Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

dokumen-dokumen yang mirip
KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Semua hukum ilmu dan amal tidak sempurna kecuali dengan dua perkara: Terpenuhi syarat dan rukunnya serta tidak ada penghalangnya

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

YAKIN TIDAK HILANG DENGAN KERAGUAN

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Seputar Mandi Jum'at

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Rumah Idaman TIDAK MELANGGAR SYARI AT. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1435 H_2014 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

KESOMBONGAN Penghalang Masuk Surga

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

Pengertian dan. Publication 1438 H/ 2016 M. Pengertian dan Macam-Macam Thaharah

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

HUKUM-HUKUM SEPUTAR N I F A S حفظه هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Syarah Istighfar dan Taubat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

KEUTAMAAN S H A L A. حفظو هللا Oleh: Syaikh Said bin Ali Wahf al-qahthani. Publication : 1438 H_2017 M. Keutamaan SHOLAT

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Rahasia di Balik Uban Menurut

BAHAYA Minuman KERAS

FIQIH MUSLIMAH PRAKTIS

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KAIDAH FIQH. Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

حفظه هللا Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-abbad al-badr. Publication 1436 H/ 2015 M HAJI DAN TAUBAT

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c

االخاص (Khusus) A. Pengertian lafal Khash (khusus)

خفظه االله Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Kaidah Fiqh SEMUA KERABAT HARAM DINIKAHI KECUALI EMPAT, SEDANGKAN SEMUA IPAR HALAL DINIKAHI KECUALI EMPAT. Publication: 1435 H_2014 M

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

Kecantikan Wanita. Antara Anugerah dan Fitnah. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1436 H_2014 M

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Kaidah Fiqh MENUTUP JALAN MENUJU KEMUNGKARAN. Publication: 1434 H_2013 M

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Publication: 1434 H_2013 M. Benang Tipis K E M U D A H A N. Download > 600 ebook Islam di

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

MASBUQ DALAM SHALAT. Publication : 1437 H_2016 M

MASBUQ DALAM SHALAT GERHANA

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

TATA CARA MANDI WAJIB

Kaidah Fikih. Semua Benda Najis Yang Sudah Berubah Total Menjadi Benda Suci, Apakah Hukumnya Menjadi Suci? Publication: 1436 H_2015 M

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Al-Samii' dan Al-Bashiir

Transkripsi:

Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh Tayammum = Bersuci Dengan Air Oleh : Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Disalin dari Majalah al-furqon No. 133 Ed.08 Th.ke-12_1434 H Download > 850 ebook di www.ibnumajjah.com

MUQODDIMAH Ketahuilah barakallahu fikum bahwa bersuci dari hadats itu ada dua macam: Pertama: Bersuci menggunakan air. Dan itu adalah wudhu apabila hadats kecil dan mandi besar jika hadats besar. Kedua: Bersuci menggunakan permukaan bumi. Dan itulah yang dinamakan tayammum. Jadi, tayammum adalah bersuci menggunakan permukaan bumi yang suci, sebagai pengganti dari wudhu dan mandi, dengan syarat-syarat tertentu. Hal ini :عز وجل berdasarkan firman Allah ي أ ي ه ا ال ا ذين آم ن وا إاذ ا ق م ت م إال الص الة ا ف اغ ا سل وا و ج وه ك م و أ ي ا دي ك م إال ال م ر اف ا اق و ام س ح وا بارء و ا سك م و أ ر ج ل ك م إال ال ك ع ب ي ا و إان ك ن ت م ج ن ب ا ف اط ه ر وا و إان ك ن ت م م ر ض ى أ و ع ل ى س ف ر أ و ج اء أ ح د ا من ك م ا من ال غ ائ ا اط أ و الم س ت م النا س اء ف ل م ت ا د وا م اء ف ت ي م م وا ص ع ا يد ا ط يا ب ا ف ام س ح وا باو ج و ا هك م و أ ي ا ديك م ا من ه م ا ي اريد ا لل ل ا ي ج ع ل ع ل ي ك م ا من ح ر ج و ل ا كن ي اريد ل اي ط اه ر ك م و ل اي ت ا م ن ا ع م ت ه ع ل ي ك م ل ع ل ك م ت ش ك ر ون

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua maia kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS al-maidah [5]: 6) Ayat ini menunjukkan pembagian di atas, yaitu wudhu dan mandi serta pengganti dari keduanya, yaitu tayammum. MAKNA KAIDAH Karena tayammum adalah bersuci menggunakan permukaan bumi yang sebagai pengganti dari wudhu dan mandi yang menggunakan air, maka tayammum pun mengambil fungsi wudhu dan mandi dan mengambil hukum yang sama. Dan inilah makna dari kaidah ini.

Jadi, makna dari kaidah ini adalah bersuci dengan tayammum itu sama hukumnya dengan bersuci menggunakan air. DALIL KAIDAH Kaidah ini didasarkan pada beberapa dalil berikut. Di antaranya: 1. Firman Allah di atas (QS al-maidah [5]: 6) Ayat tersebut menunjukkan bahwa tayammum adalah pengganti dari wudhu dan mandi jika tidak bisa menggunakan air atau tidak ada air. Maka ini berkonsekuensi bahwa hukum tayammum adalah hukum keduanya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رمحه هللا berkata, 'Allah menjadikan tayammum untuk bersuci sebagaimana Allah menjadikan air untuk bersuci. Dan Allah mengabarkan bahwa Dia menginginkan untuk menyucikan kita dengan tanah sebagaimana menyucikan kita dengan air." (Majmu' Fatawa 19/436) 2. Hadits. Di antaranya: هللاىلص bahwasanya Rasulullah هللايضر Dari Jabir bin Abdillah bersabda:

و ج ع ا ل ت ال ا ل ر ض م س ا جد ا و ط ه ور ا "Dan bumi dijadikan untukku sebagai masjid dan alat bersuci." (HR Bukhari dan Muslim) ع ن أ اب ذ ر أ ن ر س ول ا لل ا ص ل ى ا لل ع ل ي اه و س ل م ق ال : الص ع ا يد الط يا ب ا سن ا ي و إاذ ا و ج د ال م ا ام و إان ل م ي ا د ال م اء ع ش ر اء ف ل ي ا مس ه ط ه ور ال م س ل ب ش ر ت ه ف اإن ذ ل ا ك خ ي ر Dari Abu Dzar هللايضر bahwasanya Rasulullah هللاىلص bersabda, "Sesungguhnya tanah yang suci adalah alat bersuci bagi seorang muslim sekalipun dia tidak mendapatkan air sepuluh tahun. Lalu apabila menemukan air maka pakailah pada kulit, karena itu lebih baik." (HR Nasai: 321, Tirmidzi: 124, Abu Dawud: 332, Ahmad 5/180. Tirmidzi berkata, "Hadits hasan shahih," dan dishahihkan Ibnu Hibban, Daruqutni, Abu Hatim, al-hakim, Dzahabi, Nawawi sebagaimana dalam Irwa'ul Ghalil: 153 karya al- Albani) Imam Zarkasyi رمحه هللا berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa saat tidak ada air, maka tanah adalah alat bersuci yang menggantikan posisi air. Kalau begitu maka diberi

hukum air sehingga bisa menghilangkan hadats." (Syarah Zarkasyi 1/346) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رمحه هللا berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa tayammum itu menyucikan. Dan Rasulullah هللا ىلص tidak membatasinya dengan waktu tertentu. Beliau juga tidak mengatakan bahwa keluarnya waktu shalat membatalkan tayammum, sebagaimana beliau menyebutkan bahwa mampu menggunakan air bisa membatalkan tayammum." (Majmu' Fatawa 21/352) 3. Karena tayammum adalah pengganti bersuci menggunakan air, dan hukum asalnya bahwa pengganti itu mengambil posisi yang digantikan, maka sebagaimana bersuci mutlak maka demikian juga bersuci menggunakan tayammum. (Lihat Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah 19/437, Syarah Mumti' Ibnu Utsaimin 1/375.) PERSELISIHAN ULAMA TENTANG KAIDAH INI Masalah ini termasuk masalah yang rumit dalam fiqh bersuci. Sampai-sampai Syaikh Syinqithi رمحه هللا membahasakannya dengan mengatakan, "Masalah ini termasuk masalah yang sulit, karena para ulama sepakat akan sahnya shalat

menggunakan tayammum saat tidak ada air atau tidak bisa menggunakannya. Dan para ulama juga sepakat bahwa hadats membatalkan shalat. Maka jika kita mengatakan bahwa hadatsnya orang yang tayammum tidak hilang, lalu bagaimana shalatnya bisa sah padahal dia masih punya hadats? Dan jika kita katakan bahwa shalatnya sah, lalu bagaimana kita katakan kalau hadatsnya belum hilang?" (Adhwa'ul Bayan 1/364) Juga, jika kita katakan bahwa hadatsnya telah hilang dengan tayammum, maka bagaimana kita klaim bahwa hadatsnya balik lagi saat menemukan air atau telah hilang udzurnya? Oleh karena itu, para ulama berselisih tentang masalah ini, yaitu masalah apakah tayammum itu menghilangkan hadats ataukah hanya membolehkan shalat namun hadatsnya masih ada? Faedah dari perselisihan ini, jika kita katakan bahwa tayammum itu menghilangkan hadats, maka berarti hukumnya sama persis dengan wudhu dan mandi, dan tidak ada yang membatalkan sucinya kecuali pembatal wudhu ditambah dengan menemukan air atau bisa menggunakan air, karena hadits Abu Dzar هللايضر di atas. Namun, jika kita katakan bahwa tayammum itu tidak menghilangkan hadats dan hanya membolehkan shalat, maka berarti hadatsnya sebenarnya tidak hilang, namun

diperbolehkan shalat karena kondisi darurat. Dengan ini maka apabila datang waktu shalat berikutnya maka wajib untuk tayammum lagi, bahkan sebagian para ulama mewajibkan qadha' jika sudah bisa berwudhu. Dan yang rajih dari kedua madzhab ini adalah bahwa tayammum menghilangkan hadats, karena ia pengganti wudhu dan mandi. Dan inilah makna yang ditunjukkan oleh kaidah di atas. Dan ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah dan salah satu riwayat Imam Ahmad, dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan dipilih oleh Syaikh Ibnu Utsaimin dan lain-lain. PENERAPAN KAIDAH Dalam pandangan para ulama yang berpendapat sesuai dengan kaidah ini dan ini adalah pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini maka kaidah ini bisa diterapkan dalam banyak kondisi. Di antaranya: 1. Bolehnya tayammum meskipun sebelum masuk waktu shalat, jika diyakinkan bahwa nanti sampai datangnya waktu shalat tidak ada air. Hal ini karena tayammum itu menghilangkan hadats, maka bisa dilakukan sebelum masuk waktu shalat atau setelah masuk waktunya.

2. Sucinya orang yang bertayammum masih tetap ada meskipun setelah keluar dari waktu shalat, sebagaimana wudhu tetap berlaku hukum bersucinya meskipun telah keluar waktu. Oleh karena itu, jika akan melakukan shalat wajib lainnya maka tidak perlu tayammum lagi apa-bila tidak batal. 3. Niat tayammum adalah niat wudhu, yaitu untuk menghilangkan hadats atau untuk mengerjakan shalat dan ibadah yang semisalnya. Dan setelah itu boleh melakukan ibadah apa pun yang dibolehkan dengan wudhu. 4. Bolehnya mengusap pada kedua khuf setelah tayammum, karena tayammum adalah bersuci secara sempurna seperti wudhu. Catatan: Khuf adalah sesuatu yang dipakai di kaki yang menutupi anggota wudhu dan bisa digunakan untuk jalan lama. 5. Bolehnya orang yang bersuci dengan tayammum untuk menjadi imam bagi orang yang bersuci menggunakan wudhu, karena keduanya sama-sama menghilangkan hadats. 6. Bolehnya mengumpuli istri yang setelah berhenti haid dan bersuci dengan tayammum. Karena tayammum juga pengganti dari mandi junub. 7. Dan lain-lain.[]