MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai,

ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

Perencanaan Modifikasi Rangka Busur Baja pada Jembatan Pemali disertai Damper sebagai Longitudinal Stopper

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan serta trotoar.

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

TUGAS AKHIR RC

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

Pengaruh Rasio Tinggi Busur terhadap Bentang Jembatan Busur pada Gaya Dalam dan Dimensi Jembatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BAB VII PERENCANAAN PERLETAKAN ( ELASTOMER )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Modifikasi Jembatan Sembayat Baru II Menggunakan Sistem Jembatan Busur Rangka Baja

Kajian Pemakaian Profil Fiber Reinforced Polymer (FRP) sebagai Elemen Struktur Jembatan Gantung Lalu Lintas Ringan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

Analisa Struktur Atas Jembatan Kutai Kartanegara Sebelum Mengalami Keruntuhan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

ANALISA STRUKTUR ATAS JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA SEBELUM MENGALAMI KERUNTUHAN

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung (PPTGIUG, 1981) maupun di

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

TNAAN TAKA. Jembatan merupakan salah satu infrastruktur jalan dengan suatu konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu bangunan tahan gempa, filosofi yang banyak. digunakan hampir di seluruh negara di dunia yaitu:

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

Jl. Banyumas Wonosobo

COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

Transkripsi:

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan, M.S.

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG (1) Jembatan Trisula merupakan akses penting karena sebagai penghubung Kota Blitar menuju dua arah, Kec. Kademangan dan Kab. Tulungagung. Jembatan Trisula yang ada terdiri dari empat segmen jembatan rangka batang terbuka dengan kondisi usia yang sudah cukup tua.

LATAR BELAKANG (2) Jembatan Trisula yang baru direncanakan menggunakan busur rangka baja dengan 2 bentang, masing masing 70 meter. Meninjau lokasi Blitar yang termasuk kategori gempa wilayah 4, Jembatan busur ini ditambahkan Damper pada pangkal busurnya sebagai Lateral Stopper. Selain kuat dalam segi struktural, Jembatan ini diharapkan bisa memberikan kesan monumental karena bentuk busur mempunyai nilai lebih dalam segi estetika.

RUMUSAN MASALAH (1) Permasalahan utama yang akan diselesaikan dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana merencanakan struktur Jembatan Trisula dengan menggunakan busur rangka baja yang dilengkapi damper dengan tinjauan gempa wilayah 4

RUMUSAN MASALAH (2) 1. Bagaimana merancang lay out awal struktur rangka busur sesuai kondisi lapangan yang ada dengan lantai kendaraan di tengah dan menggunakan batang tarik? 2. Bagaimana menganalisa pembebanan jembatan busur yang mengacu pada SNI T02-2005 dengan mempertimbangkan beban gempa pada zona gempa 4? 3. Bagaimana memodelkan struktur jembatan busur pada program bantu SAP 2000 dengan disertai permodelan damper? 4. Bagaimana menentukan profil baja dan sambungan yang efisien serta mengontrol kekuatannya terhadap gaya dalam dengan mengacu SNI 1729-2002?

RUMUSAN MASALAH (3) 5. Bagaimana pengaruh dan perilaku struktur terhadap gaya gempa dengan adanya damper sebagai lateral stopper? 6. Bagaimana menuangkan hasil perancangan kedalam bentuk gambar teknik yang sesuai dengan standar?

TUJUAN (1) Tujuan utama yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana merencanakan struktur Jembatan Trisula dengan menggunakan busur rangka baja yang dilengkapi damper dengan tinjauan gempa wilayah 4

TUJUAN (2) 1. Dapat merancang lay out awal struktur rangka busur sesuai kondisi lapangan yang ada dengan lantai kendaraan di tengah dan menggunakan batang tarik? 2. Dapat menganalisa pembebanan jembatan busur yang mengacu pada SNI T02-2005 dengan mempertimbangkan beban gempa pada zona gempa 4? 3. Dapat memodelkan struktur jembatan busur pada program bantu SAP 2000 dengan disertai permodelan damper? 4. Dapat menentukan profil baja dan sambungan yang efisien serta mengontrol kekuatannya terhadap gaya dalam dengan mengacu SNI 1729-2002?

TUJUAN (3) 5. Dapat mengetahui pengaruh dan perilaku struktur terhadap gaya gempa dengan adanya damper sebagai lateral stopper? 6. Dapat menuangkan hasil perancangan kedalam bentuk gambar teknik yang sesuai dengan standar?

BATASAN MASALAH 1. Perencanaan ini hanya pada konstruksi busur, tidak termasuk konstruksi balok pratekan yang terdapat pada bagian tepi. 2. Tidak membahas analisa biaya konstruksi dan waktu. 3. Perencanaan tidak meliputi metode pelaksanaan konstruksi. 4. Tidak merencanakan perkerasan dan disain jalan pendekat. 5. Tidak merencanakan struktur bangunan bawah

MANFAAT Harapannya memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya pada dunia ketekniksipilan sebagai salah satu solusi dalam merancang sebuah jembatan yang kuat secara struktural dan indah dalam segi arsitektural. Manfaat bagi penulis sendiri, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan melatih sense engineering dalam perencanaan jembatan khususnya jembatan busur rangka baja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan alur jalan dengan melintasi rintangan yang ada seperti lembah, alur sungai, selat, laut, danau, saluran irigasi, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan sebagainya tanpa harus menutup rintangan yang ada. Menurut Sistem Strukturnya : Jembatan gelagar (girder bridge) Jembatan busur (arch bridge) Jembatan rangka (truss bridge) Jembatan gantung (suspension bridge) Jembatan kabel (cable stayed) JEMBATAN

KONSTRUKSI BUSUR Umumnya yang dimaksud dengan jembatan busur adalah suatu konstruksi jembatan yang pada pembebanan oleh beban vertikal memberikan reaksi perletakan dalam arah horizontal. Kelebihan Konstruksi Busur : Bentuk Busur (lengkung) dapat mengurangi momen lentur Mempunyai nilai lebih dalam segi estetika

DAMPER Meningkatkan kekakuan struktur bukan satu-satunya cara untuk menahan gaya gempa yang terjadi pada struktur Solusi yang lain adalah dipasangkan alat penyerap (damper) yang mampu mereduksi energi gempa yang diterima struktur

LRB (LEAD RUBBER BEARING) LRB adalah salah satu sistem damping yang banyak digunakan pada struktur untuk mereduksi gaya gempa Komponen penyusunnya adalah lapisan karet alam atau sintetik yang ditambahkan lempengan baja dengan sistem vulkanisir. Untuk meningkatkan redaman, pada bagian tengahnya diberikan batangan bulat dari timah (Lead)

KARAKTERISTIK LRB VERSI FABRIKASI (1) LRB yang dipakai adalah produk dari Maurer Sohne dengan kekakuan material (stiffness) sebesar 4.51 kn/mm, Damping 26.72 %

KARAKTERISTIK LRB VERSI FABRIKASI (2) LRB Produk Maurer Sohne

BAB II METODOLOGI

BAB III PEMBAHASAN

PERENCANAAN PELAT LANTAI KENDARAAN Jarak antar balok girder (b 1 ) = 1.6 m d3 200 mm, atau d3 100 + 40 b 1 d3 100 + 40 (1.6) d3 164 mm Dari persyaratan diatas maka diambil d3 (tebal Pelat Lantai) sebesar 250 mm dengan mutu beton (f c) 24 Mpa; Mutu Tulangan (fy)= 390 Mpa ; decking = 40 mm

Perencanaan Trotoar dan Pagar Pengaman Jembatan - Lebar trotoar = 1 m - Mutu beton (f c) = 24 mpa - Mutu baja (f y) = 390 mpa

PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN Profil Gelagar Memanjang : WF 500x 200 x 9 x 14 Profil Gelagar Melintang : WF 900 x 300 x 18 x 34 Mutu material : BJ 50 (fy = 290 Mpa)

PRELIMINARY DESAIN RANGKA BUSUR (1) Tinggi Busur (f): t Tinggi Tampang Busur (t): Pot. a-a Lebar jembatan (b): OKE

PRELIMINARY DESAIN RANGKA BUSUR (2) Panjang Penggantung Titik x(m) y(m) 6 0 0 5 5 4.093 4 10 7.122 3 15 9.324 2 20 10.828 1 25 11.707 0 30 12

PERMODELAN STRUKTUR Analisa struktur terhadap struktur bangunan ini, menggunakan asumsi bahwa sistem struktur merupakan model space frame (3D frame system)

INPUT MATERIAL Data masukan material meliputi rangka busur : BJ 50 dan Material Penggantung yg berupa hanger jenis Threadbar dengan diameter 47 mm THREADBAR

INPUT DAMPER Damper pada SAP 2000 didefinisikan sebagai Link/ Support data masukan Stiffness sebesar 4.51 kn/mm dan effective damping sebesar 26.72 %

INPUT BEBAN Beban Gempa meggunakan Respone Spectrum dengan klasifikasi tanah sedang dan zona wilayah gempa 4 faktor pembesarannya sebagai berikut :

INPUT BEBAN Beban mati ( berat pelat, aspal, dsb) Permodelan beban UDL center (moment max)

Permodelan beban UDL [Shear Max] Permodelan Beban KEL 1~15 (Moment Max) [Show KEL 8] INPUT BEBAN

INPUT BEBAN Permodelan Beban KEL 1~15 [Shear Max] [Show KEL 5] Permodelan Beban Angin [Tew 1]

Permodelan Beban Angin [Tew 2] INPUT BEBAN

HASIL ANALISA GAYA DALAM Secara overall performa struktur baik dalam memikul beban gempa, angin maupun berat sendiri serta beban-beban yang bekerja diatasnya menunjukkan masih cukup kuat dalam memikul bebanbeban bekerja yang ditunjukkan dengan stress ratio yang kurang dari 0.95 sesuai dengan SNI 1729-2002.

Hasil analisa (kontrol dimensi Struktur ) manual No Properti Stress Ratio SAP/Manual 1 WF 414 x 405 x 18 x 28 0.834/0.882 2 WF 400 x 200 x 8 x 13 0.594/0.616 3 WF 400 x 200 x 8 x 13 0.227/0.305 4 WF 400 x 400 x 13 x 21 0.055/0.078 5 WF 406 x 403 x 16 x 24 0.796/0.817 6 WF 386 x 299 x 9 x 14 0.110/0.086 7 WF 250 x 125 x 6 x 9 0.634/0.698 8 C 250 x 90 x 11 x 14.5 0.908/0.863 9 C 320 x 100 x 14 x 17.5 0.490 /0.542 Tabel disamping menunjukkan perbandingan Tegangan element struktur setelah dilakukan perhitungan kontrol manual, kemudian dibandingkan dengan hasil analisa Program SAP 2000

Dari hasil analisa program SAP 2000 dengan tinjauan salah satu joint (19) penggunaan damper (U1-D) berengaruh pada pengurangan deformasi maksimal sebesar 6.8 %. Efektifitas Damper

Perencanaan Perletakan Sebagaimana hasil analisa pada program SAP 2000 didapatkan gaya vertical maksimum perletakan sebesar 4900 sehingga perletakan direncanakan menggunakan pot. Bearing dengan type TF-5 dan spesifikasinya sebagai berikut :

BAB V PENUTUP

Kesimpulan 1. Berat total profil baja dan sambungan struktur jembatan Trisula ini adalah 227 ton untuk satu bentang busur. 2. Berdasarkan hasil perhitungan dan kontrol manual serta analisa pada program bantu SAP 2000 v.14, komponen struktur secara keseluruhan masih cukup kuat dalam memikul beban-beban yang bekerja (beban mati, beban kendaraan, beban angin, dan beban gempa) yang ditunjukkan dengan stress ratio kurang dari 0.95 sesuai dengan SNI 1729-2002. 3. Dari hasil analisa pada program SAP 2000 v.14 penggunan damper sebagai Lateral Stopper mempengaruhi pengurangan deformasi maksimum sebesar 6.8 %. 4. Pemilihan Hanger (threadbar) sebagai material penggantung busur dengan mutu baja tinggi, selain lebih ringan juga mampu memberikan nilai lebih dalam segi estetika.

Saran 1. Penggunaan perletakan Pot. Bearing cocok digunakan untuk jembatanjembatan bentang panjang karena lebih kuat dan lebih kaku dibandingkan perletakan elastomer terutama dalam menahan beban horisontal. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan damper jenis lain khususnya pada jembatan jembatan bentang panjang.

TERIMA KASIH