Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

dokumen-dokumen yang mirip
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa balita merupakan periode penting dalam proses. tumbuh kembang manusia. Pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

Meiti Mahar Resy 1, Yulia Wahyuni, S.Kep, M.Gizi 2, Dudung Angkasa, S.Gz, M.Gizi 2

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) ( ) adalah. mewujudkan bangsa yang berdaya saing, melalui pembangunan sumber

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

ANALISIS HUBUNGAN PENERAPAN PESAN GIZI SEIMBANG KELUARGA DAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

Perilaku Makan Dan Pengasuhan Gizi Anak Balita di Kawasan Pemukiman Kumuh Kota Denpasar

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. mikro disebabkan karena kurangnya asupan vitamin dan mineral essensial

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

Adapun fungsi zat gizi bagi tubuh adalah:

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

KONTRIBUSI ZAT GIZI MAKRO MAKAN SIANG TERHADAP STATUS GIZI DI SDIT Ar. RAIHAN, TRIRENGGO, BANTUL, YOGYAKARTA. NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

METODE PENELITIAN 1 N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(3): Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(3):

Gambaran Status Gizi Balita di Posyandu RT 5 RW V Perumahan Villa Tembalang Bulusan, Tembalang, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

STUDI DESKRIPTIF POLA NUTRISI BALITA PENGUNJUNG POSYANDU I DI DESA DASUN Rt 02 Rw01 KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG. Oleh. Dewi Hartinah ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

Transkripsi:

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Marim Hartati Ginting 1, Ali Rosidi 2, Yuliana Noor S.U 3 1, 2, 3 Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 16 ABSTRAK Zat gizi makro, yaitu karbohidrat, protein dan lemak dibutuhkan manusia dalam jumlah yang besar. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makanan yang paling banyak dibutuhkan balita, sebagai sumber energi utama bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Hasil observasi mengungkapkan bahwa jumlah anak balita di Puskesmas Purwoyoso adalah 276 orang. Ditemukan 5 anak balita menderita Bronkopnemonia pada tahun 2011, 12 anak pada tahun 2012 dan 15 anak pada tahun 2013. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat dan status gizi antara kelompok anak balita penderita dengan kelompok anak balita bukan penderita Semarang. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan metode survey dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Purwoyoso Semarang, yang jumlahnya 276 orang. Jumlah sampel penelitian adalah 74 orang. Perbedaan tingkat kecukupan energy dan status gizi anak penderita bronkopnemonia dengan bukan penderita bronkopnemonia diuji dengan menggunakan t-test. Rata-rata tingkat kecukupan karbohidrat anak balita di Puskesmas yang menderita bronkopnemonia adalah 58,60% AKG dengan SD 9,131 %. Sedang yang bukan penderita bronkopnemonia adalah 65,33% AKG dengan SD 7,205 %. Rata-rata Z-score status gizi (indicator BB/TB) anak balita penderita bronkopnemonia adalah 1,079 dengan SE 0,24224, sedang pada anak balita bukan penderita bronkopnemonia adalah 0,8956 dengan SE 0,11048. Hasil t-test menunjukkan ada perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat antara kelompok anak balita penderita Bronkopneumonia dengan kelompok anak balitayang tidak menderita bronkopnemonia di Puskesmas ( p= 0,010). Hasil t-test tidak membuktikan adanya perbedaan status gizi antara kelompok anak balita penderita Bronkopneumonia dengan kelompok anak balita bukan penderita bronkopnemonia di Puskesmas (p = 0,537). Ada perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat antara kelompok anakbalita penderita dengan kelompok bukan penderita Semarang. Tidak ada perbedaan status gizi antara kelompok anak balita penderita dengan kelompok bukan penderita Bronkopneumonia di Pukesmas. Perlu peningkatan pelayanan kesehatan terhadap anak balita. terutama yang menderita bronkopnemonia. Perlu upaya menambah pengetahuan ibu tentang makanan terutama manfaat karbohidrat yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Kata Kunci : Tingkat Kecukupan Karbohidrat, Status Gizi, Bronkopneumonia

17 PENDAHULUAN Tingkat konsumsi makanan balita dapat mermpengaruhi status gizi balita yang selanjutnya dapat mempengaruhi kejadian penyakit infeksi pada balita. Salah satu penyakit infeksi yang cukup sering diderita oleh anak balita adalah penyakit infeksi akut pada bronkus atau Bronkopneumonia (Depkes, 2004). Konsumsi gizi dapat dinilai secara kuantitatif yaitu dari kandungan zat-zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, seperti energi, protein, vitamin A, besi dan iodium (Hasna, 2000). Karbohidrat, protein dan lemak termasuk dalam kelompok zat gizi makro, yang dibutuhkan tubuh manusia dalam jumlah banyak.. Sedangkan berbagai jenis mineral dan vitamin termasuk dalam kelompok zat gizi mikro, yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. atau sedikit (Depkes, 2004). Karbohidrat merupakan salah satu jenis zat gizi yang paling banyak dibutuhkan balita yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4 kilo kalori. Manusia membutuhan energi, rata-rata 1200-2000 kilo kalori perhari, dimana 45-60% dari seluruh kebutuhan kalori tersebut disarankan diperoleh dari Karbohidrat (Irawan, 2009). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zatzat gizi pada anak dalam jangka waktu yang lama. Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh ( nutrition intake) dengan kebutuhan tubuh (nutrition output) akan zat gizi tersebut. Balita yang makanannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan lebih mudah terserang penyakit (Hasna, 2000). Data di Puskesmas Purwoyoso mengungkapkan bahwa jumlah anak balita pada bulan Juli September 2013 di wilayah kerja Puskesmas tersebut adalah 276 orang. Jumlah anak balita yang menderita Bronkopneumonia pada tahun 2011 adalah 5 orang, tahun 2012 adalah 12 orang dan tahun 2013 meningkat menjadi 15 orang. Hasil observasi mengungkapkan bahwa lingkungan di sekitar pemukiman para penderita bronkopnemonia merupakan kawasan pabrik, yang diduga dapat menurunkan kualitas kesehatan lingkungan. Di duga pula, pengetahuan gizi ibu yang masih kurang mengakibatkan asupan gizi balita menjadi kurang. Hal ini akan mengakibatkan status gizi balita yang kurang baik,sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat dan status gizi antara kelompok anak balita penderita dengan kelompok anak balita bukan penderita Bronkopneumonia di Puskesmas.

18 METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah analitik dengan mengunakan metode survey dan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas dengan besar populasi adalah 276 anak balita. Jumlah sampel penelitian 74 orang anak balita yang ditentukan dengan metode acak sederhana dan responden penelitian adalah ibu balita. Uji t ( t-test) digunakan untuk menguji perbedaan tingkat kecukupuan energi dan status gizi antara kelompok anak balita penderita dengan kelompok anak balita bukan penderita bronkopnemonia. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Umur Balita Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur anak balita (sampel) adalah 37.15 bulan dengan nilai standar deviasi 12.308. Nilai median umur anak balita 38.00 bulan, dengan umur termuda 12 bulan dan tertua 59 bulan. Jenis Kelamin Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-Laki 41 55.4 Perempuan 33 44.6 Total 74 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin lakilaki lebih banyak dibanding jenis kelamin perempuan, yaitu 41 orang (5 5.4%), dibanding 33 orang (44.6%). Tingkat Kecukupan Karbohidrat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jumlah Asupan Karbohidrat (gram/hari) Tingkat Kecukupan Jumlah Persentase Karbohidrat (%) Baik (> 55 gr/hari) Kurang Baik (< 55 gr/hr) 62 12 83.8 16.2 Total 74 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel (62 orang atau 83,8%) mengkonsumsi karbohidrat yang baik ( 55 gram/hari). Kecukupan asupan karbohidrat dapat berpengaruh terhadap status gizi dan tumbuh kembang anak. Penelitian Welasasih (2010), mengungkapkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat konsumsi karbohidrat pada anak balita dengan kejadian infeksi Bronkopneumonia. Tingkat asupan karbohidrat yang baik yang dapat memenuhi kebutuhan energi pada anak balita dapat menurunkan kejadian infeksi Bronkopneumonia (Irawan 2009). Status Gizi Balita Berdasarkan BB/TB Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Status Gizi (BB/TB) Status Gizi Jumlah Persentase (BB/U) (%) Gemuk 2 2.7 Normal 70 94.6 Kurus 2 2.7 Total 72 100.0 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar sampel, yaitu 70 orang (94,6%), berstatus gizi normal. dengan Nilai rata rata Z skore sampel adalah - 0.9204 dengan SD 0,86629. Nilai median Z score sampel adalah - 1.100, dengan Z

19 score minimal -2.52 dan maksimal 1.30. Status gizi merupakan kondisi tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi makanan, penyimpanan dan penggunaan makanan. Berdasarkan indicator BB/TB, status gizi dikategorikan menjadi 3 )tiga), yaitu status gizi buruk, kurang baik dan lebih (Almatsier, 2002). Kejadian Bronkopnemonia pada anak balita Tabel 4. Kejadian Bronkopneumonia pada Anak Balita di Puskesmas (n = 74) Kejadian Bronkopneumonia Jumlah Persentase (%) Ya Tidak 10 64 13.5 86.5 Total 74 100.0 Tabel 4 menunjukkan bahwa 10 orang anak balita (13,3%) menderita Bronkopneumonia. Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dengan Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita Berdasarkan Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Tabel 5. Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat antara Penderita dan Bukan Penderita Bronkopneumonia Pada Anak Balita di Puskesmas Bronkopnemonia Penderita Bukan Pendrita Asupan Energi rata-rata 58.60 65.33 SD i 9.131 7.205 SE 2.888.901 p 0,01 Tabel 5 menunjukkan adanya perbedaan ratarata tingkat kecukupan karbohidrat pada balita penderita dengan bukan penderita Semarang. Hasil T_ Test menghasilkan nilai p- value sebesar 0,010 (< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat antara anak balita penderita dengan bukan penderita Semarang. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Budi (2009) yang menngungkapkan bahwa ada hubungan antara kecukupan zat makro dengan kejadian Bronkopneumonia dengan p value = 0,011. Karbohidrat merupakan sumber utama atau salah satu sumber energi terbesar yang dibutuhkan oleh balita (Depkes, 2004). Setiap nilai karbohidrat yaitu 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 4 kalori. Konsumsi karbohidrat yang berlebih yang dikonsumsi oleh balita secara metabolisme akan disimpan sebagai lemak. Kebutuhan karbohidrat rata-rata anak usia 1-5 tahun adalah 55 gr/hari, dimana kebutuhan ini dapat dihasilkan dari pola makan balita yang bergizi sesuai kebutuhan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka 55 gram/gram per hari dianggap sebagai batas tingkat kecukupan karbohidrat yang baik bagi anak balita. Mengkonsumsi cukup karbohodrat sebagai sumber energy dapat mencegah terjadinya malnutrisi,pada anak balita yang selanjutnya dapat memcegah kejadian penyakit infeksi, salah satunya adalah Bronkopneumonia (Nilawati, 2006). Perbedaan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia Pada Balita

20 Berdasarkan Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Tabel 6. Perbedaan Status Gizi (BB/TB) antara Anak Balita Penderita dan Bukan Pebnderita Semarang Bronkopnemonia Penderita Bukan Penderita Mean Z Score -1.0790-0.8956 SD Z Score 0.76604 0.88382 SE 0.24224 0.11048 P value 0,537 Tabel 6 menunjukkan adanya perbedaan Z score Status Gizi Anak Balita (indeks BB/TB) antara penderita dan bukan penderita Bronkopnemonia di Puskesmas. Hasil T_Test menunjukkan bahwa nilai p value = 0,537 (> 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan status gizi (indeks BB?TB) anaka balita penderita dengan bukan penderita Bronkopnemonia. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Bayu ( 2010), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi balita (indeks TB/U), umur balita, jenis konsumsi makan, dan kehadiran di posyandu dengan frekuensi kejadian sakit dan lama menderita sakit. Menurut Soekirman (2000), penyebab langsung timbulnya gizi kurang pada anak adalah konsumsi makanan dan penyakit infeksi, kedua penyebab tersebut saling berpengaruh. Dengan demikian timbulnya gizi kurang tidak hanya karena kurang makanan tetapi juga karena adanya penyakit infeksi, terutama diare dan ISPA. Anak yang mendapatkan makanan yang cukup baik tetapi sering terserang demam atau diare, dapat mengakibatkan status gizi menjadi kurang, Anak yang tidak memperoleh cukup makanan yang bergizi seimbang akan mengakibatkan daya tahan tubuhnya melemah. Dalam keadaan ini anak akan mudah terserang penyakit, terutama penyakit infeksi. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar anak balita (68,8 %) di Puskesmas memiliki tingkat kecukupan karbohidrat yang baik. 70 orang (94,6 %) anak balita di Puskesmas Porwoyoso Semarang, bersatatus gizi (indeks BB/TB) baik Ada perbedaan tingkat kecukupan karbohidrat antara anak balita penderita dengan bukan penderita Bronkopneumonia di Puskesmas. Tidak ada perbedaan status gizi (indeks BB/TB) antara anak balita penderita dan bukan penderita Semarang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar Puskesmas Purwoyoso untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya terhadap anak balita. Selain itu Puskesmas Purwoyoso diharapkan dapat meningkatkan program pendidikan gizi dan kesehatan kepada ibu=ibu balita di wilayah kerjanya.

21 DAFTAR PUSTAKA Aritonang, I. 2003. Pedoman pemberian makanan pendamping ASI. Jakarta : Binarupa Aksara. Almatsier, S. 2004. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Jakarta : PT Gramedia Pusaka Utama Brown dan Pollit. 1996. Nutrition. Alih bahasa Anwarudin. Buletin,Volume 3. Surabaya Bradley J.S. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Barasi. 2009. Buletin kesehatan, Universitas Indonesia (UI PRESSS), Jakarta Welasasih, B.D. 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting di Desa Kembangan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Depkes. 2004. Epidemiologi Buletin, Jakarta Damanik. 2010. Pemeliharaan Gizi Pada Balita, Jakarta: Bhratara Karya Aksara Ela. 2008. Pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga pada keluarga yang mempunyai anak usia 0-4 Tahun dengan frekuensi kejadian ISPA di Desa Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Irawan, 2009. Karbohidrat, Karya Cipta. Volume 1, Jakarta Mursalim, 2011. Gizi Klinis pada Anak. Edisi Keempat FKUI. Jakarta. Nilawati, 2006. Berbagai dukungan nutrisi: sumber berdasarkan pusat data redaksi Pikiran Rakyat Nina. 2009. Penuntasan masalah gizi : Bogor : Puslibang Gizi Indonesia Nursalam. 2005. Konsep dan perawatan metodologi penelitiam ilmu keperawatan. Pedoman Skripsi Tesis, dan Instrumen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Rahma. 2010. Perbaikan gizi dalam masalah gizi, Jakarta : LIPI Soejiningsih. 2001. Tumbuh kembang anak. Surabaya: EGC Soekirman. 2000. Besar dan karakteristik masalah gizi Di Indonesia. Jakarta : Akademi Giztzi. Depkes. RI Supariasa, I. D. N. 002. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC Sediaoetama. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di Indonesia. Jakarta: PT Dian Rakyat Husin, 2008. Hasil survei kesehatan ibu, 3, Diakses 1 Maret 2004. http://www. Bkkbn. Com Hasna. 2000. Kumpulan makalah. Jakarta : UNICEF.