PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL ANAK LAMBAN BELAJAR SD N 1 KRAKAL IMPLEMENTATION OF SLOW LEARNER REMEDIAL TEACHING SD N 1 KRAKAL

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA BERKESULITAN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SLOW LEARNER OLEH GURU DI KELAS III

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS II SD N JLABAN

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS 4 DAN 5 SD NEGERI PANDEYAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA TEACHER S CAPABILITY ON CLASS MANAGEMENT OF 4 th AND 5 th GRADE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG JURNAL DESNALDI PUTRA NIM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

RAHMAT FAUZI NIM. K

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF PADA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI NIRMALA BANTUL

PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SDN BAKALAN.

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DRILL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MELDA SARI SUPRIYADI A.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KESULITAN MATEMATIKA DI SDN BADRAN SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ANAK TUNAGRAHITA DI SD NEGERI BANGUNREJO 2 KOTA YOGYAKARTA

PEMANFAATAN HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA DI KOTA BANJARMASIN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

LAYANAN GURU BAGI SISWA LAMBAN BELAJAR DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GADINGAN WATES

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II SD

ABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru

PARTISIPASI ORANG TUA SISWA DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VI SD N PANGGANG ARTIKEL JURNAL

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

SYAMSUDIN Dr. Hera Heru SS, S.Pd. M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

Transkripsi:

1.362 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU IMPLEMENTATION OF MATHEMATICS REMEDIAL TEACHING AT GRADE II SD N 1 SEDAYU Oleh: Ratih Kurnia Sari, PGSD/PSD, ratihks93@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika di kelas II SD Negeri 1 Sedayu Bantul. Pelaksanaan pengajaran remedial meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, dan hambatan-hambatannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya adalah guru kelas II. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Keabsahan data diuji dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan guru mendiagnosis kesulitan belajar dengan mengidentifikasi siswa melalui analisis nilai evaluasi matematika. Guru melokalisasi letak kesulitan dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Guru belum menentukan penyebab kesulitan belajar siswa. Guru jarang melakukan layanan konseling. Pelaksanaan remedial menggunakan pendekatan kuratif. Remedial dilaksanakan setelah jam pembelajaran dan menangani peserta didik tertentu. Metodenya adalah pemberian tugas, tanya jawab, dan pengajaran individual. Hambatan perencanaan adalah penyusunan soal remedial. Hambatan pelaksanaan adalah waktu dan kemampuan siswa berbeda. Kata kunci: pelaksanaan pengajaran remedial, matematika Abstract This research aimed to describe the implementation of mathematics remedial teaching at grade II SD N 1 Sedayu Bantul. The implementation of remedial teaching included of planning, implementation, follow up, and its obstacles. This research was qualitative descriptive research. The research subject was the teacher of grade II. The data collecting techniques used observation, interview, and documentation. The data analysis techniques were data reduction, data display, and verification. The data validation used technique triangulation and source triangulation. The research result showed that, in planning, teacher diagnosed the learning difficulty through identifying student with analyzing of mathematics evaluation score. Teacher made certain the difficulty through seeing the student work result. Teacher did not decided the reason of student learning difficulty. Teacher rarely did counseling service. The remedial implementation used curative approach. Remedial did after learning session and treated specific students. The method were giving task, asking question, and individual learning. The planning obstacle was remedial task arranging. The implementation obstacle were the time and the difference of students capability. Key words: implementation of remedial teaching, mathematics

Pelaksanaan Pengajaran Remedial... (Ratih KS) 1.363 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pendidikan berperan untuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa..., hal tersebut berarti seluruh warga negara Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan manusia-manusia yang cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya. Pendidikan yang berkualitas dapat terlihat dari komponen-komponen pendidikan yang saling mendukung dan berjalan dengan baik. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting. Guru memiliki peran sebagai fasilitator bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran saja, namun guru harus dapat memahami karakteristik peserta didiknya. Setiap anak dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga guru tidak dapat memaksakan semua siswa untuk memiliki kemampuan yang sama dalam memahami materi pelajaran. Selain sebagai transfer of knowladge, guru juga harus memperhatikan perbedaan dari masing-masing individu siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas akan dijumpai adanya peserta didik yang mudah dalam menerima materi pelajaran dan ada juga yang mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat berakibat pada tidak tercapainya nilai standar minimal atau yang sering disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa memiliki kewajiban untuk mencapai nilai yang sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan. Menghadapi murid dengan masalah kesulitan belajar yang berakibat pada tidak tercapainya nilai KKM, maka menuntut guru untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Guru harus dapat mengetahui latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut dimaksudkan agar ketika diberi tindakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Menurut Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2013: 67), salah satu karakteristik pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang memperhatikan dan merespon kebutuhan siswa. Selain itu guru harus lebih inovatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga dalam menyampaikan materi dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa.

1.364 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar menjadi tanggung jawab guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan guru Atas (SMA), namun pada kenyataannya menurut Ahmad Susanto (2013: 191), dilihat dari hasil ujian akhir sekolah (UN dan UASBN), rata-rata hasil belajar matematika untuk siswa sekolah dalam membantu siswa dengan masalah dasar berkisar antara nilai 5 dan 6, bahkan lebih kesulitan belajar yaitu melalui pemberian kecil dari angka ini. Oleh sebab itu, program pengajaran remedial. Pengajaran remedial pengajaran remedial diharapkan menjadi salah merupakan salah satu program pembelajaran yang dapat dilakukan secara klasikal maupun individual untuk mengatasi kesulitan belajar satu alternatif guru dalam membantu kesulitan matematika yang dialami siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal. siswa dalam mencapai nilai standar kelulusan Berdasarkan hasil wawancara dengan atau KKM. Pengajaran remedial diberikan guru kelas II SD Negeri 1 Sedayu pada bulan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, namun pengajaran remedial tidak dapat langsung diberikan pada siswa tanpa memperhatikan langkah-langkah pelaksanaan pengajaran remedial. Guru perlu mendiagnosis kesulitan belajar siswa terlebih dahulu untuk menentukan siswa mana yang perlu mendapatkan pengajaran remedial. Menurut Warkitri (Sugihartono dkk, 2012: 182-185), langkah-langkah dalam melaksanakan pengajaran remedial, yaitu: (1) penelaahan kembali kasus, (2) pemilihan alternatif tindakan, (3) pemberian layanan khusus, (4) pelaksanaan pengajaran remedial, (5) pengukuran kembali hasil belajar, (6) re-evaluasi dan re-diagnostik. Pengajaran remedial dilaksanakan pada semua mata pelajaran yang dirasa belum dapat dicapai nilai ketuntasannya oleh siswa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa dalam mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang pasti Oktober 2015, siswa masih mengalami kesulitan dalam mencapai nilai standar kelulusan atau KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah, terutama pada mata pelajaran matematika. Hal tersebut, terlihat dari hasil nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) siswa kelas II SD Negeri 1 Sedayu. Dari 20 siswa kelas II terdapat 9 siswa yang nilai matematikanya tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Matematika masih dirasa sulit oleh siswa, khususnya pada materi matematika bilangan loncat dan operasi campuran. Padahal materi tersebut harus dikuasai siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Berdasarkan hasil observasi di kelas II SD Negeri 1 Sedayu pada bulan Oktober 2015, siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran. Hal tersebut terlihat ketika guru memberikan soal evaluasi di akhir pembelajaran, sebagian siswa mampu mengerjakan soal, namun ada sebagian siswa yang belum bisa memahami apa yang ditanyakan oleh guru dalam soal diujikan pada Ujian Nasional (UN) dari jenjang tersebut. Masih ada 4 siswa di kelas II SD Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Negeri 1 Sedayu yang masih mengalami

Pelaksanaan Pengajaran Remedial... (Ratih KS) 1.365 kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung, sehingga dalam mengerjakan tugas, soal ulangan, maupun UTS mengalami kesulitan. Dalam kegiatan pembelajaran guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Selain itu, siswa masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yang berakibat pada tidak tercapainya nilai KKM adalah memasukkan program pengajaran remedial dalam jadwal pelajaran disetiap kelasnya. Pelaksanaan pengajaran remedial di SD Negeri 1 Sedayu dilakukan secara individual bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 1 Sedayu, siswa yang mengikuti remedial hanya siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan atau siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, siswa yang masih kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung juga diberikan bimbingan ketika pengajaran remedial dilaksanakan. Pelaksanaan remedial di SD Negeri 1 Sedayu sudah terjadwal seminggu dua kali. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul pada bulan Februari-Maret 2016. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru kelas II. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri dari pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi yang berhubungan dengan pelaksanaan pengajaran remedial. Uji Keabsahan Data Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan pengajaran remedial terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru diantaranya yaitu diagnosis kesulitan belajar siswa, penelaahan kembali kasus, pemilihan alternatif tindakan, pemberian layanan khusus, dan menyusun program pengajaran remedial. Guru belum melakukan identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui analisis perilaku secara individual, namun guru telah melakukan identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika melalui analisis prestasi yaitu dengan menggunakan

1.366 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu kriteria dan mengalami kesulitan. Langkah selanjutnya ketuntasan minimal (KKM). KKM yang setelah diagnosis kesulitan belajar siswa ialah ditentukan oleh SD Negeri 1 Sedayu pada mata pelajaran matematika adalah 75, sehingga siswa dengan nilai matematika di bawah KKM dianggap guru mengalami kesulitan belajar penelaahan kembali kasus. Penelaahan kasus yang dilakukan oleh guru yaitu dengan mencari tahu kembali letak kesulitan siswa. Hal tersebut dilakukan hanya dengan menanyakan kembali matematika. kepada siswa mengenai kesulitan yang Langkah selanjutnya adalah melokalisasi dihadapinya. letak kesulitan siswa, hal tersebut dilakukan guru dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas diperiksa hasil pekerjaannya untuk mencari tahu letak kesulitan. Kesulitan banyak dilakukan siswa pada soal pembagian dengan angka yang besar. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Heruman (2008: 26), yang menyatakan bahwa pembagian merupakan topik sulit untuk dimengerti siswa, hal ini merupakan penyebab mengapa siswa banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika yang berkaitan dengan pembagian. Guru belum mencari tahu dan menentukan faktor penyebab kesulitan belajar siswa secara khusus. Guru hanya mencari tahu dengan menanyakan kepada siswa secara umum saja apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan, tanpa mencari tahu secara khusus faktor internal maupun faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa. Selanjutnya guru belum memperkiraan alternatif tindakan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya. Guru hanya menanyakan secara klasikal saja mengenai kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Alternatif bantuan yang diberikan guru yaitu langsung menjelaskan kembali apabila ada siswa yang belum paham Guru menentukan alternatif tindakan dengan melakukan pengajaran remedial untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya siswa yang mendapatkan nilai matematika di bawah standar minimal atau KKM. Prosedur perencanaan pengajaran remedial selanjutnya yaitu pemberian layanan khusus. Guru belum sering melakukan layanan konseling kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru melakukan layanan konseling saat siswa bermasalah saja. Layanan tersebut diberikan dengan komunikasi secara individual dengan siswa yang bermasalah dengan diberi arahan-arahan yang memotivasi siswa dalam belajar. Selanjutnya guru telah menyusun program pengajaran remedial dengan menentukan waktu pelaksanaan walaupun remedial telah terjadwal. Selain itu guru menyusun soal remedial yang akan diberikan kepada siswa yang mengikuti remedial. Soal yang dibuat guru berbeda dari soal yang digunakan guru untuk evaluasi. Soal remedial dibuat lebih sederhana dari soal evaluasi. Pengajaran remedial yang dilaksanakan di kelas II menggunakan pendekatan kuratif, karena pengajaran remedial dilaksanakan setelah suatu pokok pembahasan materi telah selesai disampaikan dan dievaluasi. Pelaksanaan

Pelaksanaan Pengajaran Remedial... (Ratih KS) 1.367 pengajaran remedial di kelas II dilakukan sesudah jam pelajaran regular. Pengajaran remedial khususnya pada mata pelajaran matematika sering dilaksanakan pada hari senin setelah jam pembelajaran regular selesai yaitu pada pukul 10.45-11.20 WIB di ruang kelas II. Guru hanya mengambil peserta didik yang mengalami kesulitan atau dengan kata lain siswa yang nilai matematikanya tidak tuntas untuk mengikuti pengajaran remedial. Metode yang digunakan guru dalam pengajaran remedial di kelas II yaitu metode pemberian tugas, metode tanya jawab, dan metode pengajaran individual. Metode pemberian tugas yang dilakukan guru yaitu dengan memberikan tugas berupa soal remedial yang harus dikerjakan siswa secara individu. Soal remedial yang diberikan sudah disesuaikan dengan kesulitan siswa yaitu soal yang diberikan lebih disederhakan agar siswa mampu memahaminya. Metode tanya jawab dilakukan guru ketika ada siswa yang bertanya kepada guru mengenai kesulitannya, guru akan menjawab dengan menjelaskan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan metode pengajaran individual dilakukan guru dengan mendekati siswa yang mengikuti remedial satu persatu untuk membantu kesulitan siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dalam pelaksanaan pengajaran remedial matematika di kelas II guru masih menggunakan cara drill soal, dimana siswa hanya diminta untuk mengerjakan soal-soal yang hampir sama dengan soal evaluasi matematika yang disederhanakan. Menurut Mulyadi (2010: 46), alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin murid tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Hal tersebut dimaksudkan agar guru menggunakan metode yang lebih bervariasi dalam memberikan pengajaran remedial. Siswa kelas II SD masih masuk dalam tahap operasional kongkrit, dimana penanaman konsep dimulai dengan benda kongkrit selanjutnya diajarkan dalam bentuk yang abstrak. Dalam pengajaran remedial matematika guru dapat menggunakan benda-benda kongkrit sebagai alat untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya pada materi operasi hitung perkalian maupun pembagian. Misalnya untuk menjelaskan konsep pembagian, awalnya guru perlu menanamkan konsep pembagian dengan menggunakan lidi atau kelereng. Pelaksanaan pengajaran remedial tidak harus dengan pemberian soal-soal matematika yang harus dikerjakan oleh siswa saja. Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan terlebih dahulu kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan menggunakan alat bantu baik bendabenda kongkrit maupun media pembelajaran yang menarik agar dapat merangsang siswa untuk lebih memahami materi matematika. Hal tersebut sejalan dengan Lisnawaty Simanjuntak, dkk (1993: 131), yang menyatakan bahwa setiap permulaan pengajaran matematika harus diupayakan benda kongkrit yang sebenarnya hal ini dimaksudkan untuk merangsang minat belajar anak lebih giat dan untuk dapat lebih mengerti. Selanjutnya setelah siswa memperoleh penjelasan yang bermakna, maka siswa diberikan soal untuk mengecek apakah

1.368 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016 pengajaran remedial matematika yang dilakukan guru berhasil atau tidak. Setelah pengajaran remedial selesai dilaksanakan, maka perlu dideteksi ada atau tidaknya perubahan dalam diri siswa. guru sudah mengukur kembali hasil belajar siswa secara langsung ketika siswa selesai mengerjakan soal remedial. Hasil pengukuran tersebut akan diketahui apakah siswa tuntas ataukah belum tuntas. Siswa yang tetap belum tuntas harus dilakukan re-evaluasi dan re-diagnostik untuk mencari tahu penyebab kesulitan belajar siswa. Guru belum melakukan re-evaluasi dan rediagnostik terhadap siswa yang masih mengalami kesulitan setelah. Guru langsung memberikan rekomendasi kepada siswa yang masih mengalami kesulitan yaitu dengan memberikan soal yang lebih sederhana lagi untuk dikerjakan siswa. Namun setelah siswa sudah memahami dengan menggunakan beberapa soal latihan tesebut, maka siswa diminta untuk melanjutkan mengerjakan soal remedial. Siswa yang sudah berhasil diberikan rekomendasi oleh guru dengan memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya di rumah dan diperbolehkan pulang terlebih dahulu. Hambatan-hambatan dalam pengajaran remedial dibagi menjadi tiga yaitu hambatan perencanaan pengajaran remedial, hambatan pelaksanaan pengajaran remedial, dan hambatan tindak lanjut setelah pelaksanaan pengajaran remedial. Hambatan dalam perencanaan pengajaran remedial yaitu penyusunan soal remedial. Soal yang dibuat harus sesuai dengan kemampuan siswa, jangan sampai soal terlalu mudah dan terlalu sukar untuk siswa. Hambatan dalam pelaksanaan pengajaran remedial yaitu waktu pelaksanaan yang dirasa guru terlalu siang untuk anak kelas rendah. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pengajaran remedial. Selain itu, hambatan yang lain yaitu dalam memahami karakteristik dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Guru harus mendekati siswa satu persatu untuk memberikan penjelasan kepada siswa secara individual. Sementara itu, guru tidak memiliki hambatan yang berarti dalam tindak lanjut setelah pelaksanaan pengajaran remedial. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Untuk indikator perencanaan, guru mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan nilai evaluasi matematika saja. Guru melokalisasi letak kesulitan belajar siswa dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Guru belum menentukan faktor khusus penyebab kesulitan belajar siswa. Guru jarang melakukan layanan konseling. Sebelum pelaksanaan guru menentukan waktu pelaksanaan dan menyusun soal yang digunakan untuk pengajaran remedial. Pelaksanaan pengajaran remedial matematika di kelas II menggunakan pendekatan kuratif. Teknik yang digunakan yaitu remedial dilaksanakan setelah jam pelajaran regular dan diikuti oleh siswa yang nilai evaluasi matematika di bawah KKM. Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial, antara lain metode

Pelaksanaan Pengajaran Remedial... (Ratih KS) 1.369 pemberian tugas, metode tanya jawab, dan metode pengajaran individual. Tindak lanjut pelaksanaan pengajaran remedial yaitu guru langsung melakukan pengukuran hasil remedial siswa. Guru belum melakukan re-diagnostik bagi siswa yang masih mengalami kesulitan, guru langsung memberikan rekomendasi berupa contoh soal yang lebih sederhana. Siswa yang berhasil diminta untuk membaca materi selanjutnya yang ada di buku. Hambatan perencanaan pengajaran remedial matematika yang dirasakan guru ialah dalam penyusunan soal remedial agar tidak terlalu mudah dan sulit untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hambatan pelaksanaan pengajaran remedial antara lain waktu pelaksanaan terlalu siang bagi siswa kelas rendah yang menyebabkan siswa kurang bersemangat dan memahami karakteristik serta kemampuan siswa yang berbeda-beda, sehingga guru harus mendekati siswa satu. Tidak terdapat hambatan yang berarti dalam tindak lanjut setelah pelaksanaan pengajaran remedial. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lisamawaty Simanjuntak, dkk. (1993). Metode Mengajar Matematika. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan Implikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka beberapa saran yang diajukan oleh peneliti antara lain guru perlu menggunakan metode yang lebih bervariasi dalam pelaksanaan pengajaran remedial, guru dapat menggunakan benda kongkrit dalam pelaksanaan pengajaran remedial untuk membantu siswa memahami suatu konsep matematika, guru dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk membantu pelaksanaan pengajaran remedial.