BAB I PENDAHULUAN. jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di berbagai sektor usaha. Hal ini memberikan keuntungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. 1. b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB II KEABSAHAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA DENGAN PEKERJA OUTSOURCING

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan orang lain karena keterbatasan modal bahkan sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

BAB I PENDAHULUAN. dengan rumusan Pasal 27 ayat (2) Undang Undang Dasar 1945 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang. berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya sumberdaya manusia unggul yang dapat membantu terwujudnya

JURNAL PEMENUHAN HAK PEKERJA OUTSOURCING YANG BEKERJA MELEBIHI WAKTU KERJA NORMAL DI PT TRAKINDO UTAMA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 326,36 km² merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang di maksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan untuk bekerja. Bekerja dilakukan untuk memenuhi. langsung atau uang untuk membeli kebutuhannya.

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melekat dan dilindungi oleh konstitusi sebagaimana yang diatur di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin dengan cara menyediakan lapangan atau kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara, Pembangunan Nasional Negara Indonesia. yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memperoleh pekerjaan merupakan salah satu hak yang paling asasi

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

SKRIPSI PERJANJIAN KERJA DI PT SURAKARTA SENTOSA SEJAHTERA DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan strategi outsourcing sumber daya manusia. Outsourcing dalam bahasa Indonesia berarti alih daya, outsourcing atau

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia harus bekerja. Manusia sebagai mahluk sosial (zoon politicon)

BAB I PENDAHULUAN. Hukum ketenagakerjaan merupakan keseluruhan peraturan baik tertulis

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang kurang seimbang merupakan faktor yang sangat. adalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan Selatan adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kelanjutan paket Undang-undang Ketenagakerjaan disahkan juga UU no 2

PENGATURAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DITINJAU BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003 (Studi Kasus di Kotamadya Medan)

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

KONTRAK DAN OUTSOURCING HARUS MAKIN DIWASPADAI

BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA. Buku

BAB I PENDAHULUAN. arti yang sebenarnya sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I pada tahun

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang adalah pembangunan disegala bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bali merupakan nama salah satu kota wisata di Indonesia. Kota ini

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN PERJANJIAN KERJA PEMBORONGAN. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan

Hubungan Industrial. Perjanjian Kerja; Peraturan Perusahaan; Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

1. Pasal 64 s.d Pasal 66 UU No.13 Tahun Permenakertrans RI. No.19 Tahun 2012 tentang Syarat- Syarat Penyerahan Sebagian PeKerjaan Kepada

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang semakin buruk membuat pemerintah dan dunia usaha untuk lebih kreatif dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif agar mampu membuka peluang investasi baru dan atau mempertahankan atau memajukan usaha-usaha yang telah ada. Salah atunya dengan membuat atau mendirikan perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang penyediaan jasa tenaga kerja atau sering disebut dengan perusahaan outsourcing. Outsourcing merupakan pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa outsourcing) 1. Alasan mengapa didirikan perusahaan outsourcing adalah sebagai berikut : 1. Agar perusahaan pengguna outsourcing dapat fokus terhadap proses produksi (core business); 2. Untuk perampingan organisasi dalam perusahaan pengguna outsourcing; 3. Untuk proses peningkatan produktifitas; 4. Dapat dikarenakan karena pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan musiman. 2 Meningkatnya perusahaan- perusahaan outsourcing di Indonesia hal itu dapat diakibatkan oleh beberapa fakor, yaitu : 1. Lapangan pekerjaan yang semakin sedikit; 1 Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian Kerja Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa,. DSS Publising, Jakarta, Cet 1, 2006, hlm. 2. 2 Eza, Ganjang Ganjing Tentang Pekerja Kontrak / PKWT dan Outsourcing, Dalam www.theoutsourcing.com.,yang diakses pada hari Rabu, 26 Agustus 2009. jam 10.34 WIB.

2 2. Tingginya jumlah pengangguran; 3. Rendahnya tingkat pendidikan. Fungsi dari outsourcing adalah dapat membantu perusahaanperusahaan pengguna untuk melakukan efisiensi dalam proses produksi. Salah satu contohnya, perusahaan besar yang begerak di bidang pendidikan tidak ingin dipusingkan dengan kebersihan lingkungan dan gedung maka perusahaan tersebut mengadakan suatu perjanjian dengan perusahaan outsourcing di bidang kebersihan (cleaning service) guna memperlancar kegiatan usaha. Kegiatan usaha yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi dapat dilimpahkan kepada perusahaan outsourcing. Selain fungsi tersebut dapat dirasakan oleh perusahaan pengguna, adanya perusahaan outsourcing juga dapat membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan sehingga mendapat kesejahteraan. Kesejahteraan pekerja adalah merupakan suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat. 3 Jadi secara tidak langsung yang bertanggung jawab atas kesejahteraan tenaga kerja outsourcing adalah perusahaan outsourcing. Pengupahan termasuk dari proses kesejahteraan yang diterima oleh pekerja yang diberikan oleh perusahaan dimana pekerja tersebut bekerja. Upah 3 Pasal 1 Ketentuan umum tentang kesejahteraan dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003, Lembaran Negara No. 39 tahun 2003

3 merupakan hak pekerja atau tenaga kerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang di bayarkan menurut perjanjian kerja dan termasuk didalamnya segala macam tunjangan. Penjelasan diatas sebenarnya sudah diatur dalam hukum positif Indonesia yang mengatur tentang tenaga kerja, perusahaan, dan bahkan kesejahteraannya dalam pengupahan. Hal itu dapat di lihat sebagai berikut : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah di amandemen dalam pasal 27 ayat 2 tentang warga negara dan penduduk untuk mendapatkan pekerjaan. 2. Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah di amandemen dalam pasal 28D ayat 2 tentang hak asasi manusia yang mendapatkan imbalan dalam hubungan kerja. 3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan terutama pasal : a. Pasal 64, tentang dasar penyerahan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa. b. Pasal 65, tentang dasar pekerjaan yang dapat di serahkan kepada perusahaan penyedia jasa. c. Pasal 66, tentang pekerjaan yang dilakukan perusahaan penyedia jasa merupakan pekerjaan penunjang dan jaminan pengupahan yang merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia jasa. d. Pasal 88, tentang dasar hukum bahwa pekerja mendapatkan upah atau penghasilan yang layak

4 4. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1981 tentang pengupahan. 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-01/ MEN/1999 jo Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP-226/ MEN/2000 tentang upah minimum juncto Keptusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI nomor KEP-226/MEN/2000 tentang perubahan pasal 1, pasal 3, pasal 4, pasal 8, pasal 11, pasal 20, dan pasal 21 tentang Upah minimum 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP-101/ MEN/VI/2004 tentang tata cara perizinan perusahaan penyedia jasa pekerja / buruh. 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur. 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP- 220/MEN/X/2004 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan terhadap perusahaan lain. Pelaksanaan kesejahteraan terutama dalam pengupahan terhadap tenaga kerja atau pekerja outsourcing tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dapat di ambil contoh sebagai berikut : 1. Dalam artikel yang menyatakan bahwa Depnakertrans Didesak untuk memperhatikan tenaga kerja atau pekerja outsourcing karena dianggap tidak melindungi kesejahteraan pekerja outsourcing. 4 4 Depnakertrans Didesak Perhatikan Outsourcing, Dalam www.kompas.com, Pada hari Jumat tanggal 14 agustus 2009, jam 13.05 WIB.

5 2. Dalam artikel yang di tulis oleh Frater Telo bahwa telah terjadi demo pada saat memperingati hari buruh sedunia. Pekerja meminta agar sistem kontrak dan outsourcing dihapuskan karena system outsourcing menjauhkan hubungan antara pekerja dengan pemberi kerja. Pekerja dianggap sebagai mesin yang dapat seenaknya dipindah atau di berhentikan begitu saja dan penghasilannya kecil. 5 3. Bajoe menuliskan dalam artikel yang berjudul Kenapa Buruh Ngotot Menolak Outsourcing. Semua pekerja menolak adanya outsourcing karena system kerja mereka yang tidak sesuai dengan penghasilannya. Selain itu juga dalam system outsourcing tidak ada kenaikan karir. 6 4. Pendapat dari aktivis buruh Dita Indah Sari mengatakan bahwa Pekerja outsourcing haknya lebih sedikit, kepastian kerjanya juga lebih sedikit serta kemungkinan di PHK nya juga lebih besar. Jadi buruh itu selalu dalam keadaan ketakutan kapan kontraknya akan dihentikan oleh perusahaan, selain itu buruh kontrak juga takut untuk berserikat. 7 Bedasarkan beberapa contoh diatas, dapat terlihat bahwa sebagian besar masyarakat menolak adanya pekerja outsourcing yang dinilai kurang memberikan kesejahteraan bagi pekerjanya. Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan salah satu badan hukum yang berbentuk yayasan yang melakukan perjanjian jasa dengan perusahaan 5 Frater Telo, Demo Buruh 2008 : Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing, Dalam http://edymartin.wordpress.com, Hari Senin. 14 September 2009. Jam 10.44 WIB. 6 Bajoe, Kenapa Buruh Ngotot Menolak Outsourcing?, Dalam www.wikimu.com, Hari Jumat 14 September 2009, Jam 10.38 WIB. 7 Outsourcing Sangat Merugikan Kaum Buruh, Dalam http://kabarnusantara.com. Hari Jumat 14 September 2009. Jam 10.34 WIB

6 outsourcing dalam melakukan pekerjaan penunjangnya. PT. Vidya Rejeki Tama yang merupakan perusahaan penyediaan jasa keamanan atau yang sering disebut dengan satpam yang melakukan perjanjian jasa dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pekerja outsourcing yang bekerja di PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas tersebut merasa kurang mendapatkan kesejahteraan dan upah yang layak. Hal itu terbukti dengan waktu kerja pekerja outsourcing di PT. Vidya Rejeki Tama melampui batas waktu kerja yang telah ditentukan oleh undang-undang. Selain itu upah atau gaji yang di terima oleh pekerja outsourcing dibawah upah minimum. Untuk itu penulis menulis judul suatu penelitian Upaya Hukum Pekerja Outsourcing Dalam Meningkatkan Upah di PT. Vidya Rejeki Tama Yang Melakukan Perjanjian Jasa Dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah, bagaimanakah upaya hukum pekerja outsourcing dalam meningkatkan upah di PT. Vidya Rejeki Tama yang melakukan perjanjian jasa dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian penulis adalah untuk mengetahui upaya hukum pekerja outsourcing dalam meningkatkan upah di PT. Vidya Rejeki Tama yang melakukan perjanjian jasa dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

7 D. Manfaat Penulisan Penelitian ini mempunyai dua manfaat, sebagai berikut : 1. Manfaat Obyektif Manfaat obyektif dari penelitian ini adalah bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, dan hukum ketenagakerjaan pada khususnya. 2. Manfaat Subyektif a. Bagi perusahaan outsourcing, agar dapat mampu menghargai pekerja outsourcing dan memberikan kepastian hukum terhadap pekerja outsourcing. b. Bagi masyarakat, terutama pekerja outsourcing mengenai upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan terutama terhadap upah. c. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. E. Keaslian Penelitian Penelitian hukum dengan judul Upaya Pekerja Outsourcing dalam Meningkatkan Upah di PT. Vidya Rejeki Tama yang merupakan hasil karya asli dari penulis. Bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan pekerja outsourcing dalam meningkatkan upah di PT. Vidya Rejeki Tama. Penelitian ini sudah terdapat beberapa orang yang meneliti dengan variabel atau konsep yang sama. Variabel yang sama adalah outsourcing dan penelitian tersebut adalah seperti sebagai berikut :

8 1. Wasita Suksma ( 04 05 08638 ) dari fakultas hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan judul Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Para Pekerja Outsourcing yang Ditempatkan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Cik Di Tiro. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk menganalisis atas pekerjaan teller di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Cik Di Tiro Yogyakarta termasuk pekerjaan utama atau pekerjaan pendukung. b. Untuk menganalisis atas pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan kepada pekerja outsourcing yang ditempatkan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Cik Di Tiro. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan teller pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Cik Di Tiro bukanlah termasuk pekerjaan core business, karena dapat digantikan dengan mesin ATM ( Automatic Teller Machine ) sehingga pekerjaan teller dapat di outsourcingkan di perusahaan penyedia jasa pekerja atau buruh PT Prima Karya Sarana Sejahtera. b. Perlindungan hukum yang diberikan bagi pekerja outsourcing, khususnya teller yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Cik Di Tiro telah dilaksankan sesuai Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu gaji atau upah, waktu kerja, cuti, dan jamsostek. Perlindungan yang tidak sesuai dengan Undang- Undang No. 13 tahun 2003 yaitu mengenai perpanjangan kontrak.

9 2. Danang Budi Laksono ( 04 05 08657) dari fakultas hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dengan judul Peran Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Hak-Hak Pekerja Outsourcing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam memberikan perlindungan terhadap hak-hak pekerja outsourcing. Dan hasil dari penelitian tersebut adalah Dalam memberikan perlindungan terhadap hakhak pekerja outsourcing Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dirasa masih kurang, karena peran yang dilakukan tidak berjalan efektif. Hal ini terjadi karena kurangnya kerjasama antara pengusaha dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. F. Batasan Konsep 1. Upaya hukum adalah usaha untuk mencapai sesuatu maksud atau memecahkan persoalan, mencari jalan keluar sesuai peraturan yang berlaku. 2. Pekerja adalah setiap orang yang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sesuai dengan pengertian dalam Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. Outsourcing adalah pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan penyedia jasa outsourcing). 8 8 Sehat Damanik, Outsourcing dan Perjanjian Kerja Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa,. DSS Publising, Jakarta, 2006, Cet 1, hlm. 2.

10 4. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja terhadap pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Sesuai dengan ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pengertian Upaya hukum pekerja outsourcing meningkatkan upah di P.T. Vidya Rejeki Tama yan melakukan perjanjian jasa dengan Universitas Atma JAya Yogyakarta adalah suatu usaha yang sesuai denga peraturan yang berlaku oleh orang yang bekerja dan menerima upah di perusahaan yang bergerak dibidang pendelegasian operasi harian suatu proses bisnis yang bertujuan untuk meningkatka hak orang yang bekerja yang dinyatakan dalam bentuk imbalan atau upah di P.T Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian empiris Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang titik fokusnya pada perilaku masyarakat hukum yang hasilnya berupa fakta sosial. Penelitian hukum empiris dalam penalarannya menggunakan penalaran induksi yaitu metode penalaran yang ditarik dari peraturan hukum yang khusus kedalam kesimpulan hukum yang lebih umum. Penelitian hukum empiris menggunakan data primer yang digunakan sebagai data utama dan

11 data sekunder yang berupa bahan hukum digunakan sebagai pendukung. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan responden sebagai sumber utama. 2. Sumber data Dalam penelitian hukum empiris ini, data yang diperlukan adalah data primer sebagai sumber data utama disamping data sekunder yang berupa bahan hukum sebagai sumber data pendukung. a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama 9 atau data yang diperoleh secara langsung dari responden tentang obyek yang sedang diteliti. Data ini dapat diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada responden. Data primer terbagi atas : 1) Lokasi penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah bertempat di Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebagai user pekerja outsourcing dari PT. Vidya Rejeki Tama dan di PT. Vidya Rejeki Tama yang berdomisili di jalan Kebun Raya no 35 Yogyakarta. 2) Populasi Pekerja outsourcing PT. Vidya Rejeki Tama yang bekerja sebagai satpam yang ditempatkan Universitas Atma Jaya Yogyakarta hanya sebanyak 27 pekerja yang terbagi dalam dua kampus Universitas Atmajaya Yogyakarta yaitu 12 pekerja di kampus I 9 Amirudin, SH., M.Hum dan H. Zanial Asikin, Sh., S.U., Pengantar Metode Penelitian Hukum, P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 30

12 Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan 15 pekerja di kampus III Universitas Atma Jaya Yoyakarta. 3) Sampling Dalam penelitian ini, sampel yang di ambil penulis berupa random sampling atau penulis mengambil sampel secara acak karena populasi bersifat homogen yaitu mempunyai pekerjaan dibidang yang sama. Sampel yang diambil penulis sebanyak 15 pekerja dari 27 pekerja outsourcing PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 4) Responden Responden adalah subyek yang memberikan jawaban pertanyaan dalam penelitian. Pada penelitian hukum ini, yang menjadi responden adalah pekerja outsourcing di PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. b. Data sekunder adalah merupakan data yang diperoleh dari bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder yang meliputi pendapat para ahli hukum, buku-buku dan sebagainya 1) Bahan hukum primer Bahan hukum primer terdiri dari norma hukum positif yang penulis pergunakan yaitu:

13 a) Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 no 39. Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66. b) Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1981 tentang Pengupahan. c) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER- 01/ MEN/1999 jo Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP-226/ MEN/2000 tentang upah minimum. d) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Tranasmigrasi Republik Indonesia Nomor: KEP-101/MEN/VI/2004 Tentang tata cara perijinan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. e) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur. f) Kepututsan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Repubik Indonesia Nomor: Kep.220/MEN/X/2004 Tentang Syaratsyarat Penyerahan Pelaksanaan Pekerjaan kepada perusahaan lain. 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder berupa pendapat ahli hukum, bukubuku, artikel/makalah, website. 3.Metode Analisis a. Analisis terhadap data primer

14 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif yaitu metode analisis data yang diperoleh dari jawaban-jawaban hasil wawancara dan studi pustaka dengan responden yang berupa suatu kalimat yang tersusun secara sistematis dan logis kemudian disajikan dengan metode induktif. Metode induktif adalah cara berpikir yang bertolak dari suatu pengetahuan yang bersifat khusus, kemudian diambil suatu kesimpulan yang bersifat umum. Analisis penulis terhadap data empiris akan diperoleh dari penelitian di lokasi penelitian tentang upaya hukum apa yang dilakukan oleh pekerja outsourcing untuk meningkatkan upah di P.T Vidya Rejeki Tama yang melakukan perjanjian kerja dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. b. Analisis terhadap data sekunder 1) Bahan Hukum Primer Berupa Hukum Positif Analisis bahan hukum primer dilakukan dengan deskripsi Hukum Positif. Penelitian ini melakukan deskripsi terhadap isi dan struktur dari beberapa hukum positif yang berkaitan dengan perusahaan penyediaan jasa atau perusahaan outsourcing yaitu Undang Undang Dasar 1945 yang diamandemen pasal 27 ayat 2, Undang Undang Dasar 1945 yang diamandemen pasal 28D, UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 no 39, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66, Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1981 tentang Pengupahan, Peraturan

15 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-01/ MEN/1999 jo Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP-226/ MEN/2000 tentang upah minimum, Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: kep.101/men/vi/2004 Tentang tata cara perijinan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur, dan Kepututsan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Repubik Indonesia Nomor: KEP. 220/MEN/X/2004 Tentang Syarat-syarat Penyerahan Pelaksanaan Pekerjaan kepada perusahaan lain. 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah buku teks karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandanganpandangan klasik para sarjana yang mempunyai intelektual yang tinggi. 10 Berupa pendapat ahli hukum, buku-buku, artikel, atau website, yang dapat memberikan pengertian terhadap penelitian penulis. Dalam pengertian tersebut di cari adanya persamaan atau perbedaan pendapat yang berguna untuk membantu penulis dalam mendapatkan pengertian hukum. H. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan 10 Prof. Dr. Peter Mahmad Marzuki, SH., MS., LL. M, Penelitian Hukum, kencana, Jakarta, 2005, hlm. 142.

16 Pada Bab I ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitan Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Batasan Konsep, Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini dan juga sistematika penulisan hukum ini. Bab II : Pembahasan Dalam bab ini dibagai menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah mengenai tinjauan umum tentang upaya hukum pekerja yang di bagi menjadi 2 sub pokok bahasan yaitu pengertian upaya dan pengertian hukum. Pada bagian kedua membahas tentang tinjauan umum tentang perjajian kerja yang terbagi menjadi 6 sub pokok bahasan yaitu pengertian perjanjian kerja, unsurunsur perjanjian kerja, syarat sah suatu perjanjian kerja, bentuk perjanjian kerja, macam perjanjian kerja, berakhirnya perjanjian kerja. Bagian ketiga membahas tentang tinjauan umum tentang perjanjian kerja waktu tertentu yang terdiri dari 3 sub pokok bahasan yaitu pengertian tentang perjanjian kerja waktu tertentu, bentuk dan macam perjanjian kerja waktu tertentu, batas waktu dalam perjanjian kerja waktu tertentu. Bagian keempat membahas tentang outsourcing yang terdiri dari 4 sub pokok bahasan yaitu sejarah outsourcing, pengertian outsourcing, subyek outsourcing, obyek outsourcing. Bagian kelima membahas tentang hubungan hukum antara pekerja, perusahaan pemberi kerja, dan perusahaan penerima pekerjaan yang terbagi atas 3 sub pokok bahasan yaitu hubungan hukum perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penerima pekerjaan, hubungan hukum antara pekerja dengan perusahaan pemberi kerja, hubungan hukum antara pekerja dengan perusahaan

17 penerima pekerjaan. Pada bagian keempat membahas tentang tinjauan umum tentang upah yang terdiri dari 5 sub bahasan pokok yaitu pengertian upah, jenis-jenis upah, asas pengupahan, upah minimum, dan upah lembur. Pada bagian kelima adalah hasil penelitian yang terbagi menjadi 5 sub bahasan pokok yaitu gambaran umum tentang PT. Vidya Rejeki Tama, Hubungan hukum PT. Vidya Rejeki Tama dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, gambaran umum tentang pekerja outsourcing di PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pelaksanaan upah di PT. Vidya Rejeki Tama, dan upaya hukum pekerja outsourcing dalam meningkatkan upah di PT. Vidya Rejeki Tama yang ditempatkan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bab III : Kesimpulan dan saran. Dalam Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan rumusan masalah, dan saran untuk penyelesaian permasalahan yang muncul.