BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III LANDASAN TEORI. dan mengambil tindakan atas informasi tersebut secara remote atau jarak jauh

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) merupakan Perusahaan Listrik di Indonesia dan satu- satunya

Kata Kunci : SCADA, Remote Terminal Unit, Master Station. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Semarang 2

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. PLN (Persero) APD Jateng dan DIY membutuhkan media komunikasi

Analisa dan Evaluasi Penggunaan SCADA Pada Keandalan Sistem Distribusi PT. PLN (Persero) Area Pembagi Distribusi Riau dan Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. kerja salah satunya ialah area pengaturan distirbusi yang bertugas untuk

Makalah Seminar Kerja Praktek

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

ANALISIS PENYEBAB OUT OF SCANNING PADA SCADA AKIBAT GANGGUAN RTU

Sistem Peringatan Dini Gangguan Komunikasi SCADA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK KONFIGURASI DAN PENGOPERASIAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PT. PLN (PERSERO) APD BANDUNG

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

2 di Indonesia, terdapat beberapa subsitem yang harus dilalui. Mulai dari sub-sistem pembangkit, jaringan listrik, pengatur beban, sampai pada sub-sis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

Jl.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

Berikut merupakan gambaran umum arsitektur SCADA. Klik pada gambar untuk ukuran penuh.

Kata kunci : SCADA, Dispathcer

Makalah Seminar Kerja Praktik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masih bercokol di tataran Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota

BAB III AMR (AUTOMATIC METER READING )

Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang.

Implementasi Sistem SCADA Untuk Pengendalian Jaringan Distribusi 20 KV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SCADA. 17:55 Dunia Listrik No comments

PERENCANAAN SMARTGRID JARINGAN LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERINTAH MAGANG KERJA PRAKTEK... iv. PRAKATA...

PEMULIHAN ARUS GANGGUAN PADA SKTM 20 KV DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 3G

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB III SISTEM AMR (AUTOMATIC METER READING)

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

BAB I PENDAHULUAN. suatu panel listrik selalu dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB II DASAR TEORI. Sekelompok pusat listrik dan pusat beban (Gardu Induk) yang dihubungkan satu

ANALISIS PENGENDALIAN DAN MONITORING REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PLN MAJALAYA MENGGUNAKAN JARINGAN FIBER OPTIK

Session 11 Interconnection System

Tugas Akhir BAB II. TEORI DFR (Digital Fault Recorder)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena dengan spektrum inilah data dapat ditransmisikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

SISTEM BCU (BAY CONTROL UNIT

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) APJ Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa

Analisa Perancangan Sistem SCADA Di Sistem Kelistrikan Minahasa

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zenny Jaelani, 2013

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Gambar 2.1 Skema Saluran Sistem Radial

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA SCADA DI PT GAJAH TUNGGAL, Tbk PROPOSAL SKRIPSI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

PINTU PEMBERITAHU KEGIATAN RUANGAN MENGGUNAKAN HMI SCADA BERBASIS MODUL MIKROKONTROLER (HARDWARE SISTEM ALARM DAN KUNCI OTOMATIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

Laporan Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri, pemukiman, rumah sakit, perkantoran dan

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

IMPLEMENTASI SISTEM SCADA PADA RUMAH HUNIAN MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) B-153

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi otomasi industri yang maju dengan pesat

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III METODE PENELITIAN

Sakelar Seksi Otomatis 24 kv, 630 A

ANALISA PERANCANGAN SISTEM SCADA PADA SISTEM KELISTRIKAN UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

PEMBUATAN APLIKASI SCADA GSM UNTUK PEMONITORAN SISTEM PLANT JARAK JAUH

1. BAB I PENDAHULUAN

Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Sungai Terpasang di seluruh Kaltim dengan Pusat Monitor di Samarinda menggunakan komunikasi satelit RTU LOGGER

PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN SISTEM SCADA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KOKO SURYONO D

Transkripsi:

18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi yang saling terhubung. Sistem yang terintegrasi ini dikenal dengan sistem interkoneksi. Keuntungan adanya interkoneksi adalah diperolehnya produksi yang ekonomis,karena pusat pembangkit listrik yang berkapasitas besar dan beroperasi pada sistem yang terinterkoneksi dapat mensuplai daerah lainnya yang membutuhkan tenaga listrik yang besar,tetapi hanya mempunyai pembangkit listrik yang berkapasitas kecil. Semakin banyaknya pusat pembangkit tenaga listrik yang dioperasikan, maka diperlukan pengaturan beban sistem tenaga listrik. Dalam pengaturan sistem tenaga listrik ini terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan, yaitu : a. Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi yang diperlukan b. Cara-cara penyajian data dan informasi bagi pengatur sistem c. Keandalan media data, karena terganggunya media data akan berakibat terganggunya operasi pengaturan sistem d. Kualitas data yang ditampilkan harus selalu yang terbaru

19 Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka fasilitas pendukung untuk keperluan pengaturan sistem tenaga listrik adalah : a. Sistem telekomunikasi b. Alat-alat pengolah data untuk mengambil, menyimpan dan mengolah data sistem tenaga listrik c. Perangkat lunak untuk mengolah data, agar data dapat ditampilkan dalam pengaturan sistem tenaga listrik 1. Pengertian Umum Sistem SCADATEL Pengaturan tenaga listrik pada sistem yang terinterkoneksi dilaksanakan oleh pusat pengatur sistem tenaga listrik. Kecepatan dan keakuratan data informasi sangatlah dibutuhan pada pengaturan sistem tenaga listrik, sehingga pusat pengatur tenaga listrik dalam melaksanakan tugas pengaturan didukung oleh peralatan yang berbasis komputer untuk membantu operator (dispatcher) dalam melaksanakan tugasnya. Sistem pengaturan yang berbasis komputer disebut Supervisory Control And Data Acquisition (SCADATEL). SCADATEL terdiri dari perlengkapan hardware dan software. SCADATEL berfungsi mulai pengambilan data pada peralatan pembangkit atau gardu induk, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi. Secara umum fungsi dari SCADATEL adalah: Penyampaian data Proses kegiatan dan monitoring Fungsi kontrol

20 Tujuan dari sistem SCADATEL : Mempercepat proses pemulihan supply tenaga listrik bagi konsumen yang tidak mengalami gangguan Memperkecil kwh yang padam akibat gangguan atau pemadaman Memantau performa jaringan untuk menyusun perbaikan atau pengembangan sistem jaringan 20 kv Mengusahakan optimasi pembebanan jaringan 20 kv Fungsi dari Sistem SCADATEL : Telecontrol Telecontrol berfungsi melakukan perintah Remote Control (Open / Close) terhadap peralatan yang berada dilapangan. Telesignaling Telesignaling berfungsi mengumpulkan data status dan alarm (Open, Close, power Supply fault, indikasi relay atau parameter lainnya) yang dianggap Perlu yang dapat dimembantu dispatcher dalam memonitor peralatan yang berada dilapangan. Telemetering Telemetering berfungsi mengukur beban yang terpasang pada alat ukur tenaga listrik (Arus, Tegangan, Daya Aktif, Frekuensi dll) dan semua peralatan yang berada dilapangan. Dengan adanya peralatan SCADATEL penyampaian dan pemprosesan data dari sistem tenaga listrik akan lebih cepat diketahui oleh dispatcher (pusat kontrol).

21 Gambar 3.1 merupakan gambar dari konfigurasi sistem SCADATEL di PT.PLN (Persero) APD Bandung dengan wilayah yang telah ditentukan. SD SD SD Gambar 3.1 Konfigurasi Sistem SCADATEL di PLN APD Bandung 3.2 Elemen Elemen Dalam Sistem SCADATEL di PT. PLN APD Bandung Elemen penting pada sistem SCADATEL di PT. PLN APD Bandung ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu : master station, Remote Terminal Unit (RTU), dan peralatan yang dikontrol, dalam hal ini yaitu cell 20 kv. Berikut merupakan konfigurasi 3 elemen penting dalam sistem SCADATEL. Gambar 3.2 merupakan konfigurasi elemen-elemen dalam sistem SCADATEL yang merupakan bagian terpenting yang diantaranya master station, RTU (Remote Terminal Unit), Cell 20 kv.

22 Gambar 3.2 Konfigurasi 3 Elemen Penting dalam Sistem SCADATEL 1. Master Station Sebagai pusat pengatur sistem 20 kv yaitu sistem jaringan distribusi listrik, berada di kantor PT. PLN APD Bandung. Master Station terdiri atas : Human Machine Interface Human machine interface berfungsi sebagai perantara antara operator (dispatcher) dengan sistem komputer. Human machine interface memudahkan operator dalam memonitor sistem tenaga listrik yang ada. Peralatan human machine interface diantaranya adalah: keyboard, VDU, recorder, printer, logger. Server Server berfungsi mengolah data yang diterima dari RTU yang dimonitor oleh dispatcher di Control Center melalui Human Machine

23 Interface, SCADATEL Energi Management System, Dispatcher Training Simulation. Front End Setelah data dikirim ke Control Centre melalui Media komunikasi, data ini diterima dengan melalui Front End komputer dan selanjutnya didistribusikan ke fungsi pengolahan data dan ditampilkan ke Mimic Board yang ada diruang kendali operasi. Gambar 3.3 Konfigurasi Master Station di PLN APD Bandung 2. Remote Terminal Unit Remote Terminal Unit(RTU) berfungsi untuk mengumpulkan data dan kontrol dari peralatan tenaga listrik. Fungsi RTU dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

24 Telesignal berfungsi untuk mengetahui status indikasi dari peralatan tenaga listrik. Telemetering berfungsi untuk mengetahui besaran-besaran listrik pada peralatan tenaga listrik, seperti besaran tegangan, daya aktif, daya reaktif, arus dan frekuensi. Telecontrolling berfungsi untuk meneruskan perintah dari pusat pengatur ke peralatan tenaga listrik. Perintah tersebut dapat berupa perubahan status indikasi peralatan atau pengaturan naik dan turunnya daya pembangkit. Gambar 3.4.a. merupakan Telemetering untuk mengetahui besaran listrik yang dinamakan Rak BD20 Gambar 3.4.b. merupakan Telecontrolling sebagai terminal pembagi telecontrol untuk meneruskan sambungan terminasi kabel ke peralatan yang diperlukan ( modem, diffuser ) yang dinamakan Blok MDF, yang berfungsi sebagai terminal untuk pembagi arah kabel. Gambar 3.4.a Rak BD 20 Gambar 3.4.b Blok MDF

25 Cell 20 kv Gambar 3.5 Merupakan peralatan yang dikontrol oleh sistem SCADATEL yang disebut sistem 20 kv. Terdiri dari sistem mekanik motoris yang terpasang di dalam cubicle-cubicle 20 kv. Gambar 3.5 Perangkat Mekanik Motoris dan Cubicle Sistem SCADATEL di PLN APD Bandung dalam pelaksanaaannya terbagi menjadi 4 sub bagian antara lain: 1. TI (Teknik Informatika) Bertanggung jawab atas master station di kantor APD Bandung. 2. RTU (Remote Terminal Unit) Bertanggung jawab atas gangguan-gangguan kontrol yang terjadi pada RTU. 3. Peripheral Bertanggung jawab atas pemeliharaan hardware (peralatan keras) baik di APD maupun di lapangan. Beberapa peralatan yang ditangani oleh

26 peripheral diantaranya : mekanik motoris (penggerak kontak LBS), beberapa macam power supply, dan Homopolar Detector Fault (HDF). 4. Telekomunikasi Bertanggung jawab atas komunikasi data dan voice yang menggunakan gelombang radio (wireless), mengatur frekuensi yang dibutuhkan untuk proses pengiriman data, bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi pada repeater (radio link).