BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang di maksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam

JURNAL PELAKSANAAN PEMBERIAN KESEMPATAN KERJA BAGI PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT.ALFA RETAILINDO (CARREFOUR) MAGUWOHARJO, SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang setara untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. (penyandang cacat). Pusat rehabilitasi yang diciptakan pun menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas merupakan sebuah istilah baru untuk menjelaskan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

PERLINDUNGAN HUKUM DARI DISKRIMINASI BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM DUNIA KERJA

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan dan analisis, maka dapat ditarik. simpulan :

BAB I PENDAHULUAN. dengan pria di depan hukum dalam hal memperoleh kehidupan yang. yang dinginkanya dengan catatan wanita tersebut melakukan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 1 ayat (1) tentang. Penyandang Disabilitas mengatur bahwa;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia jumlah pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai rupa yang

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah memberikan perlindungan yang dimasukkan dalam peraturan-peraturan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menghormati,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PP NOMOR 43 TAHUN 1998 PASAL 28 TERHADAP PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT. MADUBARU - PG/PS MADUKISMO.

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

IMPLEMENTASI PEMENUHAN HAK BAGI PENYANDANG DISABILITAS KETENAGAKERJAAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

di segala bidang.banyak sektor yang dibuka untuk para pekerja, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB III PENUTUP. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi segala

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. asasi manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai upaya maksimalisasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016. Kata kunci: Perlindungan hukum, tenaga kerja, penyandang cacat,

mobilitas penduduk, dan pembangunan secara luas 2.

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia, misalnya peran atau tindakan sebuah pemerintahan dalam. demokratis dan berkedaulatan rakyat dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing.

JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) NOMOR 4 TAHUN 2012 TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dapat diambil suatu

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bali merupakan nama salah satu kota wisata di Indonesia. Kota ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada umumnya dinilai rentan, baik dari aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan, maupun kemasyarakatannya. Kondisi inilah yang menyebabkan mereka belum seluruhnya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada sebagai suatu kebutuhan untuk kelangsungan hidup mereka. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan maupun penghidupan, hal-hal yang dapat menunjang kelancaran kerja yaitu dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang mencukupi bagi pekerja penyandang disabilitas yang sangat terbatas pada umumnya di Indonesia. Penyandang cacat memiliki hak fundamental layaknya manusia pada umumnya dan penyandang cacat memperoleh perlakuan khusus dimaksudkan sebagai upaya perlindungan dari kerentanan terhadap berbagai pelanggaran HAM. 1 1 Majda El Muhtaj,2008, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Edisi 1, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.hlm 273.

2 Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan inheren dengan jati diri manusia secara universal 2. Bangsa Indonesia telah menyadari bahwa pekerjaan merupakan salah satu kebutuhan asasi warga negara sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Pasal 27 ayat (2) yang menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaaan serta dalam amandemen pasal 28d ayat (2) sehingga dalam bidang ketenagakerjaan dapat mewujudkan kewajiban negara. 3 Penyandang disabilitas saat ini belum berfungsi sepenuhnya dalam pengaturan akses pergerakan pekerja penyandang disabilitas. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011tentang Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, Pasal 1 menyebutkan tujuan konvensi ini adalah untuk memajukan, melindungi dan menjamin penikmatan penuh dan setara semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental oleh semua penyandang disabilitas, dan untuk meningkatkan penghormatan atas martabat yang melekat pada mereka. Penyandang disabilitas termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama di mana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat 2 Muhtaj, Majda El., 2005, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia; Dari UUD 1945 Sampai Dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002, Cetakan Ketiga/Edisi Agustus 2009, Kencana, Jakarta, hlm 47. 3 Adrian Sutedi.,2011, Hukum Perburuhan, Cetakan Kedua, Sinar Grafika Offset, Jakarta, hlm.1.

3 berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Konvensi ini menyebutkan penyandang cacat sebagai penyandang disabilitas Aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas menentukan bahwa: Agar penyandang disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi secara penuh dalam semua aspek kehidupan, Negara- Negara Pihak harus mengambil kebijakan yang sesuai untuk menjamin akses bagi penyandang disabilitas, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya, terhadap lingkungan fisik, transportasi, informasi, dan komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan komunikasi, serta terhadap fasilitas dan layanan lainnya yang terbuka atau tersedia untuk publik, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 31 disebutkan bahwa: Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan maupun penghidupan. Pengakuan tersebut telah dikuatkan secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, di ikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat, yang menyatakan bahwa adanya kesamaan

4 kesempatan bagi penyandang cacat untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. Hak kesamaan dan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan bagi penyandang disabilitas telah diatur di dalam peraturan perundang-undangan. Adanya aturan-aturan hukum yang mengatur mengenai hak kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan bagi penyandang disabilitas tersebut menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah terhadap para penyandang disabilitas demi menjaga hak-hak dan kewajiban. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesamaan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan hal tersebut tercantum dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi: Setiap tenaga kerja memiliki kesamaan kesempatan tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Kesamaan dan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas telah diatur secara tegas didalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat serta kuota dari kesamaan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Peraturan tentang kuota kesamaan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat yang terdapat dalam Pasal 28, yaitu: Pengusaha harus mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang penyandang cacat yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan sebagai pekerja pada perusahaannya untuk setiap 100 (seratus) orang pekerja perusahaannya.

5 Pemerintah dalam hal ini akan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas dan kepada lembaga, masyarakat, dan/atau perseorangan yang berjasa dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas, hal tersebut telah dimuat di dalam Pasal 27 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat bagi perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas tersebut harus memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 67 yang mengatakan : Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. Pemberian perlindungan tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh perlindungan dalam penjelasan Pasal 67 adalah penyediaan aksesibilitas, pemberian alat kerja, dan alat pelindung diri yang disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatannya. 4 Setiap penyandang disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan yang dilaksanakan melalui penyediaan aksesibilitas. 5. Pada hal penyediaan aksesibilitas dan pelindung diri sebagai sarana penunjang untuk mendukung penyandang disabilitas dalam bekerja juga 4 Rusli, Hardijan, 2004, Hukum Ketenagakerjaan-Berdasarkan UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, Cetakan Kedua/Edisi Agustus 2011, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.hlm. 99 5 Rusli, Hardijan, 2004, Hukum Ketenagakerjaan-Berdasarkan UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Terkait Lainnya, Cetakan Kedua/Edisi Agustus 2011, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.hlm. 100

6 masih kurang dirasakan oleh pekerja penyandang disabilitas karena tidak ada fasilitas-fasilitas khusus yang disediakan bagi kaum disabilitas, demikian juga dalam hal pembagian kerja yang sangat tidak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan dari pekerja penyandang disabilitas, dimana porsi dan keadaan mereka terkadang terlalu disamakan dengan pekerja yang non-disabilitas. Contohnya dalam aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,seperti kemudahan bagi penyandang disabilitas untuk berinteraksi dengan lingkungan kerja yang berupa fasilitas atau sarana dan prasarana khusus agar mereka untuk dapat bergerak dengan leluasa secara mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain di lingkungan kerja. Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis terdorong untuk melakukan penelitian Penulisan Hukum dengan judul Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja bagi Pekerja Penyandang disabilitas di PT. Alfa Retailindo (Carrefour), Maguwoharjo, Sleman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pemberian kesempatan kerja bagi pekerja penyandang disabilitas di Carrefour, Maguwoharjo,Sleman? 2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pemberian kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas?

7 C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan penelitian yang dilakukan dalam penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang pelaksanaan pemberian kesempatan kerja bagi pekerja penyandang disabilitas di Carrefour. Maguwoharjo,Sleman. Penulisan ini sebagai bahan untuk menyusun Penulisan hukum yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian meliputi: a. Bagi Penulis Penelitian yang dilakukan ini akan memiliki manfaat bagi Penulis sendiri yaitu menambah wawasan pengetahuan dari penulis, terkait Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja bagi Pekerja Penyandang disabilitas di Carrefour, Maguwoharjo, Sleman. b. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat dalam perkembangan hukum secara umum dan khususnya bagi Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja bagi Pekerja Penyandang disabilitas di Carrefour, Maguwoharjo,Sleman.

8 c. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat yang khususnya penyandang disabilitas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi penyandang disabilitas sebagai pihak yang menjadi subjek dalam penelitian, agar mengetahui dan mendapatkan hak-hak yang dimiliki dalam memperoleh kesamaan dan kesempatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. E. Keaslian Penulisan Penulisan dengan judul Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja Bagi Pekerja Penyandang Disabilitas di Carrefour. Maguwoharjo,Sleman merupakan karya asli dan bukan merupakan duplikasi ataupun plagiat. Penelitian ilmiah ini dalam melakukan penelitian ada yang meneliti dengan variable yang sama yaitu mengenai kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di perusahaan seperti berikut: Marthen YCNKF.Rodriquez ( 02 05 08159) dari Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan judul Perlindungan Hukum Bagi Penyandang Cacat untuk memperoleh kesempatan kerja di perusahaan sebagai bentuk pemenuhan kuota 1% oleh perusahaan untuk memperkerjakan tenaga kerja penyandang cacat. Tujuan Penelitian sebagai berikut:

9 Untuk melihat dan mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi penyandang cacat dalam hal memperoleh kesempatan kerja di perusahaan Penerbit dan Percetakan Andi Ofset sebagi bentuk pemenuhan kuota 1% oleh perusahaan untuk mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat dan apa kendala Perusahaan Penerbit dan Percetakan Andi Ofset dalam memberikan kesamaan bagi para tenaga Kerja Penyandang Cacat. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Perusahaan penerbit dan percetakan Andi Ofset belum dapat memenuhi kuota 1% untuk mempekerjakan penyandang cacat. b. Kendala yang dihadapi Perusahaan Penerbit dan Percetakan Andi Ofset adalah: 1. Tidak adanya penyandang cacat yang datang untuk mengajukan lamaran pekerjaan 2. Perusahaan tidak memiliki aksesibilitas agar dapat menunjang segala aktifitas tenaga kerja penyandang cacat, antara lain tangga dan toilet. 3. Perusahaan tidak memiliki hubungan kerjasama dengan tempat rehabilitasi pelatihan yang dapat dijadikan tempat perekrutan tenaga kerja penyandang cacat. 6 6 Merthen YCNKF. Rodriquez, Tahun 2008, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Perlindungan Hukum Bagi Penyandang Cacat Untuk Memperoleh Kesempatan

10 F. Batasan Konsep Berkaitan dengan obyek penelitian dengan judul Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja bagi Pekerja Penyandang Disabilitas di PT. Alfa Retailindo (Carrefour), Maguwoharjo, Sleman, maka dapat diuraikan batasan konsep sebagai berikut: a. Pengertian Hak Menurut Kamus Hukum adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu. b. Pengertian Pekerja/buruh Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. c. Menurut Pasal 1 butir 4 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. d. Pengertian Penyandang Disabilitas menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas adalah penyandang disabilitas termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik,mental,intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama di mana berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat Kerja di Perusahaan Sebagai Pemenuhan Kuota 1% Oleh Perusahaan Untuk Memperkerjakan Tenaga Kerja Penyandang Cacat.

11 menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum, penelitian ini memerlukan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. 2. Sumber Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan juga data sekunder sebagai data pendukung. a. Data primer berupa keterangan-keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara dan kuesioner dengan pihak-pihak yang dipandang mengetahui obyek yang diteliti. b. Data sekunder terdiri dari: 1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat 7 yang berupa peraturan perundang-undangan yaitu: a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 7 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001. Penelitian Hukum Normatif : Suatu tinjauan singkat, Grafindo,Jakarta,hlm 12.

12 c) Undang Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. d) Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia e) Undang Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas. f) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. g) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP/205/MEN/1999 tentang Pelatihan kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Cacat. h) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 104/MENKES/PER/II/1999 tentang Rehabilitasi Medik 2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan Undang-Undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari ahli hukum, dan sebagainya. 3. Cara Pengumpulan Data a. Studi Lapangan Wawancara ialah suatu metode pengumpulan data primer yang dilakukan kepada narasumber tentang obyek yang diteliti berdasarkan

13 pada pedoman wawancara yang telah disusun. Wawancara dilakukan dengan Kepala Bagian Personalia Carrefour. b. Kuesioner Pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam penelitian ini adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada responden berdasarkan pertanyaan kepada responden yang telah disusun sebelumnya mengenai obyek yang diteliti. Kuesioner ditujukan langsung kepada pekerja penyandang disabilitas di Carrefour, Maguwoharjo,Sleman. Kuesioner berupa pertanyaan yang bersifat tertutup, mengingat keadaan dari pekerja itu sendiri. c. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Alfa Retailindo (Carrefour), Maguwoharjo, Sleman. 5. Narasumber Narasumber adalah subyek yang memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang berupa pendapat hukum yang berkaitan dengan permasalahan

14 hukum yang diteliti.narasumber dalam penelitian ini adalah Bapak Mulyana selaku bagian Personalia. 6. Responden Responden adalah subyek yang memberikan jawaban pertanyaan dalam penelitian. Pada penelitian hukum ini, yang menjadi responden adalah Bapak Suratman 7. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian di lapangan akan diolah menggunakan analisis kualitatif artinya analisis data berdasarkan apa yang diperoleh dari kepustakaan maupun lapangan baik secara lisan maupun tertulis, disajikan tidak dalam bentuk angka-angka tetapi disusun dalam bentuk kalimat-kalimat yang logis. Metode yang digunakan adalah berfikir induktif, yaitu metode berfikir dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan menjadi bersifat umum. Hasil penelitian diperoleh dari penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan disusun secara sistematis sehingga saling melengkapi, kemudian dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pelaksanaan pemberian kesempatan kerja bagi pekerja penyandang disabilitas.