III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

dokumen-dokumen yang mirip
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

BAB III METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB III METODE PENELITIAN

PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

ANALISIS USAHA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PELITA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif/statistik (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini, data yang

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA DI DESA SELOREJO KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK SKRIPSI

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research) bermaksud

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Jurnal Aves, Desember 2016 Vol. 10 (2) p-issn e-issn

ECONOMIC ANALYSIS OF BEEF CATTLE FARMING AT TULUNGAGUNG REGENCY (Case Study on Two Beef Fattening Farm) ABSTRACT

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

IV. METODE PENELITIAN

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK TANI SUMBER HIDUP SEJATI DI KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA ABON SAPI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MUTIARA HJ MBOK SRI DI KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

METODE PENELITIAN. sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA

Transkripsi:

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU) yang menerapkan mekanisasi pemerahan. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah kasus, dimana penelitian dilakukan dengan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau objek mapun suatu tempat tertentu. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran secara menyeluruh karakteristik populasi dan cenderung mendekati nilai sesungguhnya, dan memperkecil terjadinya penyimpangan terhadap nilai populasi. 3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Kabupaten Bandung barat, Provinsi Jawa Barat. Lebih spesifik penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja KPSBU. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa wilayah kerja KPSBU merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah Jawa Barat selain pangalengan. Pertimbangan lain yang digunakan peneliti adalah masih minimnya studi mengenai usahaternak sapi perah di wilayah kerja KPSBU dan belum terdapat penelitian sejenis mengenai peternak yang menerapkan mekansisasi pemerahan di wilayah tersebut. Selain itu, terdapat program kerja KPSBU 2016, yaitu meningkatkan angka mekanisasi pemerahan di wilayahnya yang sampai saat ini masih terhitung sedikit dan perlu ditingkatkan.

24 3.2.2 Penentuan Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah rakyat yang menerapkan mekanisasi pemerahan yang diambil secara keseluruhan (metode sensus). Jumlah peternak yang dijadikan responden sebanyak 21 orang yang masuk ke dalam 15 TPK dari total 27 TPK. Jumlah data tersebut adalah jumlah data yang nyata (true value). Berikut daftar responden berdasarkan TPK dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Responden Peternak Sapi Perah yang Menerapkan Mekanisasi Pemerahan Berdasarkan TPK. Nama TPK Jumlah Jumlah Nama TPK Peternak Peternak TPK Pencut 2 TPK Bukanegara 1 TPK Keramat 2 TPK Cibodas 1 TPK Nagrak 1 TPK Cibedug 1 TPK Genteng 1 TPK Citespong 3 TPK Manoko 1 TPK Nyampai 1 TPK Gn.putri 2 TPK Cibolang 1 TPK Cilumber 1 TPK Kp.baru 1 TPK Ciater 1 Total 21 Sumber : Data KPSBU 2016

25 3.2.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data Penelitian menggunakan sumber data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diproleh dari responden penelitian yanitu peternak sapi perah yang dikumpulkan dengan cara wawancara langsung. Nazir (1999) menyebutkan definisi wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Data sekunder didapat dari KPSBU Lembang dan kantor desa lokasi penelitian. 3.3 Operasionalisasi Variabel 1. Penggunaan input dan biaya input tetap A. Input tetap, adalah faktor produksi yang jumlahnya selalu tetap meskipun jumlah outputnya mengalami perubahan atau tidak dipengaruhi output. 1) Sapi perah induk adalah jumlah sapi perah induk yang digunakan peternak untuk berproduksi pada saaat pengamatan dalam satuan ekor (ekor). 2) Kandang adalah luas kandang yang digunakan oleh peternak dihitung dalam satuan meter persegi (m 2 ). 3) Mesin perah adalah jumlah mesin yang digunakan dalam peternakan pada saat pengamatan dan telah beroperasi dalam satuan unit (unit). 4) Perlatan adalah jumlah peralatan penunjang produksi seperti ember plastik, ember stainless steel, milk can, lap, dan lain sebagainya dihitung dalam satuan unit (unit) 5) Lahan adalah jumlah lahan yang digunakan keseluruhan termasuk kandang dan kebun rumput dihitung dalam satuan hektar (ha)

26 B. Biaya input tetap, adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor produksi dimana jumlahnya akan selalu tetap meskipun jumlah outputnya berubah atau tidak dipengaruhi oleh hasil produksi. 1) Biaya bibit sapi perah adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit sapi perah, harga ditetapkan atau disetarakan pada saat pengamatan dihitung dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor). 2) Biaya kandang adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembangunan kandang disetarakan dengan harga saat pengamatan dihitung dalam satuan Rupiah per ekor (Rp/ekor). 3) Biaya mesin perah adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengintroduksi mesin dihitung dalam satuan Rupiah per unit (Rp/unit). 4) Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk peralatan penunjang produksi dikalikan dengan harga satuan produk dalam satuan Rupiah per unit (Rp/unit). 5) Biaya lahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan lahan yang digunakan peternak baik sewa maupun beli dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun) 6) Biaya penyusutan adalah biaya yang ditanggung oleh peternak akibat menurunya nilai guna barang dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 2. Penggunaan input dan biaya input variabel A. Input variabel, adalah jumlah faktor produksi yang jumlahnya selalu berubah mengikuti jumlah output yang dihasilkan. 1) Pakan adalah jumlah pakan yang diberikan kepada per satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg/tahun).

27 a. Pakan hijuan adalah jumlah hijauan yang diberikan dalam satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg /tahun). b. Pakan konsentrat adalah jumlah pakan penguat selain hijaun makanan ternak yang diberikan dalam satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (kg/tahun). 2) Keswan adalah jumlah obat-obatan dan treatment kesehatan hewan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dalam satuan unit (unit/tahun). 3) Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja diluar keluarga yang terlibat dalam proses produksi (orang/unit usaha). 4) Bahan bakar adalah jumlah bahan bakar yang digunakan untuk menunjang produksi dalam satu tahun dihitung dengan satuan liter per tahun (liter/tahun). 5) Input teknis adalah input yang digunakan sebagai penunjang produksi seperti listrik, air dalam satu tahun dihitung dalam satuan watt dan meter kubik (watt/bulan dan m 3 /bulan). B. Biaya input variabel, adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor produksi dimana jumlahnya akan selalu berubah-ubah tergantung dengan besarnya produksi yang dijalankan atau jumlah output yang dihasilkan. 1) Biaya pakan adalah biaya pakan yang diberikan kepada ternak per satuan ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). a. Biaya pakan hijuan adalah jumlah hijauan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun. Untuk peternak yang tidak membeli pakan hijauan maka akan

28 dihitung menggunakan opportunity cost berupa biaya untuk keperluan menyabit rumput dilihat dalam HOK dikalikan dengan upah pertanian di daerah tersebut ditambah bahan bakar minyak yang diperlukan (Rp/tahun). b. Biaya pakan konsentrat adalah jumlah konsentrat yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dihitung dalam satuan kilogram per tahun (Rp/tahun). 2) Biaya keswan adalah biaya obat-obatan dan treatment kesehatan hewan yang diberikan kepada ternak dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 3) Biaya tenaga kerja adalah upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja diluar keluarga yang terlibat dalam proses produksi dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 4) Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar yang dihitung dalam satu tahun dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 5) Biaya input teknis adalah biaya yang digunakan untuk membiayai listrik dan air. Dalam proses produksi dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 3. Pendapatan (π) merupakan selisih antara penerimaan total pertahun dan pengeluaran (biaya total) per tahun. Secara rumus dapat dijabarkan: pendapatan = penerimaan pengeluaran dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 4. Penerimaan Total (TR) diperoleh dari penerimaan atas dasar hasil produksi susu dan penerimaan lainnya per tahun dinilai dalam satuan Rupiah, penerimaan di tentukan oleh banyaknya produk yang dihasilkan seperti susu, limbah, ternak

29 dikalikan dengan harga produk tersebut dihitung dalam satuan Rupiah per tahun (Rp/tahun). 5. Titik impas yaitu keadaan di mana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi diukur dalam satuan Rupiah dan unit output (ekuivalen liter susu) 3.4 Model Analisis Model analisis yang digunakan adalah model analisis kuantitatif yaitu menyajikan rangkuman data atau nilai yang dihitung berdasarkan data yang tersedia atau data yang dikumpulkan. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dan dihitung untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh peternak sapi perah yang telah menerapkan mekanisasi pemerahan dengan rumus sebagai berikut: 1. Analisis Pendapatan A. Biaya Produksi Total biaya produksi dapat diperoleh melalui penjumlahan total biaya tetap atau Total Fixed Cost (TFC) dengan total biaya variabel atau Total Variable Cost (TVC), dengan rumus : TC = TFC + TVC TC = (X ) P ) ) + (X 1 P 1 ) )+, 1+, Keterangan : TC = Total Cost (biaya total) TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap) TVC = Total Variable Cost (total biaya variabel atau biaya tidak tetap) X ) = Jumlah input tetap P ) = Harga input tetap X 1 = Jumlah input variabel = Harga input variabel P 1

30 B. Penerimaan Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan yang diperoleh peternak dari hasil penjualan sejumlah produk atau barang yang dihasilkan. Cara menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikanjumlah produk dengan harga jual produk per unit, dengan rumus : TR = Q 4 P 4 4+, Sumber : Rasyaf (2003) Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) Q i = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) = Price (harga per unit) P i C. Pendapatan Ukuran pendapatan didasarkan pada nilai selisih antara penerimaan total dan biaya total (net farm income): π = TR TC π = Q 4 P 4 X 4 P 4 4+, 4+, π = Q 4 P 4 X ) P ) + X 1 P 1 Sumber : Soekartawi (1995) 4+, )+, 1+, Keterangan : π = Pendapatan TR = Total Revenue (total penerimaan peternak) TC = Total Cost (biaya total) Q i = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) P i = Price (harga per unit input total) = Jumlah input total X 4

31 X ) P ) X 1 P 1 = Jumlah input tetap = Harga input tetap = Jumlah input variabel = Harga input variabel 2. Analisis Break Even Point Analisis titik impas (Break Even Point) merupakan suatu cara untuk mengetahui seberapa besar volume produksi dan penetapan harga jual terendah agar usaha tidak mengalami kerugian. Analisis titik impas (Break Even Point) diperlukan sebagai patokan agar usahaternak tidak mengalami kerugian, tetapi tidak dalam posisi memperoleh laba (impas) artinya total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = TC TR = TFC + TVC Q 4 4+, P 4 = X ) P ) + X 1 P 1 )+, 1+, Keterangan: TR TC TFC TVC Q i P i X ) P ) X 1 P 1 = Total Revenue (total penerimaan peternak) = Total Cost (biaya total) = Total Fixed Cost (total biaya tetap) = Total Variable Cost = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan) = Price (harga per unit) = Jumlah input tetap = Harga input tetap = Jumlah input variabel = Harga input variabel 3. Penentuan BEP dengan Persamaan Linear Secara grafik, BEP adalah perpotongan antara kurva TC dan kurva TR.

32 TC,TFC BEP dtr TR = c. Q = c dq, TC = a+bq = c dtc dq = b TFC = a a 0 Q Ilustrasi 3. Grafik Penentuan BEP dengan Persamaan Linear Kurva TC Kurva TR = TFC + TVC = TFC + 789 :. Q = TFC + AVC. Q = P. Q Keterangan TFC = a, adalah intersep AVC = b, adalah kemiringan garis TC P = c, adalah kemiringan garis TR Q BEP adalah titik perpotongan garis TC dan TR, atau: TC = TR TFC + TVC = TR TFC + AVC.Q BEP = P Q BEP maka: a+b Q BEP = c Q BEP (c b) Q BEP = a Q <=> = a (c b)

33 Maka secara grafis nilai QBEP ditentukan oleh rasio antara intersep (a), dan selisih antara kemiringan garis TR dan kemiringan garis TC (c-b). Kofisien a,b,dan c diperoleh dengan analisis regresi (menggunakan Microsoft Excel) terhadap data TR,TC, dan Q pada peternak sapi perah yang diamati. Hasil analisis regresi dijadikan dasar penetapan tingkat produksi impas (Q BEP ) secara kuantitatif maupun analisis grafis.