BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian Jejaring Informasi Garage Sale di Kalangan Kaum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DAN PADANANNYA DALAM BAHASA BAKU PADA NOVEL LOVE SUCKS CINTA KUYA KARYA CHARMANTHA S. ADJI

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengucapan bunyi bahasa sebagai alat interaksi penting bagi

PENYERAPAN ISTILAH ASING REGISTER KEDOKTERAN PADA RUBRIK KESEHATAN SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI JANUARI MARET 2008 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

PEMAKAIAN ISTILAH ASING FASHION DI KALANGAN SOSIALITA (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

ASEP HIDAYATULLAH, 2016 PENGARUH SIKAP BERBAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA AKADEMIK

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA ORANG BENGKULU DI KOS PUJI PABELAN KARTASURA (SEBUAH TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penambahan kosakata merupakan bagian penting. Baik dari proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gio M. Johan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa. Tidak seperti sistem isyarat yang lain, sistem verbal bisa digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dunia pekerjaan, kemunculan komuitas hobi ini menjadi hal yang menarik untuk

BAB V PENUTUP. Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia (Kotler dan Keller, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. identitas bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak. dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008: 78). Chaer (2007: 51) memaparkan sifat bahasa adalah unik dengan demikian, linguistik tidak berusaha menggunakan kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain. Bahasa juga memiliki sifat dinamis, yakni bahasa dapat berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan sosial dan budaya masyarakat pemakainya (Chaer dan Agustina, 2004: 13). Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan penuturnya. Hal tersebut, diungkapkan oleh Sugono (1997: 6) bahwa bahasa mengalami perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat penuturnya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan, ilmu, dan teknologi berkembang sedemikian rupa. Bahasa Indonesia pun berkembang mengikuti perkembangan tersebut. Pesatnya perkembangan kebudayaan, ilmu, dan teknologi di dunia barat membawa pengaruh terhadap perubahan bahasa, terutama terhadap pemakaian istilah asing. Salah satu penyebab terjadinya perubahan bahasa, yaitu adanya pemakaian istilah dari pemakaian bahasa lain. Chaer (2004: 134) memaparkan perubahan bahasa menyangkut soal bahasa sebagai kode, dimana sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain, bahasa itu bisa berubah. Pemakaian istilah asing, misalnya istilah bahasa Inggris dan bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia menjadi bukti adanya pengaruh dan keterkaitan antara bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa tersebut (Saadie,dkk, 1997: 6). Pengaruh tersebut tidak bisa dihindarkan, terutama pengaruh pemakaian istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Istilah bahasa Indonesia umumnya diserap dari istilah bahasa daerah dan istilah bahasa asing.

2 Pengembangan istilah dalam berbagai bidang, khususnya bidang ilmu dan teknologi lebih didominasi oleh sumber bahasa asing karena perkembangan zaman yang semakin maju. Oleh sebab itu, keragaman bahasa asing merupakan kekayaan yang perlu digali sebagai sumber pengayaan istilah bahasa Indonesia walaupun sumber pengembangan istilah itu perlu diimbangi dengan pemanfaatan bahasa Indonesia (Ratnawati, 2011: 1). Sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing, salah satunya pada bidang fashion. Istilah memang bukan konsumsi orang umum atau bahasa umum, istilah adalah konsumsi para ahli atau orang-orang yang bergerak di satu bidang ilmu (Helmy, 2010: 2). Dalam hal ini, memang ada istilah yang menjadi kosakata umum karena frekuensi penggunaannya dalam bahasa umum cukup tinggi. Istilah asing seperti blazer, denim, wedges, hot peans, dan lain-lain digunakan dalam bidang fashion. Fashion adalah suatu sistem penanda dari perubahan budaya dan menurut suatu kelompok atau adat tertentu (Nurfadilah, 2006: 6). Fashion bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan, dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang populer, gaya hidup, dan merek. Fashion merupakan bahasa asing yang akrab di telinga setiap masyarakat. Echols dan Shadily (2000: 234) memaparkan fashion adalah cara, kebiasaan, dan mode. Fashion juga tidak hanya mengenai pakaian, tetapi juga lebih ke penampilan, yaitu tentang bagaimana setiap jiwa masyarakat mempunyai penampilan yang berbeda-beda dalam mengekspresikan gaya berpakaian mereka. Pergaulan merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bersosialisasi (Afiati, 2011: 3). Pergaulan dapat membentuk prilaku seseorang menjadi lebih baik atau lebih buruk. Jiwa yang dimiliki oleh kaum remaja merupakan jiwa yang bergelora, masih memiliki semangat dan pada umumnya labil. Mereka berusaha menemukan jati diri mereka. Hal ini membuat mereka mudah terpengaruh

3 oleh hal-hal yang ada di sekitar mereka. Afiati (2011: 3) memaparkan peranan bahasa dalam komunitas remaja pada umumnya dapat dikatakan bahwa hampir seluruh lingkup kehidupan manusia berkaitan dengan bahasa. Remaja memang banyak menyita perhatian masyarakat umum di sekitarnya. Siapakah remaja itu sehingga mendapat tempat khusus di kalangan masyarakat umum? Mereka yang tergolong sebagai remaja adalah pemuda-pemudi yang berusia 15-23 tahun yang berada pada masa adeolensi yaitu masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa, tempat berlangsung proses pendewasaan secara fisiologis dan sosial. Tidak hanya tingkah laku serta permasalahan di dalam dunianya yang mendapat perhatian orang, tetapi juga bahasa yang mereka pergunakan merupakan istilah asing khususnya bahasa Inggris (Oktaviana, 2007: 2). Masyarakat yang heterogen dapat menimbulkan kelompok-kelompok tertentu bisa berdasarkan daerah, tempat tinggal, profesi ataupun karena memiliki kegemaran yang sama (Afiati, 2011: 3). Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya perubahan bahasa, maka memungkinkan pula dalam setiap tuturan kelompok-kelompok tersebut terdapat perubahan bahasa. Hal ini pun tercermin dalam pemakaian bahasa oleh para remaja. Pada umumnya kelompok sosial masyarakat yang tergolong dalam kelompok usia remaja menginginkan ciri tertentu yang membedakan mereka dari kelompok sosial lain di dalam masyarakat. Salah satu ciri yang tampak dalam kelompok remaja ini adalah pemakaian istilah asing bidang fashion. Banyak perubahan bahasa yang memberi pengaruh besar bagi remaja pada umumnya fenomena ini muncul di kalangan sosialita kota Bandung. Kalangan sosialita di kota Bandung merupakan komunitas orang-orang kaya harta yang memiliki kekayaan semenjak lahir, atau karena keturunan. Biasanya kalangan sosialita merupakan kelompok perempuan-perempuan muda yang kaya, berpengaruh, fashionista, dan hobi nongkrong di tempat-tempat elit untuk sekedar berkumpul mengadakan arisan, ajang untuk berbisnis, dan bersosialisasi di kalangannya sendiri. Kalangan sosialita ini eksklusif karena tidak semua orang

4 (meskipun orang kaya) bisa masuk ke kalangan ini. Adapun istilah dalam pemakaian istilah asing yang dituturkan oleh kalangan soialita banyak yang mengakibatkan adanya perubahan bahasa. Bukti adanya perubahan bahasa dalam pemakaian istilah asing yang digunakan oleh kalangan soialita tersebut sering memakai istilah asing berbahasa Inggris yang memunculkan kosakata istilah fashion baru. Istilah-istilah kosakata baru dalam dunia fashion di kalangan sosialita, antara lain seperti, body con dress gaun ketat, neon dress gaun dengan warna menyala, maxi dress gaun menjuntai hingga lantai, dan mini dress gaun pendek. Dalam konteks pemakaian istilah-istilah asing tersebut dipakai ketika mereka sedang ada acara tertentu, seperti mengadakan perkumpulan arisan dan pesta. Hal ini yang membedakan dengan kelompok sosial lain di kalangan masyarakat pada umumnya. Pemakaian istilah asing bidang fashion merupakan sebuah fenomena bahasa yang nyata dipakai oleh sekelompok kaum remaja yang beriringan dengan bahasa Indonesia. Oktaviana (2007: 4) memaparkan pemakaian istilah asing makin meluas, tentunya akan berdampak pula pada perubahan kebahasaan. Terjadinya perubahan bahasa sebagaian besar dikarenakan serapan dari bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Munculnya perubahan bahasa menjadikan sebuah fenomena kebahasaan pada pemakaian bahasa baru dan menjadikan penggunaan bahasa ini makin meluas tentunya dan akan berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia. Pemakaian istilah asing sering didengar, diucapkan, dan digunakan oleh penutur, terutama kalangan remaja. Istilah asing ini terjadi cukup populer daripada istilah dalam bahasa Indonesia. Hal ini sangat menarik bagi peneliti sebagai orang yang mendalami ilmu bahasa untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai kajian ini. Oleh kerena itu, pemakaian istilah asing pada bidang fashion layak untuk diteliti lebih dalam sehingga pengembangan bahasa Indonesia pada istilah dan pemantapan sistem bahasa serta peningkatan mutu penggunaannya agar bisa lebih bervariasi.

5 Penelaahan terhadap kosakata atau istilah asing bidang fashion telah dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain: (1) Penelitian terhadap ragam bahasa fashion (studi kasus terhadap penggunaan bahasa pada majalah gadis) yang telah dilakukan oleh Nurfadilah (2006). Dalam penelitian tersebut Nurfadilah hanya menganalisis alih kode dan campur kode, serta persepsi pembacanya; (2) Penelitian terhadap leksikon fashion dalam majalah girl friend telah dilakukan Helmy (2010). Helmy menganalisis kosakata pada majalah girl friend tahun 2010. Berdasarkan pembagian kata, kategori kata, dan makna leksikal dan makna gramatikal; dan (3) Penelitian terhadap variasi bahasa remaja underground di Bandung telah dilakukan Oktaviana (2007). Oktaviana dalam penelitiannya hanya meninjau variasi bahasa dari bentuk kosakata. Sepengetahuan peneliti dari hasil penelitian yang ditemukan peneliti berpendapat pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung belum ada yang menganalisisnya. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung ditinjau dari bentuk perubahan bahasa, konteks pemakaian, perubahan makna, dan respons pengguna pemakaian istilah asing bidang fashion. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan kajian dengan judul Pemakaian Istilah Asing Bidang Fashion di Kalangan Sosialita Kota Bandung (Kajian Sosiolinguistik). B. Masalah Masalah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Penjabarannya meliputi. 1. Identifikasi Masalah Hal-hal yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. a. Ada beberapa pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung yang memiliki bentuk perubahan bahasa, konteks pemakaian, dan makna leksikal, serta ada yang mengalami perubahan makna, maka ada faktor yang mempengaruhi perubahan makna tersebut, misalnya akibat tanggapan pemakaian bahasa.

6 b. Banyak kalangan sosialita kota Bandung yang memunculkan istilah-istilah baru dalam dunia fashion, salah satunya pemakaian istilah asing yang dijadikan data dalam penelitian ini. c. Pemakaian istilah asing semakin berkembang di kalangan remaja modern d. Fashion merupakan suatu sistem penanda dari perubahan budaya menurut suatu kelompok atau adat tertentu. e. Mayoritas masyarakat lebih sering menggunakan istilah asing bidang fashion daripada mengunakan bahasa Indonesia. f. Banyaknya pemakaian istilah asing yang digunakan masyarakat sehingga dapat menggeser eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. 2. Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi hal-hal berikut ini. a. Penelitian ini ditekankan pada pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung. b. Penelitian ini ditekankan pada pemakaian istilah asing bidang fashion khususnya dalam bahasa Inggris. c. Sumber data akan digali dari pemakaian istilah asing fashion bidang di kalangan sosialita kota Bandung. d. Penelitian ini menganalisis pemakaian istilah asing bidang fashion berdasarkan bentuk perubahan bahasa, konteks pemakaian, perubahan makna dilihat dari makna leksikal, dan respons pembaca. e. Mayoritas pengguna pemakaian istilah asing bidang fashion berkisar remaja yang berusia 20-23 tahun. f. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sosiolinguistik.

7 C. Rumusan Masalah Penelitian ini akan difokuskan pada pemakaian Istilah Asing Bidang fashion di Kalangan Sosialita Kota Bandung. Masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut. a. Bagaimana bentuk perubahan bahasa pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung? b. Bagaimana konteks pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung? c. Bagaimana perubahan makna istilah asing bidang fashion ke dalam bahasa Indonesia dilihat dari makna leksikal di kalangan sosialita kota Bandung? d. Bagaimana respons pengguna terhadap pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut. 1. Bentuk perubahan bahasa pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung; 2. Konteks pemakaian istilah asing bidang fashion dilihat di kalangan sosialita kota Bandung; 3. Perubahan makna istilah asing bidang fashion ke dalam bahasa Indonesia dilihat dari makna leksikal di kalangan sosialita kota Bandung; dan 4. Respons pengguna terhadap pemakaian istilah asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. pengembangan ilmu dalam bidang linguistik, khususnya dalam sosiolinguistik bahasa Indonesia; 2. menambah ilmu bagi perkembangan ilmu bahasa, khususnya mengenai pemakaian istilah asing ke dalam bahasa Indonesia; 3. mengenalkan peristilahan asing bidang fashion di kalangan sosialita kota Bandung; dan 4. menambahkan sesuatu bagi pengguna bahasa pada pemakaian istilah asing bidang fashion dengan istilah baru di kalangan sosialita kota Bandung. Sementara itu, manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. menjadi acuan untuk menyusun kamus peristilahan fashion; 2. memberikan inspirasi atau masukan dalam bidang fashion; dan 3. memberikan penjelasan pada khalayak tentang kosakata atau peristilahan bidang fashion. E. Struktur Organisasi Penelitian Hasil penelitian akan dilaporkan dalam bentuk skripsi. Untuk memudahkan penyajiannya struktur organisasi penelitian skripsi ini disusun dari bab satu sampai bab lima. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini adalah uraian struktur organisasi penelitian skripsi. Bab satu akan dijelaskan latar belakang penelitian, masalah penelitian yang mencakup identifikasi masalah, dan rumusan masalah. Setelah itu, dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Bab dua akan dijelaskan mengenai teori yang digunakan dalam penelitian. Pada bab ini, peneliti menjelaskan tentang penelitian-penelitian terdahulu, teori-teori beberapa ahli yang relevan terhadap masalah, dan hipotesis penelitian. Bab tiga akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian tersebut mencakup beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, desain penelitian,

9 metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik penggunaan data, dan teknik analisis data. Bab empat akan dijelaskan pemaparan mengenai analisis data dan pembahasannya. Pada bab ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data dan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Selanjutnya, pada bab lima akan dijelaskan simpulan dan saran. Simpulan di deskripsikan secara singkat, jelas, dan mudah di pahami. Saran yang diberikan peneliti pun berisi rekomendasi peneliti terhadap tindak lanjut penelitian yang dilakukan, baik secara teoretis maupun secara praktis.