SKRIPSI. Disusun guna meraih gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: Nama : Triana Mardi Astuti NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Prancis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Muchsin Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanggal 18 februari Data yang terkumpul diperoleh dari 30 orang

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam mempelajari suatu bahasa, khususnya bahasa asing, pembelajar

No. : FPBS/FM-7.1/07 SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, M.Pd.

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

KORELASI ANTARA PENGUASAAN STRUKTUR DENGAN KEMAMPUAN DIKTE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS SEMESTER III

MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE. Comme cela a été dit dans le site

ANALISIS KESESUAIAN MATERI DAN LATIHAN SOAL PADA BUKU ECHO A1 DENGAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PADA KELAS X SEMESTER 1 SKRIPSI

KEEFEKTIFAN KARTU KATA DAN GAMBAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS X SMA TUNAS PATRIA UNGARAN

KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS DALAM MENGUASAI EXPRESSION DE L OPINION

WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI

KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER VII PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS UNNES DALAM MENGGUNAKAN KALIMAT MODUS INDICATIF ATAU MODUS SUBJONCTIF

ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM.

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Prancis oleh Neneng Ulwiyati

BAB III KESIMPULAN. yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING

KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai pada tahap

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis. : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

MULTIFUNGSI KATA TOUT DALAM BAHASA PRANCIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Syarif Hidayat

GRAMMAIRE I. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. Dra. DWI CAHYANI FARIDA AMALIA, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

GRAMMAIRE II. Silabus Deskripsi Mata Kuliah. FARIDA AMALIA, M.Pd

Silabus. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu. KD 1 Mencocokkan gambar dengan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BALOK BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS KELAS X SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL

Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM

BAB I PENDAHULUAN. motivasi penelitian dan alasan pentingnya topik yang diteliti. Penulis juga

INFORMASI DAN KISI-KISI

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA PRANCIS OLEH PEMBELAJAR BERBAHASA INDONESIA: SEBUAH STUDI KASUS

PRODUCTION ÉCRITE II PR113

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTA SKRIPSI

KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM

KEEFEKTIFAN METODE QQOQCCP DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NASIONAL PATI SKRIPSI. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE)

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKOMODASI PERHOTELAN SMK PARIWISATA LIBERTY PEMALANG DALAM MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODALITAS DALAM ROMAN LE TOUR DU MONDE EN 80 JOURS KARYA JULES VERNE SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA PRANCIS UNTUK SMA KELAS X SKRIPSI

PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 1989:266),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Kata penguasaan juga dapat diartikan kemampuan seseorang dalam sesuatu hal

SILABUS PRODUCTION ECRITE IV (PR213) Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Yadi Mulyadi, M.Pd.

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE II PR113. Iis Sopiawati, S. Pd.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA PRANCIS

SILABUS GRAMMAIRE V PR304. Drs. Kamaludin M, MA., M.Hum. Drs. Soeprapto Rakhmat, M.Hum.

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO

GRAMMAR BAHASA PRANCIS BY : LIYA IMRA AH F.

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~

SILABUS COMPRÉHENSION ÉCRITE III PR202. Dra. Hj. Dwi Cahyani AS. Broto. Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Iis Sopiawati, S.Pd.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dan desain penelitian merupakan suatu hal yang harus digunakan

Oleh Dra Yuliarti Mutiarsih, M.Pd dkk

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR DIAGRAM... xi

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

SILABUS GRAMMAIRE II PR114. Farida Amalia, M.Pd.

BAB III KESIMPULAN. Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MEDIA PEMBELAJARAN STICK FIGURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS XII SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs yang merupakan model

ANALISIS KESALAHAN MENULIS BAHASA PERANCIS PADA FORUM MEDIA ONLINE VERSION ORIGINALE SKRIPSI. untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali

PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM.

PENGGUNAAN TEKNIK ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA PERANCIS. (Penelitian Pra-Eksperimen Mahasiswa Semester IV

SILABUS PRODUCTION ÉCRITE I PR103. Iis Sopiawati, S. Pd.

HUMOR BERUPA PELANGGARAN MAKSIM. DALAM FILM RRRrrr!!! KARYA ALAIN CHABAT. Skripsi. Diajukan kepada

KESIAPAN SMA NEGERI 7 PURWOREJO TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAHASA PRANCIS SKRIPSI

KEEFEKTIFAN LA GYMNASTIQUE DE LA PAROLE UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPUAN PELAFALAN PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA N 2 UNGARAN TAHUN AJARAN 2010/2011

PRODUCTION ÉCRITE III (PR203)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN GRAMMAIRE IV PR204

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agar terhindar dari salah paham dalam penafsiran judul penelitian, penulis

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa Prancis Oleh Didin Najmudin

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Masyhuri (2008:151)

Transkripsi:

SKRIPSI KEMAMPUAN MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM MEMAHAMI DAN MENGGUNAKAN PARONIM DALAM KALIMAT BAHASA PRANCIS Disusun guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nama : Triana Mardi Astuti NIM : 230404007 Prodi : Pendidikan Bahasa Prancis BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

PERNYATAAN Dengan ini saya: Nama : Triana Mardi Astuti NIM : 230404007 Prodi : Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Kemampuan mahasiswa semester III Prodi Pendidikan Bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah melalui penelitian, bimbingan, diskusi, dan pemaparan atau ujian. Semua kutipan baik langsung atau tidak langsung, telah disertai identitas sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini telah membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika dikemudian hari ditemukan ketidakberesan, saya bersedia menerima akibatnya. Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya. Semarang, 24 Maret 2009 Penulis, Triana M.A NIM 230404007

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada: hari : Selasa tanggal : 24 Maret 2009 Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Rustono, M.Hum Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA NIP.328222 NIP. 383669 Penguji I, Dra. Sri Rejeki Urip, M.Hum NIP. 383660 Penguji II / Pembimbing II, Penguji III / Pembimbing I, Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum Prof. Dr. Edi Astini NIP. 38366 NIP. 30359054

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Alam Nasyrah:5-6). Kita tidak dapat belajar sesuatu tanpa adanya suatu kesulitan (Aristoteles). PERSEMBAHAN: Karya kecilku ini kupersembahkan untuk : diriku sendiri, orang tuaku, Luth, sahabat-sahabat angkatan 2004, Anda yang membaca karyaku ini.

KATA PENGANTAR Alhamdulillah wassyukurillah. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kemampuan Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam Memahami dan Menggunakan Paronim dalam Kalimat Bahasa Prancis sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:. Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing 2. Prof. Dr. Edi Astini, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengoreksi serta memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum selaku pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas membimbing dengan tulus dalam penulisan skripsi ini. 4. Dra. Sri Rejeki Urip, M.Hum, selaku penguji utama yang telah memberikan masukan dan arahan dalam skripsi ini. 5. Bapak Ibu dosen Bahasa dan Sastra Asing yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Ayah bundaku, terima kasih atas doa, kasih sayang dan semua dukungan materi yang telah diberikan selama ini. 7. Adik-adik Semester III tahun ajaran 2008/2009 sekaligus sebagai responden yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Semarang, 24 Maret 2009 Penulis

SARI Astuti, Triana Mardi. 2009. Kemampuan Mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan Bahasa Prancis dalam Memahami dan Menggunakan Paronim dalam Kalimat Bahasa Prancis. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Edi Astini. Pembimbing II: Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum. Kata Kunci: Kemampuan, Memahami, Menggunakan, Paronim. Bahasa Prancis adalah bahasa yang mempunyai struktur atau kaidah yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Ada beberapa vokal dan konsonan bahasa Prancis yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Perbedaan tersebut biasanya menyebabkan kesulitan dalam mempelajari, memahami, dan menguasai bahasa Prancis. Hal itu pula yang menyebabkan pembelajar bahasa Prancis mengalami kesulitan dalam menuliskan atau melafalkannya. Contoh dalam bahasa Prancis: le magasin toko dan le magazine majalah, le poisson ikan dan le poison racun, dsb. Kemiripan itu disebut dengan paronim, yaitu kata-kata yang mirip bentuknya, ejaan, cara pelafalan, namun maknanya berbeda. Kemiripan tersebut bisa menyebabkan kebingungan dalam penggunaannya. Kekeliruan dalam pemahaman dan penggunaan kata berparonimi akan membuat kesalahpahaman pembaca/pendengar. Maka perlu diketahui kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis pada mahasiswa Semester III tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dan kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam memahami dan mengggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 yang telah lulus Mata Kuliah StructureII, Lire II, dan Écrire II sejumlah 2 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama dan jumlah mahasiswa, sedangkan metode tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis. Validitas yang digunakan adalah validitas isi, untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan teknik pengulangan tes (test-retest), hasilnya dikorelasikan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif persentase dan analisis kritis. Kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis pada mahasiswa Semester III tahun ajaran 2008/2009 termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-ratanya mencapai 72,5. Namun, nilai ratarata pemahaman paronim bahasa Prancis lebih tinggi daripada penggunaan paronim

dalam kalimat bahasa Prancis. Berdasarkan hal tersebut, rata-rata responden dalam penelitian ini mampu memahami kosakata berparonim bahasa Prancis tetapi mereka tidak dapat menggunakannya dengan benar dalam menyusun kalimat.

RÉSUMÉ Astuti, Triana Mardi. 2009. La compétence des étudiants du troisième semestre de l année scolaire 2008/2009 du programme de l enseignement de la langue française à comprendre et à utiliser le paronyme dans la phrase. Mémoire. Département des langues et des littératures étrangères, du programme de l enseignement du français, de la Faculté des Langues et des Arts de l Université d État de Semarang. Directrices I: Prof. Dr. Edi Astini, II: Dra. Anastasia Pudjitriherwanti, M.Hum. Mots clés : la compétence, la compréhension, l utilisation, le paronyme I. L introduction Le français est une langue qui possède des règles grammaticales et des structures qui sont différentes de l indonésien. Dubois (96:59) dit qu en français, l orthographe ne correspond pas toujours au son, et il est nécessaire de faire la différence entre les deux. Cela cause la difficulté pour les apprenants du français. Ils doivent aussi comprendre les lexiques qui ont une ressemblance de son et d orthographe, par exemple: le poisson et le poison, le médecin et la médecine, la conservation et la conversation, jaune et jeune, etc. Cette ressemblance s appelle paronyme. D après Littré (987:4485), paronyme est un mot qui a du rapport avec un autre par le son qu il fait entendre, de sorte que les gens mal instruits peuvent les confondre. Sans contexte, paronyme peut causer la confusion dans l utilisation. La compréhension du paronyme va être claire si on l utilise dans un contexte.

L objectif majeur de cette recherche est de connaître la compétence à comprendre et à utiliser le paronyme des étudiants du troisième semestre. En plus, on veut décrire aussi les erreurs commises par les étudiants. II. La compétence à comprendre et à utiliser le paronyme Dans l enseignement de la langue, il y a la compétence fondamentale. Valette (995:3) divise la compétence fondamentale en quatre, ce sont: () la compréhension orale, (2) la compréhension écrite, (3) l expression orale, (4) l expression écrite. Tandis que Nurgiyantoro (995:67), dit que la compétence langagière se compose en deux formes:. Compréhension, se compose de compréhension orale et compréhension écrite. La compétence de la compréhension étant la compétence réceptive. 2. Production, se compose de production orale et production écrite. La compétence de l expression (production) étant la compétence productive. Dans cette recherche, les étudiants du troisième semestre sont demandés à distinguer et à montrer leur compréhension sur des paronymes français. Puis, ils doivent les utiliser dans la phrase. Pougeoise dans le dictionnaire didactique de la langue française (996:3) dit qu un paronyme est un mot qui présente une certaine analogie phonétique avec un terme de sens différent sans toutefois aller jusqu'à l identité. Selon Littré (987:4485), paronyme est un mot qui a du rapport avec un autre par le son qu il fait entendre, de sorte que les gens mal instruits peuvent les confondre.

L exemple des paronymes dans le contexte:. a) Le médecin est en train d examiner ses patients. b) Ma mère achète la médecine à la pharmacie. 2. a) Cette jeune fille est belle. b) Ma voiture jaune est chère. 3. a) Sylvie fait des achats dans un magasin. b) Ma sœur aime bien lire des magazines et des journaux. 4. a) J aime beaucoup regarder les jeunes filles dont les cheveux sont longs. b) Ces chevaux ont couru dix kilomètres en vingt minutes. 5. a) Pierre rencontre l ami d enfant quand il a du temps libre. b) Le professeur raconte des histoires amusantes aux élèves. III. Méthodologie de la recherche La variable de cette recherche est la compétence des étudiants du troisième semestre du programme de l enseignement de la langue française à comprendre et à utiliser le paronyme dans la phrase. La population de cette recherche se compose de tous les étudiants du troisième semestre qui ont suivi les cours de Structure II, d Ecrire II, et de Lire II. Cette recherche a pris 26 étudiants du troisième semestre. 5 étudiants sont utilisés pour tester la fiabilité du test et 2 étudiants pour relever les données.

Pour collecter les données, j ai utilisé la méthode de documentation et la méthode de test. La méthode de documentation est utilisée pour obtenir les noms et le nombre des étudiants du troisième semestre du programme de l enseignement de la langue française qui ont suivi les cours de Structure II, Ecrire II, et Lire II et celle du test est utilisée pour obtenir les données sur leurs compétences à comprendre et à utiliser le paronyme dans la phrase. En plus, on veut décrire aussi les erreurs commises par les étudiants. La validité de cette recherche est celle de contenu car la composition de cet instrument est accordée par la matière du troisième semestre sous forme des paronymes qui est enseignée de Campus I à Campus II Unité 4. La formule productmoment est utilisée pour assurer la fiabilité du test. IV. Analyse de la recherche L analyse de cette recherche montre que la compétence des étudiants du troisième semestre à comprendre et à utiliser le paronyme dans la phrase est bien. La meilleure note des étudiants est 93, la pire est 57, et la note moyenne est 72,5. La note moyenne de la compréhension du paronyme est meilleure que celle de l utilisation du paronyme dans la phrase.

V. Conclusion L analyse dans cette recherche montre que les étudiants du troisième semestre ont pu bien comprendre des paronymes français, mais ils ne les ont pas pu bien utiliser bien dans la phrase. La compréhension du paronyme est plus facile que l utilisation parce que dans la compréhension, les étudiants du troisième semestre ne sont demandés que pour rappeler, distinguer, et répondre des paronymes. L utilisation du paronyme est difficile parce qu elle recouvre la maîtrise de structure et de l orthographe. Il faut que les étudiants maîtrisent leur compétence de comprendre, d écrire, ou d épeler des paronymes dans le contexte ou hors contexte. En s entraînant continuellement, l erreur de comprendre ou d utiliser des paronymes vont diminuer.

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v SARI... vii RÉSUMÉ... viii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang....2 Rumusan Masalah... 4.3 Tujuan penelitian... 4.4 Penegasan Istilah... 5.5 Manfaat Penelitian... 5.5 Sistematika Penulisan... 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kemampuan Berbahasa... 7

2.. Kemampuan Reseptif... 7 2..2 Kemampuan Produktif... 8 2.2 Pengertian Memahami... 0 2.3 Pengertian Menulis... 2.4 Kalimat... 2 2.4. Pengertian Kalimat... 2 2.4.2 Pengklasifikasian Kalimat... 3 2.5 Paronim... 7 2.5. Pengertian Paronim... 7 2.5.2 Kosakata berparonim dalam materi bahasa Prancis s/d Semester III dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4... 20 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Variabel Penelitian... 22 3.2 Populasi dan Sampel... 22 3.2. Populasi... 22 3.2.2 Sampel... 23 3.3 Metode Pengumpulan Data... 23 3.3. Metode Dokumentasi... 23 3.3.2 Metode Tes... 23 3.4 Validitas dan Reliabilitas... 27 3.4. Validitas... 27 3.4.2 Reliabilitas... 27

3.5 Sistem Penilaian... 29 3.5. Skor Penilaian... 29 3.5.2 Penilaian... 30 3.6 Metode Analisis Data... 3 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian... 32 4.2 Pembahasan... 34 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5. Simpulan... 70 5.2 Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel Kosakata verba berparonim dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4... 20 Tabel 2 Kosakata nomina berparonim dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4... 2 Tabel 3 Kosakata adjektiva berparonim dalam buku pegangan Campus I... dan Campus II s/d Unité 4... 2 Tabel 4 Kisi-kisi instrumen... 25 Tabel 5 Hasil tes uji coba instrumen tes pemahaman dan penggunaan paronim dalam kalimat bahasa Prancis... 28 Tabel 6 Skor penilaian tes pemahaman paronim... 29 Tabel 7 SK Rektor UNNES No.63 Tahun 2004... 30 Tabel 8 Persentase hasil penelitian tes pemahaman dan penggunaan paronim dalam kalimat bahasa Prancis... 33

DAFTAR LAMPIRAN. SK Dosen Pembimbing 2. Tabel persiapan uji coba instrumen 3. Data skor mentah dan nilai tes pemahaman dan penggunaan paronim dalam kalimat bahasa Prancis 4. Instrumen Penelitian 5. Kunci jawaban tes pemahaman dan penggunaan paronim dalam kalimat bahasa Prancis

BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Bahasa pertama kali diperoleh melalui proses alami dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat penutur bahasa, sedangkan bahasa kedua dan bahasa asing diperoleh melalui pendidikan formal, khususnya lingkungan sekolah. Perkembangan tekhnologi dan komunikasi sekarang ini memungkinkan banyak terjadinya hubungan antarnegara yang mendorong seseorang mempelajari bahasa asing sebagai sarana komunikasi dengan warga negara lain. Pada umumnya tujuan seseorang menggunakan bahasa yang dipelajarinya itu untuk berkomunikasi tanpa hambatan, baik secara lisan maupun tulisan. Setiap orang yang mempelajari bahasa pada umumnya akan mempelajari struktur atau kaidah yang berlaku pada bahasa yang dipelajarinya. Tiap bahasa mempunyai aturannya sendiri yang menyangkut hal bunyi dan urutannya, kata dan pembentukannya, hal kalimat dan susunannya. Demikian pula dengan bahasa Prancis yang mempunyai struktur atau kaidah yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaan ini biasanya menyebabkan kesukaran-kesukaran dalam mempelajari, memahami, dan menguasai bahasa Prancis.

Bahasa Prancis adalah bahasa yang rumit. Pembelajar harus dapat menghafal kosakata yang hampir sama sekali berbeda dengan bahasa Indonesia dan juga tata bahasa yang bertingkat-tingkat sehingga menyulitkan mereka. Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam mempelajari bahasa Prancis adalah mempelajari kosakatanya yang beragam dan mempunyai perbedaan antara ucapan dan ejaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dubois dkk (96:59) yang menyatakan bahwa en français, l orthographe ne correspond pas toujours au son, et il est nécessaire de faire la différence entre les deux, dalam bahasa Prancis tulisan tidak selalu sama dengan lafalnya, sehingga perlu untuk membedakan keduanya. Di samping itu, ada beberapa vokal dan konsonan bahasa Prancis yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Hal itu pula yang menyebabkan pembelajar bahasa Prancis mengalami kesulitan dalam menuliskan dan melafalkannya. Contoh dalam bahasa Prancis: le magasin toko dan le magazine majalah, le poisson ikan dan le poison racun, dsb. Kemiripan ini disebut dengan paronim, artinya kata-kata yang mirip bentuknya, ejaannya, cara pelafalannya, tetapi mempunyai makna berbeda. Kemiripan ini bisa menyebabkan kebingungan dalam penggunaannya. Hal ini akan membuat kerancuan setelah kedua kata yang berparonim tersebut diterapkan dalam kalimat berdasarkan konteksnya. Contoh dalam bahasa Prancis, kata le médecin yang berarti dokter dan le médecine yang berarti obat, bila kedua kata tersebut berdiri sendiri maka akan menimbulkan pertanyaan bagi pembelajar, karena kedua kata tersebut mempunyai kemiripan bentuk, ejaan, dan lafal.

Kosakata berparonim akan lebih jelas maknanya bila berada dalam suatu kalimat, seperti: - Le médecin est en train d examiner ses patients. ( Dokter sedang memeriksa beberapa pasiennya.) - Ma mère achète la médecine à la pharmacie. (Ibuku membeli obat di apotek.) Kesalahan atau kesalahpahaman yang mungkin sering muncul dalam tulisan atau dalam menggunakan kosakata berparonim adalah kesalahan ejaan, sehingga dapat mengganggu pemahaman pembaca. Kesalahan ejaan merupakan kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca (Tarigan 993:5). Kekeliruan dalam pemahaman dan penggunaan kata berparonimi akan sangat mengganggu pembaca atau pendengar. Untuk itulah peneliti merasa perlu mengadakan penelitian mengenai kemampuan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis. Penelitian ini dilakukan pada Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 karena mahasiswa tersebut telah menempuh buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4 serta sudah mempunyai bekal yang cukup tentang kosakata bahasa Prancis, khususnya kosakata berparonim, sehingga mereka diharapkan mampu memahami paronim bahasa Prancis dan dengan kemampuan tersebut mereka dapat menerapkannya dengan benar dalam kalimat bahasa Prancis sesuai konteksnya.

.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:.2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis?.2.2 Kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis?.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:.3. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis..3.2 Untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis.

.4 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami judul penelitian ini, maka dirasa perlu diberikan penegasan istilah yang digunakan dalam judul. Paronim adalah kata-kata yang mirip bentuk, ejaan, dan pelafalannya tetapi maknanya berbeda. Paronim yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memahami dan menggunakan kosakata berparonim yang sesuai dengan materi bahasa Prancis Semester III dalam bahasa tulis yang terdapat dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4..5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dosen, setidaknya dapat memberikan informasi mengenai kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis. Adapun bagi mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 adalah dapat mengembangkan potensi diri dalam meningkatkan keterampilan menulis kata/kalimat dengan baik dan mendorong untuk lebih cermat ketika mendengar maupun menggunakan kata-kata berparonim sehingga mahasiswa dapat menghindari kesalahan pada saat membuat kalimat bahasa Prancis dengan memperhatikan makna/arti dari kosakata yang mirip ejaannya tetapi berbeda arti tersebut.

.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar skripsi ini akan dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian awal, bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, résumé, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Skripsi ini secara garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu: Pendahuluan, Landasan Teori, Metode Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Penutup. Bab I meliputi Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan Penelitian, Penegasan Istilah, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II berisikan landasan teori yang menyajikan uraian tentang () Kemampuan Berbahasa, (2) Pengertian Memahami, (3) Pengertian Menulis, (4) Pengertian Kalimat dan Pengklasifikasiannya, (4) Pengertian Paronim (5) Kosakata berparonim dalam materi bahasa Prancis s/d Semester III dalam Buku Pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4. Bab III berisi tentang Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabilitas, Sistem Penilaian, dan Metode Analisis Data. Bab IV memaparkan Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian. Bab V berisikan Simpulan dan Saran. Bagian akhir skripsi ini berisi Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dipaparkan sejumlah pendapat para ahli bahasa yang terdapat dalam berbagai sumber sebagai acuan dalam penelitian ini. Teori-teori itu meliputi teori tentang kemampuan berbahasa, pengertian memahami, pengertian menulis, pengertian kalimat dan pengklasifikasiannya, pengertian paronim dan pasangan kosakata berparonim dalam materi bahasa Prancis Semester III yang terdapat dalam buku pegangan Campus I dan Campus II sampai dengan Unité 4.. 2. Kemampuan Berbahasa Kemampuan berbahasa merupakan tindak menggunakan bahasa secara nyata untuk maksud komunikasi. Kegiatan berbahasa merupakan wujud nyata kompetensi kebahasaan seseorang (Nurgiyantoro 995:67). Kemampuan berbahasa dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kemampuan memahami (compréhension) dan kemampuan mempergunakan (production). Kemampuan memahami bersifat reseptif dan kemampuan mempergunakan bersifat produktif. 2.. Kemampuan reseptif Kemampuan reseptif / décoding adalah kemampuan untuk memahami bahasa yang dituturkan oleh pihak lain melalui sarana bunyi atau tulisan.

2..2 Kemampuan produktif Kemampuan produktif merupakan kemampuan yang menuntut kegiatan encoding, yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa pada pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis. Selanjutnya menurut Cuq dan Gruca (2002:49) Le concept de compétence est difficile à cerner et est susceptible de plusieurs interprétations. Pourtant la compétence de communication est un concept méthodologique qui se situe aujourd hui au centre de la didactique des langues. C est un savoir de type procédural, dont il est désormais traditionnel de considérer qu il se réalise par deux canaux différents, écrit et oral et de deux manières différents, compréhension et expression. Konsep kemampuan merupakan lingkup yang sulit dan bisa mempunyai banyak pemahaman. Meskipun kemampuan komunikasi merupakan konsep yang bersifat metodologi yang pada saat sekarang ditunjukkan pada pengajaran bahasa. Hal tersebut merupakan pengetahuan yang harus sesuai dengan aturan, selanjutnya berdasarkan pengamatan tradisional kemampuan berbahasa dapat dicapai melalui dua jalur yang berbeda, tulis dan lisan dan dari dua cara yang berbeda, pemahaman dan penggunaan (Cuq dan Gruca 2002:49). Berdasarkan hal tersebut Cuq dan Gruca membagi kemampuan berbahasa menjadi 4 yaitu : () La compréhension orale (kemampuan mendengarkan) La compréhension orale (kemampuan mendengarkan) yaitu kemampuan memahami gagasan serta pikiran orang lain yang disampaikan secara lisan. (2) L expression orale (kemampuan berbicara) L expression orale (kemampuan berbicara) yaitu kemampuan menyampaikan gagasan serta mengungkapkan diri secara lisan.

(3) La compréhension écrite (kemampuan membaca) La compréhension écrite (kemampuan membaca) yaitu kemampuan memahami gagasan serta pikiran orang lain yang disampaikan secara tertulis. (4) L expression écrite (kemampuan menulis) L expression écrite (kemampuan menulis) yaitu kemampuan menyampaikan gagasan serta mengungkapkan diri secara tertulis. Dari berbagai pendapat tentang definisi kemampuan berbahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar kemampuan berbahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemampuan memahami (compréhension) dan kemampuan mempergunakan (production) yang sama dengan istilah lain yaitu kemampuan mengungkapkan (expression). Kemampuan berbahasa tersebut dapat dijadikan tolak ukur seseorang dalam penguasaan suatu bahasa. Urutan itu berdasarkan tingkat kemampuan yang diperoleh. Seseorang belajar bahasa didahului oleh mendengarkan, berbicara, kemudian berangsur-angsur mencoba menirukan atau mengucapkannya, kemudian memahami bahasa tersebut dalam bentuk tulisan, yakni dengan belajar membacanya kemudian menulis. Hal ini senada dengan pendapat Tarigan (986:) yang menyatakan bahwa dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mulai dari menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Antara membaca dan menulis terdapat hubungan yang sangat erat. Bila seseorang menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya tulisan itu akan dibaca dan

dipahami oleh orang yang membacanya dengan syarat, tulisan yang baik dengan struktur kalimat yang benar dan juga diperlukan pengetahuan tentang sistem ejaan dan bahasa yang baik, sehingga maknanya dapat tersampaikan (Nurgiyantoro 995:69). Berdasarkan alasan tersebut maka penelitian ini lebih menekankan pada aspek memahami dan menggunakan paronim bahasa Prancis dalam bentuk tulisan. 2.2 Pengertian Memahami Memahami itu bukan merupakan suatu proses yang pasif, melainkan proses yang aktif dalam menyampaikan suatu pesan (Ahmadi 990:8). Memahami berarti mengenal arti atau maksud dari kata, kalimat, atau teks. Cuq dan Gruca (2002:5) menyatakan: La compréhension suppose la connaissance du système phonologique ou graphique et textuel, la valeur fonctionnelle et sémantique des structures linguistique véhicules, mais aussi la connaissance des règles socioculturelles de la communauté dans laquelle s effectue la communication. Pemahaman menghendaki adanya pengetahuan sistem bunyi atau sistem grafis dan tekstual, nilai fungsional dan nilai semantik dari struktur linguistik yang dibawa, dan juga pengetahuan tentang aturan sosial budaya yang digunakan oleh masyarakat tutur tersebut. Memahami dalam hal ini adalah mahasiswa dituntut untuk dapat membedakan dan menunjukkan pemahamannya terhadap kosakata berparonim dalam bahasa Prancis.

Kekeliruan dalam memahami makna kata dapat menyebabkan kekeliruan dalam memahami makna secara keseluruhan. Demikian pula dalam memahami paronim bahasa Prancis, mahasiswa harus cermat dan mengerti benar akan kedua kata tersebut sehingga dapat mengetahui makna kata tersebut bila digunakan dalam kalimat, karena untuk dapat menggali informasi tertulis, diperlukan pengetahuan tentang struktur dan kosakata yang bersangkutan, di samping juga sistem ejaan (grafologi)-nya (Nurgiyantoro 995:67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa memahami merupakan kemampuan untuk mengenali dan menangkap pesan/informasi yang disampaikan melalui lambang lisan maupun tulisan. Kemudian dengan memahami kata-kata yang berparonim tersebut mahasiswa diharapkan dapat menggunakannya dalam menyusun kalimat secara tertulis. 2.3 Pengertian Menulis Aktivitas menulis merupakan salah satu bentuk kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai setelah 3 (tiga) kemampuan berbahasa yang lain yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro 995:294). Kegiatan menulis menghendaki sesorang untuk menguasai lambang atau simbolsimbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif produktif atau aktivitas menghasilkan bahasa. Sebagai salah satu kemampuan berbahasa, menulis dapat diperoleh dengan baik jika seseorang sering berlatih.

Menurut Larousse (967:350) écrire, exprimer par des signes tracés, des caractères convenus, menulis merupakan ungkapan lewat lambang tulisan atau huruf yang telah disepakati. Selanjutnya Valette (975:8) menyatakan pour apprendre à bien écrire en langue étrangère, l élève doit franchir certaine étape indispensable. Il lui fait apprendre à bien maîtriser orthographe, grammaire et vocabulaire à défaut de quoi son écriture manquera d aisance, de précision et de style. untuk mempelajari menulis dengan baik dalam bahasa asing tentu saja mahasiswa harus melewati tahapan-tahapan tertentu yang sudah ada. Mengharuskannya mempelajari dengan baik penguasaan ortograf, tata bahasa dan kosakata, tanpa itu semua menulis tidak akan mudah dan tulisannya tidak jelas dan tidak indah. Upaya untuk mencapai keterampilan menulis adalah dimulai dengan menyusun kalimat-kalimat efektif, sehingga pesan penulis dapat dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, keterampilan menulis harus dilaksanakan secara terpadu pada komponen kebahasaan, pemahaman dan penggunaan, maupun dengan keterampilan berbahasa yang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menuangkan ide yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa (tulisan) yang telah disepakati dengan memperhatikan ortograf, tata bahasa, dan kosakatanya. Menulis kata adalah merangkai huruf demi huruf menjadi kata yang dapat dibaca dan mengandung makna. Penulisan kata yang baik dan benar adalah sebagai syarat dapat menulis kalimat, karena kalimat merupakan perpaduan dari dua kata atau lebih kata. 2.4 Kalimat

2.4. Pengertian Kalimat Beberapa ahli mendefinisikan kalimat berbeda satu dengan yang lain. Menurut Alwi (998:3), kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkap pikiran yang utuh. Wujud lisan sebuah kalimat ditandai dengan intonasi dan dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda baca. Chaer (2003:240) berpendapat bahwa kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur dan yang berisi pikiran yang lengkap. Sementara itu, menurut Dubois (96:6), une phrase est les mots unis par le sens forment une, phrase exprimant une idée. Mais chaque phrase se compose d une ou plusieurs propositions qui sont les aspects ou les moments divers de l idée principale; chaque proposition contient en principe, un verbe à un mode personne. kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki arti, yang membentuk suatu kalimat yang mengungkapkan sebuah ide. Tetapi setiap kalimat terdiri dari satu atau lebih dari klausa yang jenis dan kala waktunya dapat berubah dari ide utama; setiap klausa biasanya terdiri dari satu verba yang memiliki modus personel. Selanjutnya pengertian kalimat menurut Delatour (99:6) adalah une phrase est un assemblage de mots formant une unité de sens. À l écrit le premier mot commence par une majuscule et le dernier est suivi d un point (.), d un point d interrogation (?), d un point d exclamation (!) ou des points de suspension ( ). Kalimat adalah kumpulan kata yang membentuk satu kesatuan arti. Pada bahasa tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda seru (!), tanda tanya (?), atau titik-titik ( ). Dari beberapa pendapat mengenai definisi kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah konstruksi gramatikal yang bermakna dan dalam bahasa tulisan ditandai dengan tanda baca.

2.4.2 Pengklasifikasian Kalimat Menurut Peytard (970) dalam Pudjitriherwanti (2004) mengklasifikasikan kalimat dasar bahasa Prancis (les phrases de base du français) menjadi 7, yaitu:. SN + Vi (Circonstanciel) (SN= Syntagme Nomina, Vi = verbe intransitif) Contoh: Mon jeune frère a couru dans le jardin. Adik laki-lakiku berlari di kebun. 2. SN + Vt (Circonstanciel) (Vt = verbe transitif) Contoh: En automne, le fermier laboure son champ. Pada musim gugur, para petani menggarap ladang 3. SN + Vt + SN Préposition (Circonstanciel) Contoh: À l école, l enfant obéit à son maître. Di sekolah, murid mematuhi gurunya. 4. SN + Vt + SN + SN Préposition (Circonstanciel) Contoh: Hier, le boucher a donné un os à mon chien. Kemarin, tukang daging telah memberikan sebuah tulang kepada anjingku 5. SN + V être + Adj SN SN prep (Circonstanciel) ( a) ( b) () c Contoh: (a) En été, le ciel est bleu. Pada musim panas, lengit biru. (b) Mon père est un chasseur acharné. Ayahku seorang pemburu sejati

(c) Il est à Paris depuis huit jours. Dia berada di Paris sejak delapan hari. 6. V impersonnel (suite V impers) (Circonstanciel) Contoh: Il pleut depuis huit jours. Hujan sejak delapan hari. 7. Présentatif + suite de présentatif (Circonstanciel) Contoh: Voilà mon père. Inilah ayahku. Il y a du pain sur la table. Ada roti di atas meja. Sementara itu Delatour (99:6) mengklasifikasikan kalimat menjadi dua, yaitu phrase simple kalimat sederhana dan phrase complèxe kalimat majemuk.. La phrase simple kalimat sederhana. Delatour (99:7) mendefinisikan kalimat sederhana sebagai berikut : La phrase simple contient un seul verbe, c est ce qu on appelle une proposition. Kalimat sederhana berisi hanya satu verba yang dikonjugasikan, kita bisa menyebutnya klausa. Kalimat sederhana dibagi menjadi tiga tipe, Delatour (99:7), yaitu: () Sujet + verbe Contoh : Il dort. Dia tidur. Kalimat di atas merupakan kalimat sederhana yang terdiri dari satu verba, yaitu dort yang berasal dari verba infinitif dormir. (2) Sujet + verbe + attribut

Contoh : Le garçon est beau. Lelaki itu tampan. Kalimat di atas merupakan kalimat sederhana yang memiliki satu verba est yang berasal dari verba infinitif être. Kalimat ini juga memiliki satu attribut yaitu kata belle. (3) Sujet + verbe + complément d objet Contoh : Jean achète un pantalon. Jean membeli celana panjang. Kalimat di atas merupakan kalimat sederhana yang mempunyai satu verba yaitu achète yang berasal dari verba infinitif acheter dan memiliki satu objek langsung yaitu un pantalon. 2. La phrase complèxe kalimat majemuk. Delatour (99:8) mendefinisikan kalimat majemuk sebagai berikut: La phrase complexe contient deux ou plusieurs verbes conjugués, elle donc composé de deux ou plusieurs propositions, Kalimat majemuk adalah kalimat yang berisi dua verba atau lebih yang dikonjugasikan, jadi kalimat majemuk terdiri dari dua klausa atau lebih. Selanjutnya Delatour membagi kalimat majemuk menjadi dua, yaitu la subordination dan la coordination. () Subordination subordinasi Kalimat kompleks bisa terdiri dari dua klausa atau lebih, klausa satu berfungsi sebagai klausa atasan dan yang lain berfungsi sebagai klausa bawahan. Contoh : Dès que Nadine rentre chez elle, elle allume la lampe.

Ketika Nadine pulang ke rumahnya, dia menyalakan lampu. Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, Dès que Nadine rentre chez elle, merupakan klausa bawahan dan elle allume la lampe adalah klausa atasan. Klausa bawahan tidak akan bermakna jika tidak ada klausa atasan. (2) Coordination koordinasi Kalimat majemuk yang terdiri dari dua klausa atau lebih yang dihubungkan dengan konjungsi koordinatif seperti et, ou, ni, mais, car, donc. Setiap klausa tidak tergantung pada klausa yang lain dan memiliki kedudukan yang sama. Contoh: Nadine rentre chez elle et allume la lampe. Nadine pulang ke rumahnya dan menyalakan lampu. Kalimat di atas terdiri dari dua klausa. Kedua klausa memiliki kedudukan yang setara, yaitu sebagai klausa bebas. 2.5 Paronim 2.5. Pengertian Paronim Bagi pembelajar bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, perlu mengerti dan memahami makna setiap kata, karena setiap kata mempunyai makna yang berbeda. Makna suatu kata barulah jelas bila berada dalam konteks kalimat. Contoh dalam bahasa Prancis, kata le médecin yang berarti dokter dan le médecine yang berarti obat, bila kedua kata tersebut berdiri sendiri maka akan menimbulkan pertanyaan bagi pembelajar, karena kedua kata tersebut mempunyai

kemiripan bentuk, ejaan, dan lafal. Inilah yang disebut dengan paronim. Kosakata berparonim akan lebih jelas maknanya bila berada dalam suatu kalimat, contohnya: - Le médecin est en train d examiner ses patients. ( Dokter sedang memeriksa beberapa pasiennya.) - Ma mère achète la médecine à la pharmacie. (Ibuku membeli obat di apotek.) Menurut Littré (987:4485), paronyme est un mot qui a du rapport avec un autre par le son qu il fait entendre, de sorte que les gens mal instruits peuvent les confondre, paronim adalah kata yang mempunyai hubungan dengan kata yang lain melalui suara/bunyi yang diperdengarkan, sehingga orang yang tidak terpelajar tidak dapat membedakannya. Menurut Dubois, dkk (994:349) on appelle paronymes des mots ou des suites de mots de sens différent, mais de forme relativement voisine, kita menyebut kata yang berparonim sebagai kata-kata yang saling berkaitan dari makna yang berbeda, tetapi bentuknya hampir berdekatan, contohnya allocution (pidato singkat), dan allocation (tunjangan). Selanjutnya Pougeoise dalam Dictionnaire Didactique de la langue française (996:3) menyatakan bahwa un paronyme est un mot qui présente une certaine analogie phonétique avec un terme de sens différent, paronim adalah sebuah kata yang menunjukkan suatu bunyi tertentu yang hampir sama atau mirip dengan bentuk penulisannya, dari makna yang berbeda

Paronyme, se dit de mots presque homonymes qui peuvent être confondus, ex : éminent (luar biasa tinggi, besar, nilainya), imminent (dekat/akan segera terjadi), paronim adalah kata-kata yang menyerupai homonim sehingga dapat membingungkan (Petit Robert de Paul Robert 2007:8). Diunduh dari http: //linternaute. com/ dictionnaire /fr/ définition /paronyme/ paronyme se dit des mots qui se rassemblent fortement de par leur forme, leur orthographe, mais qui ont des sens différents (Linguistique), paronim adalah katakata yang sangat mirip bentuknya, ejaannya, tetapi mempunyai makna berbeda. Paronim disebut juga homonim yang palsu (de faux homonyme) yang artinya kata yang penandanya hampir sama (mirip) namun berbeda arti. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa paronim adalah kata-kata yang hampir mirip cara pengucapannya, bentuk tulisan yang hampir berdekatan namun maknanya berbeda. Memahami paronim berarti mengerti dengan benar kedua kata yang mirip ucapan, ejaan, tetapi maknanya berbeda, sedangkan menggunakan paronim adalah memakai kata-kata tersebut dengan benar sehingga dapat diketahui dengan jelas maknanya bila digunakan dalam kalimat secara tertulis. 2.5.2 Kosakata Berparonim dalam Materi Bahasa Prancis s/d Semester III dalam Buku Pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4 Setelah menempuh Semester I dan II, mahasiswa Semester III telah mempelajari tentang sistem bahasa yang disebut ortografi dan kosakata yang terdapat

dalam buku Campus I dan Campus II s/d Unité 4. Pada proses pembelajaran, mahasiswa menggunakan buku pegangan Campus I dan Campus II sebagai pedoman pembelajaran. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan mereka dalam mengenali bentuk bahasa Prancis yang mirip serta pemahaman mereka akan tata bahasa dan kosakata. Kosakata berparonim yang terdapat dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4 terdiri dari 3 pasang verba berparonim, 5 pasang nomina berparonim, dan pasang adjektiva berparonim, namun adverbia berparonim tidak ditemukan dalam buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4. Pengklasifikasikan kosakata berparonim akan disajikan dalam 3 tabel sebagai berikut: Tabel Verba Se lever dan se laver Emmener dan amener Arti bangun tidur/berdiri dan mandi, membersihkan diri membawa / mengajak (pergi seseorang) dan mengantarkan (seseorang) Réparer dan préparer Emporter dan emprunter memperbaiki dan mempersiapkan membawa (qqch ou abstrait), merebut, menyeret, membawa hanyut dan meminjam Raconter dan rencontrer Monter dan montrer Tromper dan tremper bercerita dan bertemu (dengan) naik dan menunjukkan membohongi dan membasahi

Entendre dan attendre Permettre dan promettre Offrir dan ouvrir Repousser dan (se) reposer Chasser dan casser Vouloir dan valoir mendengar dan menunggu mengijinkan, memperbolehkan dan berjanji memberikan dan membuka menolak (seseorang), menolak tawaran seseorang dan beristirahat/ meletakkan kembali berburu dan memecahkan, mematahkan ingin, mau, hendak dan berharga, bernilai Tabel 2 Nomina Le minuit dan la minute Le magasin dan le magazine L humeur (f) dan l humour (m) Le change dan la chance Arti tengah malam dan menit toko dan majalah suasana hati, rasa senang, dan humor pertukaran uang/barang dan keberuntungan, kesempatan baik Le médecin dan la médecine dessous (m) dan dessus (m) dokter dan obat bagian bawah dan bagian atas

La proposition dan la préposition usulan, pendapat, kalimat dan kata depan (preposisi) La conversation dan la conservation dernier, ière(f) dan derrière (m) Le poisson dan le poison Le champagne dan la campagne Le cours dan (faire des) courses Les cheveux dan les chevaux Le complément dan le compliment La chaîne dan Chine (n) percakapan dan pemeliharaan bagian akhir dan bagian belakang ikan dan racun sampanye dan pedesaan kuliah, pelajaran dan berbelanja rambut dan kuda (jamak) pelengkap, tambahan dan pujian stasiun televisi dan (negeri) Cina Adjektiva Tabel 3 Arti Jaune dan Jeune warna kuning dan muda

BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian yang meliputi penentuan variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, sistem penelitian, dan metode analisis data. 3. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002:08). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 yang telah lulus mata kuliah Structure II, Lire II, dan Écrire II, dan telah menyelesaikan buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4. Jumlah mahasiswanya adalah 26 orang, diambil 5 orang untuk uji coba instrumen. Jadi, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang.

3.2.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002:09). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang, maka tidak diambil sampel. Jadi, semua mahasiswa yang telah disebut di atas dijadikan populasi penelitian dan sekaligus sampel penelitian. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Dokumentasi dan metode Tes. Berikut ini akan diuraikan kedua metode tersebut: 3.3. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai: () Daftar nama dan jumlah mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 yang telah lulus mata kuliah Structure II, Lire II, dan Écrire II, dan telah menyelesaikan buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4. (2) Materi bahasa Prancis s/d Semester III dalam bahasa tulis berupa kosakata berparonim yang terdapat dalam buku pegangan Campus I dan Campus II sampai dengan Unité 4. 3.3.2 Metode Tes Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan mahasiswa Semester III Prodi Pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009 dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis.

() Pemilihan dan Penyusunan Instrumen Instrumen penelitian perlu disusun agar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Penyusunan instrumen disesuaikan dengan bahan yang telah diajarkan. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan ada 2 macam, yaitu: a. Instrumen pengukur pemahaman Tes untuk mengukur pemahaman ini terdiri dari 30 butir soal. Mahasiswa diminta untuk membaca, mengenali, mengingat, dan kemudian mengartikan kata yang berparonim. b. Instrumen pengukur penggunaan Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kosakata berparonim yang telah disediakan ke dalam bentuk kalimat bahasa Prancis secara tertulis. Tes ini terdiri dari 30 (tiga puluh) butir soal. Pada instrumen ini, hal yang lebih ditonjolkan adalah penggunaan kosakata berparonim tersebut dalam kalimat bahasa Prancis. Tes ini diberikan setelah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal yang akan diteskan (Arikunto 997:28). Materi yang diteskan adalah materi bahasa Prancis s/d Semester III dalam bahasa tulis berupa kosakata berparonim yang terdapat dalam buku pegangan Campus I dan Campus II sampai dengan Unité 4. Adapun butir-butir soal tersebut dapat dijabarkan dalam kisi-kisi instrumen tes kemampuan memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Sub Variabel Indikator No butir soal Kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis I. Pemahaman. Verba - tromper - tremper - emmener - amener - permettre - promettre - vouloir - valoir - chasser - casser - repousser - reposer a 3a 2a 4a 7a 9a 8a 0a a 6a 5a 2a jumlah 2. Nomina - humeur - humour - change - chance - dessous - dessus - proposition - préposition - conversation - conservation - poisson - poison - cheveux - chevaux - complément - compliment 3. Adjektiva - jaune - jeune 3a 6a 4a 7a 5a 8a 9a 22a 20a 23a 2a 24a 25a 27a 26a 28a 29a 30a

II. Penggunaan. Verba - tromper - tremper - emmener - amener - permettre - promettre - vouloir - valoir - chasser - casser - repousser - reposer b 3b 2b 4b 7b 9b 8b 0b b 6b 5b 2b 2. Nomina - humeur - humour - change - chance - dessous - dessus - proposition - préposition - conversation - conservation - poisson - poison - cheveux - chevaux - complément - compliment 3b 6b 4b 7b 5b 8b 9b 22b 20b 23b 2b 24b 25b 27b 26b 28b 3. Adjektiva - jaune - jeune 29b 30b Jumlah total 30

(2) Uji coba instrumen Sebelum melaksanakan tes mengenai kemampuan memahami dan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang diberikan kepada 5 (lima) mahasiswa Semester III Prodi pendidikan bahasa Prancis tahun ajaran 2008/2009. Uji coba tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 dan 4 Desember 2008. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen dan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan instrumen yang sebenarnya. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes adalah 90 menit. 3.4 Validitas dan Reliabilitas 3.4. Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi karena materi yang diteskan sesuai dengan materi yang telah diperoleh mahasiswa tersebut setelah menyelesaikan buku pegangan Campus I dan Campus II s/d Unité 4. 3.4.2 Reliabilitas Untuk menguji Reliabilitas tes dalam penelitian ini digunakan teknik pengulangan tes (test-retest), yaitu dengan cara melakukan uji coba dengan memberikan tes yang sama dua kali pada responden yang sama dengan selang waktu tertentu.

Kemudian hasil tes pertama (X) dikorelasikan dengan hasil tes kedua (Y) dengan menggunakan rumus korelasi product-moment. Setelah dilakukan uji coba instrumen diperoleh data pada tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Tes Uji coba Instrumen Tes Pemahaman dan Penggunaan Paronim dalam Kalimat Bahasa Prancis Nama X Y Adum 73 7 Kino 85 83 Nora 9 89 Nurs 79 73 Syah 80 84 Jumlah 408 400 Data di atas kemudian dianalisis. Sebelum menganalisis dengan menggunakan rumus product moment, terlebih dahulu dibuat tabel persiapan yang terdapat pada lampiran 3. Data pada tabel persiapan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut: r xy = NΣ XY ( ΣX )( ΣY ) ( ΣX ) 2 NΣY 2 { NΣX }{ ( ) } 2 Σ Y 2 (Arikunto 2002:46) R xy : koefisien variabel x dan variabel y N : banyaknya individu X : hasil pengukuran pertama Y : hasil pengukuran kedua

Perhitungan menggunakan rumus Product moment menghasilkan r xy = 0,885, r tabel untuk N = 5 adalah 0, 878. Hal ini berarti bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (0, 885 > 0, 878). Dengan demikian, soal yang diujicobakan dinyatakan reliabel. 3.5 Sistem Penilaian 3.5. Skor penilaian () Skor tes kemampuan pemahaman paronim Tabel 6. Skor Kriteria 0 Tidak menjawab/menjawab salah Menjawab benar Dari penilaian seperti di atas dapat diketahui bahwa setiap butir soal mempunyai skor yang sama yaitu (satu) yang diperoleh langsung dari koreksi terhadap nomor butir soal yang dijawab betul. Jumlah skor maksimal adalah 30 (tiga puluh) dan skor minimal adalah 0 (nol). (2) Skor tes kemampuan menggunakan paronim dalam kalimat bahasa Prancis (tulis) mempunyai jumlah bobot nilai 2 (dua) dengan rincian sebagai berikut: a. Skor 2, penggunaan paronim benar, kalimat benar dan struktur kalimat benar. b. Skor, penggunaan paronim benar, struktur kalimat kurang benar (masih terdapat kesalahan konjugasi, ejaan, tanda baca, maupun kosakata yang digunakan), namun compréhensible (kalimat masih dapat dipahami). c. Skor 0, tidak ada kalimat atau penggunaan paronim tidak tepat, kalimat tidak dapat dipahami, penggunaan struktur kalimat maupun kosakatanya tidak tepat.