I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

Bab 5 AKTIVITAS EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 55

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2015

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB I PENDAHULUAN. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah untuk menambah pendapatan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang, dan perlindungan oleh orangtuanya. Sebagai makhluk sosial, anakanak

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

I. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pekerja rumah tangga atau yang lebih dikenal sebagai pembantu

Perluasan Lapangan Kerja

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk akan selalu diiringi oleh bertambahnya kebutuhan. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan baik biologis

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya menjamin dan melindungi hak-hak anak, baik sipil, sosial, politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering kita jumpai dijalanan banyak anak-anak yang masih dibawah umur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

Jurnal GEA Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.2, Oktoner 2006

I. PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian, maka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Anak Jalanan Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan sosial. Sebagian besar masyarakat memandang sebelah mata

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah km.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANAK YANG DIPAKSA BEKERJA SEBAGAI BENTUK KEKERASAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dari derasnya arus urbanisasi dan perkembangan lingkungan perkotaan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN. di kota-kota maupun di desa-desa. Banyak keluarga mempunyai Pembantu Rumah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja anak merupakan salah satu fenomena tersendiri yang terjadi di Indonesia dalam hal ketenagakerjaan. Secara langsung maupun tidak langsung keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian. Namun disisi lain keberadaan pekerja anak justru membatasi hak anak itu sendiri karena bekerja bukanlah kewajiban seorang anak. Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:225) bekerja adalah melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu tertentu. Maka dapat diketahui bahwa tujuan bekerja adalah memperoleh penghasilan berupa uang dan atau barang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tenaga kerja didominasi oleh para orang tua yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pada sebagian orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah, pada umumnya mereka mencari nafkah di sektor informal seperti tukang becak, tukang ojek, buruh pabrik, kuli bangunan serta pedagang. Akibat kebutuhan hidup yang semakin meningkat para orang tua mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya karena tidak

2 ditunjang dengan tingginya upah yang diperoleh. Hal ini menyebabkan mereka terpaksa mengerahkan sumber daya keluarga secara kolektif untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di antara sumber daya yang terdapat di dalam keluarga tersebut terdapat anak-anak di bawah usia kerja (10-14 tahun) yang dilibatkan para orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar pasal 12 ayat 2 bahwa setiap warga negara Indonesia yang memiliki anak usia wajib belajar bertanggung jawab memberikan pendidikan wajib belajar kepada anaknya. Sedangkan pasal 12 ayat 1 bahwa setiap warga negara Indonesia usia wajib belajar wajib mengikuti program wajib belajar. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua atau wali atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak untuk mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi dan eksploitasi baik secara ekonomi maupun seksual. Maka berdasarkan hal tersebut para orang tua dilarang membiarkan anaknya bekerja karena seharusnya mereka mengikuti program wajib belajar dengan sungguh-sungguh tanpa harus dibebani pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Selanjutnya, menurut BPS tahun 2009 bahwa angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau mencari pekerjaan. Sedangkan tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun). Anak-anak usia 10-14 tahun bukanlah tenaga kerja yang harus membantu orang tua dalam memenuhi

3 kebutuhan hidup keluarganya. Namun pada kenyataannya banyak anak di bawah usia kerja yaitu anak pada usia 10-14 tahun yang bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Meskipun secara konseptual kesejahteraan anak dilindungi Undang-Undang namun pada kenyataannya di masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua anak mendapatkan haknya untuk tumbuh dan berkembang secara wajar. Fenomena anak-anak yang bekerja, baik untuk pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan upahan sudah lazim ditemukan. Anak laki-laki pada umumnya memasuki kegiatan ekonomi yang mendatangkan upah seperti berjualan koran, menyemir sepatu serta menjadi pengamen. Sebagian anak beranggapan bahwa bekerja dapat membantu mengurangi beban orang tua dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain itu, kondisi lingkungan sosial anak kemungkinan dapat menjadi penyebab yang dalam hal ini adalah lingkungan teman bermain anak, seorang anak yang banyak bergaul dengan teman-teman yang bekerja maka lambat laun ia akan mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya minat anak akan berubah dari tidak suka terhadap pekerjaan tersebut berubah menjadi menyukainya karena juga dipengaruhi oleh faktor penghasilan yang diperolehnya. Selanjutnya jarak yang dekat dan waktu yang sebentar yang dibutuhkan anak untuk menempuh tempat aktivitas berjualan koran juga menjadi penyebab anak tersebut bekerja, karena semakin dekat jarak dan semakin sebentar waktu yang dibutuhkan maka akan lebih besar peluang untuk memperoleh konsumen.

4 Kecamatan Kedaton merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 89.793 jiwa. Dilihat dari usia 10-14 tahun terdapat 9.341 jiwa penduduk (BPS, 2009:15 ). Dari jumlah tersebut ada diantaranya terdapat anak-anak yang bekerja sebagai penjual koran yang seharusnya pada usia ini mereka memperoleh kasih sayang dari orang tua, dapat melaksanakan program wajib belajar dengan sungguhsungguh serta menikmati masa kecilnya dengan bahagia tanpa harus dibebani dengan pekerjaan di luar rumah. Fenomena ini patut disayangkan, karena berdasarkan UU RI no. 23 Tahun 2002 pasal 11 bahwa setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri mereka. Berdasarkan hasil wawancara pra survei pada tanggal 28 Februari 14 Maret 2009 dengan para agen koran di Kecamatan Kedaton mengenai jumlah penjual koran, diperoleh data mengenai jumlah penjual koran yang ada di Kecamatan Kedaton yang dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Penjual Koran Berdasarkan Usia Kerja di Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Tahun 2009 No. Usia Jumlah Persentase (Th) (%) 1. 10-14 63 56,25 2. 15-64 49 43,75 Jumlah 112 100 Sumber : Hasil Wawancara Pra Survei Tanggal 28 Februari 14 Maret 2009 dengan Para Agen Koran di Kecamatan Kedaton.

5 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penjual koran yang paling banyak adalah penduduk pada usia 10-14 tahun yaitu sebanyak 63 orang yang merupakan anak di bawah usia kerja. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak di bawah usia kerja yang bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton. Selanjutnya, berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 10 orang anak penjual koran di Kecamatan Kedaton dapat diketahui lokasi-lokasi penjualan koran antara lain di sekitar tempat lampu lalu lintas (traffic light), berkeliling pada tiap-tiap rumah penduduk, rumah sakit dan pasar. Namun lokasi yang paling sering dijumpai adalah di sekitar tempat lampu lalu lintas (traffic light). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: lebih banyak peluang untuk memperoleh konsumen. Selain diketahui lokasi-lokasi yang paling banyak digunakan untuk menjual koran juga diketahui cara mereka memperoleh koran untuk dijual kembali, yaitu dengan mendatangi agen koran yang sudah menjadi langganan mereka pada jam-jam tertentu. Waktu untuk mengambil koran dari agen-agen cukup beragam yaitu antara pukul 06.00 WIB, 10.00 WIB, 12.00 WIB, dan pukul 14.00 WIB. Hal ini disebabkan karena sebagian dari mereka masih berstatus sebagai pelajar dimana jam masuk dan pulang sekolah mereka berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikannya. Selanjutnya waktu yang paling banyak terpakai untuk berjualan koran adalah 3-4 jam/hari. Dan waktu yang paling banyak digunakan untuk berjualan koran adalah sepulang sekolah yaitu sekitar pukul 10.00-14.00 WIB dan 14.00-16.00 WIB. Waktu yang digunakan untuk

6 berjualan koran juga mempengaruhi banyaknya jumlah koran yang terjual yaitu 10 eks/hari. Keberadaan anak yang bekerja di bawah usia kerja menjadi sebuah fenomena sosial yang ada di Kota Bandar Lampung khususnya Kecamatan Kedaton yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan hal yang telah diuraikan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor- Faktor Penyebab Anak Di Bawah Usia Kerja Bekerja Sebagai Penjual Koran Di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Tingginya minat anak untuk bekerja (2) Lingkungan sosial anak yang mendukung untuk bekerja (3) Dekatnya jarak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran (4) Waktu perjalanan yang digunakan anak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran yang sebentar (5) Menggunakan sarana transportasi untuk bekerja (6) Bekerja karena disuruh oleh orang tua

7 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : (1) Apakah tingginya minat anak untuk bekerja menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung? (2) Apakah lingkungan sosial anak yang mendukung untuk bekerja menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung? (3) Apakah dekatnya jarak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung? (4) Apakah waktu perjalanan yang digunakan anak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran yang sebentar menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung? (5) Apakah karena menggunakan sarana transportasi untuk bekerja menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung? (6) Apakah karena disuruh oleh orang tua menjadi penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung?

8 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa faktor-faktor penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: (1) Tingginya minat anak untuk bekerja (2) Lingkungan sosial anak yang mendukung untuk bekerja (3) Dekatnya jarak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran (4) Waktu perjalanan yang digunakan anak antara tempat tinggal dengan tempat aktivitas berjualan koran yang sebentar (5) Menggunakan sarana transportasi untuk bekerja (6) Bekerja karena disuruh oleh orang tua E. Kegunaan Penelitian (1) Penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. (2) Sebagai cara untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan di perguruan tinggi dengan fenomena nyata di lapangan terutama mengenai geografi sosial. (3) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pekerja anak di Kota Bandar Lampung yang terkait dengan mata kuliah Geografi Sosial.

9 (4) Berguna untuk memperdalam dan menambah pengetahuan yang berkenaan dengan proses belajar mengajar dalam suplemen bahan pembelajaran Mata Pelajaran Geografi SMP Kelas VII semester 1 Bab III Pokok Bahasan Sumber Daya Manusia Indonesia Sub Pokok Bahasan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia dan Geografi SMA Kelas XI semester 2 Bab IV Pokok Bahasan Antoposfer Sub Pokok Bahasan Kebijakan Kependudukan di Indonesia. (5) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian-penelitian yang sejenis. (6) Bagi masyarakat Kecamatan Kedaton Bandar Lampung untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan. F. Ruang Lingkup Penelitian Untuk memperjelas kajian penelitian dan mengarah pada pokok bahasan masalah, maka ruang lingkup penelitian sebagai berikut : (1) Ruang lingkup obyek penelitian yaitu faktor-faktor penyebab anak di bawah usia kerja bekerja sebagai penjual koran. (2) Ruang lingkup subyek penelitian yaitu anak di bawah usia kerja yang bekerja sebagai penjual koran (anak usia 10-14 tahun). (3) Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2010.

10 (4) Ruang lingkup tempat penelitian yaitu Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. (5) Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Sosial. Geografi Sosial adalah studi tentang bentang alam muka bumi oleh adanya interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik dan biotis dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono, 2003:17).