PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

STUDI LAJU KOROSI PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr DALAM MEDIA UAP AIR JENUH PADA TEMPERATUR C

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

ANALISIS KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DIFRAKSI SINAR X PADA PENAMBAHAN UNSUR Zr TERHADAP PEMBENTUKAN FASA PADUAN U-Zr

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

KORELASI ANTARA PERSEN KANDUNGAN Si DENGAN LAJU KOROSI DALAM UAP AIR PADA INGOT PADUAN Zr-1,5w%Nb-Si

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

KOMPARASI ANALISIS KOMPOSISI PADUAN AlMgSI1 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK X RAY FLUOROCENCY (XRF) DAN EMISSION SPECTROSCOPY (

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

KOMPARASI HASIL ANALISIS KOMPOSISI KIMIA DI DALAM PADUAN U-Zr-Nb DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK XRF DAN AAS

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

PENGARUH KANDUNGAN Fe DAN Mo TERHADAP KETAHANAN KOROSI INGOT PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA UAP AIR JENUH

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PADUAN UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE DISPERSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HIDROGEN TERHADAP DIFUSIVITAS TERMAL PADUAN UTh 4 Zr 10 H x

IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI ZIRCALOY-4 MELALUI PEMADU TIMAH, TEMBAGA DAN NIOBIUM

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBENTUKAN SINGLE PHASE PADUAN U7Mo.xTi DENGAN TEKNIK PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

Korosi Suatu Material 2014

KARAKTERISTIK INGOT PADUAN U-Zr-Nb PASCA PROSES QUENCHING

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

B64 Pembuatan Green Pellet U-ZrHx Untuk Bahan Bakar Reaktor Riset. Peneliti Utama : Ir.Masrukan, M.T

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PENGARUH KEVAKUMAN TERHADAP ANALISIS UNSUR TI DAN SI DALAM AlMg 2 MENGGUNAKAN XRF (X-RAY FLUORESCENCE)

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

PENENTUAN LAJU KOROSI PADA AlMg2 SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR MENGGUNAKAN AUTOCLAVE

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

ANALISIS MIKROSTRUKTUR DAN KIMIA TERHADAP HASIL KOROSI PADA INGOT AlFeNiMg

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

KARAKTER TERMAL SERBUK U-6Zr DAN U-10Zr SEBAGAI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

MEKANISME KOROSI PADUAN AlMg-2 DAN AlMgSi: PENDEKATAN TERMODINAMIKA DAN KINETIKA HETEROGEN

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

PERILAKU OKSIDASI PADUAN Ti-6Al-4V PADA TEMPERATUR TINGGI

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

ANALISIS TERMAL GARAM CAMPURAN MgCl 2 -NaCl

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB 1 PROSES PENGELASAN

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN PADUAN Al-Si YANG DI- QUENCHING DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN DAN WAKTU PENCELUPAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA REGANGAN DAN TEGANGAN SISA. PADUAN Zr-1%Sn-1%Nb-1%Fe

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

Transkripsi:

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr ABSTRAK Masrukan, Agoeng Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten e-mail: masrukan2006@yahoo.com (Diterima 12-3-2010, disetujui 5-5-2010) PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr. Percobaan untuk mempelajari pengaruh proses quenching terhadap sifat korosi bahan bakar UZr telah dilakukan. Proses quenching akan mempengaruhi sifat korosi dari paduan UZr, yang ditunjukkan oleh perubahan berat sebelum dan sesudah paduan UZr tersebut diberikan perlakuan quenching dan korosi. Mula-mula dibuat paduan UZr dengan komposisi Zr masing-masing sebesar 2, 6, 10, 14 dan 55% menggunakan tungku peleburan busur listrik. Sebagian paduan UZr hasil peleburan diberi perlakuan quenching dan sebagian lagi langsung diuji korosi dalam media uap air pada temperatur 100 C, tekanan 1 atmosfir selama 140 jam. Pengujian korosi dilakukan di dalam pemanas yang dilengkapi sistem refluks. Setelah uji korosi, sampel paduan UZr ditimbang untuk mengetahui perubahan berat akibat proses quenching. Dari hasil penimbangan berat sampel, diketahui bahwa hampir semua paduan UZr yang tidak mengalami perlakuan quenching mempunyai laju korosi yang lebih rendah dibandingkan paduan UZr yang diberi perlakuan quenching, kecuali pada 2% Zr. Pada sampel yang tidak mengalami perlakuan quenching, laju korosi menurun dengan peningkatan kandungan Zr. Pada komposisi 2% Zr, laju korosi mencapai 2,94 mg/jam, dan naik menjadi 0,206 mg/jam pada komposisi 6% Zr. Untuk sampel yang diberi perlakuan quenching, kecenderungan yang terjadi sama yakni laju korosi berkurang dengan pertambahan kandungan Zr. Pada komposisi 2% Zr, laju korosi sebesar 2,94 mg/jam, dan naik menjadi 0,375 mg/jam pada komposisi 6% Zr. Dari hasil uji untuk sampel yang tidak diberi perlakuan quenching dan yang diberi perlakuan quenching, terlihat bahwa sampel yang mengalami proses quenching mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik. KATA KUNCI: quenching, UZr, laju korosi ABSTRACT THE INFLUENCE OF QUENCHING PROCESS ON THE CORROSSION RATE OF UZr ALLOY FUEL. Experiments have been conducted to study the influence of quenching process on the corrosion properties of UZr fuel. Quenching process affects the corrosion properties of UZr alloy, as shown by the change in weight before and after the UZr alloy was corroded and quenched. Initially, alloys with Zr compositions of 2, 6, 10, 14 and 55% were prepared 41

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 6 No. 1 Januari 2010 : 1-69 using an electric arc furnace. Some of the UZr alloys from the melting process underwent quenching and others were directly tested for corrosion in water vapor medium at a temperature of 100 o C for 140 h. Corrosion testing was conducted in a heater equipped with a reflux. After the corrosion testing, the UZr alloy samples were weighed to determine the changes in weight due to the quenching process. From the weighing results, almost all UZr alloys that were not quenched showed a lower corrosion rate compared to those that were quenched, except for 2% Zr. For samples that were not quenched, the corrosion rate decreased with the increasing Zr content. For the composition of 2% Zr, the corrosion rate reached a rate of 2.94 mg/h, and increased to 0.206 mg/h at 6% Zr. For samples that underwent quenching, the tendency that occurred was similar, in which the corrosion rate decreased as the Zr content was increased. For the composition of 2% Zr, the corrosion rate was 2.94 mg/h, and went up to 0.375 mg/h at a Zr composition of 6% Zr. From the test results for samples that did not undergo quenching and those that underwent quenching, the former showed better corrosion resistance than the latter FREE TERMS: quenching, UZr, corrosion rate I. PENDAHULUAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) BATAN merupakan pusat yang diberi wewenang untuk mengembangkan bahan bakar nuklir, baik untuk reaktor riset maupun reaktor daya. Pada saat ini Reaktor Serba Guna Siwabessy di Serpong menggunakan bahan bakar dari paduan uranium silisida (USi) dalam matriks aluminium dan dibungkus dengan paduan aluminium magnesium (Al-Mg). Pengembangan bahan baru terus dilakukan guna memperoleh bahan bakar baru untuk menggantikan bahan bakar yang saat ini masih digunakan. Penggantian bahan bakar paduan USi disebabkan proses menghasilkan limbah silisida yang sulit dipisahkan dari paduan uraniumnya [1]. Pencarian bahan bakar baru diharapkan dapat menghasilkan bahan bakar yang mempunyai densitas cukup tinggi. Apabila densitas bahan bakar cukup tinggi, maka uranium yang dapat dimasukkan ke dalam bahan bakar per satuan volume menjadi lebih besar. Beberapa paduan uranium yang dapat dikembangkan untuk menggantikan bahan bakar USi adalah paduan UMo, UMoSi, UZr dan UZrNb [2]. Pada penelitian ini, dilakukan upaya untuk mengembangkan bahan bakar dari paduan uranium zirkonium (UZr). Pembuatan paduan UZr dilakukan dengan cara melebur logam U dengan Zr di dalam tungku peleburan busur listrik dan dalam media gas argon. Gas argon digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi uranium selama proses peleburan. Selain itu, dalam pemakaiannya di reaktor, bahan bakar tersebut akan mengalami kondisi dimana 42

bahan bakar akan terkungkung oleh produk fisi, baik yang berupa padatan maupun dalam bentuk gas. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya korosi yang dapat mempengaruhi unjuk kerja bahan bakar di dalam reaktor, seperti sifat mekanik, fisik maupun termal. Tinggi rendahnya laju korosi dipengaruhi oleh kondisi bahan bakar tesebut di dalam reaktor, seperti terjadinya pemanasan yang diikuti pendinginan cepat (quenching) atau pendinginan lambat (annealing). Masrukan dkk telah melakukan identifikasi fase-fase yang terjadi akibat perlakuan korosi, dimana perlakuan korosi menghasilkan berbagai macam produk korosi dengan terbentuknya senyawa atau fase, antara lain: U, U, U, UO 2, ZrH 2 dan ZrO 2 [3]. Untuk mengetahui pengaruh quenching terhadap laju korosi, pada paduan UZr yang telah dikenai perlakuan quenching dan korosi, dilakukan pengukuran selisih beratnya sebelum dan sesudah quenching dan korosi. Dari percobaan ini diharapkan dapat diketahui gambaran pengaruh proses quenching terhadap laju korosi yang terjadi pada bahan bakar paduan UZr akibat kondisi bahan bakar pada saat digunakan di reaktor karena adanya gas-gas dan produk fisi. II. TATA KERJA Pembuatan paduan UZr dilakukan dengan cara melebur logam U berbentuk lempengan dan Zr berbentuk serpihan dengan komposisi Zr berturutturut sebesar 2, 6, 10, 14 dan 55%. Hasil peleburan berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter lebih kurang 12 mm dan ketebalan 5 mm, dimana sebagian diberi perlakuan quenching dan sebagian lainnya tidak. Proses quenching dilakukan dengan cara memanaskan sampel di dalam tungku pemanas pada temperatur 800 C selama 4 jam kemudian dicelupkan ke dalam air. Untuk melaksanakan quenching, sampel UZr dimasukkan ke dalam ampul yang terbuat dari baja tahan karat (SS 314). Pemasukan sampel UZr dilakukan di dalam glove box yang dialiri gas argon untuk mencegah masuknya oksigen ke dalam ampul. Setelah dilakukan proses quenching, paduan UZr yang diberi maupun yang tidak diberi perlakuan quenching dikenai pengujian korosi. Pengujian korosi dilakukan dengan cara memanaskan sampel di dalam labu pemanas yang dilengkapi dengan sistem refluks pada temperatur 100 C selama 140 jam. Bentuk sampel dan peralatan uji korosi ditampilkan pada Gambar 1 dan 2. Sampel yang telah diuji korosi selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik untuk mengetahui selisih berat sampel sebelum dan sesudah korosi. 43

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 6 No. 1 Januari 2010 : 1-69 Gambar 1. Bentuk sampel paduan UZr. 2 4 3 5 1 Gambar 2.Peralatan uji korosi yang dilengkapi dengan sistem refluks. Keterangan : (1) Labu pemanas, (2) Tempat sampel, (3) Sampel, (4) Sistem refluks, (5) Termometer III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Pada Gambar 3, tampak kurva berat sampel sebelum dan sesudah uji korosi untuk sampel yang tidak dikenai perlakuan quenching, dengan data uji diberikan pada Tabel 1 di Lampiran. Pada Gambar 4, tampak kurva berat sampel sebelum dan 44

Berat sampel, (g) sesudah diuji korosi untuk sampel yang dikenai perlakuan quenching, dengan data uji diberikan pada Tabel 2 di Lampiran. Dari Gambar 3 dan Tabel 1 di Lampiran untuk sampel yang tidak mengalami quenching, terlihat bahwa laju korosi berkurang apabila kandungan Zr bertambah. Pada kandungan Zr sebesar 2%, laju korosi sebesar 2,94 mg/jam dan akan naik menjadi 0,206 mg/jam apabila kandungan Zr menjadi sebesar 6%, yang ditandai dengan berkurangnya berat sampel. Pada kandungan Zr yang lebih besar lagi, paduan UZr yang terbentuk lebih tahan terhadap korosi, yang ditandai dengan terbentuknya lapisan oksida Zr di permukaan, dimana terbentuknya lapisan oksida tersebut akan menambah berat paduan UZr. Untuk kandungan Zr sebesar 10%, terjadi penambahan berat dari 0,0028 mg/jam menjadi 0,0164 mg/jam pada kandungan Zr sebesar 55%. Dari hasil percobaan tersebut dapat dikatakan bahwa pada kandungan Zr yang rendah, oksida Zr tidak terbentuk sehingga memudahkan terjadinya serangan korosi. Serangan korosi yang ada dapat berupa lubang atau berbentuk erosi, dimana bentukbentuk korosi tersebut akan mengurangi berat paduan UZr. Logam zirkonium sangat tahan terhadap korosi, tetapi pada temperatur beberapa ratus derajat Celsius mudah bereaksi dengan oksigen, nitrogen dan hidrogen [4]. Reaksi dengan oksigen akan membentuk oksida, sedangkan reaksi dengan hidrogen dan nitrogen membentuk hidrida berupa Zr x H y (zirkonium hidrida) dan Zr x N y (zirkonium nitrida). Ketahanan korosi yang tinggi tersebut disebabkan oleh terbentuknya oksida secara alamiah dalam bentuk ZrO 2 yang tebal dan stabil pada bagian permukaan. Lapisan oksida tersebut terbaharui dan selalu tumbuh secara perlahan-lahan pada temperatur beberapa ratus derajat dan akan melekat kuat. 6 5 4 3 2 1 0 0 20 40 60 Persentase Zr (%) sebelum dikorosikan Gambar 3. Kurva hubungan antara persentase Zr terhadap berat sampel UZr sebelum dan sesudah korosi. Sampel tidak diberi perlakuan quenching. 45

Berat sampel (g) J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 6 No. 1 Januari 2010 : 1-69 Pada Gambar 4 dan Tabel 2 di Lampiran untuk sampel yang mengalami quenching, terlihat adanya kecenderungan yang sama seperti pada sampel yang tidak mengalami quenching yakni sebelum dan sesudah korosi akan menunjukkan laju korosi berkurang apabila kandungan Zr bertambah. Hal ini dapat dilihat dari perubahan berat sampel UZr yang memberikan indikasi adanya serangan korosi. Untuk 2% Zr dan 10% Zr, masing-masing mempunyai laju korosi sebesar 0,72 mg/jam dan 0,0186 mg/jam. Serangan korosi dapat membentuk lubang atau erosi pada paduan UZr. Pada kandungan Zr yang lebih tinggi lagi yakni 14% Zr, tidak terjadi serangan korosi tetapi terjadi penambahan berat sampel. Laju penambahan berat sampel pada kandungan 14% Zr sebesar 0,017 86 mg/jam dan akan menjadi 0,004 28 mg/jam apabila kandungan Zr mencapai 55%. Bertambahnya berat sampel tersebut disebabkan oleh terbentuknya lapisan oksida Zr pada lapisan permukaan. Lapisan oksida pada permukaan akan menahan serangan korosi. Ketahanan korosi logam paduan zirkonium bergantung pada konsentrasi dan distribusi unsur-unsur pemadu dari unsur-unsur pengotor [4]. Faktor tersebut bergantung pula pada cara pemrosesan dan perlakuan termomekanik yang merupakan bagian penting dari proses pembuatannya, sehingga sifat korosi sangat dipengaruhi oleh parameter perlakuan termomekanik yang salah satunya adalah laju quenching [5]. Pada proses quenching, akan terjadi penggandaan dislokasi dan kerapatan atom bertambah. Akibatnya, tegangan internal menjadi tinggi dan mengakibatkan ketahanan korosi berkurang. 6 5 4 3 2 1 0 0 20 40 60 Persentase Zr (%) sebelum dikorosikan Gambar 4. Kurva hubungan antara persentase zirkonium dengan berat sampel UZr sebelum dan sesudah uji korosi. Sampel diberi perlakuan quenching. Apabila dibandingkan laju korosi antara paduan UZr yang tidak diberi perlakuan quenching dengan yang diberi perlakuan quenching, seperti diberikan pada Gambar 5 dan Tabel 1 serta 2, terlihat bahwa hingga kandungan 46

Berat sampel (g) Zr sebesar 10% paduan UZr yang tidak dikenai quenching mempunyai laju korosi yang lebih rendah dibandingkan yang dikenai quenching. Namun, setelah melampaui 6%, yakni mulai kandungan Zr sebesar 10%, paduan UZr yang diberi perlakuan quenching mempunyai laju korosi yang lebih besar dibandingkan yang tidak diberikan perlakuan quenching. Hal ini disebabkan proses quenching pada paduan UZr akan menyebabkan terjadinya tegangan pada batas butir ataupun fase, dimana tegangan yang tinggi akan menyebabkan kenaikan laju korosi. Keadaan selanjutnya, pada kandungan Zr yang lebih besar yakni dari 10% Zr hingga mencapai 55% Zr, paduan UZr yang dikenai perlakuan quenching mempunyai penambahan berat yang lebih besar dibandingkan paduan UZr yang tidak dikenai perlakuan quenching. Penambahan berat yang lebih besar tersebut disebabkan terbentuknya oksida zirkonium pada kadar Zr yang lebih besar sehingga menghasilkan oksida yang lebih besar pula. 60 50 40 30 20 Diquench Tidak diquench 10 0 0 20 40 60 Persentase Zr (%) Gambar 5. Kurva hubungan antara persentase zirkonium dengan berat sampel UZr sampel tidak diberi perlakuan quenching dan diberi perlakuan quenching. IV. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik pada paduan UZr yang tidak dikenai perlakuan quenching maupun yang dikenai perlakuan quenching terlihat bahwa laju korosi berkurang apabila kandungan Zr bertambah. Pada 2% Zr, laju korosi sebesar 2,94 mg/jam dan menjadi 0,206 mg/jam apabila kandungan Zr menjadi 6%. Untuk sampel yang dikenai quenching, pada kandungan 2% Zr dan 10% Zr masing-masing mempunyai laju korosi sebesar 0,72 mg/jam dan 0,0186 mg/jam. Apabila dibandingkan antara yang tidak dikenai quenching dengan yang dikenai quenching, terlihat 47

J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 6 No. 1 Januari 2010 : 1-69 hingga kandungan Zr sebesar 6%, paduan UZr yang tidak dikenai quenching mempunyai laju korosi yang lebih besar dibandingkan yang dikenai quenching. Namun, setelah melampaui 6%, yakni mulai kandungan Zr sebesar 10% paduan UZr yang diberi perlakukan quenching mempunyai laju korosi yang lebih besar dibandingkan yang tidak dikenai quenching. V. DAFTAR PUSTAKA 1. Masrukan, Slamet, P., Yatno, D.A.S., & Asminar. (2008). Pengembangan sebagai Bahan Bakar Reaktor Riset. Prosiding Laporan Teknis, Serpong: PTBN BATAN. 2. Kaufmann, A. R. (1962). Nuclear Reactor Fuel Elements. Metallurgy and Fabrication. New York : John Wiley & Sons Interscience Publishers,. 3. Masrukan, & Kadaryono, A. (2009). Pengaruh Penambahan Unsur Zr Terhadap Pembentukan Fase Pasca Perlakuan Korosi Pada Bahan Bakar. Jurnal Teknologi Bahan Nuklir, 5 (2). 4. ASTM. (1989). Metal Hand Book: Corrosion (9 th ed). Ohio: ASTM. 5. Septe, E. (2005). Korosi Perusak yang Terabaikan. Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta. URL http://www.bung_hatta.info/tulisan_235.ubh 48

LAMPIRAN Tabel 1. Perubahan berat hasil uji korosi (tidak dikenai perlakuan quenching). Sampel Berat sampel sebelum korosi (g) Berat sampel setelah korosi (g) Selisih berat (mg) Laju korosi ( mg/jam) U-2%Zr 5,1296 4,7181-411,5-2,94 U-6%Zr 5,1694 5,1406-28,8-0,206 U-10%Zr 5,0732 5,0736 +0,4 0,0028 U-14%Zr 4,6025 4,6040 +1,5 0,0107 U-55%Zr 3,2606 3,2629 +2,3 0,0164 Sampel Tabel 2. Perubahan berat hasil uji korosi (dikenai perlakuan quenching). Berat sampel sebelum korosi (g) Berat sampel setelah korosi (g) Selisih berat (mg) Laju korosi ( mg/jam) U-2%Zr 4,0860 3,9855-100,5-0,72 U-6%Zr 4,9397 4,8872-525 -0,375 U-10%Zr 5,5435 5,5409-2,6-0,0186 U-14%Zr 5,3841 5,3866 + 2,5 + 0,017 86 U-55%Zr 3,3340 3,3346 + 0,6 + 0,004 28 49