PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BANTUL

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

RESPONS PETANI TERHADAP VARIETAS UNGGUL BARU DAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT KEDELAI (STUDI KASUS DI TEGALSEMPU YOGYAKARTA)

Pedoman Umum. PTT Kedelai

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

ADOPSI TEKNOLOGI PTT DAN PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI SULAWESI TENGGARA

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI PENDAMPINGAN SLPTT DALAM MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN DI GUNUNGKIDUL

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

PERAN PTT DALAM PENINGKATAN ADOPSI TEKNOLOGI PRODUKSI KEDELAI DI NTB

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN

ADAPTASI TIGA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN INOVASI PTT DI LAHAN KERING BUMI NABUNG, LAMPUNG TENGAH

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN BPTP DALAM MENDUKUNG JABALSIM PERBENIHAN KEDELAI DI SETANGGOR, LOMBOK TENGAH, NTB

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI PELAKSANA PTT KEDELAI DI KABUPATEN DOMPU NUSA TENGGARA BARAT

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG

POTENSI HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI SETELAH PADI KEDUA DI SULAWESI SELATAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Teknologi Budidaya Kedelai

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

INTRODUKSI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING GUNUNGKIDUL

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

UPAYA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PTT TANAMAN KEDELAI MELALUI BEBERAPA METODE PENYULUHAN DI BOGOR

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH KEDELAI DENGAN SISTEM JABALSIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

Identifikasi Wilayah Potensial Pengembangan dan Kelayakan Usahatani Kedelai di Kabupaten Bantul

Pedoman Umum. PTT Jagung

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

Nurhayati, Ahmad Nirwan, dan Umar

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Peluang Peningkatan Produktivitas Kedelai di Lahan Sawah

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI TERHADAP ULAT GRAYAK DAN PENGGEREK POLONG

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

BAB III METODE PENELITIAN

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI MELALUI PENDEKATAN PTT MENDUKUNG SL-PTT KEDELAI DI SULAWESI TENGAH

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

DEJA 1 DAN DEJA 2 : VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN JENUH AIR

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

KEUNTUNGAN KOMPARATIF USAHATANI DENGAN PENDEKATAN PTT

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI ACEH BESAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

RESPONS PETANI TERHADAP BUDIDAYA KEDELAI SISTEM LORONG

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Transkripsi:

PERSEPSI PETANI KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA TERHADAP VARIETAS UNGGUL KEDELAI DENGAN PENERAPAN PTT Arif Anshori, Eko Srihartanto dan Sudarmaji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta E-mail: arifanshori@yahoo.com ABSTRAK Kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah penghasil kedelai di DI Yogyakarta setelah Kabupaten Gunungkidul. Untuk menjamin diterapkannya teknologi dengan pendekatan PTT, Kabupaten Bantul melaksanakan SLPTT kedelai. Penelitian bertujuan mengkaji pelaksanaan SLPTT, keragaan hasil kedelai dan persepsi petani terhadap teknologi PTT kedelai di Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Nopember 2013. Data yang dikumpulkan meliputi produktivitas kedelai di lokasi non-slptt, SLPTT dan LL. Kondisi pola dan waktu tanam digali melalui wawancara dengan petani, pemandu dan pengecekan lapangan. Wawancara secara terstruktur dilakukan terhadap petani kunci untuk mengetahui persepsi terhadap teknologi PTT kedelai dan varietas unggul kedelai. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kedelai di Kabupaten Bantul tidak ditanam serentak, menyesuaikan ketersediaan air, berbeda antara sawah irigasi, sawah tadah hujan dan tegalan. Petani menerapkan komponen teknologi PTT kedelai tidak secara keseluruhan, bergantung pada kesepakatan dengan pemandu, agroekosistem dan sarana pertanian. Petani setuju dengan komponen teknologi PTT kedelai. Beberapa petani kurang setuju pembuatan saluran drainase, pemberian mulsa jerami dan panen saat 95% daun sudah menguning. Produktivitas kedelai tertinggi terdapat pada LL, diikuti SL dan non-sl. Varietas Anjasmoro, Burangrang, Detam-2, Ijen, Panderman, Tanggamus dan Wilis lebih adaptif dan memberikan hasil lebih tinggi. Petani kedelai di Kabupaten Bantul menyukai kedelai berbiji besar seperti Anjasmoro, Argomulyo dan Burangrang. Varietas Gema disukai karena berumur pendek. Varietas Tanggamus dan Wilis (biji sedang) disukai karena produktivitas tinggi. Kata kunci: persepsi, kedelai, PTT ABSTRACT Farmers Perceptions in Bantul DI Yogyakarta on Superior Variety of Soybean with Integrated Crop Management. Bantul Regency is one of the producers of soybean in D.I. Yogyakarta after Gunungkidul Regency. To ensure the application of technology with Integrated Crop Management approach, Bantul Regency implement Integrated Crop Management Field School of soybean. The research aims to examine, the implementation of the Integrated Crop Management Field School, soybean yield variability and farmers' perceptions of the soybean Integrated Crop Management technology in Bantul regency. The research was conducted in April to November 2013. Data collection of soybean productivity for the location of the non- Integrated Crop Management Field School, Integrated Crop Management Field School and Field Laboratory. Conditions of cropping patterns and time explored through interviews with farmers, guides and ground Check. Structured interviews conducted on farmers key to determine the Integrated Crop Management technology perceptions and in particular for soybean varieties. The data were analyzed descriptively. The results showed soybean planted in Bantul not simultaneously, customize availability of water, differ between irrigated land, rainfed lowland and upland. Farmers applied soybean Integrated Crop Management technology 142

components as a whole, depending on the agreement with the guide, agroecosystems and agricultural inputs. Farmers agree with Integrated Crop Management technology components of soybean. Some farmers do not agree manufacture drainage, straw mulch and harvest when 95% of leaves yellow. The highest soybean productivity in the Field Laboratory followed by Field School and non-field School. Anjasmoro, Burangrang, Detam-2, Ijen, Panderman, Tanggamus and Wilis varieties more adaptive and give higher yields. Soybean farmers in Bantul like soybean large seed such as Anjasmoro, Argomulyo and Burangrang. Gema preferred because of short lived. Tanggamus and Willis is preferred because of the high productivity. Keywords: perception, soybean, integrated crop management PENDAHULUAN Pemerintah bertekad meningkatkan produktivitas kedelai nasional menuju swasembada. Pengalaman menunjukkan bahwa produksi kedelai lebih ditentukan oleh areal tanam dari pada tingkat produktivitas. Namun demikian, peluang peningkatan produksi melalui perbaikan teknologi masih terbuka lebar, mengingat produktivitas kedelai di tingkat petani masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu diterapkan teknologi produksi yang efisien secara berkelanjutan. Teknologi yang diperlukan harus sesuai dengan kondisi biofisik lahan, sosial ekonomi masyarakat, dan kelembagaan petani. Sistem produksi tersebut merupakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Prinsip PTT mencakup empat unsur yaitu integrasi, interaksi, dinamis dan partisipatif (Kementerian Pertanian 2010). Komponen teknologi dalam PTT mencakup teknologi dasar yang bersifat relatif umum dan teknologi pilihan yang lebih bersifat spesifik lokasi (Departemen Pertanian 2008). Kabupaten Bantul merupakan salah satu penghasil kedelai di D.I. Yogyakarta setelah Kabupaten Gunungkidul (BPS DI Yogyakarta 2012). Untuk menjamin diterapkannya teknologi dengan pendekatan PTT, Kabupaten Bantul melaksanakan SLPTT kedelai. Petani yang tergabung dalam SLPTT membangun Laboratorium Lapang (LL) sebagai wahana belajar dan mencoba teknologi, diskusi teknologi dan pemecahan masalah secara berkala serta fasilitasi bahan bacaan yang terkait dengan PTT. METODE PENELITIAN Penelitian terhadap pelaksanaan dan hasil SLPTT kedelai dilaksanakan di Kabupaten Bantul DI Yogyakarta pada bulan April sampai November 2013. Pengumpulan data produktivitas kedelai dilakukan di lokasi non-slptt, SLPTT dan LL. Kondisi pola dan waktu tanam digali melalui wawancara dengan petani, pemandu dan pengecekan lapangan. Wawancara terstruktur dilakukan terhadap petani kunci untuk mengetahui persepsi terhadap teknologi PTT kedelai dan varietas unggul kedelai. Analisis data dilakukan secara deskriptif (Creswell 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada lahan sawah, kedelai umumnya ditanam pada musim kemarau setelah tanam padi. Pada lahan tegalan kedelai umumnya ditanam pada musim hujan (Kementerian Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014 143

Pertanian, 2011). Di Kabupaten Bantul, kedelai ditanam pada lahan sawah dan tegalan serta terjadi fluktuasi luas panen kedelai (Badan Pusat Statstik Kabupaten Bantul, 2008 2012). Fluktuasi luas panen kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (a) ketersediaan lahan, (b) curah hujan, (c) permintaan produk kedelai, (d) harga kedelai dan (e) serangan organisme pengganggu tanaman. Produktivitas yang cenderung berfluktuasi menunjukkan adanya intensifikasi dalam budidaya. Pola Tanam Di Kabupaten Bantul, kedelai tidak ditanam serempak, menyesuaikan dengan kondisi pola dan waktu tanam, lingkungan atau agroekosistem setempat. Gambar 1 merupakan visualisasi pola dan waktu tanam di Kab. Bantul. Gambar 1. Rerata curah hujan bulanan tahun 2007 2011 di Kabupaten Bantul (Kecamatan Pundong) dan kaitannya dengan Pola Tanam sebagian besar petani. Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Bantul merupakan sawah irigasi, namun terdapat juga lahan sawah tadah hujan dan tegalan. Gambar 1, menunjukkan rerata curah hujan bulanan di Kabupaten Bantul (Kecamatan Pundong) tahun 2007 sampai 2011, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.078,2 mm. Terdapat enam bulan basah (>200 mm) antara bulan November sampai April dan empat bulan kering (<100 mm) antara Juni September. Pada lahan sawah irigasi pola dan saat tanam ditentukan oleh ketersediaan air irigasi. Musim tanam ke-1, sekitar bulan Desember sampai Maret, petani menanam padi. Kedelai ditanam pada musim tanam ke-2 setelah padi pada bulan April sampai Mei. Pada lahan sawah tadah hujan dan tegalan, petani menanam menyesuaikan curah hujan. Kondisi ini dilakukan oleh sebagian petani Kecamatan Dlingo, Imogiri serta sebagian petani pada 144

lahan-lahan yang merupakan daerah tinggi yang tidak terjangkau irigasi. Kedelai biasa ditanam pada musim tanam ke-2, menyesuaikan ketersediaan air. Iklim suatu daerah akan berpengaruh terhadap pola dan waktu tanam. Ketepatan dalam memilih waktu tanam berpengaruh terhadap keberhasilan usaha tani kedelai, terutama untuk daerah-daerah tadah hujan, karena dapat menghindarkan tanaman dari cekaman kekeringan dan gangguan hama penyakit. Dalam masa pertumbuhan tanaman, hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai sangat banyak dan beragam, sehingga pengendalian hama dan penyakit secara terpadu harus dilakukan. Ketidaktepatan waktu tanam kedelai dapat menurunkan hasil atau bahkan kegagalan panen, karena tanaman kedelai peka terhadap lingkungan tumbuh. Ketersediaan air diperlukan pada masa awal pertumbuhan, berbunga dan pengisian polong. Selain itu harus dibuat saluran drainase untuk membuang air yang berlebih. Teknologi Budidaya Kedelai dengan Pendekatan PTT Komponen teknologi budidaya kedelai dibedakan menjadi teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua areal pertanaman kedelai. Penerapan komponen teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani. Komponen teknologi diterapkan mulai saat perencanaan, penataan tanaman, pengelolaan hara, pemeliharaan tanaman dan panen serta pascapanen. Tabel 1 menunjukkan komponen teknologi PTT kedelai di kabupaten Bantul. Tabel 1. Teknologi budidaya kedelai dengan pendekatan PTT di Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta. No. Komponen teknologi Diperkenalkan Teknologi dasar 1 Varietas unggul baru Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Detam-1, Detam-2, Gema, Gepak Kuning, Ijen, Panderman, Tanggamus, Wilis 2 Benih Bermutu dan berlabel, daya berkecambah > 80% 3 Saluran drainase 2 3 m; 20 x 30 cm 4 Pengaturan populasi tanaman Jarak tanam 40 x 20 cm, 2 3 benih per lubang 5 Pengendalian OPT Prinsip-prinsip PHT Teknologi Pilihan 1 Penyiapan lahan Tanpa olah tanah; Tugal 2 Pemupukan NPK 200 kg/ha, pupuk daun 3 Pemb pupuk organik 2 ton/ha sebelum tanam padi pada MH-1, atau saat tanam 4 Pengairan periode kritis Irigasi 2 3 minggu sekali 5 Panen dan pascapanen 95% polong coklat dan daun berwarna kuning Tiga komponen penting teknologi yang masuk dalam kategori perencanaan yaitu varietas unggul baru, benih bermutu dan berlabel serta penyiapan lahan. Varietas unggul baru dan benih bermutu dan berlabel merupakan komponen teknologi dasar yang potensial diadopsi petani. Penyiapan lahan merupakan komponen teknologi pilihan yang tergantung pada kondisi sumberdaya setempat. Di Kabupaten Bantul petani menanam kedelai dengan sistem tanpa olah tanah. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014 145

Penataan tanaman terdiri dari dua komponen teknologi, yaitu pembuatan saluran drainase dan pengaturan populasi tanaman, keduanya merupakan komponen teknologi dasar. Benih ditanam dengan jarak tanam 40 x 20 cm, dengan 2 3 benih per lubang. Saluran drainase dibuat dengan jarak 2 3 m dengan dimensi 20 x 30 cm. Pengelolaan hara terdiri dari dua komponen teknologi pilihan yaitu pemupukan anorganik dan pemberian bahan organik. Pupuk organik diberikan sebelum tanam padi pada MH-1 atau sebelum tanam kedelai dengan dosis, 2 t/ha. Bahan organik juga diberikan sebagai penutup lubang saat tanam kedelai. Pupuk anorganik NPK diberikan pada saat kedelai berumur 10 15 hari dengan dosis 200 kg/ha. Pemeliharaan tanaman terdiri dari dua komponen teknologi yaitu pengairan pada periode kritis dan pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu. Pengairan dilakukan pada fase pembungaan dan pengisian polong, atau 2 3 minggu sekali memperhatikan kondisi kelengasan tanah. Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu meliputi identifikasi jenis penyakit, menentukan tingkat kerusakan tanaman serta taktik dan teknik pengendalian yang dapat berupa mengusahakan tanaman selalu sehat, pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan, pengendalian secara fisik dan mekanis, dan penggunaan pestisida kimia. Panen dilakukan saat tanaman sudah masak, atau pada umur 70 90 hari. Panen dilakukan jika tanaman kedelai sudah masak, saat 95% polong telah berwarna coklat atau daun berwarna kuning. Pascapanen kedelai meliputi penjemuran, pengeringan, pembijian, pembersihan dan penyimpanan biji. Persepsi Petani terhadap Teknologi PTT Kedelai Komponen teknologi PTT kedelai yang diterapkan di Kabupaten Bantul merupakan hasil kesepakatan bersama antara petani dan pemandu. Komponen teknologi yang tertera dalam tabel 2 tidak semua diterapkan oleh petani. Pemupukan organik, pembuatan saluran air setiap 2 3 m, pemupukan anorganik NPK dosis 200 kg/ha, penggunaan mulsa jerami dan jarak tanam yang teratur merupakan komponen teknologi yang tidak sepenuhnya diterapkan. Pemupukan organik tidak sepenuhnya diterapkan karena seringkali terkendala oleh persediaan yang terbatas. Saluran drainase setiap jarak 2 3 m, dianggap mengurangi luas lahan yang dapat ditanami. Mulsa jerami terkendala oleh kebutuhan jerami untuk pakan ternak. Pada dasarnya petani menyetujui teknologi PTT kedelai, namun belum sepenuhnya diterapkan. Tabel 2 menunjukkan persepsi petani tentang teknologi PTT kedelai. Persepsi Petani terhadap Varietas Unggul Kedelai Di Kabupaten Bantul, referensi petani tentang varietas unggul kedelai tergolong rendah. Beberapa varietas yang sudah dikenal petani secara luas adalah Wilis dan Grobogan. Varietas Wilis dikenal luas karena secara khusus pernah diperkenalkan dan ditanam secara massal di Kabupaten Bantul. Varietas Grobogan dikenal karena selalu digunakan sebagai varietas unggul dalam program SLPTT kedelai. Sebanyak 11 varietas unggul kedelai dicoba dan diperkenalkan dalam kegiatan pendampingan SLPTT kedelai oleh BPTP Yogyakarta pada tahun 2013 di Kabupaten Bantul. Di samping pengenalan varietas, diharapkan dapat diketahui tingkat adaptasinya di Kabupaten Bantul. Varietas tersebut adalah Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Detam-1, 146

Detam-2, Gema, Gepak Kuning, Ijen, Panderman, Tanggamus dan Wilis. Gambar 2 menunjukkan produktivitas kededai pada pengenalan varietas di Kabupaten Bantul. Tabel 2. Persepsi petani Kab. Bantul terhadap teknologi PTT kedelai. Kurang setuju Tidak setuju Teknologi PTT kedelai Setuju Tidak tahu Jumlah --------------------------------- ( % ) ---------------------------------- Varietas unggul baru 100 - - - 100 Benih bermutu dan berlabel 100 - - - 100 Saluran drainase 50 40 10-100 Jarak tanam 100 - - - 100 2 3 biji per lubang 100 - - - 100 Pengendalian gulma terpadu 100 - - - 100 Pengendalian hama terpadu 100 - - - 100 Pengendalian penyakit terpadu 100 - - - 100 Mulsa jerami 10 80 10-100 Tanam tugal 100 - - - 100 Pemupukan sesuai kebutuhan 100 - - - 100 Pemberian pupuk organik 100 - - - 100 Pengairan pada periode kritis 100 - - - 100 Panen saat 95% daun kuning 80 20 - - 100 Tebal pengeringan biji 25 cm 100 - - - 100 Gambar 2. Produktivitas (t/ha) varietas unggul kedelai di Kab. Bantul tahun 2013. Demplot pengenalan varietas dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Bambanglipuro dan Srandakan, lahan sawah irigasi, ditanam pada MH-2 bulan Mei sampai Agustus 2013. Secara umum, produktivitas kedelai dalam pengenalan varietas berhasil baik. Produktivitas dihitung berdasarkan berat biji kering hasil ubinan 2,5 m x 2,5 m. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014 147

Varietas unggul kedelai mempunyai karakter yang beragam terkait dengan potensi hasil, umur panen, ukuran biji, warna biji, ketahanan terhadap cekaman biotik atau abiotik dan daya adaptasi. Pemahaman petani terhadap hal tersebut akan berpengaruh terhadap kesukaan dan selanjutnya menentukan terhadap pilihan varietas. Tabel 3 menunjukkan persepsi petani terhadap beberapa varietas unggul kedelai yang diperkenalkan. Tabel 3. Persepsi petani Kab. Bantul terhadap beberapa varietas unggul kedelai. Varietas Suka Kurang suka Tidak suka Tidak tahu Jumlah ----------------------------------------- ( % ) --------------------------------------- Anjasmoro 100 - - - 100 Argomulyo 100 - - - 100 Burangrang 100 - - - 100 Detam-1 60 40 - - 100 Detam-2 60 40 - - 100 Gema 80 10 10-100 Gepak Kuning 50 10 40-100 Ijen 50 10 40-100 Panderman 85 15 - - 100 Tanggamus 90 10 - - 100 Wilis 90 10 - - 100 Varietas yang cenderung adaptif dan memberikan hasil tinggi adalah Anjasmoro, Burangrang, Detam-2, Ijen, Panderman, Tanggamus dan Wilis. Namun petani kedelai Kabupaten Bantul lebih menyukai varietas yang berbiji besar. Kedelai hitam kurang disukai karena memerlukan pemasaran khusus, yang biasanya diserap oleh industri kecap. Tanggamus dan Wilis disukai karena hasilnya tinggi, walaupun berbiji sedang. Gema disukai karena umurnya sangat pendek. KESIMPULAN Varietas unggul kedelai varietas Anjasmoro, Argomulyo dan Burangrang disukai petani Kabupaten Bantul DI Yogyakarta dan menerapkan komponen teknologi PTT secara selektif, sehingga mendukung program SLPTT. DAFTAR PUSTAKA BPS Daerah Istimewa Yogyakarta. 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka. BPS Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. BPS Kabupaten Bantul. 2008 2012. Kabupaten Bantul dalam angka. BPS Kabupaten Bantul. Bantul. Creswell, J.W. 2010. Research Design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Departemen Pertanian. 2008. Panduan pelaksanaan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) kedelai. Departemen Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2010. Pedoman Umum PTT Kedelai. Kementerian Pertanian, 2011. Teknologi produksi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Kementerian Pertanian. Jakarta. 148