enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

dokumen-dokumen yang mirip
(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyerupai flubiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. al., 2005). Hampir 80% obat-obatan diberikan melalui oral diantaranya adalah

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. per oral sangat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya berkorelasi dengan

PREPARASI DAN EVALUASI HIDROGEL NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN CHITOSAN DAN NATRIUM ALGINAT

sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

identik dengan semua campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat digunakan dengan mencampur partikel pembawa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN EUDRAGIT L 100 DALAM FORMULASI MIKROKAPSUL NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN TEKNIK EMULSIFIKASI PENGUAPAN PELARUT TESIS RAHMADEVI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana obat menembus ke dalam kulit menghasilkan efek lokal dan efek sistemik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketoprofen [(3-benzophenyl)-propionic acid] adalah turunan asam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Aspirin merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

OPTIMASI BAHAN POLIMER PEMBENTUK MATRIKS TABLET SUSTAINED RELEASE Na. DIKLOFENAK. Audia Triani Olii, Aztriana

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Dalam sistem penghantaran suatu obat di dalam tubuh, salah satu faktor yang penting adalah bentuk sediaan. Penggunaan suatu bentuk sediaan bertujuan untuk mengoptimalkan penyampaian obat sehingga dapat mencapai efek terapi dalam lingkungan in vivo dimana pelepasan obat berlangsung (Lukman, 2011). Bentuk sediaan lepas lambat telah banyak mendapatkan perhatian dalam pengembangan sistem penghantaran obat karena dibandingkan bentuk sediaan konvensional, bentuk sediaan lepas lambat memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat mengurangi efek samping, mengurangi frekuensi pemakaian, mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah, dapat meningkatkan kenyamanan bagi pasien (Wicaksono, 2006), menambah efektivitas obat, efek obat lebih seragam, dan dapat mengurangi iritasi saluran pencernaan untuk obat-obat tertentu (Zulkarnain, Yuwono dan Sumarno, 2001). Saat ini, penggunaan matriks dalam sediaan lepas lambat merupakan teknik yang banyak digunakan karena penerapannya yang sangat mudah. Suatu matriks dapat digambarkan sebagai pembawa padat inert yang didalamnya obat tercampur secara merata (Lukman, 2011). Salah satu teknik yang digunakan untuk sediaan lepas lambat adalah hidrogel. Hidrogel dapat dibuat dari polimer alam atau sintetik (Lin and Metters, 2006). Hidrogel mengandung bahan polimer yang bersifat hidrofobik dan terdiri dari rantai polimer tunggal (monomer) yang dapat menyerap sejumlah besar air tanpa melarutkan (mudah mengembang) karena adanya tautan silang dari rantai polimer hidrofilik atau rantai kopolimer yang ditautkan silang. Tautan silang ini membuat strukturnya menjadi tidak larut air (Amin, Rajabnezhad and Kohli, 2009). Hidrogel dapat berperan sebagai pelindung obat (misalnya kehadiran 1

2 enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu, kekuatan ionik, medan listrik (Ganji and Vasheghani-Farahani, 2008), dan sebagai pembawa dalam sistem penghantaran obat. Hidrogel dapat digunakan pada berbagai aplikasi seperti biomaterial, matriks untuk penghantaran obat, dan perancah untuk teknik jaringan (Schacht, 2004). Polimer alami merupakan produk dari organisme hidup yang memiliki beberapa keuntungan seperti biokompatibilitas yang baik, biodegradabilitas, toksisitas yang rendah, dan mudah dimodifikasi (Korkiatithaweechai et al., 2011). Salah satu contoh polimer alami adalah chitosan (Lin and Metters, 2006). Chitosan atau 4-poli-D-glukosamin merupakan polisakarida terdiri dari kopolimer glukosamin dan N- asetilglukosamin. (Rowe, Sheskey and Owen, 2006). Chitosan merupakan hasil dari deasetilasi chitin dimana sumber utama dari chitin adalah limbah kepiting dan udang (Bodek, 2006). Contoh lain dari polimer alami adalah alginat (Lin and Metters, 2006). Alginat atau L-Gulo-Dmannoglikuronan merupakan campuran asam poliuronik yang terdiri dari residu D-mannuronik dan asam L-glukuronat. Alginat dapat diperoleh dari ganggang Phaeophyceae. Secara luas alginat memiliki beberapa keuntungan seperti dapat digunakan sebagai pengental dalam berbagai pasta, krim, gel, bahan stabilisasi minyak-air pada emulsi (Rowe, Sheskey and Owen, 2006), eksipien tablet, dan mudah untuk dimodifikasi (Coviello et al., 2007). Sebagai polimer alami, chitosan dan alginat ini dapat dikombinasikan dalam hidrogel dimana alginat terlebih dahulu ditautkan silang dengan Ca 2+ dimana alginat berfungsi untuk meningkatkan sifat chitosan dalam hal kontrol penghantaran obat dengan membentuk ikatan silang, yang berperan sebagai pembawa pelepasan obat yang baik (Dai et al., 2007).

3 Banyak obat dapat diberikan dalam sediaan lepas lambat dengan hidrogel, antara lain obat yang memiliki waktu paruh yang singkat, dosis yang relatif kecil, obat yang memiliki absorpsi dan ekskresi cukup tinggi, serta obat yang absorpsinya tidak merata (Ansel, 1989). Salah satu contohnya adalah obat golongan antiinflamasi non steroid (AINS) seperti natrium diklofenak. Natrium diklofenak merupakan derivat sederhana dari asam fenilasetat. Natrium diklofenak dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri dan peradangan pada berbagai kondisi seperti muskuloskeletal dan gangguan sendi seperti arthritis dan osteoarthritis (Sweetman, 2009). Pada pemberian natrium diklofenak per oral, efek yang tidak diinginkan dapat terjadi seperti pendarahan gastrointestinal dan ulserasi lambung (Katzung, 2002). Obat ini cepat diserap dalam tubuh tetapi bioavailabilitas sistemiknya hanya 30-70% karena adanya metabolisme lintas pertama. Sedangkan waktu paruh obat ini adalah 1-2 jam (Sweetman, 2009). Oleh karena sifat-sifat natrium diklofenak yang tidak terlalu lama berada di dalam tubuh karena cepat terabsorpsi, waktu paruh yang singkat dan cepat tereliminasi, maka dibutuhkan pemberian berulang di dalam tubuh untuk menjaga konsentrasi obat di dalam tubuh. Tetapi pemberian berulang tersebut dapat menyebabkan iritasi lambung dan masalah kepatuhan bagi orang yang sibuk, sehingga dibutuhkan cara pemberian lainnya yaitu dengan menggunakan sediaan lepas lambat (Ansel, 1989). Pada penelitian sebelumnya tentang pembuatan dan karakterisasi dari gabungan chitosan-g-poly (asam akrilat) yang sensitif terhadap ph/attapulgite/sodium alginate sebagai penyusun dalam hidrogel untuk pelepasan terkontrol dari sodium diklofenak, dapat diketahui bahwa hidrogel tersebut sensitif terhadap ph. Rasio pelepasan sodium diklofenak dari hidrogel tersebut adalah 3,76% dalam larutan ph 2,1 dan 100% dalam larutan ph 6,8 selama 24 jam. Untuk rasio pelepasan kumulatif,

4 sodium diklofenak mencapai 100% dalam larutan ph 7,4 dalam waktu 2 jam tetapi akan berkurang dengan meningkatnya kandungan APT sebesar 0-50%. Sehingga untuk pelepasan obat dikontrol pada ph 6,8 (Wang, Zhang and Wang, 2009). Dalam suatu pengujian sediaan lepas lambat seperti hidrogel dapat menggunakan berbagai macam teknik, salah satunya dengan teknik optimasi. Teknik optimasi ini merupakan teknik yang bertujuan untuk menentukan suatu formula optimum dari kumpulan beberapa formula lainnya. Salah satu cara dalam teknik optimasi ini adalah dengan factorial design. Dalam factorial design ini menguji setiap faktor yang menyusun suatu formula (Bolton, 2004). Faktor-faktor yang berinteraksi dalam suatu formula ini merupakan kombinasi dari polimer-polimer. Adanya kombinasi dari polimer-polimer ini akan menyebabkan crosslinking atau ikatan silang yang berpengaruh dalam pelepasan obat di dalam hidrogel. Ikatan silang yang terjadi dapat bersifat kuat dan ada yang bersifat lemah. Jika ikatan silang ini bersifat kuat, maka pelepasan obat yang terjadi akan sangat lambat, sebaliknya jika ikatan silang ini bersifat lemah, maka pelepasan obat yang terjadi akan sangat cepat. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh gabungan polimer alami yaitu chitosan dan natrium alginat terhadap disolusi dan mutu fisik dari hidrogel dengan bahan aktif natrium diklofenak. Sedangkan permasalahan yang kedua adalah pada konsentrasi optimum berapakah dari polimer chitosan dan natrium alginat yang akan menghasilkan disolusi optimum dari gabungan polimer chitosan dan natrium alginat dalam hidrogel dengan bahan aktif natrium diklofenak. Hipotesis yang ada dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh dari gabungan polimer alami yaitu chitosan dan natrium alginat terhadap disolusi dan mutu fisik dari hidrogel dengan bahan aktif natrium

5 diklofenak. Sedangkan hipotesis yang kedua adalah pada setiap konsentrasi optimum dari polimer chitosan dan natrium alginat akan menghasilkan disolusi optimum pada gabungan polimer chitosan dan natrium alginat dalam hidrogel dengan bahan aktif natrium diklofenak. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh gabungan polimer alami yaitu chitosan dan natrium alginat terhadap disolusi dan mutu fisik dari hidrogel dengan bahan aktif natrium diklofenak. Sedangkan tujuan yang kedua adalah untuk mencari konsentrasi optimum dari polimer chitosan dan natrium alginat yang akan menghasilkan disolusi optimum dari gabungan polimer chitosan dan natrium alginat dalam hidrogel dengan bahan aktif natrium diklofenak.