BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

dokumen-dokumen yang mirip
Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

Berbahasa dan Bersastr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Dalam konteks yang bersamaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari harinya.

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi. Pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain dan mengemukakan gagasan dan perasaan, untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP bertujuan: (1) peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa indonesia dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia indonesia ( Depdikbud, 2006 : 232 ).

2 Berdasarkan tujuan di depan, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspekaspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Keempat kemampuan berbahasa tersebut merupakan tolok ukur keberhasilan pembelajaran bidang studi lainnya dan menduduki posisi serta peranan penting dalam setiap pembelajaran di sekolah. Keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak bisa di pilah-pilah satu sama lain tetapi diimplementasikan secara terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu aspek yang sangat penting dari tiga keterampilan berbahasa itu adalah membaca. Membaca merupakan proses mengkonstruksi makna bacaan. Dalam proses membaca, pembaca aktif mengolah, memikirkan, mengembangkan, dan memaknai teks yang sedang dibacanya. Untuk mengkostruksi makna tersebut banyak aspek yang terlibat, meliputi aspek psikologis-kognitif diri pembaca dan karakteristik teks yang dibaca. Di sisi lain, pembaca juga harus meletakan ke dalam kerangka yang lebih besar pemahaman kalimat dari teks bacaan secara keseluruhannya. Teks atau bacaan diperlakukan sebagai cetakbiru tuturan, karena itu pembaca harus memperkaya dengan gagasannya sendiri. Dengan kata lain, saat membaca, pembaca itu menciptakan sendiri makna bacaan yang sedang dibacanya. Proses menghubungkan gagasan bacaan untuk menyusun makna tidak dapat diperoleh secara spontan. Akan tetapi, secara bertahap, pembaca menyusun makna itu melalui proses uji coba. Proses uji coba itu dilakukan dengan merumuskan hipotesis tentang isi bacaan, mengujinya, dan jika benar, makna

3 yang disusun itu diterima; jika salah makna itu diolak. Dalam proses menyusun dan menguji hipotesis tentang isi bacaan tersebut, pembaca membuat model mental tentang bacaan itu. Pembaca menyusun kerangka pikir yang sesuai dengan peristiwa dan informasi-informasi lain yang diperolehnya dalam bacaan. Model mental yang disusun itu kemudian direvisi dan dinilai secara terus menerus selama membaca (Dawud, 2008 : 67). Berdasarkan pemikiran itu, guru perlu membantu siswa belajar memformulasikan komentar tentang bacaan yang mereka baca. Hal ini mengisyaratkan bahwa guru perlu memperhatikan dua hal. Pertama, kesempurnaan hasil membaca peserta didik dapat tercapai jika peserta didik mampu menghubungkan informasi baru yang ada dalam bacaan dengan latar belakang atau pengetahuan yang telah dimiliknya. Kedua, oleh karena tidak ada pembaca yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis dengan isi bacaan, maka guru perlu menyadari bahwa para peserta didik akan berbeda dalam menafsirkan dan mengomentari suatu bacaan. Komentar mereka bisa jadi berbeda dengan komentar gurunya atau teman lainnya. Jadi, pembaca harus menerapkan dan memahami pengetahuan yang terdapat dalam bacaan yang sedang dibacanya. Bacaannya harus dianalisis dalam berbagai tingkatan, mulai dari huruf-hurufnya sampai dengan keseluruhan maknanya. Di samping itu, pembaca harus memahami struktur atau unsur bacaan yang sedang dibacanya. Tujuan membaca sangat menentukan proses dan cara membaca, sekalipun jenis bacaan yang dibacanya sama, misalnya cerita atau novel. Proses dan cara membaca cerita sangat berbeda antara pembaca yang bertujuan untuk memperoleh hiburan dengan pembaca yang bertujuan untuk menganalisis dan

4 mengorganisasikan unsur-unsur yang memuat nilai-nilai bacaan,serta melakukannya dengan memfokuskan unsur-unsur yang menarik, yang baru, dan yang menimbulkan teka-teki untuk memancing bekerjanya rasa ingin tahu pembaca. Implikasinya, para guru perlu membantu peserta didik mengembangkan kesadaran dan aktivitas mentalnya saat proses membaca karena dalam memakai suatu bacaan, peserta didik perlu memonitor pemahaman, penafsiran, dan tujuan membacanya. Dengan mencermati peranan dan tujuan membaca yang dikemukakan di atas, diharapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, guru harus membelajarkan membaca kepada peserta didik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam KTSP. Tujuan-tujuan tersebut meliputi : menyimpulkan isi bacaan, mengomentari isi bacaan, menceritakan kembali isi bacaan, menentukan masalah utama dalam bacaan, dan lain-lain. Apabila pembelajaran membaca disesuaikan dengan tujuan-tujuan tersebut, maka peserta didik dapat dikatakan telah memiliki keterampilan membaca dengan sempurna. Namun kenyataannya, sesuai observasi peneliti pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 6 Kota Gorontalo, sebagian besar peserta didik belum memiliki keterampilan membaca. Hal itu disebabkan oleh kurang mampunya peserta didik menyimpulkan, mengomentari, dan menentukan masalah utama dari teks bacaan yang dibaca. Apabila kurangnya kemampuan membaca peserta didik tersebut berdampak pada nilai ketuntasan minimal peserta didik yang ditetapkan oleh sekolah sebagai acuan dan tolok ukur keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar secara kognitif.

5 Kenyataan di depan menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan masih kurang optimal. Hal itu disebabkan oleh (1) kurangnya peserta didik menyimpulkan isi cerita, (2) kurangnya kemampuan peserta didik mengomentari isi bacaan dengan alasan yang logis, (3) kurangnya kemampuan peserta didik menemukan masalah utama dalam teks bacaan, (4) kurangnya kemampuan peserta didik menentukan unsur-unsur intrinsik cerita yang dibaca, (5) kurangnya pemberian kesempatan membelajarkan keterampilan membaca sesuai tujuan membaca, (6) kurang jelasnya indikator yang digunakan guru untuk menilai kemampuan membaca peserta didik sesuai kompetensi dasar yang diajarkan. Berdasarkan kenyataan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah dalam penelitian ilmiah ini diidentifikasi sebagai berikut. 1. Kurangnya kemampuan peserta didik menyimpulkan isi cerita. 2. Kurangnya kemampuan peserta didik mengomentari isi bacaan dengan alasan yang logis. 3. Kurangnya kemampuan peserta didik menemukan masalah utama dalam teks bacaan. 4. Kurangnya kemampuan peserta didik menentukan unsur-unsur intrinsik cerita yang dibaca. 5. Kurangnya pemberian kesempatan membelajarkan keterampilan membaca sesuai tujuan membaca.

6 6. Kurang jelasnya indikator yang digunakan guru untuk menilai kemampuan membaca peserta didik sesuai kompetensi dasar yang diajarkan. 7. Kurangnya kemampuan peserta didik menentukan bagian-bagian buku cerita yang dikomentari. 8. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengomentari isi cerita dengan alasan logis. 1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang dikaji, yakni. 1. Kemampuan peserta didik menentukan bagian-bagian buku cerita yang dikomentari 2. Kemampuan peserta didik dalam mengomentari isi cerita dengan alasan logis. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di depan, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menentukan bagian-bagian buku yang perlu dikomentari dari buku cerita yang dibaca pada peserta didik SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah kemampuan mengomentari dengan alasan logis tentang isi cerita yang dibaca pada peserta didik SMP Negeri 6 Gorontalo Tahun pelajaran 2012/2013?

7 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengomentari buku cerita yang dibaca pada peserta didik SMP N 6 Gorontalo. 1.5.1 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan kemampuam menentukan bagian-bagian buku cerita yang dibaca oleh peserta didik SMP Negeri 6 Gorontalo. 2. Mendeskripsikan kemampuan mengomentari dengan alasan logis tentang isi cerita yang dibaca oleh peserta didik SMP Negeri 6 Gorontalo. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut. 1. Manfaat bagi guru, sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan pada permasalahan yang timbul atau dihadapi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi mengomentari buku cerita dengan alasan yang logis dan menjadi acuan untuk memperbaiki proses pembelajarannya. 2. Manfaat bagi siswa, dapat mengetahui gambaran kemampuan mengomentari buku cerita yang dibaca dan memberikan motivasi pada mereka untuk meningkatkannya. 3. Manfaat bagi peneliti, menambah wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

8 4. Manfaat bagi sekolah, sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam menerapkan berbagai cara melakukan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. 1.7 Defenisi Operasional Untuk lebih terarahnya maksud dan tujuan penelitian, diuraikan definisi operasional istilah-istilah yang digunakan dalam peelitian ini. 1. Kemampuan adalah pemerolehan skor nilai peserta didik dan menentukan atau mengomentari unsur-unsur dari buku cerita dengan alasan logis. 2. Mengomentari adalah mengemukakan pendapat dan alasan setuju atau tidak setuju. 3. Alasan logis adalah alasan yang masuk akal, atau jelas dan sesuai dengan materi yang dikomentari. 4. Bagian-bagian buku adalah komponen buku yang meliputi sampul buku, isi buku, dan tulisan buku. 5. Buku cerita adalah buku bacaan yang berisi cerita anak yang berjudul Princess Raqiibina dan Teleskop Ajaib. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengomentari buku cerita yang dibaca dengan alasan yang logis adalah skor hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan menentukan bagian-bagian buku cerita dan mengoentari isi cerita dengan alasan yang logis.