BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB III METODE PENELITIAN. O₁ x O₂. X : Perlakuan (treatment)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa ini telah

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar 1.1 Mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsanganrangsangan yang berasal dari lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI SMP/SMA MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fikhi Frasethian,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, kemanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni belajar melaui seni dan belajar tentang seni peran itu tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain, Depdiknas (2003). Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Masunah, J (2012: 75), Menyatakan. Tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan kemampuan mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melaui pendidikan seni diharapkan pula siswa dapat dibantu perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang. Diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda tumbuh sikap apresiatif terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia. Sehubungan dengan hal di atas maka, belajar dengan seni berarti bagaimana cara peserta didik mengikuti, mengalami dan merasakan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Belajar melaui seni berarti dengan seni peserta didik dapat memahami dirinya dan orang lain, terjadinya interaksi sosial, kerjasama, gotong royong, hidup berdampingan, disiplin, kreatif, mengembangkan bakat, sedangkan belajar tentang seni berarti peserta didik perlu mengetahui dan menyadari akan keberadaan dan keanekaragaman budaya, suku, ras, adat istiadat, bahasa serta seni yang ada di lingkungan sekitarnya dan khusunya di Indonesia. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan mencangkup bidang seni rupa, tari, musik dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman konsepsi, apreasiasi, dan 1

2 kreasi. Semua itu diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses dan teknik berkarya dalam konteks masyarakat yang beragam. Pembelajaran seni tari memerlukan pengetauan dan keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan dalam mengolah tubuh, mental, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih akan menjadi suatu keterampilan. Pendekatan keterampilan proses memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperaktikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu yang terampil dalam membentuk kreativitas. Menurut E Mulyasa (2008: 99) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran dengan pendekatan individual dimulai dari objek yang nyata atau objek yang sebenarnya dengan menggunakan pengalaman langsung, sehingga siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih realistis, dan juga anak diajak, dilatih dan dibiasakan melakukan observasai langsung dan membuat kesimpulan sendiri. Dzjiotarbiya. (2011). Pengertian Keterampilan Proses. [Online]. Tersedia: http://dzjiotarbiya.blogspot.com/2011/07/.html. [23 Desember2012] Menurut penjelasan diatas dapat diterangkan bahwa keterampilan proses lebih mengutamakan pada proses pembelajaran atau bagaimana siswa melakukan pembelajaran baik berupa keterampilan, aktivitas dan keaktifan siswa dalam memperoleh pembelajaran sehingga hasil tersebut dapat diaplikasikan sebagai ilmu penegetahuan guna untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan dan kebutuhan dimasyarakat. Pembelajaran seni tari dalam hal ini diperlukan adanya pengetahuan, latihan-latihan kemampuan dalam mengolah tubuh, mental, bersosialisasi, dan keterampilan sehingga, siswa dapat menciptakan gagasan-gagasan, merancang kecerdasan dan berbagai potensi yang dimiliki dalam diri siswa, serta menjadi pengetahuan baru dan berguna dimasa yang akan datang.

3 Salah satu unsur yang diperlukan dalam berolah tari adalah ruang, ruang merupakan tempat dimana penari melakukan gerak. Artinya jika penari melakukan berbagai gerakan maka itulah ruang yang dibutuhkan oleh penari. Ruang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penari baik itu ruang panggung, pelataran, set panggung terbuka dll. Adapun pendapat para ahli mengenai unsur ruang yang diungkapkan oleh: Masunah, J ( 2012: 36) unsur-unsur tari adalah bahan dasar terwujudnya gerak yang dapat disusun menjadi karya tari. Masunah, J dalam Joice (1993) mengidentifikasi unsur-unsur tari adalah badan, tenaga, ruang dan waktu. Unsur ruang terkait dengan level, ( tinggi, rendah), volume ( besar, kecil jangkauan gerak), arah, bentuk dan lintasan, sehingga melaui unsur-unsur ruang tari dapat membuat struktur tari yang bertema dan bercerita dari musikalitas. Kenyataanya pendidikan seni tari saat ini dalam pelaksanaanya khususnya dalam pendidikan seni tari oleh guru, nampaknya masih memerlukan pembenahan khususnya di sekolah. Hanya sebagai pemenuhan kebutuhan mata pelajaran saja, bukan kepada penerapan nilai-nilai, sikap dan prilaku kecintaan terhadap seni dan budayanya. Guru kurang menguasai materi, baik praktik ataupun dalam pencapaian tujuan penerapan pembelajaran tari. Sebagai contoh pada pembelajaran seni guru dituntut dapat mengembangkan pembelajaran di kelas menggunakan metode-metode serta model-model yang sesuai dengan jenjangnya, guru dituntut mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri siswa. Permasalah tersebut guru harus dituntut kreatif dan inovatif mencari bahan ajar dalam melaksanakan pembelajaran seni, sehingga ketiga aspek (apektif, kognitif dan psikomotor) yang ada dalam diri siswa dapat terkontrol sesuai dengan perkembangannya. Selain itu, siswa kurang terampil dan menguasai baik dalam memahami tarian ataupun dalam membawakan tarian tersebut, hal lain tarian itu cukup sulit untuk dikuasai oleh siswa. Padahal kemampuan minat dan bakat yang ada pada diri siswa itu harus dikembangkan dan tersalurkan lewat pembelajaran seni tari. Hal- hal seperti ini yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Masalah-masalah lain dalam pendidikan seni tari yaitu kurangnya kesadaran siswa dalam memahami unsur-unsur pembangun tari salah satunya yaitu ruang, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan

4 keterampilan proses berolah tari dan menemukan berbagai ide gerak yang dapat disusun menjadi sebuah karya tari, serta meningkatkan kemapuan siswa dalam membawakan tarian tersebut dengan penuh nilai estetik dan estetika tari. Membangun prestasi belajar siswa dalam peningkatan pembelajaran, mengarahkan kegiatan belajar serta menimbulkan semangat dalam belajar merupakan hal yang terpenting dalam kebermaknaan pembelajaran tari. Dalam hal ini pembelajaran seni tari merupakan suatu upaya dalam mengembangkan serta memberikan kesempatan bagi anak untuk mengalami kontribusinya dalam kegiatan tersebut. Salah satunya yaitu memahami pentingnya pengolahan konsep ruang yang dapat memberikan keragaman pola, level, lintasan yang nantinya diaplikasaikan kedalam gerak. Kesempatan tersebut dapat dialami langsung oleh siswa dalam melakukan gerak yang sesuai dengan kemampuannya. Metode pembelajaran ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai pengerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan lancar jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya, oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran. Dengan demikian perbaikan metode dalam proses pelaksanaan pembelajaran seni tari salah satunya adalah metode drill. Metode drill merupakan salah satu dari berbagai macam metode mengenai bagaimana suatu cara atau langkah pembelajaran dilakukan. Drill diharapkan dapat meningkatkan kecakapan motoris, misalnya seperti menggunakan alat-alat (menggunakan berbagai alat musik, berolahraga, menari, pertukangan dll). Salah satunya dalam memahami aspek ruang gerak pada pembelajaran seni tari yang didalamnya terdapat macam-macam bentuk seperti level, volume dan lintasan yang pada akhirnya siswa dapat menggunakan

5 keterampilan dari apa yang telah ia punya melaui latihan-latihan. Adapun pengertian metode drill menurut para ahli. Roestiyah mengungkapkan bahwa metode drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Alamajdzub. (2012).Bab i Pendahuluan Metode Mengajar. [Online]. Tersedia: http://alamajdzub.blogspot.com/2012/06/bab-i-pendahuluan-metodemengajar.html.[16 Desember 2012]. Untuk itu, peneliti menemukan salah satu alternatif untuk membantu dalam memecahkan permasalahan pembelajaran seni tari diperlukan berbagai srategi, baik dalam mengunakan metode ataupun menggunakankan modelmodel pembelajaran, salah satunya adalah dengan menggunakan metode drill yang dapat memberikan upaya terhadap pengembangan keterampilan siswa dalam membawakan atau menampilkan tarian. Dalam hal ini peneliti akan membuat judul Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tari untuk Menumbuhkan Pemahaman Aspek Ruang Gerak Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 15 Bandung. B. Rumusan Masalah Menurut pendapat Sugiyono (2011: 59) menyatakan rumusan masalah adalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran tari untuk menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak menggunakan metode drill? 2. Bagaimana hasil penerapan pembelajaran tari setelah menggunakan metode drill pada pemahaman aspek ruang gerak? C. Tujuan Penelitian Dengan penelitian ini maka peneliti mempunyai tujuan-tujuan tertentu sebagai berikut: 1. Ingin mengetahui bagaimana proses keterampilan pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode drill.

6 2. Untuk memperoleh data dari hasil eksperimen pada proses pelaksanaan pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode drill untuk pemahaman aspek ruang gerak. D. Manfaat Penelitian Dengan melaksanakan metode drill pada pengajaran tari kreasi dengan menumbuhkan pemahaman aspek ruang, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di Indonesia pada umunnya, guru seni tari pada khususnya dan beberapa pihak lainnya yaitu: 1. Siswa Sebagai pemberian pengalaman yang lebih bermanfaat dan berguna bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan minat melaui kegiatan ini dan siswa dapat memahami aspek ruang gerak yang telah diajarkan sehingga mereka terbiasa dan dapat membuat desain yang mereka inginkan yang sesuai dengan kemampuannya. Adapun manfaat lain yaitu, memberikan kontribusi positif sebagai langkah awal dalam melaksanakan kegiatan yang akan mereka pergunakan di masa yang akan datang, baik dalam kehidupan sekolah ataupun masyarakat. 2. Peneliti Untuk mengetahui efektifitas metode drill pada pembelajaran seni tari serta untuk memperoleh pengalaman dan meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai bagaimana melaksanakan metode drill dalam menerapkan pembelajaran pada jenis tari-tari yang lain melalui pemahaman aspek ruang gerak, sehingga pada proses kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti dapat menerapkan. 3. Guru Sebagai salah satu cara atau metode bagi guru mengenai bagaimana pembelajaran tari dengan menggunakan metode drill yang dapat disesuai dengan pengalaman, perkembangannya dan pemahaman aspek ruang gerak dapat menjadikan salah satu bahan yang dijadikan materi pada kegiatan belajar mengajar, sehingga dengan adanya metode dan pemahaman ruang gerak

7 pembelajaran menjadi lebih beragam dan menyenangkan, maka hal ini dapat memberikan gambaran bahwa pembelajaran seni tari dapat menjadi media untuk mengembangkan dan menyalurkan kemampuan siswa berkreatifitas, membangun interaksi, saling bekerjasama dan sebagai motivasi dalam meningkatkan pembelajaran. 4. Sekolah Pengembangan perencanaan pembelajaran yang berkelanjutan serta kemampuam dalam memgembangkan dan berkarya kreatif yang berdampak positif bagi siswa menjadi motivasi serta pengalaman. Adapun pemahaman aspek ruang dapat dijadikan salah satu bahan untuk materi pembelajaran seni tari khusunya yang ada di SMP Negeri 15 Bandung. 5. Lembaga UPI Menambah reverensi bagi perpustakaan baik universitas maupun jurusan dan dapat memberikan pengetahuan baru bagi para mahasiswa ataupun pembaca bahwa salah satu aspek ruang gerak dapat meningkatkan suatu keterampilan dalam kegiatan pembelajaran. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada penelitian ini terdiri atas beberapa bab diantaranya: BAB I PENDAHULUAN ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi. BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang hasil penelitian terdahulu, pendidikan seni di sekolah, pengertian metode drill, pengertian ruang gerak tari, karakteristik siswa, menumbuhkan pemahaman aspek ruang gerak pada tari, evaluasi pembelajaran. BAB III METODE PENELITIAN berisi tetang metode penelitian, definisi operesional, variabel penelitian, hipotesis penelitian, lokasi, populasi dan sampel Penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, kegiatan studi awal penelitian, hasil pretest pembelajaran tari sebelum menggunakan metode drill, perencanaan pembelajaran metode drill, proses pembelajaran, persiapan

8 pembelajaran pertemuan ke 1, proses kegiatan pembelajaran ke-1, persiapan pembelajaran pertemuan ke-2, proses kegiatan pembelajaran ke-2, hasil pemahaman pembelajaran, data pengolahan hasil pretest, pembahasan dalam penelitian ini yaitu uji hipotesis, pembahasan hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI kesimpulan berisi tentang kesimpulan dan implikasi selain itu terdapat DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN-LAMPIRAN, RIWAYAT HIDUP.