VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PEMUPUKAN KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah Keharaan Tanaman Kacang Tanah. Oleh Abdullah Taufiq

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

TINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Table. Usual content of micronutrients in soils, and in harvested crops

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Unsur Hara Penyusun Tanaman

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya kedelai pada tingkat petani di Indonesia, belum diusahakan pada

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

Jurusan Agroteknologi. UPN Veteran Yogyakarta Weblog: Sumarsih07.wordpress.com

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMUPUKAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DALAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN. Lenny Sri Npriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

Untuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Transkripsi:

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan 6,0 7,6 kg K 2 (Howeler 1981; Wargiono et al. 2006; Amanullah et al. 2007). Jumlah serapan hara tersebut relatif sama dengan pada jagung dan kacang tanah (Putthacharoen et al. 1998). Serapan N, P, dan K lambat pada dua bulan pertama dan maksimum pada bulan ke tiga dan ke empat kemudian sangat lambat pada dua bulan terakhir. Karena jumlah hara yang diserap tinggi, maka perlu diganti melalui pemupukan agar produktivitas lahan tidak turun. Efektifitas dan efisiensi pemupukan lebih tinggi bila status hara di bawah nilai kritis (Gambar 14), dan efektifitas semakin berkurang bila status hara lebih tinggi dari nilai kritis. Nilai kritis unsur hara untuk ubi kayu seperti pada Tabel 7. Anjuran pemupukan umumnya didasarkan pada respons tanaman dengan mempertimbangkan status hara tanah (Tabel 8). KEHARAAN DAN PEMUPUKAN 33

A B Gambar 14. ubi kayu terhambat pada Alfisol dengan K-dd 0,13 me/100 g (A), dan di Ultisol dengan K-dd 0,07 me/100 g (B) yang tidak di pupuk K. Tabel 7. Batas kritis unsur hara dan bahan organik dalam tanah untuk ubi kayu. Sumber: Howeler (1981) Parameter Nilai kritis Metode Bahan organik 3,2% Walky and Black N-total 0,17% Kjeldahl P <8/7 ppm P Bray I/Bray II K 0,15 me/100 g NH4-asetat Ca 0,25 me/100 g NH4-asetat S 4 8 ppm Tabel 8. Dosis pemupukan optimal untuk ubi kayu. 34 PEDMAN BUDI DAYA UBI KAYU DI INDNESIA

Jenis tanah/ lokasi Tekstur tanah Kandungan pada lapisan tanah 0 20 cm P-Bray (ppm) K-dd (me/ 100 g) Dosis pupuk optimal (kg/ha) Jarak tanam Alfisol/ Jawa Timur Alfisol/ Jawa Timur Lempung berdebu 19,5 0,89 135 N-36-0 30 K 2 Liat 3,9 0,13 135 N-36-90 K 2 1,25 m x 1 m 1 m x 1 m Alfisol/ Jawa Tengah Lempung liat berdebu 3,4 0,62 135 N-60-30 K 2 1 m x 1 m Ultisol/ Jawa Tengah Liat 5,9 0,27 135 N-60-60 K 2 1 m x 1 m Ultisol/ Lampung Tengah Lempung berdebu 12,1 0,05 135 N-36-90 K 2 70 cm x 50 cm Ultisol/ Lampung Timur Pasir berlempung 21,5 0,07 135 N-36-60 K 2 60 cm x 50 cm Pemupukan 30 kg K 2 /ha pada tanah dengan status K tinggi dimaksudkan untuk mengganti unsur K yang diserap tanaman agar produktivitas tanah tetap tinggi. Lahan sentra ubi kayu umumnya mempunyai kandungan bahan organik sangat rendah. leh karena itu untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi perlu ditambahkan pupuk kandang/organik 5 10 t/ha. Pada tanah dengan ph >7,3 sering muncul gejala klorosis yang disebabkan kekahatan besi (Fe) dan sulfur (S). Untuk mengatasi masalah ini dianjurkan pemberian pupuk belerang (S) dosis 24 kg S/ha (setara 100 kg ZA/ha) yang dikombinasi pupuk kandang dosis 2,5 t/ha. Sumber pupuk N, P, K, dan S yang banyak dijual disajikan pada Tabel 9. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN 35

Tabel 9. Beberapa pupuk sumber unsur N, P, K dan S. Sumber pupuk Amonium sulfat (ZA) Urea Kandungan 21% N, 24% S 46% N Super fosfat-36 (SP36) 36% KCl 60% K 2 Phonska 15% N, 15%, 15% K 2 NPK 14% N, 6%, 23% K 2 Ubi kayu merupakan tanaman yang sangat toleran terhadap kondisi tanah masam (ph rendah). Nilai kritis kejenuhan Aluminum dapat ditukar (Al-dd) bagi ubi kayu sekitar 80%, padahal kejenuhan Al-dd tanah Ultisol di Indonesia umumnya jarang yang >75%. Pada tanah masam, ubi kayu respon terhadap pem berian dolomit. Tujuan utama pemberian dolomit untuk menambah unsur Ca dan Mg dan bukan untuk menetralisir kemasaman. leh karena itu pada lahan masam dianjurkan pemberian dolomit 300 kg/ha. Pupuk N, P, K diberikan dua kali, yaitu pemupukan ke-1 pada umur 15 30 hari dan ke-2 pada umur 3 bulan masing-masing 50% dari dosis pupuk yang dianjurkan. Agar efisien, pupuk yang diberikan harus ditutup dengan tanah. Pada lahan masam, dolomit diberikan seluruhnya pada saat tanam sepanjang barisan tanaman. Dosis dan saat pemupukan tersebut berlaku pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari dengan tanaman pangan lain, akan tetapi dosis untuk sistem tumpang sari dihitung berdasarkan populasi ubi kayu yang digunakan. Bila ubi kayu ditumpangsarikan dengan tanaman tahunan (karet, kelapa sawit, jati), maka dosis yang dianjurkan adalah 180 kg N/ha, 90 kg /ha dan 180 kg K 2 /ha, dan diberikan pada awal hingga umur tanaman sekitar tiga bulan. Mengenal gejala kekahatan (defisiensi) pada tanaman merupakan cara efektif, cepat, dan murah dalam menentukan jenis pupuk yang diperlukan. Hal ini karena unsur hara mempunyai peran spesifik (Tabel 10) dan gejala yang muncul juga khas dan dapat dibedakan antara unsur hara satu dengan lainnya (Gambar 15). 36 PEDMAN BUDI DAYA UBI KAYU DI INDNESIA

Tabel 10. Fungsi fisiologis, gejala kekahatan dan kelebihan unsur hara pada ubi kayu. Unsur hara Fungsi fisiologis Gejala kekahatan Gejala kelebihan Kondisi pemicu kekahatan Nitrogen (N) Pembentukan protein, pembentukan dan pembelahan sel, penyusun klorofil terhambat, klorosis dimulai daun bawah dan cepat menyebar ke daun muda. Warna daun hijau gelap, sukulen, menghambat penyerapan P dan Ca tekstur tanah pasir, bahan organik rendah, tanah masam, drainase dan aerasi tanah buruk Fosfor (P) Penyusun ATP, DNA dan RNA yang penting dalam pembelahan sel dan reproduksi, penyusun membran sel terhambat, kurus, daun bawah berwarna hijau tua atau kekuningan disertai warna keunguan. Mengganggu penyerapan Fe dan Zn Tanah masam, kandungan kapur tinggi, kekurangan air Kalium (K) Menjaga tekanan turgor sel, mengatur menutup dan membukanya stomata, translokasi dan akumulasi karbohidrat terhambat dan banyak membentuk cabang, ruas memendek, klorosis pada tepi daun dan kemudian mengering. Menghambat penyerapan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) Tanah masam, tanah bertekstur pasir, tanah salin, tanah berkapur, tanah liat yang kekurangan air Kalsium (Ca) Penyusun dinding sel, menjaga integritas dan permeabilitas membran sel, aktivasi enzim dalam pembelahan dan perpanjangan sel, menetralkan unsur logam berat dalam tanaman. batang dan akar terhambat, daun menggulung dan tepi daun berubah menjadi coklat, kadang daun keriting mirip gejala serangan virus. Pada kondisi parah ujung akar dan pucuk mati. Menghambat penyerapan Mg, K. Umum terjadi pada tanah bertekstur pasir, tanah masam, kejenuhan basa rendah dan Aluminum tinggi. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN 37

Unsur hara Fungsi fisiologis Gejala kekahatan Gejala kelebihan Kondisi pemicu kekahatan Sulfur (S) Pembentukan protein, aktivator enzim dan ko-enzim, pembentukan senyawa glukosida Klorosis pada daun muda dan cepat menyebar pada seluruh daun. Terjadinya senesens daun (gugur sebelum waktunya) ph tanah tinggi (>7), kandungan kapur tinggi. Tanah dengan ph sangat rendah (<4) karena terfiksasi Al dan Fe. Besi (Fe) katalisator atau bagian dari sistem enzim yang berkaitan dalam pembentukan klorofil. terhambat, bentuk daun normal tapi kecil, klorosis seluruh daun muda dan tangkai daun. Pada kondisi parah seluruh daun klorosis hingga putih Daun kecoklatan seperti terbakar, bercak-bercak kecoklatan pada daun. Tanah dengan ph tinggi (>7), kandungan kapur tinggi, drainase dan aerasi tanah buruk Kahat Nitrogen (N) Kahat fosfor (P) Kahat kalium (K) Kahat kalisium (Ca) Kahat Sulfur (S) Kahat besi (Fe) Gambar 15. Gejala kekahatan unsur hara N, P, K, Ca, S, dan Fe pada tanaman ubi kayu (Foto gejala kahat P, Ca dan S diambil dari Asher et al. 1980). 38 PEDMAN BUDI DAYA UBI KAYU DI INDNESIA

KEHARAAN DAN PEMUPUKAN 39

40 PEDMAN BUDIDAYA UBIKAYU DI INDNESIA