BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan dengan persaingan. Era globalisasi cenderung membuat suatu negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

I.1 Latar Belakang Kebutuhan primer terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Siliwangi No. 26 Telp. (0232) Kasturi Kuningan Kode Pos 45521

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUNINGAN, KECAMATAN CIBEUREUM, CIBINGBIN, DAN CIGUGUR

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BUPATI KUNINGAN. KEPUTUSAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 487/KPTS.149-diskominfo/2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap menyelenggaraan pendidikan. Menurut Gaspersz (2011:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUNINGAN

SERTIFIKASI GURU, ANTARA PROFESIONALISME, TANTANGAN, DAN REALITA GURU*) Oleh : Badrun Kartowagiran**)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan yaitu untuk membuat anak

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan bagian dari pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. dengan kebutuhan serta tidak ketinggalan jaman. Penyesuan tersebut secara

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang menjadi kunci dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada Era globalisasi yang ditandai persaingan kualitas atau mutu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN SEKRETARIAT DAERAH Jl. Siliwangi No. 88 Telp. (0232) K U N I N G A N Kode Pos 45512

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN KECAKAPAN HIDUP SISWA SMA KELAS XII IPS DI BANJARMASIN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui. mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen tenaga

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan suatu perubahan atau keterbukaan di dalam kehidupan baik sektor ekonomi, sosial, budaya atau sektor politik yang dihadapkan dengan persaingan. Era globalisasi cenderung membuat suatu negara tidak bisa terlepas dari pengaruh negara lain, dimana globalisasi telah mengubah cara hidup individu demikian pula negara dan masyarakat. Tidak ada seorangpun lagi yang dapat keluar dari arus globalisasi dewasa ini. Dengan adanya globalisasi maka suatu negara dihadapkan dengan adanya persaingan. Persaingan seperti ini tentunya menuntut kesiapan negara secara optimal bila tetap ingin bisa berperan dan menghadapi persaingan saat ini dan yang akan datang yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Bagi Indonesia sendiri, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia salah satunya adalah dengan memperhatikan sektor pendidikan. Karena sektor pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk watak bangsa menuju bangsa yang berkualitas dan bisa bersaing. Kualitas suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peranan seorang guru. Guru merupakan aktor utama yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang baik. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang berarti tanpa dukungan oleh guru yang profesional dan berkualitas. Puji Pandulidinillah, 2012 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

2 Menurut Mulyasa (2011: 18), karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah dan mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi atau standar mutu yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran serta mengedepankan nasib peserta didiknya untuk bisa menggunakan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Salah satu cara agar peserta didik mampu menggunakan potensi dan mengelola kecakapan yang dimilikinya dalam pembelajaran adalah kinerja guru tersebut. Kinerja guru yang dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran. Dari pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa tugas guru bukan saja mengajar melainkan dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada guru ekonomi di Kabupaten Kuningan Tahun 2012 dengan rincian lima guru ekonomi yang sudah sertifikasi dan lima guru ekonomi yang belum sertifikasi melalui sepuluh sekolah yaitu SMAN 1 Luragung, SMAN 1 Ciawigebang, SMAN 1 Lebakwangi, SMAN 1 Garawangi, SMAN 1 Kuningan, SMAN 2 Kuningan, SMAN 3 Kuningan, SMAN 1 Cigugur, SMAN 1 Jalaksana dan SMAN 1 Pasawahan. Di dapatkan hasil sebagai berikut:

3 Tabel 1.1 Hasil Pra Penelitian Kinerja Guru Ekonomi Pada SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan Kriteria Penafsiran Keterangan Sudah Sertifikasi Belum Sertifikasi 4,01-5,00 Sangat Tinggi 8,70% 39,13% 3,01-4,00 Tinggi 82,61% 60,87% 2,01-3,00 Sedang 8,69% 0,00% 1,01-2,00 Rendah 0,00% 0,00% 0,01-1,00 Sangat Rendah 0,00% 0,00% Sumber: Sudjana 2005: 67 (data diolah) Berdasarkan data tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa kinerja guru ekonomi yang sudah sertifikasi (SS) dengan guru ekonomi yang belum sertifikasi (BS) didominasi pada kriteria penafsiran 3,01 4,00, hal ini berarti kinerja guru ekonomi berada dalam tingkatan yang tinggi dengan nilai masing-masing SS 82,61% dan BS 60,87%. Namun jika kita bandingkan kinerja guru berdasarkan keterangan sangat tinggi justru didominasi oleh guru yang belum sertifikasi yaitu sebesar 39,13%, sedangkan guru yang sudah sertifikasi hanya sebesar 8,70%. Selain itu, kinerja guru ekonomi yang sudah sertifikasi juga masih ada beberapa guru berada pada keterangan sedang sebesar 8,69%. Jadi kesimpulannya, kinerja guru ekonomi yang belum sertifikasi ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan guru ekonomi yang sudah sertifikasi. Menurut Dekan Sampoerna School of Education Prof. Dr. Paulina Pannen, mengatakan bahwa: Data UNESCO 2011, Indonesia memiliki lebih dari 3,4 juta orang guru. Namun, berdasarkan Kemendiknas hanya 16,9 persen atau 575 ribu orang guru yang memiliki sertifikasi. "Kekurangan baik dalam jumlah maupun mutu tenaga pendidik mempertaruhkan masa depan generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, selayaknya tanggung jawab membangun generasi muda, meningkatkan jumlah, dan mutu tenaga pendidik profesional merupakan tanggung jawab kita bersama." (Liputan6.com)

4 Sedangkan menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Hj. Netty Prasetyani Heryawan dalam Seminar Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia dan Pekan Seni Sastra Bahasa Indonesia di Universitas Pasundan, Bandung, mengatakan bahwa: Hasil evaluasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 10 persen dari 200.000 guru bersertifikat di Jawa Barat mengalami penurunan kerja. Sebanyak 70 persen lainnya stagnan atau tetap dan 20 persen sisanya mengalami peningkatan. Artinya, tesis bahwa meningkatnya kesejahteraan guru diharapkan meningkat pula kualitas pendidikan, perlu ditinjau ulang. "Guru adalah pendidik profesional. Sayangnya realita di lapangan, masih banyak guru yang tidak berlatar belakang dengan ketentuan/bidang studi yang sesuai," dan masih banyak guru yang memiliki kompetensi/profesionalitas rendah. Masih banyak guru yang kurang terpacu untuk mengembangkan diri. Hanya sedikit guru yang secara sungguh-sungguh dalam membangun kesejawatan. Untuk itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru: sertifikasi, seminar-seminar, mengubah paradigma, "bukan lagi teacher learning center, tapi student learning center". Variabel besar dalam kesuksesan pendidikan meliputi hardware, software, dan brainware. Untuk itu perlu adanya restrukturisasi dari mulai paradigma berpikir guru tersebut, hingga tingkatan kebijakan pemerintah. (jabarprov.go.id) Adapun pendapat lain, Menurut Satria Dharma, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI), mengatakan bahwa: Karena fokus pada tugasnya mengajari siswa, kebanyakan guru melupakan belajar untuk meningkatkan kompetensinya. "Padahal, kalau berani mengajar, maka guru harus berani belajar. Implikasi dari rendahnya motivasi belajar di kalangan guru adalah apatisme dalam pembelajaran. Pemicunya adalah ancaman kelulusan pada ujian nasional yang menjadi tujuan utama dalam sistem pembelajaran di Indonesia. IGI masih melihat mutu dan profesionalitas guru sebagai tantangan utama pendidikan nasional. Sementara, program sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum serta merta meningkatan mutu dan profesionalitas mereka. Padahal mutu guru adalah ujung tombak mutu pendidikan nasional. Tanpa guru yang bermutu, pendidikan berkualitas pun akan sulit didapat. (okezone.com) Dari berbagai pendapat diatas terlihat bahwa masih banyaknya guru di Indonesia yang belum sertifikasi namun untuk di Jawa Barat sendiri guru yang sudah lulus sertifikasi ternyata dalam peningkatan kinerjanya masih rendah dan

5 stagnan, tentunya hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai, masih rendahnya kompetensi guru serta masih rendahnya motivasi guru sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan kinerja guru tersebut. Menurut Mulyasa (2008: 10), faktor-faktor rendahnya keprofesionalan guru yang akan berdampak pada kinerja guru adalah (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar jam bekerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri baik membaca, menulis apalagi membuka internet; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemungkinan adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi ataupun setengah jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesionalnya; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di Perguruan Tinggi. Berdasarkan permasalahan guru tersebut yang berkaitan dengan keprofesionalan guru yang masih rendah, sangatlah penting untuk diselesaikan secara komprehensif yang menyangkut semua aspek yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi dan administrasinya. Kabupaten Kuningan memiliki beberapa SMA Negeri yang guru-gurunya sudah sertifikasi dan yang belum sertifikasi. Sehingga disini guru-guru tersebut dituntun untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ditunjang dengan kinerja

6 guru yang baik. Pada tahun 2011 Kabupaten Kuningan memiliki guru SMA Negeri sebanyak 787 orang yang tersebar di 19 SMA Negeri Kabupaten Kuningan dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkannya. Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang dijadikan prasyarat dalam kelulusan Ujian Nasional bagi siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Adapun jumlah guru ekonomi di Kabupaten Kuningan adalah sebanyak 61 orang yang terdiri dari 42 guru yang sudah sertifikasi dan 19 guru yang belum sertifikasi. Banyaknya guru ekonomi yang sudah sertifikasi, maka hal ini mengindikasikan bahwa kriteria guru profesional sudah terpenuhi dan kompetensi seorang guru ekonomi pun sudah teruji. Dengan demikian seorang guru ekonomi dinyatakan sudah berkualitas, kualitas ini akan mempengaruhi kinerja seorang guru ekonomi. Kinerja guru ekonomi yang berkualitas, tentunya akan berpengaruh terhadap output didikannya. Guru ekonomi yang berkualitas akan menghasilkan output didikan yang berkualitas juga, sebaliknya guru ekonomi yang tidak berkualitas akan menghasilkan output didikan yang tidak berkualitas (asal jadi). Karena hal ini berhubungan dengan cara seorang guru ekonomi mengajar, mendidik, melatih, membimbing, menasihati dan lain-lainnya. Guru ekonomi yang berkualitas tentunya akan memberikan cara pikir atau cara kerja yang bermutu yaitu mengedepankan potensi anak didiknya agar bisa bersaing dalam dunia akademisi. Pentingnya kinerja guru terhadap output didikannya, dapat dilihat dari nilai Ujian Nasional sekolah. Berikut adalah data nilai Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan.

7 No Nama Sekolah Tabel 1.2 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Kuningan 2007/ 2008 2008/ 2009 Pertumbuhan 2008/2009 (%) Tahun Pelajaran 2009/ 2010 Pertumbuhan 2009/2010 (%) 2010/ 2011 Pertumbuhan 2010/2011 (%) 1 SMAN 1 Kuningan 9.38 9.12-0.26 8.41-0.71 8.11-0.3 2 SMAN 2 Kuningan 9.19 8.86-0.33 8.36-0.5 7.92-0.44 3 SMAN 3 Kuningan 8.94 8.82-0.12 8.41-0.41 7.87-0.54 4 SMAN 1 Ciawigebang 8.55 8.72 0.17 7.95-0.77 7.91-0.04 5 SMAN 1 Cibingbin 8.63 8.57-0.06 7.32-1.25 8.28 0.96 6 SMAN 1 Cidahu 8.15 7.19-0.96 7.67 0.48 8.01 0.34 7 SMAN 1 Cigugur 8.24 8.35 0.11 7.74-0.61 7.97 0.23 8 SMAN 1 Cilimus 8.79 6.55-2.24 6.40-0.15 7.54 1.14 9 SMAN 1 Ciniru 8.61 8.16-0.45 7.93-0.23 8.75 0.82 10 SMAN 1 Ciwaru 7.34 6.33-1.01 4.98-1.35 6.65 1.67 11 SMAN 1 Darma * 8.54 0 7.47-1.07 7.94 0.47 12 SMAN 1 Garawangi 8.83 8.82-0.01 8.02-0.8 8.46 0.44 13 SMAN 1 Jalaksana 8.40 7.92-0.48 7.37-0.55 7.59 0.22 14 SMAN 1 Kadugede 9.24 8.55-0.69 7.64-0.91 7.92 0.28 15 SMAN 1 Luragung 9.13 7.44-1.69 8.31 0.87 8.77 0.46 16 SMAN 1 Mandirancan 7.92 7.67-0.25 7.51-0.16 7.70 0.19 17 SMAN 1 Subang 8.45 8.66 0.21 6.99-1.67 7.55 0.56 18 SMAN 1 Lebakwangi 7.85 8.31 0.46 8.40 0.09 7.62-0.78 19 SMAN 1 Pasawahan 8.54 7.81-0.73 7.93 0.12 9.10 1.17 Rata-Rata 8.57 8.13-0.44 7.62-0.51 7.98 0.36 Catatan : *) = belum mengikuti Ujian Nasional (UN) Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (data diolah) Berdasarkan tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa rata-rata nilai ujian nasional pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2007-2011 mengalami penurunan setiap tahunnya terkecuali pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu sebesar 7.98 persen. Dari masalah di atas bisa kita hubungan dengan adanya pelaksanaan program sertifikasi, dimana ketika program sertifikasi sudah berjalan selama enam tahun nilai ujian nasional mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut tidak menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika program sertifikasi baru dimulai yaitu tahun ajaran 2007/2008 dengan peningkatan sebesar 8.57. Seharusnya dengan banyaknya guru yang sudah sertifikasi akan memberikan peningkatan yang jauh lebih baik.

8 Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan prestasi siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Kuningan. Salah satu penyebab penurunan prestasi siswa ini tentu sangat dipengaruhi oleh seorang guru, apakah guru tersebut meyampaikan pembelajaran dengan benar atau tidak, tentu ini akan berpengaruh juga pada kinerja guru tersebut. Menurut T.R. Mitchell (Sedarmayanti, 2001:51), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek yaitu: 1) Quality of Work, 2) Promptness, 3) Intitiative, 4) Capability, dan 5) Communication yang dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Selain itu pengukuran kinerja juga ditetapkan : Performance = Ability x Motivation. Jadi untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang maka perlu pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi. Dengan demikian faktor yang sangat mempengaruhi dalam kinerja adalah kemampuan dan motivasi (kemauan). Banyak orang yang mampu namun tidak adanya kemauan sehingga tetap tidak menghasilkan kinerja. Begitupun sebaliknya banyak orang yang mempunyai kemauan namun tidak ada kemampuan, ini juga tetap tidak akan menghasilkan kinerja. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian: Pengaruh Kompetensi Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru (Survey Pada Guru Yang Sudah Sertifikasi Dengan Yang Belum Sertifikasi Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan).

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengatasi masalah tersebut peneliti membatasi berdasarkan rumusan masalah di bawah ini: 1. Bagaimana gambaran kompetensi guru, motivasi kerja dan kinerja guru yang sudah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi guru yang sudah sertifikasi terhadap motivasi kerja dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru yang belum sertifikasi terhadap motivasi kerja dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 4. Bagaimana pengaruh kompetensi guru yang sudah sertifikasi terhadap kinerja guru dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 5. Bagaimana pengaruh kompetensi guru yang belum sertifikasi terhadap kinerja guru dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 6. Bagaimana pengaruh motivasi kerja yang sudah sertifikasi terhadap kinerja guru dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan?

10 7. Bagaimana pengaruh motivasi kerja yang belum sertifikasi terhadap kinerja guru dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran kompetensi guru, motivasi kerja dan kinerja guru yang sudah sertifikasi dengan yang belum sertifikasi dalam mata pelajaran ekonomi SMA Negeri pada Kabupaten Kuningan. 2. Pengaruh kompetensi guru yang sudah sertifikasi terhadap motivasi kerja 3. Pengaruh kompetensi guru yang belum sertifikasi terhadap motivasi kerja 4. Pengaruh kompetensi guru yang sudah sertifikasi terhadap kinerja guru 5. Pengaruh kompetensi guru yang belum sertifikasi terhadap kinerja guru 6. Pengaruh motivasi kerja yang sudah sertifikasi terhadap kinerja guru 7. Pengaruh motivasi kerja yang belum sertifikasi terhadap kinerja guru

11 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan pendidikan, khususnya bagi SMA Negeri di Kabupaten Kuningan mengenai pengaruh kompetensi guru dan motivasi kerja serta kinerja guru yang sudah sertifikasi dengan guru yang belum sertifikasi. Serta dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Secara Praktis 1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan guru-guru khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja guru yang dilihat dari kompetensi guru dan motivasi kerjanya. 2. Bagi Penulis Menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberikan pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan serta merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya tentang model kompetensi guru, motivasi kerja dan kinerja guru pada lembaga pendidikan lainnya.