KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL. ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

KONTRIBUSI KEKUATAN, POWER OTOT, PANJANG LENGAN, TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP LONCAT HARIMAU. Jurnal. Oleh. Riyan Jaya Sumantri

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING JURNAL. Oleh MARLINA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mahendra (2000: 35) kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN. adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN REAKSI TERHADAP TENDANGAN DOLLYO. Jurnal.

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Journal of Sport Sciences and Fitness

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

KONTRIBUSI PANJANG, KELENTUKAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP TENDANGAN SABIT PENCAK SILAT. ( Jurnal Skripsi) Oleh : ANDRIA AFIANA

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN RENANG. Jurnal. I Wayan Nesha Dharma

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HANDSTAND. Jurnal. Oleh. Ririn Efrina

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, DAN PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN HANDSTAND. Jurnal. Oleh.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Journal of Sport Sciences and Fitness

FAIZAL HAQI NUSANTORO NPM

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI

BAB III METODE PENELITIAN

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

OTOT LENGAN DAN POWER

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Physical Education, Health and Sport

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN DAYA LONCAT DAN SMASH PADA ATLET BOLAVOLI PUTRI

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

KONTRIBUSI KELENTUKAN TUBUH, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN KAYANG. (Skripsi) Oleh RESTU TRIWIJAYA

Transkripsi:

1 KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

2 ABSTRACT CONTRIBUTIONS STERNGTH OF ARM, LEG STRENGTH AND FLEXIBILITY DINGS ON HIPS By: Mahyudi Dwi Septian Mentor: Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd Research aims to investigate the contribution of the arm muscle strength, leg muscle strength and flexibility of the hips slamming on athletes wrestling in PPLP Lampung. The method used in this study is a survey research with technique test. The samples used were all wrestling athletes of PPLP Lampung, amounting to 5 people. Data collection techniques are using test and measurement techniques and data analysis using regression techniques. The result showed that the arm muscle strength is 83,57%, leg muscle strength accounted is 83,51%, flexibility accounted is 24,42%. It can be concluded that the arm muscle strength gives contribution to the abilty of the hip dings. As implied to gain succes in the sport of wrestling hip dings, it needed to pay attention to all the physical elements, especially the strength of arm muscles. Keywords: hip dings, wrestling, strength, flexybility, muscle arm, leg.

3 ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL Oleh Mahyudi Dwi Septian Pembimbing: Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap bantingan pinggul pada atlet gulat di PPLP lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik test. Sampel yang digunakan adalah seluruh atlet gulat PPLP Lampung yang berjumlah 5 orang. Teknik pengambilan data menggunakan teknik tes dan pengukuran serta teknik analisis data menggunakan regresi. Hasil penelitian menunjukan kekuatan otot lengan sebesar 83,57%, kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 83,51%, Kelentukan memberikan kontribusi sebesar 24,42%. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kemampuan bantingan pinggul. Sebagai implikasikan untuk memperoleh keberhasilan bantingan pinggul pada olahraga gulat, perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama kekuatan otot lengan. Kata Kunci : Bantingan Pinggul, Gulat, Kekuatan, Kelentukan, Otot Lengan, Tungkai.

4 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Gulat merupakan beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan seluruh anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan cara menarik, mendorong, membanting, menjegal dan mengunci dengan tujuan posisi kedua bahu lawan menempel diatas matras, sehingga terjadi touce (kemenangan mutlak). Touche untuk menyatakan bahwa seorang pegulat dinyatakan kalah dengan teknik jatuhan. Olahraga gulat dikenal dengan dua gaya yang dipertandingkan yaitu gaya Romawi Yunani dan gaya bebas. Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga, didalamnya dimungkinkan terjadi suatu perkelahian, pertarungan yang sengit mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci. Gulat merupakan beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan seluruh anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan cara menarik, mendorong, membanting, menjegal dan mengunci dengan tujuan posisi kedua bahu lawan menempel diatas matras, sehingga terjadi touce (kemenangan mutlak). Touche untuk menyatakan bahwa seorang pegulat dinyatakan kalah dengan teknik jatuhan. Olahraga gulat dikenal dengan dua gaya yang dipertandingkan yaitu gaya Romawi Yunani dan gaya bebas. Sumber tenaga yang dipakai pegulat dalam melakukan teknik bantingan, agar menghasilkan bantingan yang sempurna apabila menggunakan tarikan yang dibantu oleh gerakan pinggang. Gagalnya seorang pegulat dalam melakukan teknik bantingan pinggang disebabkan oleh kurang baiknya teknik dan konsentrasi dalam melakukan gerakan teknik harus fokus, juga dapat disebabkan kurang baiknya pegulat dalam faktor kondisi fisiknya. Dari penjelasan diatas, bisa ditemukan permasalahan yaitu mengapa teknik bantingan pada pinggul tersebut sering gagal dilakukan oleh seorang pegulat? Untuk dapat melakukan teknik bantingan dengan baik dalam latihan maupun pertandingan tentu sangat memerlukan penguasaan kemampuan fisik, teknik, taktik serta mental. Berkaitan dengan hal tersebut Harsono (1988:237) menjelaskan sebagai berikut : Untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet yang maksimal, ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet antar lain, latihan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat aspek tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan seorang pegulat, dengan demikian keempat aspek tersebut harus menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan latihan. Sehingga prestasi atlet akan meningkat dan meghasilkan prestasi yang diharapkan. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah yaitu : 1. kurangnya latihan yang dilakukan untuk melatih kekuatan otot lengan sehingga hasil bantingan yang belum sempurna. 2. kurangnya latihan yang dilakukan untuk melatih kekuatang otot

5 tungkai sehingga hasil bantingan pinggul yang belum sempurna. 3. Latihan kelentukan yang masih belum di utamakan. 4. Hasil yang berbeda antar pegulat PPLP yang satu dengan yang lainnya. 5. Kurangnya pemahaman yang dimiliki pelatih tentang fungsi masing-masing unsur-unsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan tehnik bantingan pinggul 6. Unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai dan kelentukan para atlet yang lemah mempengaruhi keberhasilan bantingan. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar kontribusi kekuatan lengan terhadap hasil bantingan pinggul atlet PPLP Lampung? 2. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap hasil bantingan pinggul atlet PPLP gulat Lampung? 3. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap hasil bantingan pinggul atlet PPLP gulat Lampung? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap hasil bantingan pinggul pada olahraga gulat. 2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap hasil bantingan pinggul pada olahraga gulat. 3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kelentukan terhadap hasil bantingan pinggul pada olahraga gulat. Manfaat Penelitian Apabila peneliti terbukti berada pada taraf signifikan, yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para pelatih dalam menyusun program latihan dalam upaya peningkatan kemampuan para atletnya. b. Penelitian ini dapat dijadikan penduan oleh atlet maupun pelatih dalam menentukan arah proses latihan. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mencari faktor-faktor penunjang yang dapat meningkatkan keterampilan dan untuk meraih prestasi b. Untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai dalam olahraga gulat dan kelentukan terhadap hasil teknik bantingan pinggul pada olahraga gulat. II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Olahraga Gulat Gulat adalah salah satu cabang olahraga beladiri kuno yang dilakukan oleh dua orang di atas matras, gulat diperkirakan sudah ada sejak tahun 2050 sebelum masehi, mula mula dilakukan oleh bangsa Sumeria kemudian berkembang di Mesir, hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan sejarah di Mesir yang menggambarkan teknik-teknik dalam cabang olahraga gulat, seperti ; berdiri

6 pada posisi yang kokoh dan teknik serangan kaki. Teknik Dasar Olahraga Gulat Seseorang tidak mungkin bisa melakukan olahraga gulat tanpa menguasai teknik dasar gulat dengan baik, penguasaan teknik dasar biasanya dapat dilakukan dengan drill yang dilakukan secara berulang-ulang sampai teknik dasar tersebut dikuasai. Dengan demikian penguasaan teknik dasar merupakan modal utama untuk meraih prestasi. Adapun macam macam teknik dasar dalam olahraga gulat antara lain adalah teknik jatuhan, teknik posisi bawah, teknik serangan kaki, teknik susupan, teknik tarikan, teknik sambungan, dan teknik bantingan. Teknik Bantingan Pinggul Bantingan pinggul biasanya dipergunakan pada gulat gaya Yunani Romawi ( Greco Roman ), jenis teknik bantingan ini memanfaatkan pinggul sebagai tumpuan teknik bantingan. Kekuatan otot Lengan Untuk melakukan teknik bantingan yang baik diperlukan unsur kondisi fisik yang memadai. Dengan kondisi yang baik atlet dapat mengerahkan seluruh kemamampuan teknik yang atlet miliki dengan baik. Salah satu komponen fisik yang diperlukan adalah kekuatan. Kekuatan menurut Harsono (1988:176), menjelaskan kekuatan otot adalah kemampuan kontraksi otot yang menimbulkan tegangan terhadap suatu tahanan. Dalam melakukan teknik bantingan, kekuatan otot lengan dibutuhkan pada saat menarik lawan. Menurut suharno (1991: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya. Gambar 8. : Otot Lengan (Sumber: Evelyn C. Pearce, 2010: 132) Pengertian Tungkai Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik Postur tubuh merupakan salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga. M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh. Lebih lanjut M. Sajoto (1995:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi: a. Ukuran tinggi dan panjang tubuh b. Ukuran besar, lebar dan berat tubuh c. Somatotype (bentuk tubuh) Kelentukan Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluasluasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala

7 aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh. Kerangka Berpikir Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah, Jika seorang atlet memiliki kekuatan otot tungkai yang baik maka akan memberikan hasil yang lebih besar terhadap bantingan pinggul, Jika seorang atlet memiliki kekuatan otot lengan yang baik maka akan memberikan hasil yang lebih besar terhadap hasil bantingan pinggul, Jika seorang memiliki kelentukan maka akan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap hasil bantingan pinggul dan Jika seorang atlet memiliki kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan yang baik maka akan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap hasil bantingan pinggul. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998: 67). Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian. Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H1: ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan hasil bantingan pinggul pada atlet pplp gulat lampung H2: ada kontribusi antara kekuatan otot tungkai dengan hasil bantingan pinggul pada atlet pplp gulat lampung H3: ada kontribusi antara kelentukan dengan hasil bantingan pinggul pada atlet pplp gulat lampung III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003:17) metode penelitian adalah kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan teknik tes. Metode penelitian dalam penelitian ini mencakup prosedur dan instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan analisis data. Populasi dan Sampel Penelitian Sugiyono (2013: 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet gulat PPLP lampung yang berjumlah 5 orang. Sampel adalah obyek yang diteliti dengan sejumlah populasi. Karena semua populasi yang akan diteliti maka menjadi populasi sampel.

8 Teknik Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan. Instrumen Penelitian Tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi : Instrumen Otot lengan di ukur dengan menggunakan Push and Pull dynamometer a. Tujuan Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan atau mendorong. b. Alat dan fasilitas 1. Push and Pull dynamometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan Peserta tes berdiri tegak dengan kaki direganggangkan dan pandangan lurus ke depan, tangan memegang push and pull dynamometer dengan kedua tangan lurus di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus sejajar dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. d. Penilaian Skor kekuatan dorong terbaik dari 3 kali percobaan dicatat dengan skor, dalam satuan kg dengan tingkat ketelitian 0,5kg. Kekuatan Otot tungkai di ukur dengan menggunakan Vertical Jump Test a. Tujuan Untuk mengukur power otot kaki dengan meloncat ke atas (vertical). b. Alat dan fasilitas 1. Vertical Jump Test 2. Alat tulis 3. Formulir tes c. Pelaksanaan Peserta tes memasukan jari-jari salah satu tangan yang lebih dekat dengan dinding kedalam kotak kapur. Peserta tes berdiri dengan sikap sempurna tanpa alas kaki. Ukur tinggi raihan dengan cara menghadap ke samping dinding kedua kaki rapat menempel dinding. Lengan yang dekat dengan dinding meraih ke atas setinggitingginya. Perhatikan pada saat itu kedua tumit peserta tes tidak boleh terangkat kemudian catat tinggi raihan dala satuan cm. sebelum melakukan gerakan vertical jump, peserta tes mengambil ancang-ancang dengan sedikit menjahui dinding, menekuk kedua lutut. Testi melakukan vertical jump ke atas setinggi mungkin kemudian menyentuh ujung jari tangannya pada mistar paada puncak raihan. Percobaan dilakukan 3 kali. Kelentukan di ukur dengan menggunakan Flexometer a. Tujuan Untuk mengukur komponen kelentukan tubuh. b. Alat dan fasilitas 1. Flexometer 2. Alat tulis 3. Formulir tes

9 c. Pelaksanaan Testee berdiri tegak diatas bangku alat pengukur dengan 2 kaki rapat, dan kedua ujung jari kaki rata dengan pinggir bangku alat ukur. Badan dibungkukkan kebawah,tangan lurus. Renggutkan badan kebawah perlahanlahan sejauh mungkin, ke 2 tangan menelusuri pita alat ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh yang dihitung. Peserta diberi kesempatan 3 kali. Tes Kemampuan Teknik Bantingan Pinggul Tes bantingan Pinggul a. Tujuan Untuk mengetahui kemampuan bantingan pinggul b. Alat dan fasilitas 1. Matras 2. Alat tulis 3. Formulir tes 4. Stopwatch c. Pelaksanaan Pelaksanaanya adalah Kedua testee/pegulat berdiri berhadapan, siap untuk melakukan bantingan, Setelah ada aba-aba Ya salah seorang testee/pegulat melakukan teknik bantingang pinggul. Dari saat aba-aba Ya stopwatch dijalankan sampai salah satu pegulat mampu menjatuhkan lawannya. Waktu diberikan testee/pegulat untuk melakukan bantingan selama 30 detik dan diberi kesempatan 2 kali pelaksanaan. Penilaianya adalah Dicatat berapa kali testee menjatuhkan lawannya dengan teknik bantingan pinggang selama 30 detik. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik deskriptif maupun infrensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik statistik regresi linier sederhana dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing predictor terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi Arikunto, 1998: 245). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Adapun deskripsi data hasil penelitian adalah sebagai berikut : No. Kekuatan Otot Lengan (X1) Kekuatan otot tungkai(x2) Kelentukan (X3) Kemampuan bantingan pinggul (Y) 1 55,46302 65,83 56,27 61,1334 2 46,35799 46,70 41,80 47,21665 3 64,56805 52,78 51,45 59,14529 4 39,52922 39,47 38,18 37,27612 5 44,08173 44,96 62,31 45,22854 250 249,74 250,01 250 Χ 50 49,948 50,002 50 SD 10 10,0682 9,9988 10 Variabel Kekuatan Otot Lengan No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1 5-9 Kurang 0 0 % 2 10-14 Kurang 1 20 % 3 15-19 Cukup 2 40 % 4 20-24 Baik 0 0 % 5 >25 Baik 2 40 % Variabel Kekuatan otot tungkai No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1 <27 Kurang 0 0% 2 28-33 Kurang 0 0% 3 34-40 Cukup 1 20% 4 41-46 Baik 2 40 % 5 >46 Baik 2 40 %

10 Variabel Kelentukan No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1 < 16,75 Kurang 2 40% 2 17-18,5 Kurang 1 20% 3 18,75-21 Cukup 0 0% 4 21,25-23,5 Baik 1 20% 5 >23,75 Baik 1 20% Variabel Bantingan Pinggul No Interval Kategori Frekuensi Persentase 1 < 5 Kurang 0 0% 2 6-10 Kurang 0 0% 3 11-16 Cukup 3 60% 4 17-22 Baik 0 0% 5 >23 Baik 2 40% Pengujian Hipotesis Kontribusi Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Bantingan Pinggul Hasil korelasi antara kekuatan otot lengan (X1) dengan kemampuan bantingan pinggul (Y) didapat koefisien korelasi = 0,914. Nilai r tabel Product Moment untuk sampel 5 dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%) = 0,878. Karena r hitung = 0,914 r tabel = 0,878 maka tolak Ho, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan hasil bantingan pinggul gulat. Sedangkan nilai koefisien determinasi = 0,8357 yang berarti kekuatan otot lengan memberikan kontribusi/sumbangan dengan hasil bantingan pinggul sebesar 83,57 %. Kontribusi Kekuatan Otot tungkai Lengan terhadap Kemampuan Bantingan Pinggul Hasil korelasi antara kekuatan otot tungkai (X2) dengan kemampuan bantingan pinggul (Y) didapat koefisien korelasi = 0,914 dan nilai r tabel Product Moment untuk sampel 5 dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%) = 0,878. Karena r hitung = 0,914 > r tabel = 0,878 maka tolak Ho, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil bantingan pinggul gulat. Sedangkan nilai koefisien determinasi = 0,8351 yang berarti kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi/sumbangan dengan kemampuan bantingan pinggul sebesar 83,57 %. Kontribusi Kelentukan terhadap Kemampuan Bantingan Pinggul Hasil korelasi antara kelentukan (X3) dengan kemampuan bantingan pinggul (Y) didapat koefisien korelasi = 0,494 dan nilai r tabel Product Moment untuk sampel 5 dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%) = 0,878. Karena r hitung = 0,914 < r tabel = 0,878 maka terima Ho, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan hasil bantingan pinggul. Sedangkan nilai koefisien determinasi = 0,2442, yang berarti variabel kelentukan hanya memberikan kontribusi terhadap kemampuan bantingan pinggul 24,42 %. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesa didapat bahwa kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai memiliki kontribusi yang signifikan, yang berarti bahwa kekuatan otot lengan memberikan sumbangan yang berarti (sangat tinggi). Hal ini sesuai dengan teori bahwa kekuatan adalah kemampuan kontraksi

11 otot yang menimbulkan tegangan terhadap suatu tahanan. (Harsono, 1988: 176). Kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai merupakan komponen biomotor yang berperan besar dalam melakukan bantingan pinggul, karena bantingan pinggul pada saat pelaksanaannya posisi tangan merangkul ( memegang bagian ketiak lawan) dan menarik, serta mengangkat lawan untuk dibanting. Dalam pelaksanaan bantingan pinggul, sangat diperlukan unsur kekuatan terutama pada otot lengan dan otot tungkai. Dimulai dari bahu, lengan atas dan lengan bawah, tungkai, sampai dengan telapak dan jari-jari tangan. Namun selain otot-otot lengan yang dominan, otot lain yang ikut berkontraksi saat pelaksanaan lemparan, yaitu saat gerakan tangan kebelakang melibatkan gerak otot-otot tertentu, diantaranya ialah: 1) Trapezius fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu, 2) Muskulus Latisimus Dorsi, fungsinya memutar tulang pangkal lengan, 3) Muskulus Romboid fungsinya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ketengah. Kekuatan yang maksimal akan menghasilkan bantingan yang baik sehingga musuh tidak dapat melakukan counter atau block. Selain itu, kekuatan yang akan membantu seseorang untuk mengontrol lawan dan menguasai lawan sehingga hasil bantingan menjadi sempurna. Sesuai dengan bantingan pinggul yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan sehingga pegulat mendapatkan point. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kelentukan dengan hasil bantingan pinggul pada cabang olahraga gulat memiliki taraf cukup dan ini berarti ada hubungan yang positif, tetapi tidak signifikan atau berarti terhadap kemampuan bantingan pinggul. Jadi peningkatan unsur kelentukan tidak terlalu memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil bantingan pinggul pada atlet PPLP gulat Lampung tahun 2014. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai dan, kelentukan terhadap kemampuan bantigan pnggul gulat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap kemampuan bantingan pinggul pada atlet gulat PPLP Lampung. 2. Kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kemampuan bantingan pinggul pada atlet gulat PPLP Lampung. 3. Kelentukan memberikan kontribusi terhadap kemampuan bantingan pinggul pada atlet gulat PPLP Lampung. Saran 1. Guru pendidikan jasmani diharapkan dapat meningkatkan dan membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik anak didiknya melalui pembelajaran pendidikan jasmani sehingga dapat dimanfaatkan untuk mencapai prestasi olahraga gulat. 2. Diharapkan penentu kebijakan di sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana pada berbagai cabang olahraga, termasuk sarana prasarana olahraga gulat agar siswa dapat mengembangkan bakat yang

12 dimilikinya untuk memilih spesifikasi cabang olahraga gulat. 3. Hendaknya bahwa kekuatan otot lengan,kekuatan otot tungkai dan kelentukan dapat dijadikan indikator untuk memilih dan menentukan atlet berbakat untuk dibina secara intensif dan terprogram melalui pembinaan dan pembibitan olahraga khususnya cabang olahraga gulat sehingga dapat dicapai prestasi optimal. 4. Diharapkan agar pembina dan pelatih olahraga khususnya pada cabang olahraga gulat agar dapat memberikan peluang bagi atlit atau anak usia dini yang memiliki panjang tungkai, kelentukan dan daya ledak otot tungkai yang lebih baik untuk mengembangkan potensinya pada cabang olahraga gulat, melalui pembinaan secara terprogram dan kontinue. 5. Diharapkan adanya even-even pertandingan olahraga gulat secara berkesinambungan dan kontinue baik tingkat sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi maupun pertandingan olahraga gulat kelompok umur agar bakat olahraga gulat yang ada pada siswa atau anak-anak usia dini dapat terbina dan berkembang. 6. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada penelitian yang relevan, agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan disempurnakan, khususnya dalam menentukan faktor-faktor yang dapat menunjang tendangan dalam olahraga gulat baik komponen kondisi fisik maupun struktur dan postur tubuh dan mengelompokkan antara lakilaki dan perempuan karena dalam penelitian ini penulis tidak dapat menyajikan data tersebut dikarenakan keterbatasan penulis. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Yogyakarta. Rineka Cipta. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek- Aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung. CV.Tombak Kesuma. Pearce, Evelin C. 2010. Anatomy & Physiologi for Nurses. Terjemahan Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sajoto, M. 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suharno. 1991. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: Yayasan STO Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.