PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH TERAPI MUSIK UNTUK PENURUNAN TINGKAT STRES PADA REMAJA DI YAYASAN PANTI ASUHAN KYAI AGENG MAJAPAHIT SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Maria Dagobercia Uskenat *)., Ns. Sri Puguh K, M.Kep.,Sp.MB **), Achmad Solechan, S.Kom.,M.Si ***)

PE GARUH TI GKAT PE GETAHUA TE TA G PE GOBATA KEMOTERAPI TERHADAP TI GKAT KECEMASA PASIE KA KER DI RUA G SITOSTATIKA RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARA G

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi

FIRMAN FARADISI J

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN.

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Mike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom** ), Mamat Supriyono, SKM, M.Kes. (Epid)*** )

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI. Oleh: FRIENDINA

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Afitaria Qulsum *)., Ismonah **), Wulandari Meikawati ***) *) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ***) Dosen FKM Universitas Muhamadiyah Semarang ABSTRAK Kecemasan pasien yang akan menjalani operasi dikarenakan mereka tidak tahu konsekuensi dan prosedur pembedahan. Pada pasien pre operasi untuk membantu mengontrol kecemasan dapat diberikan terapi musik klasik. Musik merupakan getaran udara yang harmonis, syaraf di telinga yaitu koklearis menangkapnya kemudian diteruskan ke syaraf otak dan akan mempengaruhi hipofisis serta mengaktifasi sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pre-post test design, dengan jumlah sampel 18 responden dengan teknik quota sampling. Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai p, atau <,5 maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberiaan terapi musik klasik. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah untuk mengontrol kecemasan pasien pre operasi maka dapat diberikan terapi musik klasik. Kata kunci: kecemasan, pre operasi, dan terapi musik klasik ABSTRACT Anxiety the patient who will have surgery does not know the consequence and the procedure of surgery. Pre-Surgery patient is given classical music therapy to control the anxiety. Music is harmonic air vibration, nerve in the ears that is cochlear catches it and it is sent to brain nerve and will influence pituitary and activate limbic system that is connected with emotional behavior. The purpose of the study is to find out the difference of the level of anxiety in pre-surgery patient before and after classical music treatment in RSUD Tugurejo Semarang. The design of the study is pre-experiment using one group pre-post test design, with 18 respondents as the samples using quota sampling technique. The study was using Wilcoxon test that showed the p-value was. or <.5, so it can be concluded that there is the difference in the level of anxiety in pre-surgery patient before and after classical music treatment. The recommendation of the study is to control the anxiety of the pre-surgery patient using classical music treatment. Keywords: anxiety, pre-surgery, and the treatment of classical music

PENDAHULUAN Prosedur pembedahan akan memberikan suatu reaksi emosional seperti ketakutan, marah, dan gelisah serta kecemasan bagi pasien. Kecemasan pre operasi merupakan suatu respon terhadap suatu pengalaman yang dianggap oleh pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh bahkan kehidupan sendiri (Potter & Perry, 25, hlm.179). Pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi terdapat respon yang mempengaruhi salah satunya respon fisiologi pada kecemasan meliputi palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, denyut nadi menurun dan nafas cepat (Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan, 2, hlm.7). Kecemasan pada pasien pre operasi dapat diatasi dengan melakukan relaksasi untuk mengontrol kecemasan, salah satunya dengan mendengarkan musik (Anonim, 29, 4). Tujuan terapi musik klasik adalah membantu mengekspresikan perasaan, mengurangi ketegangan otot, dan menurunkan kecemasan pre operasi. Sedangkan efek biologis akan menurunkan dan meningkatkan energi otot, frekuensi nafas dan nadi menjadi teratur, tekanan darah stabil, dan fungsi endokrin (Djohan, 26, hlm.25). Musik melalui saraf koklearis ditangkap, diteruskan ke saraf otak dan diotak musik akan mempengaruhi hipofisis untuk melepaskan endorfin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Rangsangan musik juga mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa otak, seperti sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emisional, sistem limbik teraktivasi dan individu menjadi rileks (Djohan, 26, hlm.59). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Devi Darliana (28) dengan metode quasi eksperiment non equivalent pretest-postest with control group dengan 6 responden, kelompok kontrol 3 dan kelompok intervensi 3 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, didapat nilai p <,1 bahwa ada perbedaan kecemasan secara signifikan pada pasien sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi (Darliana, 28, hlm.83). Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang b. Mendiskripsikan perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang c. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pre-post test design. Penerapan dalam penelitian ini yaitu dilakukan observasi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan terapi musik klasik pada pasien pre operasi (Nursalam, 22, hlm.85). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien dengan kriteria sadar, kooperatif, dan pasien pre operasi yang terprogram untuk dioperasi sesuai prosedur serta yang mengalami kecemasan ringan, sedang, atau berat di RSUD Tugurejo Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling yaitu cara pengambilan sampel tergantung peneliti dengan kriteria dan jumlah yang ditentukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner skala kecemasan Hamilton Rating Scale Anxiety (HRSA). Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat yaitu analisis diskriptif variabel terapi musik dan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. Data yang berjenis numerik menggunakan mean, standart deviasi, minimum, maximum. Sedangkan data yang berjenis kategorik dianalisis dengan distribusi frekuensi. Analisis bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk melihat hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas (terapi musik klasik) dan variabel terikat (tingkat kacemasan pasien pre operasi). Sebelumnya dilakuan uji normalitas dengan menggunakan Saphiro-Wilk karena besarnya sampel kurang dari 5, dan diperoleh nilai p <,5 maka data tidak berdistribusi normal, sehingga dilanjutkan uji beda Wilcoxon dengan nilai p <,5 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan (Dahlan, 29, hlm.152). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Usia Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Kategori Usia (tahun) Frekuensi Persentase Remaja (12-1 5,6 18) Dewasa 11 61,1 muda (19-4) Paruh baya 6 33,3 (41-65) Total 18 1, Berdasarkan Tabel 1 di atas, usia terbanyak adalah usia 19-4 tahun yaitu sebanyak 11 responden (61,1 %). Ratarata usia responden 36 tahun dengan usia termuda 18 tahun sedangkan usia tertua 46 tahun sehingga standar deviasi berkisar 6,76. Hal tersebut sesuai teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (23, hlm.23) bahwa semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir, sehingga kecemasan lebih banyak pada usia dewasa.

2. Jenis Kelamin Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 8 44,4 Perempuan 1 55,6 Total 18 1, Berdasarkan hasil penelitian dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 1 responden (55,6%). Secara psikologis menurut Sukmadinata (23, hlm.6) menyatakan perempuan lebih emosional dari pada laki-laki karena perempuan sangat peka dan mudah meluapkan perasaan. Sementara laki-laki bersifat obyektif dengan rasionalitasnya sehingga mampu berfikir dan tidak mengedepankan emosional. 3. Pendidikan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Pendidikan Frekuensi Persentase SD 11 61,1 SMP 4 22,2 SMA 3 16,7 Total 18 1, Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 11 responden (61,1 %) dan yang paling rendah SMA yaitu 3 responden (16,7 %). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan (Notoatmodjo, 23, hlm.78). 4. Pekerjaan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Pendidikan Frekuensi Persentase Buruh pabrik 1 5,6 Buruh Tani 4 22,2 Pedagang 3 16,7 Swasta 5 27,8 Tidak bekerja 5 27,8 Total 18 1, Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 pekerjaan tertinggi swasta 5 responden (27,8%) dan tidak bekerja 5 responden (27,8 %) sedangkan frekuensi terendah adalah buruh pabrik 1 responden (5,6 %). Seseorang yang bekerja swasta karena tuntutan penampilan pada pekerjaannya menyebabkan kecemasan karena mempunyai pekerjaan yang penting dan memerlukan aktivitas akan merasa terganggu apabila tidak dapat sembuh seperti sedia kala, karena dituntut untuk berpenampilan. Hal ini mempengaruhi perannya (Christian, 25, dalam Kiswanto, 27, hlm.46). Selain itu yang tidak bekerja juga dapat menyebabkan kecemasan menurut hasil penelitian Kusmarjathi (29, hlm.75) bahwa dengan tidak mendapatkan penghasilan dapat mempengaruhi perilaku responden dalam menentukan pengobatan, biaya perawatan rumah sakit.

5. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Kecemasan Sebelum dan Sesudah diberikan Intervensi di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Sebelum Sesudah Kategori Kecemasan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat 11 6 1 61,1 33,3 5,6 13 4 1 72,2 22,2 5,6 Total 18 1, 18 1, Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa kecemasan sebelum diberikan intervensi frekuensi terbanyak adalah kecemasan ringan 11 responden (61,6%) dan yang terendah adalah kecemasan berat 1 responden (5,6%). Sedangkan kecemasan sesudah diberikan intervensi yang sudah tidak mengalami kecemasan 13 responden (72,2 %) dan yang masih mengalami kecemasan ringan 4 responden (22,2%) serta kecemasan sedang 1 responden (5,6 %). Kecemasan pre operasi disebabkan karena mereka tidak tahu konsekuensi pembedahan dan takut terhadap prosedur pembedahan itu sendiri. Pasien yang cemas sering mengalami ketakutan atau perasaan yang tidak tenang seperti ketakutan akan hal yang tidak diketahui, misalanya terhadap pembedahan, anestesi, keuangan, tanggung jawab keluarga, nyeri, katakutan akan konsep diri, dan bahkan kematian. Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis (Muttaqin & sari, 29, hlm.74). Berdasarkan psikoneuroimunologi, kecemasan merupakan stresor yang akan mempengaruhi sistem limbik sebagai pusat pengatur emosi yang terjadi melalui serangkaian yang diperantarai oleh HPA-axis (Hipotalamus, Pituitari, dan Adrenal). Stres akan merangsang hipotalamus untuk meningkatkan produksi Corticotropin Releasing Hormone (CRF). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitari anterior untuk meningkatkan produksi Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). Hormon ini yang akan meningkatkan sekresi kortisol dan aksi katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Hal ini yang akan merespon adanya stres. Pelepasan hormon tersebut merangsang peningkatan kerja sistem parasimpatis dan simpatis susunan saraf otonom sehingga mempengaruhi kerja metabolik seperti mengeluh sering kencing atau susah kencing, mulas, mencret, kembung, perih di lambung, keringat dingin, jantung berdebar-debar, hipotensi atau hipertensi, sakit kepala, dan sesak nafas (Muttaqin & Sari, 29, hml.24). Pada pasien pre operasi maka sebelum pembedahan kita dapat membantu pasien dalam menghilangkan ketegangan atau kecemasan yaitu dengan cara memberikan latihan

relaksasi dalam membantu mengontrol kecemasan. Terapi relaksasi terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya dengan mendengarkan musik (Anonim, 29, 4). Musik merupakan getaran udara yang harmonis, saraf di telinga yaitu saraf koklearis menangkapnya, diteruskan ke saraf otak dan diotak musik akan mempengaruhi hipofisis untuk melepaskan endorfin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Rangsangan musik juga mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa otak, seperti sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emisional, sistem limbik teraktivasi dan individu menjadi rileks (Djohan, 26, hlm.59). 6. Nilai Statistik sebelum dan Sesudah Intervensi Tabel 6 Distribusi Nilai Statistik Sebelum dan Sesudah diberikan Intervensi di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang bulan Desember 211 (n=18) Intervensi Nilai Statistik Mean Sd Min Max Sebelum 21,33 4,87 15 28 Sesudah 15,22 4,152 11 26 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 tingkat kecemasan sebelum diberikan intervensi Dengan nilai rata-rata 21,33 sehingga standar deviasi 4,87 dengan skor kecemasan terendah 15 dan skor kecemasan tertinggi 28. Sedangkan tingkat kecemasan sesudah diberikan intervensi menurun dengan nilai ratarata 15,22 sehingga standar deviasi 4,152 dengan skor kecemasan terendah 11 dan skor kecemasan tertinggi 26. Pada hasil penelitian ini menggunakan uji beda Wilcoxon menunjukkan nilai p, atau <,5 maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Devi Darliana (28) dengan metode quasi eksperiment non equivalent pretest-postest with control group dengan 6 responden. Kelompok kontrol 3 responden dan 3 responden untuk kelompok intervensi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta didapat nilai p <,1 bahwa ada perbedaan kecemasan secara signifikan pada pasien sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi (Darliana, 28, hlm.83). KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberiaan terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang, dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon menunjukkan nilai p, atau <,5. SARAN Setelah penelitian menyimpulkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: a. Diharapkan bagi pihak rumah sakit dan perawat di RSUD Tugurejo Semarang untuk dapat mengukur kecemasan pada pasien pre operasi dengan menggunakan skala kecemasan dan memberikan terapi musik klasik untuk menurunkan kecemasan. b. Hasil penelitian ini sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan

mengenai manfaat terapi musik klasik pada pasien pre operasi sehingga dapat dikembangkan dan diaplikasikan. c. Hasil penelitian ini diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain penelitian yang lain yaitu case control study untuk dapat membandingkan tingkat kecemasan yang diberi terapi musik klasik dengan yang tidak diberi terapi musik klasik. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (29). Best way to relieve stress: the soothing power of music.http://www.ifyoudontseeit.c om/anxiety-music-therapy/ diperoleh tanggal 15 Mei 211 Arif, Muttaqin & Sari, Kumala. (29). Asuhan keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC Dahlan, M. Sopiyudin. (29). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan diskriptif, bivariat, dan multivariate dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika Kiswanto. (27). Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan tingkat kecemasan klien benigne prostat hyperplasia (BPH) di RS Mardi Rahayu Kudus. 41-46 Kusmarjathi, NI Ketut. (29). Tingkat kecemasan pasien pra operasi apendiktomi di ruang bima RSUD sanjiwani gianyar. 1(2). 72-76 Nursalam. (28). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin. (25). Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 4. Alih bahasa Yasmin Asih. Jakarta: EGC Sukmadinata. (23). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Remaja Resdakarnya Darliana, Devi. (28). Pengaruh terapi musik terhadap respon psikofisiologis pasien yang menjalani coronary angiography di pelayanan jantung rumah sakit umum cipto mangunkusumo Jakarta. 11-46 Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan jiwa. (2). Keperawatan jiwa. Cetakan 1. Jakarta: DEPKES Djohan. (26). Terapi musik teori dan aplikasi. Yogyakarta: Galangpres