tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model. Potensial Pelaku pelaku Pertambahan jumlah RT Jumlah RT Pengaruh Tokoh Masyarakat Tingkat Adopsi penyuluhan dan diseminasi Estetika Tekhnologi Air Hama penyakit tanaman Rasio waktu pangolahan /m Pengurangan belanja konsumsi Konsumsi Produktifitas hasil Pendapatan rumah tangga Lahan Produksi Jual Pemasukan Bantuan saprotan Saprotan pengolahan Pengeluaran Kebutuhan bibit KBD Gambar 9.: Causal Loop Sistem Pengembangan KRPL 9.4. HASIL ANALISIS Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) antara lain dari tingkat pendapatan, efektivitas penyuluhan dalam memperkenalkan konsep KRPL dan keikutsertaan tokoh masyarakat setempat. Saat ini, subsidi pemerintah dalam satu kawasan untuk pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) dan saprotan bernilai Rp. 8.., (BPTP Jawa Barat, ) dengan efektivitas penyuluhan 3% dan tokoh masyarakat berperan aktif, sehingga dapat dilihat untuk tingkat pendapatan rumah tangga dalam kawasan ditunjukkan pada grafik di Gambar 9.. 87
Total_bantuan_KBD Pendapatan Rumah Tangga,,,,,,,3,,5, Total_bantuan_saprotan 7,65, 7,7, 7,75, Efektifitas_pendamping 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4.97.98.99.3.3.3 Harga_Jual_Cabai Harga_jual_selada Keikutsertaan Tokoh Masyarakat 4,8 4,9 5, 5, 5, 6,95 7, 7,5 Ya Gambar 9. : Kondisi eksisting KRPL di Kabupaten Karawang Harga jual tanaman sayuran merupakan input yang tidak terkontrol, sehingga harus mengikuti harga yang berlaku di pasar. Harga jual komoditas sayuran pun berpengaruh pada tingkat pendapatan rumah tangga, semakin tinggi harga jual maka tingkat pendapatan pun semakin meningkat maupun sebaliknya. Tetapi tetap nilai subsidi mempengaruhi lebih besar dari harga jual komoditas, saat besarnya nilai subsidi tepat dan penyuluh mampu menyalurkan informasi dengan tepat maka penerapan dan pengembangan KRPL semakin efektif. 9.4.. Analisis perilaku model (asumsi) Model yang telah dibentuk kemudian disimulasikan untuk jangka waktu tahun, dimana tahun merupakan titik awal simulasi (t = ) hingga tahun 3. Analisis pengembangan KRPL dilihat dari ketersediaan bibit, saprotan dan pendampingan dari penyuluh. Untuk melihat perilaku model, dibuat skenario model dicobakan untuk sistem untuk pengembangan KRPL melalui besarnya subsidi dari pemerintah. 88
Asumsiasumsi yang digunakan dalam melakukan simulasi model pengembangan KRPL, diantaranya adalah :. Ratarata luas pekarangan 5m /rumah tangga,. Efektivitas penyuluhan terhadap produktivitas 3% 3. Peserta awal rumah tangga 4. Jumlah rumah tangga KK 5. Tingkat pertumbuhan rumah tangga 6 RT/tahun 6. Efektivitas tokoh masyarakat :, 7. Hasil untuk konsumsi rumah tangga (8%), dijual (%) Analisis sensitivitas merupakan suatu cara untuk mengetahui pengaruh pada solusi optimal yang dihasilkan oleh metoda simpleks jika parameter diubah nilainya. Manfaat utama dari analisa sensitivitas adalah dapat mengidentifikasi parameter yang sensitif yaitu parameter yang mengubah solusi optimal bila nilainya diubah (Muhammadi, ). Parameter utama yang dapat diubah ialah nilai subsidi pemerintah untuk pembangunan KBD dan kebutuhan saprotan untuk menentukan tingkat pendapatan. Pada Gambar 3, ditunjukkan hasil sensitivitas dalam kondisi yang ekstrim antara kondisi tanpa subsidi dan kondisi jika mendapatkan subsidi Rp. 8.., per kawasan pada tahun pertama. Kondisi tanpa subsidi pendapatan mencapai nilai negatif, hal tersebut berpengaruh tidak baik pada diseminasi dan adopsi kepada rumah tangga lain yang dipengaruhi oleh informasi mengenai tingkat pendapatan. Grafik tingkat pendapatan rumah tangga mengalami penurunan (landai) pada bulan ke dimana subsidi pemerintah telah dicabut dan tidak diberikan lagi pada tahun kedua, tetapi rumah tangga masih dapat bertahan. Dapat dilihat perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga sangat dipengaruhi dengan besarnya subsidi pemerintah pada awal kegiatan, sehingga pendapatan rumah tangga bisa maksimal. 89
Pendapatan Rumah Tangga,,,, 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 Ket : Kondisi Subsidi Rp. 8..,/Kawasan/Thn (); Kondisi tanpa subsidi () Gambar 9.3: Analisis sensitivitas pendapatan rumah tangga (a) Sedangkan kondisi perbedaan subsidi pada satu kawasan antara besarnya subsidi yang terapkan saat ini, yaitu Rp. 8.. dengan subsidi sebesar Rp... per kawasan pada awal tahunnya, sangat sedikit dan grafik hampir bersentuhan. Subsidi Rp... per kawasan pada awal bulan akan menurunkan pendapatan rumah tangga tetapi selanjutnya menanjak. Sehingga dapat dilihat bahwa perbedaan subsidi sebesar Rp. 8.., berpengaruh sedikit dalam penentuan tingkat pendapatan rumah tangga (Gambar 9.4). Pendapatan Rumah Tangga,,,, 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 Ket : Kondisi Subsidi Rp...,/Kawasan/Thn (); Kondisi Subsidi Rp. 8..,/Kawasan/Thn () Gambar 9.4: Analisis sensitivitas pendapatan rumah tangga (b) 9
9.4.. Hasil Simulasi Hasil simulasi selama tahun menunjukkan terjadi kenaikan pendapatan rumah tangga dalam satu kawasan, mencapai total Rp. 3.74., dalam dua tahun (Gambar 9.5). Prediksi pendapatan rumah tangga pada awal subsidi mengalami penurunan sampai bulan ketiga (masa budidaya), kemudian selanjutnya akan terus mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan. Pendapatan kawasan juga semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah RT yang mereplikasi. Hal ini dikarenakan peran penyuluh dalam memperkenalkan konsep yang digunakan, peran aktif tokoh masyarakat serta word of mouth yang positif. Subsidi yang diberikan sebesar Rp... per kawasan pada tahun pertama untuk pengembangan KBD dan saprotan untuk ratarata luas lahan 5 m dan jumlah pelaku kepala keluarga (KK) dapat memberikan hasil yang optimal. Hal ini terjadi karena adanya motivasi yang tinggi dari rumah tangga tersebut untuk mengembangkan KRPL dan besarnya nilai subsidi sesuai dengan kebutuhan. Pendapatan Rumah Tangga (Rp) 4.. 3...... 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 (a) Pendapatan Rumah Tangga (Rp) 5,, 4,,,,,, 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 (b) Gambar 9.5: Hasil simulasi skenario kebijakan subsidi Rp... (a) pendapatan RT, (b) pendapatan kawasan 9