BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk mendewasakan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah dalam surah al-alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidikan. Pendidikan sebagai

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin, material, dan. yang beriman dan berilmu pengetahuan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri ada. Manusia pertama dalam pandangan Islam adalah Nabi Adam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pendidikan menjadi salah satu program utama dalam pembangunan nasional. Maju dan berkembangnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa tersebut. Pemerintah telah membuat undang-undang yang mengatur pelaksanaan pendidikan. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan nuansa dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Menurut Buchari dalam khadibah bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswa-siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, (Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), h. 9. h. 1 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), 1

2 Pendidikan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia. Karena tujuan yang dicapai dari pendidikan tersebut adalah untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 3 Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan yang di tempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Tinggi rendahnya derajat seseorang tergantung pada tingkat pendidikannya, sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujaadilah ayat 11: ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا لل ل ك م و إ ذ ا ق يل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا لل ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و ا لل ب ا ت ع م ل ون خ ب ري )١١( Sesuai dengan tujuan tersebut, maka setiap arah dan tujuan pendidikan di Indonesia diupayakan untuk membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas dalam intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang mulia serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, pendidikan tersebut harus diberikan semenjak mereka masih anak-anak, baik berupa pendidikan umum maupun berupa pendidikan agama, karena kedua materi pendidikan tersebut akan mampu membentuk pribadi-pribadi muslim yang beriman dan 3 Muzayim Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 11.

3 bertakwa yang berkualitas tinggi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaanya sebagai khalifah dimuka bumi. 4 Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi setiap anak yang lahir, tumbuh dan berkembang secara manusiawi dalam mencapai kematangan fisik dan mental masing-masing anak. Di dalam keluarga, setiap anak memperoleh pengaruh yang mendasar sebagai landasan pembentukan pribadinya. Untuk lebih meningkatkan potensi pada diri anak, orang tua tidak hanya mendidik anaknya di rumah, akan tetapi mereka mengirimkan atau menitipkan anaknya ke sekolah, agar mampu memenuhi tuntutan zaman sekaligus meningkatkan pendidikan pada anak tersebut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki siswa atau anak, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, ataupun sebagai individual. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah adalah mata pelajaran Fiqih. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). 4 Muzayim Arifin, Ibid, h. 187.

4 Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal menurut Trianto adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang masih kurang. Rendahnya hasil belajar siswa dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, minat dan motivasi siswa yang rendah, sarana dan prasarana yang kurang memadai serta tidak adanya kesesuaian antara kemampuan siswa dengan cara penyajian materi pelajaran yang menggunakan metode ceramah atau tanya jawab saja sehingga pelajaran Fiqih membuat siswa bosan. Oleh karena itu seorang pendidik harus lebih pintar dalam menangani masalah ini, diantaranya dengan menggunaan metode pembelajaran yang baik dan tepat serta memberi semangat dan mengaktifkan murid agar dapat berminat dan serius dalam mengikuti pelajaran. 5 Dari penjelasan di atas peranan seorang pendidik sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik supaya anak didik merasa senang dalam belajar. Menurut Arief Furhan metode adalah suatu cara, jalan dan siasat dalam penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran. 6 5 Ibid, h. 5. 6 H. Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 39.

5 Sedangkan menurut Djamarah pengertian metode ialah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses interaksi belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh seorang guru sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. 7 Suryono juga menyatakan bahwa kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut hingga tercapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. 8 Karena itu seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, baik mengenai kebaikan atau kelebihan metode maupun mengenai kelemahan-kelemahannya. Berdasarkan hasil pengamatan pelajaran Fiqih menunjukkan bahwa motivasi siswa masih kurang karena proses pembelajaran umumnya masih didominasi dengan metode ceramah dan tugas mengerjakan soal latihan di buku/lks dalam memberikan materi pelajaran, sehingga mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman dasar siswa terhadap materi yang diajarkan. Banyak siswa yang mengaku sudah melaksanakan sholat lima waktu secara penuh, namun 7 Syaiful Bahri Jamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1944), h. 69. 8 Suryono, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Kencana,1997), h. 5

6 ketika ditanya bacaannya tidak hafal. Jadi, di sinilah guru sangat berperan dalam membimbing anak didik ke arah terbentuknya pribadi yang diinginkan. Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya. Dengan memilih metode yang tepat, seorang guru selain dapat menentukan output atau hasil lulusan dari lembaga pendidikan, juga merupakan landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi pengalaman yang disenangi bagi anak didik. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dalam mata pelajaran Fiqih, guru dapat memilih metode demonstrasi, karena dalam pelajaran ini banyak materi yang dapat diterapkan atau dipraktekkan, seperti cara shalat, tayammum, dan lain-lain. Metode demonstrasi adalah belajar dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan teori sesuatu dihadapan murid, baik dilakukan didalam maupun diluar kelas. Menurut Armai Arief, Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru telah memfungsikan seluruh alat indera murid, karena proses belajarmengajar dan pembelajaran yang efektif adalah bila guru mampu memfungsikan seluruh panca indera murid 9 Demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai materi pelajaran dengan lebih baik. Karena demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau peserta didik sendiri ditunjuk 2002), h. 9 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,

7 untuk memperlihatkan kepada kelas tentang benda asli, benda tiruan, suatu proses atau cara melakukan sesuatu. 10 Misalnya dalam mengajarkan pelajaran ibadah shalat, dengan metode demonstrasi ini akan lebih diterima oleh peserta didik dan peserta didik dapat menirukan apa yang telah diperagakan sehingga peserta didik menjadi lebih jelas. Dengan demikian pengajaran dikatakan efektif, karena seorang guru dapat membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar peserta didik. Tetapi kendala di dalam pelaksanaan metode demonstrasi dikarenakan keterbatasan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran, keprefesionalan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi materi pelajaran yang akan disampaikan juga masih sangatlah kurang. Berdasarkan pengalaman mengajar mata pelajaran Fiqih di kelas II MIN Muning Baru, tampak masih rendahnya kemampuan siswa dalam praktik shalat fardhu. Kondisi ini terlihat masih adanya siswa yang belum tahu gerakan-gerakan shalat, selama ini guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah, penugasan, dan Tanya jawab. Karena itu penulis merasa tertantang untuk mengajukan penelitian dengan judul: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DI KELAS II MIN MUNING BARU KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN. B. Identifikasi Masalah 10 Suwarna, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 111

8 Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah: 1. Kemampuan praktik siswa tentang shalat fardhu masih kurang. 2. Kurangnya upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang shalat fardhu dengan metode demonstrasi. Metode demonstrasi ini lebih mudah dipahami anak karena anak bisa langsung meniru bagaimana praktik ibadah shalat yang baik melalui contoh yang diberikan oleh guru. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan praktek ibadah shalat fardhu siswa Kelas II MIN Muning Baru Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam pembelajaran Fiqih tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan praktek ibadah shalat fardhu siswa Kelas II MIN Muning Baru Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam pembelajaran Fiqih tahun pelajaran 2013/2014? D. Hipotesis Tindakan Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II pada materi shalat fardhu di MIN Muning Baru Kabupaten Hulu Sungai Selatan. E. Tujuan Penelitian

9 Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan praktek shalat siswa Kelas II MIN Muning Baru Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada mata pelajaran Fiqih tahun pelajaran 2013/2014. 2. Peningkatkan kemampuan praktek shalat siswa Kelas II MIN Muning Baru Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada mata pelajaran Fiqih tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode demonstrasi. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini tentunya memiliki manfaat, baik bagi penulis khususnya dan pendidikan pada umumnya, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun kepentingan lain. Adapun penelitian ini kami harapkan berguna untuk: 1. Bagi Peneliti Kegiatan skripsi ini merupakan kegiatan belajar bagi penulis untuk meningkatkan kualitas diri sebagi pendidik dan juga memenuhi kewajiban penulis sebagai mahasiswa suatu perguruan tinggi yang harus melaksanakan kegiatan Thri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk penelitian. Sebagai wujud rasa tanggung jawab dalam berpartisipasi terhadap perkembangan pendidikan, terutama dalam menyiapkan sumber daya

10 manusia yang berwawasan luas dengan meningkatkan kemampuan guru mengajar. 2. Bagi Guru dan Kepala Sekolah Guru dan kepala sekolah di lembaga pendidikan, yaitu sebagai tolak ukur serta pertimbangan untuk memilih, menetapkan dan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien yang didasarkan pada pengembangan dan pembangunan keterampilan siswa. Metode demonstrasi ini juga sebagai bahan masukan serta menjadi alternatif bagi guru dalam meningkatkan praktek ibadah shalat peserta didik. Dengan mengimplementasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi Siswa Dengan metode demonstrasi ini, siswa akan lebih mudah memahami serta menguasai materi yang diajarkan oleh guru karena keterlibatan mereka secara langsung dalam penerapannya serta tidak membosankan dalam penyampaiaan materinya. Siswa adalah salah tokoh yang penting dalam proses belajar mengajar, dengan adanya penelitian ini semoga dapat meningkatkan kemampuan praktek shalat siswa agar bisa dipraktekan setiap hari di rumah maupun di mesjid.