KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DI KAWASAN HUTAN BUKIT BELUAN KECAMATAN HULU GURUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

KEANEKARAGAMAN JENIS ROTAN DALAM KAWASAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. BHATARA ALAM LESTARI KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

ANALISIS VEGETASI NEPENTHES SPP. DI HUTAN PENELITIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

KEANEKARAGAMAN KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) DI PULAU BATAM. DIVERSITY OF PITCHER PLANT (Nepenthes spp) IN BATAM ISLAND

) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG BUKIT BENDERA KECAMATAN TELUK PAKEDAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

III. METODE PENELITIAN

KEBERADAAN RAMIN (GONYSTYLUS BANCANUS (MIQ.) KURZ) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG AMBAWANG KECIL KECAMATAN TELUK PAKEDAI KABUPATEN KUBU RAYA

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG TERPERANGKAP PADA KANTONGSEMAR(Nepenthes spp.) Di KAWASAN KAMPUS UIN SUSKA RIAU

BEMBAN KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

Keanekaragaman Jenis Kantong Semar (Nepenthes spp.) di Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) PT. Mua ra Sungai Landak Kabupaten Mempawah

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN TINGKAT POHON PADA HUTAN ADAT GUNUNG BERUGAK DESA MEKAR RAYA KECAMATAN SIMPANG DUA KABUPATEN KETAPANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POTENSI TEGAKAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAYA KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

ANALISIS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN DESA DI DESA NANGA YEN KECAMATAN HULU GURUNG KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN VEGETASI DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENELITIAN EKOLOGI NEPENTHES DI LABORATORIUM ALAM HUTAN GAMBUT SABANGAU KERENG BANGKIRAI KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PENYEBARAN TUMBUHAN BERACUN DI HUTAN LINDUNG SIBAYAK II TAHURA BUKIT BARISAN, KABUPATEN KARO SKRIPSI

KERAGAMAN VEGETASI TANAMAN OBAT DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARAKAWASAN TAMAN HUTAN RAYATONGKOH KABUPATEN KAROSUMATERA UTARA

Keanekaragaman Tanaman Kantong Semar (Nepenthes spp.) di UIN SUSKA Riau Pitcher Plant (Nepenthes spp) Diversity in the UIN SUSKA RIAU

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

STUDI HABITAT PELANDUK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

Paket INFORMASI DAMPAK HUTAN TANAMAN TERHADAP LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

STRUKTUR DAN KOMPOSISI TEGAKAN HUTAN DI PULAU SELIMPAI KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

Analisis Vegetasi Hutan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

SUKSESI JENIS TUMBUHAN PADA AREAL BEKAS KEBAKARAN HUTAN RAWA GAMBUT (Succesion of plant at the area of peat swamp forest ex-burnt)

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

INVENTARISASI TANAMAN JELUTUNG (DYERA COSTULATA HOOK) SEBAGAI TUMBUHAN LANGKA YANG TERDAPAT DI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

KEANEKARAGAMAN TEGAKAN HUTAN DAN POTENSI KANDUNGAN KARBON DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS OLEH

KOMPOSISI DAN POTENSI KARBON TERSIMPAN PADA TEGAKAN DI HUTAN RESORT BUKIT LAWANG TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER TESIS. Oleh : S O I M I N

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN. Analisis Vegetasi dengan Point Intercept


IDENTIFIKASI JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DALAM KAWASAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG ASUANSANG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

ANALISIS POPULASI NEPENTHES SPP DI HUTAN RAWA GAMBUT, KALAMPANGAN, KALIMANTAN TENGAH

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

III. METODOLOGI PENELITIAN

ADI FEBRIADI. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA The Diversity Of Kantong Semar (Nepenthes spp) Protected Forest Gunung Ambawang Village Kampung Baru Districk Kubu Regency Kubu Raya Rini Sulistri Selvi, Abdurrani Muin, Gusti Eva Tavita Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol,Pontianak 78124 E-mail: riniselvi766@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this study to determine diversity of Kantong Semar (Nepenthes spp) and level of dominance. Determination of observation using purposive sampling method with plot size of 40 mx 40 m. In the region there are 3 types of Nepenthes spp, among other Nepenthes ampullaria, Nepenthes xhookeriana, and Nepenthes rafflesiana. The most dominant type is Nepenthes ampullaria with value (INP = 105.57%), followed by Nepenthes xhookeriana with (INP = 71.60%), lowest type of Nepenthes rafflesiana with (INP = 22.83%). The dominant species is Nepenthes ampullaria with highest dominance value (C = 0.2786), While lowest is the Nepenthes rafflesiana (C = 0.0130). The highest diversity index Nepenthes xhookeriana namely (H '= 0.1597) and type of Nepenthes ampullaria (H' = 0.1465), while lowest diversity index for the types of Nepenthes rafflesiana (H '= 0.1076). The value of highest abundance of Nepenthes spp was Nepenthes xhookeriana with an abundance of types of 0.3347 and lowest abundance found in Nepenthes rafflesiana kind of 0.2255. Keywords : Kantong Semar (Nepenthes spp), diversity, level of dominance PENDAHULUAN Hutan adalah sumberdaya alam yang merupakan salah satu penentu sistem penyangga lingkungan hidup dan modal dasar dalam pembangunan nasional, harus dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Dalam hutan terdapat struktur kompleks yang menciptakan lingkungan sedemikian rupa dengan keanekaragaman jenis tanamannya. Salah satu yang tumbuh di dalamnya adalah Kantong Semar (Nepenthes spp) seperti yang terdapat di kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Desa Kampung Baru Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu daerah yang mempunyai daerah penyebaran Kantong Semar (Nepenthes spp) yang cukup banyak. Dahulu Kantong Semar (Nepenthes spp) hanya dipandang sebagai tanaman unik yang ekslusif. Namun seiring berjalan waktu, ternyata saat ini ditemukan berbagai manfaat yang terkandung di dalam Kantong Semar (Nepenthes spp). Di daerah-daerah tertentu diyakini bahwa air yang terdapat di dalam Kantong Semar (Nepenthes spp) dapat dipakai sebagai obat. Keberadaan Kantong Semar (Nepenthes spp) di Kalimantan Barat terutama di Hutan Lindung Gunung Ambawang pada saat ini terganggu akibat degradasi hutan. Aktifitas yang dilakukan selama ini dapat mempengaruhi keanekaragaman Kantong Semar (Nepenthes spp) di daerah tersebut. Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang mempunyai flora dan fauna yang sangat banyak dan menarik terutama Kantong Semar (Nepenthes spp) yang merupakan salah satu tumbuhan 51

yang mempunyai nilai potensional dengan keunikan bentuk dan keanekaragaman. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana keanekaragaman jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) dan jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) apa saja yang mendominasi dihutan lindung Gunung Ambawang. Atas dasar itulah perlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) dan tingkat dominansinya di Hutan Lindung Gunung Ambawang Desa Kampung Baru Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang tepatnya di Desa Kampung Baru Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya, selama 2 minggu di lapangan. Objek dalam penelitian ini adalah Kantong Semar (Nepenthes spp) di Lahan Gambut Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Desa Kampung Baru Kacamatan Kubu. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survei dengan observasi langsung di lapangan. Penentuan petak pengamatan keanekaragaman jenis menggunakan tehnik survei dengan metode petek tunggal berukuran 40 m x 40 m. Selanjutnya dalam petak 40 m x 40 m dibuat sub petak ukuran 2 m x 5 m sebanyak 160 petak. Petak pengamatan diletakan secara purposive sampling atau sengaja pada lokasi yang banyak terdapat Kantong Semar (Nepenthes spp). Analisis Data a. INP (Indeks Nilai Penting) INP merupakan suatu nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat dominan suatu jenis dalam lokasi penelitian dengan rumus sebagai berikut. INP = KR + FR Dominansi jenis pada kantong semar dihitung melalui Indeks Nilai Penting (INP) yang merupakan jumlah dari kerapatan relatif (KR) dan Frekuensi relatif (FR), b. Indeks Dominansi ( C ) Untuk menentukan Dominansi suatu jenis yang terpusat dalam komunitas, dapat digunakan rumus Simpson (1949) dalam Misra (1973). C = Σ ( n 1 N )² Dimana : C = Indeks Dominansi. n i = Nilai Penting dari Indeks i. N = Total Nilai Penting. c. Indeks Keanekaragaman Jenis ( H ) Merupakan suatu indeks keanekaragaman secara keseluruhan dalam suatu komunitas atau habitat yang dapat ditentukan dengan rumus Shannon-Wiener (Rosmaina, dkk. 2011) sebagai berikut : H = - Σ ( n i ) log ( n i ) N N Dimana : H = Indeks Keanekaragaman Jenis keseluruhan n i = Jumlah Individu N = Jumlah Individu seluruh spesies d. Indeks Kelimpahan Jenis ( e ) Indeks Kelimpahan Jenis dipengaruhi oleh keanekaragaman jenis dan jumlah jenis. Digunakan untuk mengetahui kelimpahan suatu jenis padat area. Indeks Kelimpahan Jenis dihitung dengan rumus sebagai berikut : e = H log s Dimana: e = Indeks Kelimpahan Jenis H = Indeks Keanekaragaman Jenis s = Jumlah dari Jenis 52

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, ternyata di kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang terdapat 3 jenis Kantong Semar (Nepenthes spp). Jenis-jenis tersebut adalah Nepenthes ampullaria, Nepenthes xhookeriana, dan Nepenthes rafflesiana. Jumlah tiap jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) pada Hutan Lindung Gunung Ambawang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah dan Jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) yang Terdapat di Kawasan Hutan Lindung (The Number and Type Kantong Semar (Nepenthes spp) in Protected Forest Areas) No Jenis Jumlah Individu 1 Nepenthes ampullaria 139 2 Nepenthes xhookeriana 67 3 Nepenthes rafflesiana 6 Jumlah 212 Dari Tabel 1, ternyata Nepenthes ampullaria merupakan yang terbanyak (139 buah), sedangkan Nepenthes xhookeriana hanya 67 buah dan Nepenthes rafflesiana 6 buah. 1. Indeks Nilai Penting (INP) Dari hasil analisis data, diperoleh Indeks Nilai Penting (INP) jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) yang terdapat di Hutan Lindung Gunung Ambawang sebagai mana disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Indeks Nilai Penting (INP) jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) (Importance Value Index type kantor semar) No Jenis Indeks Nilai Peniting (INP) (%) 1 Nepenthes ampullaria 105,57 2 Nepenthes xhookeriana 71,60 3 Nepenthes rafflesiana 22,83 Berdasarkan INP pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa jenis yang paling dominan pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Nepenthes ampullaria dengan nilai (INP = 105,57 %), dilanjutkan dengan Nepenthes xhookeriana dengan (INP = 71,60 %), kemudian di ikuti dengan jenis terendah Nepenthes rafflesiana dengan (INP = 22,83%). Untuk jelasnya ketiga jenis tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. 53

Nepenthes ampullaria Nepenthes xhookeriana Nepenthes rafflesiana Gambar 1. Foto Nepenthes yang ditemukan di areal penelitian (Nepenthes photos were found in the study area) Indeks Nilai Penting (INP) menunjukan suatu jenis dominansi suatu jenis terhadap jenis yang lainnya dalam suatu komunitas. Semakin besar Indeks Nilai Penting, maka semakin besar pula dominansi tersebut terhadap jenis lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ternyata Nepenthes ampullaria merupakan jenis dominan (INP = 105,57 %) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang. Ini diduga jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi dengan tempat tumbuhnya yang cukup tinggi. Selain itu, dari hasil pengamatan di lapangan jenis Nepenthes ampullaria tumbuh dengan perakaran di tanah, sementara bagian batangnya melilit pada semak belukar jenis lainnya. Dengan kondisi demikian, jenis ini selalu berada pada posisi tempat tumbuh yang terbuka. Menurut Azwar (2006) jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) lebih menyukai tempat tumbuh dalam kondisi terbuka atau agak terbuka. Sementara jenis Nepenthes xhookeriana (INP = 71,60%) dan Nepenthes rafflesiana (INP = 22,83%) tumbuh di permukaan tanah berada di bawah vegetasi lain, sehingga intensitas cahaya yang di terima tidak sebanyak Nepenthes ampullaria. 2. Indeks dominansi ( C ) Indeks Dominansi (C) digunakan untuk menentukan Dominansi suatu jenis yang terpusat dalam komunitas. Hasil nilai dominansi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Indeks Dominansi jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) (Dominance Index Types Kantong Semar (Nepenthes spp)) indeks dominansi (C) No Jenis C 1 Nepenthes ampullaria 0,2786 2 Nepenthes xhookeriana 0,1282 3 Nepenthes rafflesiana 0,0130 Jumlah 0,4198 54

Dari pola penyebaran dari indeks dominansi diperoleh bahwa Kantong Semar (Nepenthes spp) yang lebih mendominasi Hutan Lindung Gunung Ambawang adalah Nepenthes ampullaria dengan nilai dominansi nilai tertinggi (C = 0,2786). Sementara jenis (Nepenthes spp) yang terendah tingkat dominansinya adalah Nepenthes rafflesiana (C = 0,0130). Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa ke tiga jenis Nepenthes tidak tumbuh secara mengelompok pada tempat-tempat tertentu (terpusat). Ini berarti ketiga jenis kantong Semar (Nepenthes spp) tumbuh secara menyebar di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang. 3. Indeks Keanekaragaman Jenis ( H ) Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis spesies. Hasil dari indeks keanekaragaman jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Indeks Keanekaragaman Jenis (H') Kantong Semar (Nepenthes spp) (Diversity Index Type (H') Kantong Semar (Nepenthes spp)) Indeks Keanekaragaman Jenis (H') No Jenis H' 1 Nepenthes ampullaria 0,1465 2 Nepenthes xhookeriana 0,1597 3 Nepenthes Rafflesiana 0,1076 Jumlah 0,4138 Dari analisis data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keanekaragaman spesies pada kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang melimpah dengan tingkat rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman Jenis dimana total nilai kurang dari 1 (0,4138). Setiap spesies memiliki indeks keanekaragaman yang bervariasi, indeks keanekaragaman tertinggi terletak pada spesies jenis Nepenthes xhookeriana yaitu (H'= 0,1597) spesies dan jenis Nepenthes ampullaria (H'= 0,1465) spesies, dan indeks keanekaragaman yang terendah terdapat pada jenis Nepenthes rafflesiana (H'= 0,1076) spesies, hal ini disebabkan oleh kelimpahan species yang ditemukan pada lokasi ini lebih rendah karena nilai H kurang dari 1. Tingginya indeks keanekaragaman pada jenis Nepenthes xhookeriana dan jenis Nepenthes ampullaria mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan pada kedua jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) tersebut lebih mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan (Nepenthes spp). Indeks Keanekaragaman Kantong Semar (Nepenthes spp) yang diperoleh pada setiap lokasi pengamatan termasuk pada kategori rendah. Menurut (Krebs, 1985 dalam Rosmaina, 2011) apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit species dan jumlah individu maupun distribusinya tidak merata, maka komunitas tersebut memiliki indeks keanekaragaman yang rendah. 4. Indeks Kelimpahan Jenis ( e ) Indeks Kelimpahan Jenis dipengaruhi oleh keanekaragaman jenis dan jumlah jenis. Indeks ini digunakan 55

untuk mengetahui kelimpahan suatu jenis padat areal penelitian. Hasil Indeks Kelimpahan Jenis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Indeks Kelimpahan Jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) (Abundance Index Type Kantong Semar (Nepenthes spp)) indeks kelimpahan jenis (e) No Jenis E 1 Nepenthes ampullaria 0,3070 2 Nepenthes xhookeriana 0,3347 3 Nepenthes rafflesiana 0,2255 Jumlah 0,8672 Dari Tabel 5 dapat di ketahui Indeks Kelimpahan Jenis (e) merata karena nilai kelimpahan ketiga jenis tersebut kurang dari 1. Berdasarkan hasil analisis data dilapangan diketahui bahwa nilai kelimpahan jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) tertinggi pada Kawasan Hutan Lindung adalah Nepenthes xhookeriana dengan kelimpahan jenis sebesar 0,3347 dan kelimpahan terendah terdapat pada jenis Nepenthes rafflesiana sebesar 0,2255. Hal ini berarti kemerataan Nepenthes xhookeriana lebih merata dibandingkan jenis Nepenthes rafflesiana. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : a. Ditemukan tiga jenis (Nepenthes spp) yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang Desa Kampung Baru Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Jenis tersebut adalah Nepenthes ampullaria, Nepenthes rafflesiana, dan Nepenthes xhookeriana. b. Berdasarkan hasil perhitungan indeks nilai penting (INP), ternyata Nepenthes ampullaria merupakan jenis dominan yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang. c. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada jenis Nepenthes xhookeriana dan jenis Nepenthes ampullaria mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan pada kedua jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) tersebut lebih mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan (Nepenthes spp). d. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa ke tiga jenis Nepenthes tidak tumbuh secara mengelompok pada tempat-tempat tertantu (terpusat). Ini berarti ketiga jenis nepenthes tumbuh secara menyebar di Kawasan Hutan Lindung Gunung Ambawang. e. Hasil analisis data didapatkan bahwa ketiga jenis Kantong Semar (Nepenthes spp) mempunyai nilai kelimpahan rendah dengan nilai (e kurang dari 1). 56

DAFTAR PUSTAKA Azwar. 2006. Kantong Semar (Nepenthes spp) di Sumatra, Tanaman Unik Yang Semakin Langka. www. dephut.go.id. Akses 29 April 2014. Misra R. 1973. Ecology Work Book. Oxford & IBH Publishing Co. New Delhi.https://www.ghinaghufrona. blogspot.com/2011/07/hutanhujantropika.html. (diakses 2 mei 2014) Rosmaina, Zulfahmi, dan Riska Roza. 2011. Keanekaragaman Tanaman Kantong Semar (Nepenthes spp.) di UIN SUSKA Riau. Vol. 2 no. 2 hal 1-8. 57