BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian M.Anas Hendrawan, 2014 Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor (BB-Pascapanen) sebagai institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, termasuk pelayanan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian target yang akan dicapai secara professional (Ismirani, 2011). pada perasaan tertekan atau stres (Badiah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan suatu pekejaan dengan efisien dan hasil kerja yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manusia mempunyai jiwa yang kompleks dan sangat berkaitan

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi anak usia sekolah tidak hanya dalam rangka pengembangan individu, namun juga untuk

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset dan berfungsi sebagai modal di dalam organisasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syifa Zulfa Hanani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan wadah interaksi antara berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

Sgmendung2gmail.com

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. daya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di abad 21 merupakan perpaduan antara resolusi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah pemeran utama dalam setiap perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar dari fasilitias di beberapa gedung Universitas Bina Nusantara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER MIX KONTRASEPSI TERHADAP PPM PB KINERJA/KEMITRAAN BULAN JANUARI S/D OKTOBER 2008

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sering dikatakan sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. penting oleh organisasi, sebab berhasil atau tidaknya menghadapi era tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut sebuah organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk dapat mengambil keputusan dalam hal strategi yang tepat agar dapat terlaksananya program dari organisasi dan tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Untuk dapat terlaksananya program dan tercapainya tujuan organisasi, maka aset yang paling berharga adalah sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan asset terpenting sebuah organisasi karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan, dan kegiatan operasional organisasi. Menurut Sudhamek (2007), faktor paling utama di dalam organisasi agar mampu mempertahankan serta meningkatkan daya saing adalah sumber daya manusianya. Peranan dan tantangan sumber daya manusia terus berkembang dan semakin hari semakin bertambah banyak, beraneka ragam, rumit, fleksibel, dan penting seiring dengan makin besarnya suatu organisasi, makin rumitnya tugas yang harus dikerjakan, makin besarnya dampak lingkungan serta dinamikanya, makin luas, dan besar keterpaduannya dengan lingkungan dan makin besar ketidakpastian yang harus dihadapi (Salim, 2012:6). Untuk itu sebuah organisasi mengharapkan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, karena hal tersebut merupakan faktor penting bagi organisasi dalam menerapkan strateginya guna mencapai tujuan. Pada saat ini pentingnya peranan sumber daya manusia tercermin dari bagaimana kinerja yang dicapai oleh karyawan atas tugas-tugas yang diberikan. Suatu organisasi tidak hanya semata-mata mengejar pencapaian produktivitas yang tinggi saja, tetapi juga lebih memperhatikan kinerja dalam proses pencapaiannya. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh organisasi dalam pencapaian produktivitas adalah

2 bagaimana seorang tenaga kerja yang sebagai sumber daya manusia dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja (Nurhayati, 2000:9). Kesuksesan organisasi bisa dilihat dari kinerja yang telah dicapai oleh anggotanya, oleh sebab itu organisasi menuntut agar para anggotanya mampu menampilkan kinerja yang optimal atas kesiapan bekerjanya, karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh anggotanya akan berpengaruh pada organisasi secara keseluruhan (Yuniningsih, 2002:18). Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan dan suatu tindakan yang efektif dan efisien, seorang tenaga kerja perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan oleh lapangan pekerjaan tersebut, baik itu kesiapan dari segi fisik, kesiapan mental, kesiapan dari aspek kognitif dan sebagainya. Menurut Mangunharja (1994:9) bahwa untuk menghadapi tuntutan dunia kerja sangat diperlukan suatu kesiapan diri. Kesiapan diri tersebut antara lain meliputi kesiapan profesional, kesiapan sikap, kesiapan kepribadian dan kesiapan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang dikatakan Sagir, tenaga kerja yang siap pakai atau siap kerja itu adalah tenaga kerja yang professional, mereka mampu bekerja secara produktif dan memberi pelayanan yang memuaskan untuk organisasi, karena itu mereka akan memperoleh balas jasa yang wajar untuk dapat hidup layak dan lebih siap lagi atas pekerjaan untuk dirinya maupun orang lain (Wahyono, 2004). Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon adalah sebuah organisasi atau instansi pemerintah yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan, bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Instansi tersebut memiliki 6 bidang, yaitu Bidang Sekretariat, Bidang Administrasi, Bidang Penguatan Kelembagaan Masyarakat, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

3 Salah satu bidang yang ada di BPMPPKB Kota Cirebon adalah Bidang Keluarga Berencana (KB) yang memiliki tugas mengendalikan perkembangan penduduk, yaitu program Keluarga Berencana. Dalam UU Nomor 52 Tahun 2009, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Ada empat pokok bahasan dalam UU tersebut, yaitu: 1. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 2. Pengaturan Kelahiran. 3. Ketahan Keluarga. 4. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. Bidang KB dalam pelaksanaan tugas-tugasnya mempunyai target yang harus dicapai setiap tahunnya yaitu peserta KB baru. Adapun hasil perkembangan pencapaian hasil kerja baru dari tahun 2011 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Perkembangan Pencapaian Hasil Kerja Tahun 2011 2013 2011 2012 2013 (s/d September) Kontrasepsi Target Pencapaian % Target Pencapaian % Target Pencapaian % MOP 25 8 32 67 3 4,4 4 1 25 MOW 453 479 100 475 589 100 462 403 87,2 IUD 1278 1034 80,9 1367 1111 81,3 930 914 98,3 IMPLANT 564 523 92,7 596 491 82,4 518 435 84 SUNTIK 720 1578 100 726 4244 100 3568 3340 93,6 PIL 537 396 73,7 763 322 42,2 425 255 60 KONDOM 316 112 35,4 368 87 23,6 49 30 61,2

4 Jumlah 3893 4130 100 4362 6847 100 5956 5378 90,3 Sumber: BPMPPKB Kota Cirebon Dari tabel di atas dapat disimpulkan pencapaian akseptor baru di Kota Cirebon secara kuantitas tiap tahunnya telah memenuhi target yang telah ditentukan, akan tetapi, jika dilihat secara kualitas disetiap komponen seperti MOP, IUD, IMPLANT, PIL, dan KONDOM ada yang masih belum mencapai target yang ditentukan. Melihat fenomena yang ada berdasarkan hasil perkembangan pencapaian hasil kerja, terlihat belum tercapainya target yang telah ditentukan, hal ini dapat dipahami bahwa belum sepenuhnya para pegawai memaksimalkan potensi yang ada dalam menangani dan melayani masyarakat. Sebagai suatu organisasi atau instansi yang berhubungan langsung pada masyarakat, harusnya para pegawai bisa lebih siap lagi dalam melayani dan menangani masyarakatnya, apalagi organisasi atau instansi tersebut memiliki target yang harus dicapai. Suatu tugas atau pekerjaan tanpa mendayagunakan tenaga-tenaga kerja yang memiliki kesiapan akan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang maksimal ataupun tidak produktif (Mangkunegara, 2011:54). Dengan demikian tidak akan tercapai target yang telah ditentukan. Oleh karena hal tersebut, para pegawai tidaklah cukup dengan hanya memiliki kesediaan bekerja saja tanpa memiliki kesiapan kerja tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Pencapaian hasil kerja yang maksimal tidak hanya dilihat dari kesiapan kerja seorang pegawai saja, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan tersebut oleh Goleman (2004) disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik

5 pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain (Goleman, 2004:45). Dengan memiliki kecerdasan emosional para pegawai akan mampu memotivasi dirinya, ketika ia berhasil memotivasi dirinya, ia akan lebih siap untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Selain itu, sebagai tenaga kerja yang melayani masyarakat, diharapkan para pegawai mampu membina hubungan baik dengan masyarakatnya, karena ketika para pegawai dan masyarakat telah memiliki hubungan yang baik, pekerjaan atau tugas yang dijalankan terasa mudah dan tidak ada hambatan. Seperti yang dikatakan Goleman (2004:48), seseorang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupannya karena mampu menguasai kebiasaan berfikir yang mendorong produktivitas. Sebagaimana hasil dari penelitian Daniel Goleman (Mangkunegara, 2011:93), menyimpulkan bahwa pencapaian kinerja ditentukan hanya 20 persen dari IQ, sedangkan 80 persen lagi ditentukan oleh EQ atau kecerdasan emosi. Begitu pula disimpulkan oleh Joan Beck bahwa IQ sudah berkembang 50 persen sebelum usia 5 tahun, 80 persen berkembangnya sebelum 8 tahun dan hanya berkembang 20 persen sampai akhir masa remaja, sedangkan kecerdasan emosi dapat dikembangkan tanpa batas waktu (Mangkunegara, 2011:93). Temuan bahwa emosi memengaruhi kesuksesan bukan barang baru dan tidak hanya tebatas pada siapapun. Seperti yang didemonstrasikan Arthur Ashe, tantangan atas keberhasilan atau gagalnya seseorang dapat dirasakan dengan sangat jelas bagaimana peran emosi yang memengaruhi kondisi atas tindakan dan keputusan yang dilakukan (Papalia, 2008:662). Dengan demikian kecerdasan emosional merupakan faktor kunci bagi setiap individu dan organisasi dalam pencapaian produktivitas. Uraian latar belakang masalah penelitian tersebut mendorong penulis untuk meneliti tentang Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja

6 Pada Pegawai (Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirasakan dampak dari tuntutan dalam dunia kerja itu selalu menuntut kemampuan, keahlian dan keterampilan tenaga kerja sehingga, seseorang sebelum melakukan aktifitas harus diawali dengan persiapan dari dirinya sendiri. Ketika suatu pekerjaan telah menuntut target yang harus dicapai, seorang pegawai harus sudah berpikir bahwa dengan cara seperti apa agar pekerjaan tersebut dapat dicapai dengan baik. Sebagai suatu organisasi atau instansi yang berhubungan langsung pada masyarakat, harusnya para pegawai bisa lebih siap lagi dalam melayani dan menangani masyarakatnya, apalagi organisasi atau instansi tersebut memiliki target yang harus dicapai. Bagaimana suatu pekerjaan akan dicapai dengan baik apabila seorang pegawai merasa belum memiliki kesiapan kerja, hal tersebut akan menyebabkan pegawai tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas yang dilaksanakan tanpa mendayagunakan tenaga-tenaga yang terampil pun akan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang efesien dan kurang atau tidak produktif. Dengan demikian tidak akan tercapai target yang telah ditentukan. Oleh karena hal tersebut, para pegawai tidaklah cukup dengan hanya memiliki kesediaan bekerja saja tanpa memiliki kesiapan kerja tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Kesiapan kerja merupakan kematangan keseluruhan kondisi yang membuatnya seseorang siap untuk dapat melakukan aktivitasnya yang ditunjang dengan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja agar dapat menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal. Dengan memiliki kesiapan kerja yang baik, seorang pegawai akan

7 lebih maksimal dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ketika seorang individu telah maksimal dalam pekerjaannya maka ia telah berhasil mengelola kecerdasan emosionalnya. Hal tersebut dikarenakan kecerdasan emosional merupakan salah satu yang mempengaruhi serta mendorong produktivitas yang menunjang kesuksesan hidup seseorang. Pertanyaan peneliti yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran kecerdasan emosional pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon? 2. Bagaimana gambaran kesiapan kerja pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon? 3. Adakah hubungan kecerdasan emosional dengan kesiapan kerja pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh data empirik kecerdasan emosional pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon. 2. Untuk memperoleh data empirik kesiapan kerja pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan kesiapan kerja pegawai BPMPPKB Kota Cirebon. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis

8 Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan pengetahuan dalam pengembangan Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri Organisasi, terutama tentang kecerdasan emosional yang berkaitan dengan kesiapan kerja. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan dan informasi untuk lebih mengenali dan memperhatikan lagi apa yang dibutuhkan oleh para pegawainya khususnya terkait dengan kecerdasan emosional serta kesiapan kerja para pegawainya. b. Memberikan pemahaman bagi masyarakat khususnya kepada para tenaga kerja agar sebelum melaksanakan tugasnya harus diawali dengan persiapan dari dirinya dan mampu mengelola kecerdasan emosional agar lebih siap dalam melaksanakan tugasnya. c. Memberikan pemahaman pada dunia kerja tentang pentingnya peran sumber daya manusia yang merupakan asset terpenting sebuah organisasi karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional organisasi. d. Diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan kesiapan kerja. E. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini disusun sistematis dari bab I sampai V. Hal ini tentu dilakukan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini diuraikan struktur organisasi skrpsi. Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang penelitian yang berisi beberapa masalah yang melatarbelakangi munculnya penelitian ini. Selanjutnya dipaparkan masalah yang meliputi, identifikasi masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian, serta manfaat penelitian yang meliputi manfaat teoritis dan manfaat

9 praktis, terkahir dipaparkan struktur organisasi skripsi untuk mempermudah penyajiannya. Pada Bab II dijelaskan mengenai kajian pustaka yang merupakan teori-teori yang akan dicantumkan peneliti sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, pada bab ini juga berisi kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Pada Bab III dijelaskan metode penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian yang didalamnya terdapat pendekatan penelitian, definisi operasional, instrument penelitian yang digunakan, teknik anaisis, sumber data dan hasil olah data. Pada BabaIV dijelaskan mengenai pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga membahas data-data penelitian yang ditinjau dari teori-teori yang digunakan. Selanjutnya Bab V sebagai penutup yang berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi pemaparan berupa deskripsi sesuai dengan perumusan masalah. Adapun saran berisi rekomendasi demi penyempurnaan penelitian ini atau untuk peneliti berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.