BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih entitas. Total

BAB I PENDAHULUAN. disimak karena perubahan yang ada sangat mempengaruhi roda usaha dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai akuntan publik merupakan profesi yang menarik untuk dipilih,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mesin, metode, dan informasi. Keenam poin ini saling terintegrasi dan membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kepuasan kerja karyawan. dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerjanya. Kantor akuntan publik telah lama dikenal dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

Skripsi. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan. Umumnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. kepada kliennya. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik bisa diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan perusahaan agar para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya skandal Enron tahun 2001 yang lalu, yang melahirkan UU SOX di

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Dezoort et.al (1997) dalam Handayani (2005), lingkungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

Kata kunci: role conflict, role ambiguity, role overload, role stress, turnover intentions, komitmen afektif

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut sertanya pemerintah dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA). Ikut sertanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan mahasiswa akuntansi ialah Profesi Akuntan Publik (Nurani, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

PENGARUH PENERIMAAN,PERLAKUAN,KOMITMEN DAN MASA KERJA TERHADAP KARIR AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 2013:196). Tuntutan akan kinerja yang tinggi meliputi seluruh bentuk

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan output yang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Job Satisfaction (kepuasan kerja) adalah suatu hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan karyawan (Robins, 1999). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: kerja yang secara mental menantang, imbalan yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian dengan pekerjaan. Menurut Nguyen et al. (2003) konsep job satisfaction mengandung dimensi yang bersifat multidimensional sehingga tidak dapat diprediksikan dengan dimensi tunggal. Job satisfaction profesional juga dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dalam mengukurnya diperlukan dimensi yang cukup kompleks. Beberapa dimensi yang digunakan antara lain kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, kepuasan terhadap supervisi, kepuasan terhadap kompensasi yang diterima, kepuasan terhadap prospek promosi, dan kepuasan terhadap teman sejawat. Setiap pekerja atau karyawan pasti memiliki tingkat kepuasan tersendiri yang dapat diukur dengan kinerja karyawan yang bekerja di dalam perusahaan, tetapi setiap karyawan satu dengan yang lainnya belum tentu memiliki tingkat kepuasan yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan masing-masing individu. 1

2 Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2003). Oleh karena itu, dalam membentuk suatu tingkat kepuasan kerja yang baik, perusahaan perlu melakukan suatu tindakan agar para karyawan dapat merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Lebih lanjut, job satisfaction dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerja terhadap kondisi lingkungan kerja. Kedua, job satisfaction sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, job satisfaction terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja (Luthans, 2006). Smith et al. (1996) secara lebih rinci mengemukakan berbagai dimensi dalam kepuasan kerja yang kemudian dikembangkan menjadi instrumen pengukur variabel kepuasan terhadap (1) menarik atau tidaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, (2) jumlah kompensasi yang diterima oleh pekerja, (3) kesempatan untuk promosi jabatan, (4) kemampuan atasan dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku dan dukungan rekan sekerja. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) adalah kebijakan dalam pemberian kompensasi (gaji) oleh organisasi perusahaan kepada pegawainya. Secara normatif, kepuasan kerja bagi karyawan ditunjukkan oleh rasa puasnya pegawai terhadap imbalan yang mereka terima dari pekerjaan mereka.

3 Menurut Siagian (2008), sistem imbalan atau gaji yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan kerja para anggota organisasi sehingga organisasi tersebut memperoleh, memelihara dan mempekerjakan sejumlah anggota yang memiliki sikap perilaku produktif bagi kepentingan organisasi. Sebaliknya apabila pemberian gaji yang diterima para anggota organisasi tidak sesuai maka akan terjadi ketidakpuasan kerja yang dampaknya bagi organisasi akan bersifat negatif. Selain itu menurut Bernardin dan Russel (1993:420) bahwa kompensasi langsung berupa gaji dan upah; dan kompensasi tidak langsung berupa jaminan keamanan dan kesehatan kerja, pembayaran gaji selama tidak bekerja dan pelayanan bagi para karyawan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja pada karyawan dimana karyawan merasa puas dengan pekerjaannya diharapkan karyawan dapat bekerja lebih baik. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Tarkosunaryo, Akuntan Publik diminta untuk memperhatikan gaji staf Kantor Akuntan Publik (KAP) terutama seiring dengan penetapan upah minimum. Menurut Tarkosunaryo akuntan publik harus mampu memberikan gaji kepada karyawan KAP jauh diatas UMP yang ditetapkan pemerintah. Hal ini penting agar profesi Akuntan Publik didukung oleh tenaga profesional yang memiliki kompetensi dan integritas yang unggul mengingat profesi ini membutuhkan keahlian, kreativitas, integritas yang tinggi diatas rata-rata praktisi akuntan lainnya sehingga wajar jika harus dihargai tinggi. Tarko seraya menjelaskan bahwa saat ini minat mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan publik menurun, kemungkinan salah

4 satu penyebabnya karena remunerasi tidak menarik. Berdasarkan informasi dan keterangan yang didapatkan, saat ini ada beberapa KAP yang mampu memberikan gaji yang cukup bersaing jauh diatas UMP, namun ada juga beberapa yang masih pada kisaran UMP atau bahkan dibawah UMP terutama bagi fresh graduate. Jika gaji atau penghasilan sudah pada level yang menarik maka kualitas jasa lebih mudah untuk ditingkatkan. (iapi.or.id) Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain. Kompleksitas audit juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks (Restu dan Indriantoro, 2000). Beberapa tugas audit juga dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit, sementara yang lain mempersepsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Selain kompleks, pekerjaan auditor tidak kenal waktu, selalu dengan tingkat kesibukan waktu yang sangat tinggi. Hal ini dapat menimbulkan tekanan tersendiri bagi auditor. Auditor dituntut harus memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan ini dan menyelesaikan semua pekerjaan yang ada dalam waktu terbatas (Margheim et al. 2005). Di lingkungan pekerjaan, atasan akan melakukan perencanaan bersama para bawahan untuk menentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas tersebut, ditentukan berdasarkan persepsi atasan terhadap tingkat kompleksitas tugas dan pengalaman

5 bawahan. Atasan akan memberikan tugas yang kompleksitasnya tinggi kepada pegawainya yang sudah berpengalaman, begitu pula sebaliknya. Tetapi tidak menutup kemungkinan seorang pegawai akan mendapat tugas yang tidak sesuai dengan pengalamannya. Sehingga dalam setiap penugasan, dimungkinkan bawahan akan mendapat tugas yang sifatnya sulit sampai dengan yang paling mudah. Salah satu faktor penting dalam job satisfaction yang mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik yaitu jumlah sumber daya akuntan publik yang tersedia. Saat ini di Indonesia terjadi scarcity (kelangkaan) akuntan publik. Berdasarkan data IAPI per 25 Maret 2010, Akuntan Publik (pemegang Izin Praktek) di Indonesia adalah 877. Dari data IAPI juga menunjukkan bahwa 62,0% dari seluruh akuntan tersebut berada diusia 51 tahun keatas. Sementara itu peluang jasa audit masih sangat luas. Data dari Departemen Keuangan menunjukkan bahwa potensi entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik ±150.000 entitas. Total klien pada entitas yang dilaporkan ke Departemen Keuangan per 2010 adalah 13.848 dengan jumlah akuntan publik yaitu 877 orang, sehingga rasio klien berbanding dengan Akuntan Publik adalah 16:1. Data-data tersebut mengindikasikan bahwa di Indonesia telah terjadi kelangkaan pada profesi akuntan publik. Salah satu penyebab utama dari kelangkaan ini adalah masalah yang lazim dihadapi oleh profesi akuntan publik yaitu tingkat turnover karyawan yang sangat tinggi. Hal tersebut adalah hal yang umum jika seorang akuntan hanya bertahan 1 sampai 2 tahun bekerja di KAP. Sumber terdahulu menemukan bahwa salah satu

6 faktor yang mempengaruhi turnover adalah tingkat job satisfaction. Sejumlah riset tentang job satisfaction secara konsisten menyatakan bahwa ketidaksesuaian pekerjaan akan berpengaruh pada penurunan job satisfaction, mengikis komitmen dalam berorganisasi, dan berujung pada meningkatnya keinginan untuk berpindah kerja atau turnover intention (Dean et al., 1991). Melihat fenomena diatas dan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Robie (1998) yang mengemukakan bahwa ada beberapa variabel yang dipengaruhi oleh job satisfaction yaitu gaji, kompleksitas tugas, dan time budget pressure. Job satisfaction merupakan dasar untuk mengetahui berapa besar karyawan menyenangi pekerjaan mereka (Cherrington, 1994). Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH GAJI, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP JOB SATISFACTION AUDITOR PADA KAP. 1.2 Identifikasi Masalah Penulis mengidentifikasikan masalah yang akan menjadi pokok pemikiran dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah gaji berpengaruh terhadap job satisfaction auditor. 2. Apakah kompleksitas penugasan audit berpengaruh terhadap job satisfaction auditor.

7 3. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap job satisfaction auditor. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh gaji terhadap job satisfaction auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas kerja terhadap job satisfaction auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. 3. Untuk mengetahui pengaruh time budget pressure terhadap job satisfaction auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang didapat dari penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan wawasan antara ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya mengenai fenomena gaji, kompleksitas tugas, dan time budget pressure yang terjadi di Kantor Akuntan Publik.

8 2. Bagi Perusahaan Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Kantorkantor Akuntan Publik sebagai dasar pertimbangan dalam melihat faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat job satisfaction auditor. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi referensi atau sumber pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian serta diskusi selanjutnya dengan topik yang sama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian secara langsung di Kantor Akuntan Publik yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan kuisioner di Bandung dan Semarang. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2013-Maret 2014.