tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model.

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

Tabel 6.1 Neraca Daging Indonesia Tahun Berdasarkan pada Kondisi Eksisting...

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

Perkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan

IV. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1. RAMP_LOSSES surplus. kebutuhan_kedelai. inisial_luas_tanam produski_kedelai Rekomendasi_pupuk

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Renstra BKP5K Tahun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Ciampel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI KOTA YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

Daftar Pertanyaan Wawancara

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

VIII. ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN DAN ALTERNATIF PILIHAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP DALAM KERANGKA REDD

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DI PERDESAAN

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

Presented by muhammad isaini rahmatullah

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 ANALISIS KEBIJAKAN DAN PROGRAM MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

ANALYSIS OF BEHAVIOR CHANGE PROGRAM PARTICIPANTS KRPL ON INCOME FAMILIES

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Transkripsi:

tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model. Potensial Pelaku pelaku Pertambahan jumlah RT Jumlah RT Pengaruh Tokoh Masyarakat Tingkat Adopsi penyuluhan dan diseminasi Estetika Tekhnologi Air Hama penyakit tanaman Rasio waktu pangolahan /m Pengurangan belanja konsumsi Konsumsi Produktifitas hasil Pendapatan rumah tangga Lahan Produksi Jual Pemasukan Bantuan saprotan Saprotan pengolahan Pengeluaran Kebutuhan bibit KBD Gambar 9.: Causal Loop Sistem Pengembangan KRPL 9.4. HASIL ANALISIS Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) antara lain dari tingkat pendapatan, efektivitas penyuluhan dalam memperkenalkan konsep KRPL dan keikutsertaan tokoh masyarakat setempat. Saat ini, subsidi pemerintah dalam satu kawasan untuk pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) dan saprotan bernilai Rp. 8.., (BPTP Jawa Barat, ) dengan efektivitas penyuluhan 3% dan tokoh masyarakat berperan aktif, sehingga dapat dilihat untuk tingkat pendapatan rumah tangga dalam kawasan ditunjukkan pada grafik di Gambar 9.. 87

Total_bantuan_KBD Pendapatan Rumah Tangga,,,,,,,3,,5, Total_bantuan_saprotan 7,65, 7,7, 7,75, Efektifitas_pendamping 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4.97.98.99.3.3.3 Harga_Jual_Cabai Harga_jual_selada Keikutsertaan Tokoh Masyarakat 4,8 4,9 5, 5, 5, 6,95 7, 7,5 Ya Gambar 9. : Kondisi eksisting KRPL di Kabupaten Karawang Harga jual tanaman sayuran merupakan input yang tidak terkontrol, sehingga harus mengikuti harga yang berlaku di pasar. Harga jual komoditas sayuran pun berpengaruh pada tingkat pendapatan rumah tangga, semakin tinggi harga jual maka tingkat pendapatan pun semakin meningkat maupun sebaliknya. Tetapi tetap nilai subsidi mempengaruhi lebih besar dari harga jual komoditas, saat besarnya nilai subsidi tepat dan penyuluh mampu menyalurkan informasi dengan tepat maka penerapan dan pengembangan KRPL semakin efektif. 9.4.. Analisis perilaku model (asumsi) Model yang telah dibentuk kemudian disimulasikan untuk jangka waktu tahun, dimana tahun merupakan titik awal simulasi (t = ) hingga tahun 3. Analisis pengembangan KRPL dilihat dari ketersediaan bibit, saprotan dan pendampingan dari penyuluh. Untuk melihat perilaku model, dibuat skenario model dicobakan untuk sistem untuk pengembangan KRPL melalui besarnya subsidi dari pemerintah. 88

Asumsiasumsi yang digunakan dalam melakukan simulasi model pengembangan KRPL, diantaranya adalah :. Ratarata luas pekarangan 5m /rumah tangga,. Efektivitas penyuluhan terhadap produktivitas 3% 3. Peserta awal rumah tangga 4. Jumlah rumah tangga KK 5. Tingkat pertumbuhan rumah tangga 6 RT/tahun 6. Efektivitas tokoh masyarakat :, 7. Hasil untuk konsumsi rumah tangga (8%), dijual (%) Analisis sensitivitas merupakan suatu cara untuk mengetahui pengaruh pada solusi optimal yang dihasilkan oleh metoda simpleks jika parameter diubah nilainya. Manfaat utama dari analisa sensitivitas adalah dapat mengidentifikasi parameter yang sensitif yaitu parameter yang mengubah solusi optimal bila nilainya diubah (Muhammadi, ). Parameter utama yang dapat diubah ialah nilai subsidi pemerintah untuk pembangunan KBD dan kebutuhan saprotan untuk menentukan tingkat pendapatan. Pada Gambar 3, ditunjukkan hasil sensitivitas dalam kondisi yang ekstrim antara kondisi tanpa subsidi dan kondisi jika mendapatkan subsidi Rp. 8.., per kawasan pada tahun pertama. Kondisi tanpa subsidi pendapatan mencapai nilai negatif, hal tersebut berpengaruh tidak baik pada diseminasi dan adopsi kepada rumah tangga lain yang dipengaruhi oleh informasi mengenai tingkat pendapatan. Grafik tingkat pendapatan rumah tangga mengalami penurunan (landai) pada bulan ke dimana subsidi pemerintah telah dicabut dan tidak diberikan lagi pada tahun kedua, tetapi rumah tangga masih dapat bertahan. Dapat dilihat perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga sangat dipengaruhi dengan besarnya subsidi pemerintah pada awal kegiatan, sehingga pendapatan rumah tangga bisa maksimal. 89

Pendapatan Rumah Tangga,,,, 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 Ket : Kondisi Subsidi Rp. 8..,/Kawasan/Thn (); Kondisi tanpa subsidi () Gambar 9.3: Analisis sensitivitas pendapatan rumah tangga (a) Sedangkan kondisi perbedaan subsidi pada satu kawasan antara besarnya subsidi yang terapkan saat ini, yaitu Rp. 8.. dengan subsidi sebesar Rp... per kawasan pada awal tahunnya, sangat sedikit dan grafik hampir bersentuhan. Subsidi Rp... per kawasan pada awal bulan akan menurunkan pendapatan rumah tangga tetapi selanjutnya menanjak. Sehingga dapat dilihat bahwa perbedaan subsidi sebesar Rp. 8.., berpengaruh sedikit dalam penentuan tingkat pendapatan rumah tangga (Gambar 9.4). Pendapatan Rumah Tangga,,,, 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 Ket : Kondisi Subsidi Rp...,/Kawasan/Thn (); Kondisi Subsidi Rp. 8..,/Kawasan/Thn () Gambar 9.4: Analisis sensitivitas pendapatan rumah tangga (b) 9

9.4.. Hasil Simulasi Hasil simulasi selama tahun menunjukkan terjadi kenaikan pendapatan rumah tangga dalam satu kawasan, mencapai total Rp. 3.74., dalam dua tahun (Gambar 9.5). Prediksi pendapatan rumah tangga pada awal subsidi mengalami penurunan sampai bulan ketiga (masa budidaya), kemudian selanjutnya akan terus mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan. Pendapatan kawasan juga semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah RT yang mereplikasi. Hal ini dikarenakan peran penyuluh dalam memperkenalkan konsep yang digunakan, peran aktif tokoh masyarakat serta word of mouth yang positif. Subsidi yang diberikan sebesar Rp... per kawasan pada tahun pertama untuk pengembangan KBD dan saprotan untuk ratarata luas lahan 5 m dan jumlah pelaku kepala keluarga (KK) dapat memberikan hasil yang optimal. Hal ini terjadi karena adanya motivasi yang tinggi dari rumah tangga tersebut untuk mengembangkan KRPL dan besarnya nilai subsidi sesuai dengan kebutuhan. Pendapatan Rumah Tangga (Rp) 4.. 3...... 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 (a) Pendapatan Rumah Tangga (Rp) 5,, 4,,,,,, 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8 9 3 4 (b) Gambar 9.5: Hasil simulasi skenario kebijakan subsidi Rp... (a) pendapatan RT, (b) pendapatan kawasan 9