BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang membaik memicu timbulnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK SELEBRITAS SEBAGAI MODEL IKLAN (CELEBRITY ENDORSER) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Oleh karena itu, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. waktunya dari setiap perusahaan sedangkan jumlah konsumen yang ada justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh perusahaan - perusahaan untuk selalu mendapatkan cara terbaik guna

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan adalah bagian terpenting dalam kegiatan periklanan. Suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi di televisi ataupun radio melainkan internet. Detik.com, vivanews.com,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah Indonesia sejak tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terdiri dari Attractivness (daya pikat), Trusthworthiness (tingkat kepercayaan), dan

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai sudut jalan menyebabkan kemacetan yang cukup parah, selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era gobalisasi dewasa ini, komunikasi merupakan hal yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa seperti sekarang ini periklanan memegang peranan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya masing-masing (McCracken 1989). Penggunaan athlete endorser (atlet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB I PENDAHULUAN. iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang. menjalankan kegiatan usahanya. Ini ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ialah berkurangnya jumlah ion dan vitamin di dalam tubuh.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam mempertahankan keberlangsungan hidup, berkembang serta mencapai tujuan tujuan dari perusahaan. Perusahaan dituntut lebih kreatif dalam mengkomunikasikan, menarik perhatian serta menumbuhkan minat beli dari calon konsumen yang menjadi sasaran perusahaan dalam pemasaran produknya. Menurut Nunnaly (1997), menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari sehingga kegiatan itu disukai. Mangkunegara (1998) dalam Sumarwan (2003), mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian yaitu faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu serta pengaruh sikap dan keyakinan individu, faktor pribadi konsumen yang akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli dan faktor sosial mencakup faktor kelompok panutan yang didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Dengan mempelajari faktor faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kondisi seperti apa dan bagaimana kebiasaan seseorang dalam melakukan pembelian serta membantu perusahaan dalam menarik perhatian 1

2 konsumen sehingga menimbulkan minat beli dan akhirnya melakukan proses pengambilan keputusan pembelian. Seiring pertumbuhan ekonomi serta tuntutan dari era modernisasi salah satu media yang digunakan oleh perusahaan dalam menarik minat beli dari calon konsumen adalah media iklan. Periklanan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang menjembatani kepentingan industri dan konsumen (Putranto, 2003). Iklan merupakan salah satu strategi komunikasi yang seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan (Wells, Moriarty & Burnett, 2006). Fungsi iklan selain dari promosi serta proses komunikasi iklan juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai suatu media dalam mengingatkan konsumen terhadap suatu produk maupun jasa (Kotler, 2000). Dapat dikatakan iklan secara tidak langsung juga mempengaruhi minat beli dari konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kutipan dari jurnal yang ditulis oleh Ohanian (1990), mengatakan bahwa pemasar dan praktisi periklanan berbagi kepercayaan bahwa karakter komunikator memiliki pengaruh yang signifikan dari persuasif pesan. Dalam iklan testimonial konsumen secara tradisional, seorang endorser dipilih karena kecocokannya dengan produk serta target sasaran. Meskipun hal itu tetap berlanjut tetapi telah mengalami pergeseran dimana tren lebih terlihat dimana aktor, aktris, olahragawan dan orang orang terkenal lainnya yang lebih erat hubungannya dengan produk dan audience. Menjadi hal yang wajar apabila audience mengenal serta akrab dengan sosok selebriti tersebut mulai dari sinetron yang dibintangi, iklan produk yang dibawakan sampai kepada aktivitas sehari hari yang dilakukan oleh selebriti tersebut yang

3 disajikan lewat program acara didalam televisi. Sebuah riset juga menyatakan bahwa khayalak sasaran lebih menyukai memilih barang atau jasa yang diiklankan oleh selebriti daripada tanpa memakai selebriti (Rashid, Nallamuthu, & Sidin, 2002). Hasil penelitian menunjukan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebritas sebagai celebrity endorser (Shimp, 2003). Didalam dunia periklanan, selebritis atau tokoh terkenal memang kerap kali digunakan sebagai celebrity endorser (Hidayat, 2005). Oleh karena itu pemilihan celebrity endorser sangat penting sekali. Tetapi, tidak sedikit juga pengguna celebrity endorser yang sadar akan masalah diatas dimana pemilihan celebrity endorser terkadang tidak memperhatikan persepsi audience dalam kemampuan penyampaian pesan yang dilakukan oleh celebrity endorser tersebut. Kekurangtepatan dalam pemilihan celebrity endoser dapat berdampak buruk. Bisa jadi endorser yang tampil dalam iklan dipersepsikan oleh khalayak sasaran tidak sesuai dengan tujuan iklan (Royan, 2005). Menurut jurnal yang ditulis oleh Ohanian (1990), hasil pengumpulan beberapa literatur terdahulu yang bersumber pada pengaruh. Mengusulkan tiga komponen yang mempengaruhi kredibilitas selebritis sebagai endorser yaitu keahlian (expertise), kepercayaan (trustworthiness), dan daya tarik (attractiveness). Daya tarik (attractiveness) bukan hanya berarti daya tarik fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri endorser, kecerdasan, sifat sifat kepribadian, gaya hidup keatlestisan tubuh dan sebagainya (Shimp, 2003). Jadi dapat dikatakan setiap selebriti atau endorser pasti memiliki karakteristik serta keahlian yang berbeda beda dimana karakteristik serta keahlian tersebut dapat saja terbentuk

4 dan dimiliki dari kehidupan sehari hari, pelatihan pelatihan yang dijalani maupun kehidupan pribadinya. Seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan (Royan, 2005). Dapat digaris bawahi bahwa selebriti yang menjadi endorser dari suatu produk juga harus menjaga citra diri mereka dikarenakan citra diri dari endorser tersebut juga mewakili citra merek produk yang ditampilkan. Itu sebabnya, celebrity endorser dipersepsikan sebagai seseorang yang berpengetahuan, jujur dan secara fisik menarik atau menyenangkan dianggap dapat dipercaya serta juga dapat menyebabkan sikap yang positif dan respons perilaku dari konsumen (Ohanian 1990). Peneliti disini mengambil salah satu contoh selebriti yang menjadi endorser tetapi kurang bisa menjaga citra diri adalah pada kasus Luna Maya serta Ariel yang dikenal sebagai celebrity endorser dari Lux tahun 2009 yang berujung pada tidak dipakainya lagi Luna Maya serta Ariel dalam iklan produk Lux. Tujuan akhir yang menjadi sasaran produsen dengan menggunakan selebriti sebagai endorser adalah semata mata untuk lebih meningkatkan awareness dan citra produk mereka (Royan, 2005). Dikarenakan pemilihan celebrity endorser menjadi salah satu faktor yang mempunyai pengaruh maka disini penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan yang juga pengguna celebrity endorser dalam mempromosikan produknya yaitu produk Clear dari PT.Unilever Indonesia. Clear telah diluncurkan di Indonesia sejak tahun 1975 dibawah bendera perusahaan Unilever Indonesia. Alasan utamanya dalam meluncurkan produk ini adalah memberikan solusi efektif terhadap

5 masalah ketombe. Clear adalah Shampo merek anti-ketombe terbesar di Indonesia, sejak kehadirannya pertama kali pada tahun 1975 penjualan Clear secara konsisten mengalami pertumbuhan yang baik setiap tahun. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor keberhasilan produk Clear dibandingkan dengan produk lainnya yang diproduksi oleh PT.Unilever Indonesia adalah dari iklan yang ditayangkan. Bila kita berbicara tentang iklan Clear maka kita juga tidak dapat terlepas dari celebrity endorser yang dipakai yaitu Sandra Dewi. Alasan utama dalam pemilihan Sandra dewi sebagai celebrity endorser menurut Mona Majid, Brand Manager Clear PT. Unilever Indonesia Clear melihat bahwa Sandra Dewi sebagai artis muda yang sedang naik daun dan memiliki jadwal yang sangat sibuk dalam industri hiburan di Indonesia, namun masih tetap bisa menikmati dan bebas mengekspresikan kecantikannya karena memiliki rambut yang bebas ketombe dan terasa lembut berkilau.(http://unilever.co.id) Survei awal dilakukan terhadap 80 responden dimana survei tersebut mengenai apakah celebrity endorser (Sandra Dewi) mempunyai daya tarik dalam membintangi iklan shampo Clear, hasilnya menunjukan bahwa 42.86% menyatakan sangat setuju, 41.43% menyatakan setuju, 14.28% menyatakan netral, 1.43% menyatakan kurang setuju dan 0% untuk yang menyatakan tidak setuju. Survei berikutnya mengenai apakah celebrity endorser (Sandra Dewi) dapat dipercaya dalam membintangi iklan shampo Clear, hasilnya menunjukan bahwa 27.14% menyatakan sangat setuju, 42.86% menyatakan setuju, 25.71% menyatakan netral, 2.86% menyatakan kurang setuju dan 1.43% untuk yang menyatakan tidak setuju. Survei berikutnya mengenai apakah celebrity endorser (Sandra Dewi) memiliki

6 keahlian dalam membintangi iklan shampo Clear, hasilnya menunjukan bahwa 27.14% menyatakan sangat setuju, 50% menyatakan setuju, 20% menyatakan netral, 2.86% menyatakan kurang setuju dan 0% untuk yang menyatakan tidak setuju. Survei berikutnya mengenai apakah konsumen berminat pada produk shampo Clear setelah melihat iklan Clear yang dibintangi oleh Sandra Dewi, hasilnya menunjukan bahwa 8.57% menyatakan sangat setuju, 21.43% menyatakan setuju, 55.71% menyatakan netral, 5.71% menyatakan kurang setuju dan 8.57% untuk yang menyatakan tidak setuju. Kesimpulan dari survei awal yang dilakukan terhadap 80 responden adalah bahwa celebrity endorser (Sandra Dewi) mempunyai daya tarik dalam membintangi iklan shampo Clear dapat dilihat dari persentase respon positif dari penonton yang memberikan jawaban sangat setuju sebesar 42.86%, celebrity endorser (Sandra Dewi) juga dapat dipercaya membintangi iklan shampo Clear oleh konsumen dapat dilihat dari persentase respon positif dari penonton yang memberikan jawaban setuju sebesar 42.86%. Begitu pula celebrity endorser (Sandra Dewi) mendapat respon yang setuju dalam masalah keahliannya dalam membawakan iklan shampo Clear dapat dilihat dari persentase respon dari penonton yang memberikan jawaban setuju sebesar 50%. Tetapi respon dari penonton terhadap minat beli produk Shampo Clear setelah menonton iklan Shampo Clear yang dibintangi oleh Sandra Dewi mendapat respon yang netral dapat dilihat dari persentase respon dari penonton yang memberikan jawaban netral sebesar 55.71%.

7 Menurut Sandra Dewi, bahwa setelah penggunaan dia sebagai celebrity endorser meningkatkan penjualan produk Clear sehingga membuat para distributor harus melakukan stock barang sebelum kehabisan (http://sandradewi.blogseleb.com). Namun menurut O Mahony dan Meenaghan (1998), meskipun populer sebagai celebrity endorser, pengiklan dan peneliti pasar tidak setuju bahwa celebrity endorser sumber yang paling efektif dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa. Dikarenakan melihat perbedaan pendapat diatas maka disini peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk menjawab perbedaan tersebut dengan menggunakan produk Clear dengan Sandra Dewi sebagai celebrity endorser produk tersebut. Maka penulis mengambil judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER (SANDRA DEWI) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK SHAMPO CLEAR

8 1.2. Identifikasi Masalah Dalam rangka menjabarkan rumusan masalah diatas maka identifikasi masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Apakah celebrity endoser (Sandra Dewi) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada produk shampo Clear? 2. Variabel manakah antara attractiveness, trustworthiness, dan expertise dari Celebrity Endorser (Sandra Dewi) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen pada produk shampo Clear? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan dan maksud sebagai berikut ini : 1. Untuk menguji apakah celebrity endoser (Sandra Dewi) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada produk shampo Clear 2. Untuk menguji variabel antara attractiveness, trustworthiness, dan expertise dari Celebrity Endorser (Sandra Dewi) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap minat beli konsumen pada produk shampo Clear.

9 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan kepustakaan dan tambahan pengetahuan bagi teman teman mahasiswa yang nantinya akan mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang sama dimasa yang akan datang. Manfaat bagi praktisi bisnis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi produsen Shampoo Clear Indonesia serta sebagai bahan evaluasi dalam penggunaan maupun pemilihan celebrity endorser dalam mengkomunikasikan produk yang diiklankan pada periode selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian kuantitatif khususnya yang bersangkutan dengan efek penggunaan Sandra Dewi sebagai celebrity endoser iklan produk terhadap minat beli konsumen.