PRODUKSI PROGRAM DOKUMENTER KERONCONG URBAN. Kartika Candra Dewi, Agus Triyono. Universitas Dian Nuswantoro, Fakultas Ilmu Komputer, Penyiaran D3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Perkembangannya-pun sangat pesat. Misalnya resolusi TV

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

ABSTRAK PERANCANGAN VIDEO DOKUMENTER WAYANG MOTEKAR. Oleh Yonas NRP

COLLECTOR S Nilai-Nilai Yang Terkandung Pada Barang Antik

PELATIHAN MUSIK KERONCONG PADA KARANG TARUNA MUDA SAPUTRA DESA TAMBIREJO, TOROH, GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

Wisata, feature, Pengarah Acara, Yogyakarta, Indonesia. xii + 63 halaman; + 9 tabel; + 8 gambar; Daftar acuan : 18 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PENYUTRADARAAN DALAM PROGRAM DOKUMENTER HINDU HERITAGE IN GEDONG SONGO TEMPLE

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

ABSTRAK PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER WAYANG SENGGOL JAKARTA SEBAGAI APRESIASI DALAM MELESTARIKAN SALAH SATU KEBUDAYAAN JAKARTA. Oleh

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE

BAB I PENDAHULUAN. terbukti karena Indonesia memiliki cukup banyak stasiun televisi yang eksis. Dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendasar. Salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV Penutup. sebuah kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Melalui media massa seperti

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang dipilih oleh penulis adalah editing dalam pasca produksi. tayangan drama dokumenter Seniman Kulit Telur.

BAB I PENDAHULIAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Landasan Teori Proses Produksi dan Vox-Pop Acara Freeday di televisi local SBO TV

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. kunci dari sukses tidaknya informasi dapat sampai ke masyarakat. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini manusia sangat bergantung dengan media massa. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi merupakan media massa yang paling banyak dikonsumsi oleh

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

KRITIK POPULER FILM DOKUMENTER WARISAN SANG EMPU

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

PRODUKSI PROGRAM DOKUMENTER KERONCONG URBAN Kartika Candra Dewi, Agus Triyono Universitas Dian Nuswantoro, Fakultas Ilmu Komputer, Penyiaran D3 Jl. Nakula I, No.5-11, Semarang, Kode Pos 50131, Telp. (024) 3515261, 3520165 Fax: 3569684 E-mail : tiktik_tika13@yahoo.com, Abstrak Perkembangan pesat musik-musik yang ada saat ini membuat para generasi muda kurang menyukai musik keroncong. Musik keroncong hanya disukai oleh para orang tua saja. Melalui suatu budaya dan kesenian, warga masyarakat dan para generasi muda juga dapat belajar serta memahami akan pentingnya menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya musik keroncong yang saat ini kurang diminati oleh para generasi muda. Dengan mengangkat tema Keroncong, penulis berharap warga masyarakat dan para generasi muda di Indonesia pada umumnya bisa mengetahui musik keroncong terbaru, yang mungkin bagi sebagian orang atau generasi muda belum mengetahuinya. Disusun dengan format dan alur cerita serta alunan musik yang berbeda dengan musik-musik keroncong sebelumnya, yang memungkinkan dapat menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi para penikmatnya atau generasi muda saat ini yang buta akan suatu kesenian musik tradisional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan menentukan narasumber.metode Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari leteratur mengenai sejarah keroncong.dengan membuat praoduksi program dokumenter ini, penulis mendapatpengalaman lebih tentang proses pembuatannya mulai dari tahap penemuan ide hingga tahap pasca-produksi, serta dapat mengatasi hambatan di lapangan.semoga hasil karya dokumenter Keroncong Urban ini dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi generasi selanjutnya.kata Kunci : Dokumenter, Produser, Keroncong Urban Abstract The rapid development of music that exist today make the younger generation does not like keroncong. Keroncong only favored by the parents alone. Through a culture and arts, residents and young people can also learn and understand the importance of maintaining, preserving and developing cultural keroncong music which is currently less attractive to the younger generation. With the theme "Kroncong", the authors hope that citizens and the younger generation in Indonesia in general can find out the latest keroncong music, which might be for some people or the younger generation do not know. Compiled with the format and storyline and music that is different from the previous keroncong music, which allows may be a separate interest for the audience or young people today who are blind will be a traditional musical arts.data collection method used is the method of observation, interviews, and determine a resource.methods Study Library, namely the collection of data by reading and studying about the history kroncong leteratur.by making this documentary program praoduksi, author mendapatpengalaman more about the manufacturing process from idea to stage the discovery phase of post-production, and can overcome the obstacles on the ground.hopefully, the work of the documentary "Kroncong Urban" This can be useful to be used as learning materials for the next generation. Key Words : Documentary, Producer, Kroncong Urban. 1

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG Televisi dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sarana penyampaian informasi. Selain itu format acara yang biasa kita lihat di televisi bisa berisi tentang informasi seperti berita dan hiburan yaitu humor, musik, dan lainnya. Musik terbagi menjadi beberapa genre. Beberapa genre yang terdapat di Indonesia adalah jazz, pop, dangdut, keroncong, dan sebagainya. Disetiap genre musik terdapat perjalanan musik yang mempeloporinya. Yang akan kita bahas kali ini adalah musik keroncong. Keroncong adalah salah satu musik tradisional Indonesia yang mulai populer pada peralihan abad ke-19. Musik dan lagu dalam sajian keroncong memiliki banyak cengkok dan cenderung membuat ketukan yang asli. Keterlambatan dalam ketukan memang sengaja dilakukan karena untuk memperindah cengkok itu sendiri. Improvisasi dan ornamentasi dapat dilakukan dengan sangat bebas, asal masih harmonisasi keroncong. Instrumen yang bisa dipakai untuk mengiringi keroncong yaitu gitar melodi, bass, cello, ukulele, cak, biola, dan flute. Sejak dahulu keroncong hanya disukai oleh para orang tua saja, karena alunan musiknya yang begitu lembut sehingga tidak banyak remaja yang menyukai musik keroncong. Tetapi, dengan perkembangan jaman saat ini beberapa remaja mencoba melakukan inovasi terhadap musik keroncong. Musik keroncong boleh untuk dilakukan inovasi, tetapi asalkan tidak meninggalkan pakem dari keroncong tersebut. Adaptasi Keroncong dengan Langgam Jawa, berkembang pesat pada tahun 1950an. Tetapi, dengan adanya para kaum remaja yang membuat suatu inovasi keroncong seiring dengan perkembangan jaman. Seperti para remaja disalah satu Universitas yang ada di Semarang ini yang membuat inovasi pada musik keroncong, yaitu Rentjang Rentjong. Musik keroncong tidak hanya musik yang dianggap musiknya para orang tua, tetapi dijaman sekarang ini dengan adanya 2

. inovasi musik keroncong dari salah satu grup remaja Rentjang Rentjong bisa menjadikan suatu musik keroncong untuk remaja masa kini dengan membuat musik keroncong itu lebih fun,menyenangkan, dan dapat dimodifikasi sesuai keinginan para remaja itu sendiri. Penulis membuat documenter ini guna memenuhi syarat TA dengan job description Produser. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul yang sesuai dengan kebutuhan akan sosialisasi secara lebih interaktif mengenai informasi tentang kebudayaan pada umumnya. Untuk itu penulis memilih judul Produksi Program KERONCONG URBAN dengan tema KERONCONG. KERONCONG URBAN adalah salah satu documenter yang akan membahas perkembangan keroncong dari masa ke masa dengan diberikan pra kontra masyarakat tentang perubahan musik keroncong yang telah dimodifikasi oleh para remaja tanpa meninggalkan unsur pakem dari suatu musik keroncong itu sendiri 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain: 1. Bagaimana merancang penyajian program acara televisi dalam format Documenter yang mengedukasi, menginformasi, dan menghibur penonton? 2. Bagaimana memproduksi program acara KeroncongUrban untuk menginformasi tentang perkembangan keroncong dulu hingga ke kini? 3. Bagaimana para remaja mau menyukai dan mendengarkan musik keroncong? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan Documenter Keroncong Urban ini adalah : 1. Menciptakan sebuah karya berformat Documenter tentang keroncong urban yang mengedukasi, menginformasi, dam menghibur penonton. 2. Memberikan suatu karya documenter kepada khalayak masyarakat dan masyarakat dapat mengerti tentang perkembangan keroncong dulu hingga kini.. 3

3. Ikut melestarikan musik keroncong dengan lebih mendengarkan musik-musik keroncong dan ikut memberikan inovasi terhadap musik keroncong. 1.4 Batasan Masalah Pada pembuatan program acara Documenter yang berjudul Produksi Program Keroncong Urban, penulis memiliki batasan-batasan yang digunakan untuk memfokuskan arah program acara ini, baik dari segi tema maupun job description yang akan lebih ditekankan, yaitu sebagai berikut : 1. Tema yang dipilih adalah Keroncong, dengan harapan pemirsa atau penonton yang menyaksikan program yang berjenis documenter ini tau bahwa Keroncong juga mempunyai daya tarik bagi para remaja dan remaja disaat ini bisa lebih berinovasi supaya bisa menyukai musik-musik Keroncong. 2. Penulis menitik beratkan job description selaku produser dalam acara dokumenter ini, sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini diras sesuai, karena untuk menghasilkan sebuah karya documenter yang baik dan kedetailan dalam proses produksi agar dapat menonjolkan informasi sejarah keroncong dan perkembangan keroncong dulu hingga kini. 4

1.5 Metode Pengumpulan Data 1.5.1 Metode-Metode Yang Digunakan : Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ini serta dalam memperoleh data ditempuh dengan cara : 1. Studi Lapangan (Field Research) Penelitian langsung dilakukan pada obyeknya, dimana dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung, terjun lapangan dan observasi mendatangi beberapa narasumber yang berkaitan. Seperti : Wibowo Sanjaya S.sn (pelukis dan praktisi keroncong), Ari Moelyono S.E (anak Ibu Waljinah), Sutrisno S.Pd (Guru seni musik dan pemain musik keroncong), dst. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Mendapatkan bahan-bahan dari membaca buku perpustakaan, maupun bangku perkuliahan, mencari informasi didunia maya serta referensi beberapa jurnal, data atau wacana. 5

1.5.2 Target Audiens Dalam pemilihan narasumber, penulis bekerjasama dengan beberapa narasumber ahli yang mendukung dan berkaitan dengan obyek penulisan. 1.5.3 Pemilihan Lokasi Dalam pembuatan program acara yang berjudul Produksi Program Dokumenter Keroncong Urban dengan tema Keroncong ini penulis mengambil lokasi bahan pembuatan karya di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah. 2. METODE PENCIPTAAN KARYA 2.1 Deskripsi Karya Judul Film : KERONCONG URBAN 1. Tema : Perubahan Keroncong dari masa ke masa. 2. Media : TV 3. Kategori Program : Hiburan 4. Format Program : Dokumenter 5. Format Produksi : Outdoor/Indoor 6. Sifat Produksi : Taping 7. Unsur Produksi : Video 8. Sasaran / Segmentasi : Umum 9. Durasi : ± 30menit 2.2 Obyek Karya dan Analisis Obyek Obyek karya pada documenter yang berjudul Keroncong Urban ini adalah program yang berformat documenter, yang mana menyajikan sebuah acara menarik serta informatif bagi para penonton. Penulis memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai suatu kesenian dan budaya bangsa yang banyak mengandung nilai-nilai positif untuk dikembangkan dan dilestarikan 6

2.3 Konsep Kreatif Ide Penulis memiliki job description sebagai seorang produser, Ide awal yang membuat documenter ini bagi penulis sangat menarik, karena banyak hal yang bisa digali. Dengan penulis memaparkan idenya, terpilih penulis naskah dan sutradara. Setelah brain storming penulis menentukan hasil ide yaitu Dokumenter yang berjudul KERONCONG URBAN.Dengan demikian penulis berusaha untuk tetap memberikan suguhan yang dapat menjadi inspirasi dan informasi bagi penonton.disusun dengan format dan alur cerita serta alunan musik yang berbeda dengan musik keroncong sebelumnya, yang memungkinkan dapat menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi para penikmatnya atau generasi muda yang saat ini kurang memahami suatu kesenian musik tradisional. Supaya para penonton menikmati acara yang telah disajikan,penulis memberikan sajian acara keroncong urban ini dengan sesuatu kemasan yang berbeda. Dengan konsep dokumenter keroncong dan pengambilan gambar indah ditunjang dengan penggunaan peralatan kamera yang memadahi, membuat penulis memiliki cukup banyak gambar dengan angle-angle yang baik. Dan diakhir acara akan disuguhkan perfom keroncong yang dibawakan para anak muda masa kini yang dapat menjadikan nilai tambahan untuk keroncong urban tersebut. 3. Rekomendasi Saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam pembuatan program dokumenter KERONCONG URBAN ini adalah sebagai berikut : 3.1 Jika ingin membuat sebuah program dokumenter, kita harus terlebih dulu mempunyai dokumen baik berupa audio,visual maupun audio visual tentang topik yang akan kita angkat. Hal itu sangat dibutuhkan untuk memperkuat karya kita bahwa topik yang kita angkat terbukti ke asliannya. 1. Sebelum membuat program dokumenter, alangkah baiknya jika kita 7

merencanakan seluruh tahap mulai dari pra-produksi sampai pasca produksi dengan matang agar bisa mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan keinginan kita. 2. Ketika mendapat kendala di dalam lapangan, kita harus pandai menyelesaikan kendala tersebut dengan baik agar proses produksi tetap berjalan lancar sesuai dengan rencana. Demikian saran yang bisa disampaikan penulis, semoga hasil karya dokumenter KERONCONG URBAN ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat serta memberikan dampak positif atas nilai-nilai edukatif di dalamnya. Dan untuk karya tersebut agar bisa dijadikan referensi pembelajaran untuk generasi-generasi selanjutnya. 3.2 Evaluasi Dengan adanya dokumenter KERONCONG URBAN, peran seorang produser dalam sebuah produksi sangatlah vital. Karena banyak hal yang harus dilakukan seorang produser untuk menjamin suatu keberhasilan di akhir nanti, mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Dan apabila terjadi sebuah kendala karena ketidak hadiran seorang produser pasti akan berpengaruh penting dalam proses produksi berlangsung. Untuk disini penulis sebagai produser harus mengerti betul bagaimana tugas dan tanggung jawab produser agar dalam proses produksi KERONCONG URBAN kali ini berhasil. 3.2 Kesimpulan Dengan ini adanya pandangan bahwa keroncong tidak hanya sebatas itu saja, seperti keroncong pakem pada umumnya, keroncong urban adalah contoh dari perkembangan keroncong di Indonesia. Kita alangkah indahnya bila mensyukuri apa yang Tuhan anugrahkan pada kita. Jangan pernah kita memandang sebelah mata budaya kesenian kita, karena dengan adanya KERONCONG URBAN ini membuat para remaja berkreasi dan berinovasi sesuaikeinginanmereka. 8

9