2008) dalam suatu organisasi akan banyak melihat ada idividu yang motivasinya tinggi, rajin dan tekun dalam bekerja, selalu berusaha mencapai prestasi yang lebih baik, dan tidak mudah puas dengan hasil yang telah dicapai, sementara ada pula orang sudah merasa puas dengan prestasi yang sedang-sedang saj dan tidak tergolong untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Bahkan ada juga individu yang terlihat asal-asalan saja dalam bekerja, mudah putus asa, dan menganggap tugas yang diterima sebagai beban. Motivasi kerja bersifat jangka panjang, inspirasi lebih lanjut diberikan kepada bawahan yang penuh motivasi dengan mempercayai mereka untuk berdasarkan inisiatifnya sendri dan mendorong mereka menerima tanggung jawab seluruh pekerjaan. Untuk bawahan yang dimotivasi perlu ditemukan apa yang dapat memotivasi mereka dan menjalankan apa pun yang dapat membantu mereka.

3 Komponen dasar dari lingkungan motivasi kerja adalah kerja sama antara pemimpin dan karyawannya, dan yang harus diberikan pemimpin kepada bawahannya dan sebaliknya diharapkan mereka. adalah penting mengawasi dan mendukung bawahan, namun perlu dipastikan tidak akan merusak motivasi kerja ditempat pekerjaan. Untuk memotivasi karyawan perlu melibatkan mereka yang akan terkena pengaruh dari keputusan pemimpin. Melibatkan bawahan pada tahap awal akan mendorong motivasi kerja pada karyawan. Dihampir semua perusahaan atau organisasi yang ada, pegawai merupakan suatu asset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerak dibidang jasa yang mengandalkan motivasi pegawai di perusahan atau organisasinya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkan kinerjanya pegawainya. Proses motivasi itu sendiri akan berhubungan erat bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi subjektif semacam apakah yang timbul dalam diri organism ketika semua itu berlangsung. Maka perlu kiranya suatu perusahaan benar-benar memahami bagaimana proses motivasi itu bisa dilakukan. Maka perlu kiranya perusahaan memahami pula cara-cara yang benar dalam memotivasi karyawannya dengan melakukan upaya-upaya agar mampu meningkatkan motivasi kerj pada karyawan. Pada kenyataannya bahwa tidak semua karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi, karena kadang justru terjadi penurunan. Banyak kasus pada tenaga pengajar sekarang ini berperilaku indisipliner. Perilaku indisipliner mungkin terlihat sepele. Namun pada kenyataannya hal-hal tersebut dapat berdampak buruk bagi para murid seperti hasil nilai ujian nasional yang turun.

4 Dalam beberapa tahun belakangan ini, beberapa topik media massa menyoroti perilaku indisipliner yang dilakukan para guru. Misalnya saja Koran Suara Merdeka Jawa Tengah menyoroti para guru yang pada jamnya sekolah tetapi berada ditempat pembelanjaan di Semarang, kisah yang sama terjadi beberapa tahun sebelumnya di sebuah sekolah tinggi di Bandung di mana disaat jam sekolah terdapat beberapa guru berada dilingkungan sekolah. Salah satu masalah yang sering muncul dalam dunia pendidikan pada era otonomi dewasa ini adalah masih rendahnya motivasi kerja guru.banyaknya keluhan dari masyarakat, akibat rendahnya prestasi belajar siswa, dan bahkan berdampak pada keresahan orang tua siswa yang status sosial ekonominya menengah keatas yang telah banyak mengeluarkan biaya tambahan pendidikan diluar sekolah (kursus). Fenomena ini muncul karena rendahnya perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) anak mereka, dan keabsahan nilai yang tercantum dalam Daftar Nilai Ebtanas Murni (DANEM) sering menjadi sorotan dalam wacana Pendidikan di Indonesia. Diakui bahwa mutu pendidikan pada umumnya dan prestasi belajar siswa di sekolah pada khususnya merupakan hasil dari suatu proses interaksi berbagai faktor seperti: guru, siswa, kurikulum, buku paket, laboratorium, metodologi pengajaran, peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, dan berbagai input serta kondisi proses lainnya. (Samueil, 2011). Semueil (2011) berdasarkan penelitian yang dilakukannya ditemukan bahawa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi motivasi kerja guru SMK Negeri Manado. Yang artinya bahwa gaya kepemimpinan seperti bertanggung jawab, menjalin kerja sama, memberdayakan staf, menyelesaikan konflik,

5 pengambilan keputusan dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang meliputi memenuhi kebutuhan, mendapat jaminan, menyenangi profesi, mendapatkan status, dan kondisi kerja. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang dilakukan peneliti dilapangan pada awal tahun 2014 didapatkan hasil adanya perilaku indisipliner yang dilakukan oleh beberapa guru seperti datang kesekolah terlambat, terlambat masuk kelas, tidak semangat, saat mengajar hannya diberikan tugas kemudian ditinggal pergi, terpaku hannya dengan satu metode mengajar, dan lain-lain. Perilaku-perilaku tersebut memperlihatkan kurang optimalnya guru dalam bekerja.kurang optimalnya guru dalam nekerja mengidikasikan rendahnya motivasi kerja yang dimiliki guru. Menyadari hal tersebut, peningkatan kualitas mengajar guru menjadi hal yang penting untuk dikemukakan dalam kajian ini, agar dapat termotivasi kerja yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kinerja individu dan kinerja sekolah, yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu lulusan. Menurut Wulani (2005) motivasi kerja juga sangat bergantung pada persepsi pekerja terhadap pengalaman pekerjaan mereka. ketika motivasi ekstrinsik (misalnya gaji, posisi, kenyaman kerja, jaminan kerja) mereka tidak terpenuhi oleh organisasi, maka dapat muncul persepsi negatif dan berkurangnya keyakinan pekerja terhadap hubungan perjanjian kerja. Diperkuat oleh Harsey- Blancard (1995) yaitu status, hubungan antar manusia, supervisi, peratuan-peraturan perusahaan dan administrasi, jaminan dalam pekerjaan, kondisi kerjaan, kondisi kerja, gaji, kehidupan pribadi pekerjaannya sendiri.

6 Bagi suatu organisasi dalam mewujudkan wacana di atas, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal ini dikarenakan seorang pemimpin adalah motor penggerak organisasi, pemimpin organisasi selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinannya dalam organisasi, karena kepala sekolah memiliki peranan dalam hal mempengaruhi, mengarahkan dan mendorong motivasi kerja guru, agar tujuan organisasi tercapai harus menerapkan gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh semua anggota organisasi. Kepemimpinan penting terutama gaya kepemimpinan yang demokratis, tetapi kecenderungan yang ada adalah lebih pada kepengarahan. (Semueil, 2011) Didalam kepemimpinan demokratis ini seseorang pemimpin menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi guna mencapai apa yang menjadi tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam kepemimpinan demokratis ini seorang pemimpin dalam menjelaskan kepemimpinannya ia selalu bekerja sama dengan para bawahannya, baik itu dalam pengambilan suatu keputusan ataupun dalam penentuan strategi usaha pencapaian tujuan bersama. (Maya Ilahisa, 2011). Oleh karena itu pemimpin harus dapat menggunakan gaya kepemimpinnya secara tepat agar secara langsung dapat memotivasi. Gaya kepemimpinan demokratis yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya

7 kepemipinan demokratis yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi didalam diri setiap bawahan serta kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan motivasi kerja yang rendah. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan demokratis. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi. Karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewebiwaan, dan juga pemimpin itu didalam menciptakan motivasi didalam diri bawahan. Apabila dilihat dari fenomena yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Apakah adaa hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi kerja guru?. Selanjutnya judul dari penelitian ini adalah Hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi kerja gur B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi kerja 2. Tingkat gaya kepemimpinan demokratis 3. Tingkat motivasi kerja 4. Seberapa besar sumbangan efektif gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja guru

8 C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang pentingnya gaya kepemimpinan demokratis yang akan berpengaruh pada motivasi kerja didalam organisasi tersebut. 2. Bagi Guru Memberikan gambaran dan sumbangan informasi pentingnya faktor-faktor tertentu untuk mendapatkan motivasi kerja serta peran pemimpin dalam organisasi akan sangat menentukan tercapainya harapan yang optimal. 3. Bagi Ilmuan Psikologi Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.