BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2006:118). Dalam penelitian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari suatu penelitian. Penelitian ini mengungkapkan tentang efisiensi penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Adapun objek penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN. produksi pada industri batik di Kabupaten Cirebon. Variabel terikat pada

BAB III METODE PENELITIAN. faktor-faktor produksi pada ikan mas. Objek penelitian merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian. Sedangkan yang dimaksud metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dari penelitian ini adalah lingkungan persaingan (X1),

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB III. Adapun objek yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat di. Desa Ramasari Kecamatan BojongPicung Kabupaten Cianjur.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian penulis meneliti pengaruh diferensiasi produk dan saluran

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesa penelitian. Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengaruh Struktur Modal (Capital Structure) Terhadap Laba per Lembar Saham

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan dari penelitian diperlukan suatu penelitian dengan

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

TGB 1 27 TGB 2 25 Jumlah 52

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat terselesaikan secara terarah sesuai dengan permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variable penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Adapun objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana hasil produksi celana jeans dan jaket jeansmenjadi variabel terikat, sedangkan modal, tenaga kerja, kain jeans, obat-obatan pewarna jeans, benang, kancing dan resleting menjadi variable bebas.penelitian ini dilakukan pada industri jeans dengan sfesifik produk berupa celana jeans dan jaket jeans yang berlokasi di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005:54) adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sehingga metode deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau yang muncul pada saat penelitian berlangsung. 1.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto(2006: 130) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh subjek penelitian.populasi dalam penelitian ini adalah industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung diketahui bahwa jumlah pengusaha jeans di Kecamatan

57 Kutawaringin berjumlah 30 orang yang tersebar di sebelasdesa, yaitu Desa Buninagara, Desa Cibodas, Desa Cilame, Desa Gajah Mekar, Desa Jatisari, Desa Jelegong, Desa Kopo, Desa Kutawaringin, Desa Padasuka, Desa Pameuntasan dan Desa Sukamulya. Populasi dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala, pendapat, peristiwa-peristiwa, benda, dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2011:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek. Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Suharsimi Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah sensus.menurut Kerlinger (Riduwan, 2010:49), Penelitian sensus adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengusaha yang melakukan produksi sendiri dengan spesifik pada industri jeans jenis produk jeans yang diteliti adalah produk jeans dengan jenis produksi celana jeans dan jaket jeans.populasi pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang tersebar di sebelas Desa di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2011:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Karena penelitian ini merupakan penelitian sensus, maka pengambilan sampelnya dilakukan secara keseluruhan, dimana jumlah sampel akan sama dengan jumlah populasi,

58 berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang tersebar di sebelas Desa di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.pada penelitian ini sampelnya meliputi pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel menurut Sugiyono (2003:11) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian sampel yang diteliti menggunakan teknik sampel bertingkat (Multi Stage Sampling) dengan 3 kali tingkatan. Adapun tingkatan pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut: Jumlah Industri Kecil di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah 124 Jumlah Konveksi Jeans dengan Sfesisik Produk Celana Jeans dengan Jaket Jeans yang Tersebar di 11 desa Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah Celana Jeans 17 kelompok dan Jaket Jeans 13 kelompok Sampel untuk celana jeans = 17 kelompok (menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel) Sampel untuk jaket jeans = 13 kelompok (menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel) 3.4 Operasional Variabel Untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam penelitian ini penulis membatasi variabel yang akan diukur, sehingga variabelvariabel yang akan diteliti diberi batasan-batasan secara operasional sebagai berikut:

59 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Teoritis Konsep Analitis Skala Ukuran Hasil Produksi (Y) Hasil keseluruhan yang diperoleh dari proses produksi celana jeans dan jaket jeans selama satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah) Jumlah celana jeans dan jaket jeans yang dikeluarkan pada bulan terakhir (kodi) Harga celana jeans dan jaket jeans setiap kodi Rasio Modal (X1) Tenaga Kerja (X2) Kain Jeans (X3) Pewarna Jeans (X4) Jumlah seluruh modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk aktivitas produksi. Biaya keseluruhan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan celana jeans dan jaket jeans dalam satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah) Bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Kain jeans yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri(dihitung dalam rupiah) Diferensiasi produk celana jeans dan jaket jeans dipergunakan obat-obatan pewarna jeans dengan tenaga kerja memiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak dan bentuk baru akan menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik (Rp) - Jumlah seluruh modal tetap yang dimiliki oleh pengusaha celana jeans dan jaket jeans (Rp) Mesin Jahit untuk Celana Jeans dan Jaket Jeans (unit) Jumlah tenaga kerja tiga bulan produksi (orang) Besarnya upah tenaga kerja tiga bulan produksi (Rp) - Jumlah kain jeans tiga bulan produksi (m) - Biaya keseluruhan kain celana jeans dan jaket jeans (Rp) - Jumlah pewarnajeans tiga bulan produksi (kg) - Biaya keseluruhan pewarna jeans meliputi biaya keseluruhan obatobatan pewarna dan harga pewarnaan celana jeans dan jaket jeans (Rp) Rasio Rasio Rasio Rasio

60 Benang (X5) Kancing (X6) selera konsumen (dihitung dalam rupiah) Tali yang halus yang dipintal dari kapas, sutera, rami dan sebagainya ada yang untuk menjahit dan ada pula yang ditenun sehingga kain jeans menjadi beraturan tak putus-putus(dihitung dalam rupiah) Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup. - Jumlah benang tiga bulan produksi (biji) - Biaya keseluruhan benang celana jeans dan jaket jeans (Rp) - Jumlah kancing tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan kancing celana jeans dan jaket jeans (Rp) Rasio Rasio Resleting (X7) Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup. - Jumlah resleting tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan resleting celana jeans dan jaket jeans (Rp) Rasio 3.5 Sumber dan Jenis Data Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada pengusaha celana jeans dan jaket jeans yang menjadi sampel dalam penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung (DISKOPERINDAG), Kecamatan Kutawaringin, Desa-Desa di Kecamatan Kutawaringin dan artikel dalam internet. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara: a. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung industricelana jeans dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. b. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan tanya jawab lisan kepada para responden yang digunakan sebagai pelengkap data.

61 c. Angket, Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian. d. Studi literatur, Yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda (multiple regression) melalui fungsi Cobb-Douglas. Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.1. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Berikut adalah proses alur analisis data dalam penelitian dan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

62 LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN LAMPIRAN 3 DATA VARIABEL PENELITIAN DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN LAMPIRAN 4 UJI ASUMSI KLASIK LAMPIRAN 5 MENGHITUNG EFISIENSI DAN SKALA PRODUKSI PEMBAHASAN DAN HASIL LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESIS Gambar 3.1 Alur Analisa Data 3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui fungsi produksi Cobb-Douglass. Secara matematis, fungsi Cobb-Douglass dapat dituliskan seperti persamaan berikut : Q = f (M, TK) (secara umum) Q = bom b1 TK b2 (secara lebih spesifik) (Soekartawi, 1994:141) Dimana: Q = jumlah produksi bo = indeks efisiensi M = modal b 1 = elastisitas input modal

Y = a X 1 b1 X 2 b2...x i bi...x n bn e u (Soekartawi, 1994:154) 63 TK = tenaga kerja b 2 = elastisitas input tenaga kerja Persamaan diatas menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan dua input variabel (modal dan tenaga kerja), namun jika terdapat lebih dari dua input variabel maka formula fungsi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut: Bila fungsi Cobb-Douglass tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan Xmaka : Y = f (X 1, X 2,...,X i,...,x n ) Jika memasukan variabel dalam penelitian maka diperoleh model persamaan sebagai berikut: Y = f(x 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7 ) Maka model Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah: Y = a X b1 1,X b2 2, X b3 3,X b4 4, X b5 5, X b6 6,X b7 7, e Dimana: Y = Hasil produksi a,b = Besaran yang akan diduga X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 e = modal = tenaga kerja = kain jeans = pewarna jeans = benang = kancing = resleting = Logaritma natural, e=2,718 Untuk memudahkan persamaan di atas, maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara menglogaritmakan persamaan tersebut. Pendugaan parameter dapat dilakukan dengan menggunakan analisis dan metode kuadrat terkecil (OLS: Ordinary Least Square) yang diperoleh melalui frekuensi logaritma fungsi asal sebagai berikut:

64 ln Y = ln a + ln b 1 ln X 1 + ln b 2 ln X 2 + ln b 3 ln X 3 + ln b 4 ln X 4 + ln b 5 ln X 5 + ln b 6 ln X 6 + ln b 7 ln X 7 Dengan memisalkan Y = ln Y; A = ln a; bk = Bk; ln Xi, maka model estimasi regresi sebagai berikut : Y = A + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 Dimana: a = konstanta yang pada X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6, X 7 sama dengan nol bi = elastisitas produksi masing-masing faktor X 1 X 2 X 3 X4 X5 X6 X7 = modal = tenaga kerja = kain jeans = pewarna jeans = benang = kancing = resleting Rumus untuk membuat persamaan regresi berganda : n.bo + b 1 Σ X 1 + b 2 Σ X 2 = Σ Y bo Σ X 1 + b 1 Σ X 2 1 + b2 Σ X 1. X 2 = Σ X 1 Y bo Σ X 2 + b 1 Σ X 2. X 1 + b 2 Σ X 2 2 = Σ X 2 Y (Rohmana, Yana. 2010:62) Rumus untuk memperoleh nilai koefisien regresi : a = Ῡ - bẍ b = n Σ X i Y i Σ X i Σ Y i atau, n Σ X 2 i (Σ X 2 i ) b = n x i y i 2 Σ x i Dimana:

65 x i = X i - Ẍ y i = Y i - Ῡ Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi berganda pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6 dan b 7 adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat dimengerti karena b 1, b 2,b 3, b 4, b 5, b 6 dan b 7 pada fungsi Cobb-Douglass adalah sekaligus menunjukan elastisitas X terhadap Y, sehingga ada tiga kemungkinan fase yang akan terjadi: Σbi <1 decreasing returns to scale Σbi >1 increasing returns to scale Σbi =1 constant returns to scale (Soekartawi, 1994 : 40) 3.7.2 Menghitung Efisiensi Produksi Efisiensi adalah salah satu cara untuk menilai efisiensi. Dalam pengertian yang umum, suatu perusahaan yang efisien adalah suatu perusahaan yang dalam produksinya menghasilkan barang atau jasa dengan cepat, lancar dan dengan pemborosan yang minimum. Dalam hubungannya dengan organisasi industri, istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling produktif untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka. Dalam hal ini, secara umum dikenal tiga jenis efisiensi, yaitu efisiensi teknik efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. 3.7.2.1 Efisiensi Teknik Efisiensi teknik menyangkut jumlah maksimum output yang dapat dihasikan dengan penggunaan input tertentu, dan dengan teknologi tertentu. Suatu perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan tersebut memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input fisik. Karena proses produksi yang berbeda tidak semua perusahaan efisien secara teknologi.

66 Secara matematis, efisiensi teknik dapat diketahui melalui elastisitas produksinya (Ep) : atau (Soekartawi, 1994 : 40) Karena ΔY/ΔX adalah Marginal Psysical Product (MPP) dan Y/X adalah Average Psysical ProductI (APP). Efisiensi teknis akan tercapai pada Ep = 1, yaitu : atau MPP=APP (Soekartawi, 1994 : 40) Efisiensi teknis selain dapat diketahui dari tingkat elastisitas produksi juga merupakan koefisien regresi dari fungsi Cobb-Douglas. Efisiensi teknis tercapai pada saat koefisien regresi = 1 atau pada saat produksi rata-rata tertinggi (Ep / Σ bi = 1 ). Untuk mengetahui efisiensi teknis faktor produksi dapat dilihat melalui tingkat elastisitas (Σ bi), yaitu jika : a) Σ bi=1, berarti keadaan usaha pada kondisi Constant Returns to Scale. Dalam keadaan demikian penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh. b) Σ bi<1, berarti keadaan usaha pada kondisi Decreasing Returns to Scale. Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi. c) Σ bi>1, berarti keadaan usaha pada kondisi Increasing Returns to Scale. Ini artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar. Efisiensi secara teknis terjadi apabila Ep = b = 1. (Soekartawi, 1994 : 40)

67 3.7.2.2 Efisiensi Harga Efisiensi harga mencerminkan kemampuan untuk menggunakan input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh maksimal, pada dasarnya tujuan pengusaha dalam mengelola perusahaannya adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan usaha jeans sangat ditentukan oleh efisiensi pengusaha dalam mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi. Untuk menghitung efisiensi harga, dapat dianalisis dengan memenuhi syarat kecukupan sebagai berikut : (Soekartawi, 1994 : 40) Keterangan : MP = Marginal Product masing- masing faktor produksi P = Harga masing masing faktor produksi X 1 X 2 X 3 X4 X5 X6 X7 = modal = tenaga kerja = kain jeans = pewarna jeans = benang = kancing = resleting Secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut : Efisiensi Harga = Produk Marginal = bi. Keterangan: MP = Tambahan hasil Produksi (Marginal Product) (Soekartawi, 1994 : 40)

68 b i Y X i Px = Elastisitas produksi = Rata-rata hasil produksi = Rata-rata faktor produksi = Harga Faktor Produksi Efisiensi akan tercapai apabila perbandingan antara Produk Marginal (PM) dengan Harga Faktor Produksi (Px) = 1. (Soekartawi, 1994 : 40) 3.7.2.3 Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi merupakan perbandingan antara nilai marjinal dengan harga faktor produksi, dari masing-masing faktor produksi yang digunakan. Efisiensi ekonomi timbul bila input dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga suatu tingkat output diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari yang lainnya. Peningkatan efisiensi terjadi bila output yang ada atau tingkat output dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah. Tidak seperti efisiensi teknik atau teknologi, efisiensi ekonomi memungkinkan membandingkan proses produksi yang berbeda. Persaingan biasanya dipandang oleh ahli-ahli ekonomi untuk mendorong perusahaan individual atau agen-agen ekonomi dalam mengejar efisiensi. Efisiensi meningkatkan kemungkinan bisnis untuk bertahan dan berhasil, serta sumberdaya yang langka dipakai sebaik-baiknya. Secara matematis efisiensi ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : MVP = Marginal Value Product P = Harga masing-masing faktor produksi X 1 X 2 X 3 X4 X5 = modal = tenaga kerja = kain jeans = pewarna jeans = benang (Soekartawi, 1994 : 40)

69 X6 X7 = kancing = resleting Kemudian rumus dari efisiensi ekonomi adalah (Soekartawi, 1994 : 40) Dimana b i merupakan koefisien regresi atau koefisien elastisitas. Untuk mengetahui efisiensi faktor produksi dengan menggunakan rasio antara marginal Value Product (MVP) dan nilai satu unit faktor produksi (Px), jika : MVPx 1 / Px 1 MVPx 1 / Px 1 MVPx 1 / Px 1 > 1 artinya penggunaan input X belum mencapai efisiensi optimum. Untuk mencapai efisien input X perlu ditambah. = 1 artinya penggunaan input X sudah mencapai efisiensi optimum. Maka input X harus dipertahankan. < 1 artinya penggunaan input X sudah melebihi titik optimum (tidak efisien). Untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi. (Soekartawi, 1994:42) 3.7.3 Menghitung Skala Produksi Untuk menguji skala kenaikan hasil sama dengan satu atau tidak sama dengan satu yang dicapai dalam proses produksi maka digunakan jumlah elastisitas produksi ( bi). Dari hasil penjumlahan tersebut ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu : 1) Jika Σb i > 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala output yang meningkat (Increasing Returns to Scale) 2) Jika Σb i = 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala output yang konstan (Constant Returns to Scale) 3) Jika Σb i < 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala output yang menurun (Decreasing Returns to Scale). 3.8 Pengujian Hipotesis 1) Uji t (Uji Hipotesis Parsial) (Soekartawi, 1994:154)

70 r n 2 t 2 1 r ( Sugiyono, 2004 :184) Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan derajat bebas (db) n-k-1. Cara pengujiannya akan dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t α/2. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : a) Hipotesis H 0 : secara parsial tidak terdapat pengaruh X 1, X 2,, X 7 terhadap Y 1 H 1 : secara parsial terdapat pengaruh X 1, X 2,, X 7 terhadap Y 1 b) Ketentuan : t hitung < t α/2 (H 0 diterima, H 1 ditolak) t hitung > t α/2 (H 0 ditolak, H 1 diterima) 2) Uji F (Uji Hipotesis Simultan) Untuk mengetahui pengaruh bersama secara keseluruhan terhadap variabel terikat perlu dilakukan uji F atau pengujian koefisien regresi secara simultan dengan derajat bebas v 1 = k dan v 2 = n-k-1. Menurut Nirwana (1994:25) dalam Dwi Setyanto (2005:63), untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan rumus: i1 F 2 k1 RYX n k 1 F atau k I r k 1 R YX YX n k 1 R I I r YX 2 YX1X 2X K 2 YX I X 2X K ( Sugiyono, 2004 :184) maka kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Uji Hipotesis dapat diketahui dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel sebagai berikut : I

71 a) Hipotesis H 0 : tidak terdapat pengaruh X 1, X 2,, X 7 terhadap Y 1 H 1 : terdapat pengaruh X 1, X 2,, X 7 terhadap Y 1 b) Ketentuan Jika F hitung F tabel(n-k-1), maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan.(h 0 ditolak, H 1 diterima) 3) Uji R 2 Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (X1, X2,..., X7) terhadap variabel dependen (Y) dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel semakin erat atau baik b) Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel kurang erat atau baik Rumus yang digunakan adalah: R 2 b x y b 12,3 2i i 13, 2 2 yi x 3i y i