BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin. menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya dan

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan hasil perkembangan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang membawa perubahan begitu cepat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

Modul Pelatihan Membuat Blog dengan Wordpress

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang sedang terjadi pada dekade sekarang ini membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Astoni Nurdin, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ADAPTASI KARIR MAHASISWA BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Upaya mengajarkan ilmu kimia bagi siswa, khususnya bagi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsep, aturan, hukum, prinsip, teori, soal-soal. Dari cangkupan materi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

KONSEP KARIER. Pengembangan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. suatu jabatan tertentu. Biasanya pekerjaan atau karir ini adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurlela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komprehensif sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

PELATIHAN PEMANFAATAN MEDIA ONLINE DALAM LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI KONSELOR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA

Digital Marcomm. Karakteristik Media & Pemasaran Digital. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan salah satu tujuan negara Republik Indonesia yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan

MENINGKATKAN MINAT MELANJUTKAN STUDI MELALUI BIMBINGAN KARIR DENGAN PENDEKATAN TRAIT AND FACTOR

PEMBAHASAN JENIS-JENIS BLOG

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin mengefisienkan konsumen pengguna teknologi, akan menjadi suatu daya tarik yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam ranah pendidikan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan pendidikan yang semakin hari semakin dituntut untuk bergerak atau berkembang lebih cepat demi mengejar kemajuan era yang semakin mutakhir dan sangat cepat. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi di wilayah aspek pendidikan akan menjadi suatu urgensi tersendiri dalam menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin canggih.selain itu perkembangan globalisasi tersebut juga mempengaruhi sistem dan kultur kehidupan masyarakat yang kemungkinan akan berubah, memungkinkan terjadinya benturan peradapan dan benturan nilai. Hal tersebut memungkinkan bangsa Indonesia dihadapkan kepada konfigurasi kehidupan di satu sisi untuk tetap berpijak dan mengarah kepada jati diri bangsa dan di sisi lain untuk dapat bereaksi dan mengarahkan diri secara proporsional terhadap perubahan mendunia yang terjadi, termasuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Dunia pendidikan telah banyak memanfaatkan komputer dan internet, khususnya dalam proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan pendukungnya seperti bimbingan dan konseling. Internet telah mengubah wajah layanan bimbingan dan konseling yang berbeda dengan proses bimbingan dan konseling

2 tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara konselor dengan siswa (konseli) baik di ruangan maupun di luar ruangan. Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu untuk mencapai perkembangannya yang optimal (Sunaryo K : 1998). Yang pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas tugas perkembangannya dengan baik. Perkembangan teknologi yang sudah memasuki dunia BK dalam pendidikan formal secara tidak langsung menciptakan suatu layanan yang melalui teknologi khususnya teknologi informasi. Kecanggihan teknologi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh ruang an waktu (Dryden & Voss, 199915). Dengan memanfaatkan media teknologi informasi layanan informasi pada bimbingan dan konseling dapat diberikan dengan cara yang lebih menarik, interaktif dan tidak terbatas tempat, tetapi tetap memperhatikan kode etik dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Kenneth B. Hoyt dan Pat Nellor Wickwire (2001) menyatakan bahwa era layanan informasi pengetahuan mencerminkan berbagai perubahan yang saling terkait dalam aspek sosial, ekonomi, pemerintahan, karir, pendidikan, pekerjaan dan sistem hidup lainnya.

3 Cyber counseling atau konseling maya merupakan penerapan teknologi jalan raya informasi dengan memanfaatkan jasa teknologi itu seoptimal mungkin dengan tetap menjaga karakteristik konseling. Dengan demikian proses layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung lebih efektif dan efisian sejalan dengan tuntutan teknologi informasi dan komunikasi.jalan raya informasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak lagi berupa sesuatu yang asing dan mahal akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini jasa internet dengan segala fitur-fiturnya telah sedemikian memasyarakat dan dirasakan cukup murah untuk dapat diterapkan. American Counseling Association (ACA) dan National Board for Certified Counselor (NBCC) memimpikan peningkatan teknologi dalam konseling yang dapat menyerap populasi secara umum dan area yang lebih luas. Cybercounseling atau webcounseling atau e-counseling adalah jawaban dari impian itu (Bloom, 1997; Lee, 1998; Bloom & Walz, 2004:20). Webcounseling semakin menantang para praktisi bimbingan dan konseling termasuk bimbingan dan konseling karir untuk terus mengikuti perkembangan informasi melalui internet. Sasaran layananpun dapat beragam kasus dan berbagai jenis jenjang pendidikan. Webcounseling dapat melampaui batas-batas geografi sebagai hambatan dalam pemberlajaran. Dunia cyber yang diwadahi website bukan merupakan tuntutan lagi, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Online jurnaling atau weblog atau yang sering disingkat menjadi blog. Weblog dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif sekaligus sebagai tantangan bagi konselor yang ingin meningkatkan

4 kompetensinya di bidang teknologi. Selain itu, media ini juga dapat dimanfaatkan di tengah kesibukan antara konselor dan konseli. Blogger adalah istilah yang ditujukan untuk para penulis weblog, sedangkan aktivitas para blogger disebut blogging. (Keller & Goodman, 2004:140). Mengikuti perkembangan abad 21, konselor dituntut untuk memiliki kesiapan menghadapi layanan bimbingan dan konseling online. Wilayah geografis tidak lagi menjadi pembatas yang menghambat proses bimbingan dan konseling termasuk bimbingan dan konseling karir. Saat ini internet menjadi peluang pengembangan profesionalisme konselor untuk memiliki kesiapan yang lebih diterima dalam dimensi konseling yang berhubungan dengan informasi umum. (Gutterman, Kirk, 1999; Bloom & Walz, 2004:20). Program bimbingan karir yang komprehensif di semua sekolah, termasuk SMA merupakan salah satu strategi penting untuk membantu konseli menghadapi transisi dunia kerja. Intervensi pengembangan karir yang efektif harus di mulai sejak dini dan secara kontinyu terus dikembangkan sampai masa dewasa. Upayaupaya untuk mengintervensi proses karir sepanjang rentang kehidupan dapat mempercepat atau memperkuat penemuan pengetahuan, sikap-sikap dan keterampilan-keterampilan tentang diri (self) dan dunia kerja (word of work). Melalui program bimbingan karir, remaja (siswa SMA) harus dipersiapkan untuk mengatasi perubahan employment trends dengan dibekali kemampuan kreativitas, fleksibilitas dan adaptabilitas di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan kompleksitas dan ambiguitas. Dalam konteks ini, konseli harus dibekali

5 kemampuan membuat keputusan karir secara cepat, tepat dan efektif dengan terlebih dahulu memantapkan perencanaan karir. Program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog merupakan suatu kegiatan pemberian informasi kepada individu dalam menemukan identitas, merencanakan masa depan, membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan, kemampuan minat dirinya sehingga mampu mengambil keputusan secara matang, melalui media yang di dalamnya terdapat sarana layanan online. Dengan penyampaian informasi melalui layanan online dalam hal ini melalui pemanfaatan media weblog, konselor dapat membantu siswa untuk meningkatkan perencanaan karirnya sebagai bekal untuk masa depan siswa. Perencanaan karir sepanjang rentang kehidupan berfokus pada kenyataan adanya faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pemilihan karir. Penetapan prioritas dan tujuan untuk perencanaan karir, pengembangan rancangan karir serta penetapan tujuan jangka pendek, menengah dan panjang mutlak mesti dilakukan oleh setiap individu yang mengharapkan karirnya berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Perencanaan karir menurut Mc. Murray dalam Winkel (1991), mengemukakan bahwa perencanaan karir merupakan sebuah proses dari kesadaran diri (penyadaran diri), yang mencakup kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, kesadaran akan pilihan-pilihan dan kesadaran terhadap konsekuensi-konsekuensi dari pilihan karir yang ada. Perencanaan karir juga memiliki makna sebagai sebuah pengidentifikasian tujuan-tujuan karir dan

6 penyusunan program seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, pendidikan serta pengalaman-pengalaman dalam kerangka perkembangan yang akan memberikan arah, waktu dan serangkaian langkah-langkah untuk mencapai sebuah tujuan karir yang spesifik. Super (Santrock, 2003:484) menyatakan perkembangan karir siswa SMA berada pada fase kristalisasi berkembang sekitar usia 14-18 tahun, remaja membangun gambaran tentang kerja yang masih tercampur dengan konsep diri mereka secara umum yang telah ada. Karir remaja masih belum terencana dengan baik dan matang sedangkan perencanaan karir yang matang amat berpengaruh terhadap perwujudan karir mereka baik sakarang maupun di masa depan. Pengambilan keputusan dan penentuan pilihan karir bukan kegiatan yang mudah, maka diperlukan perencanaan yang mendukung melalui upaya pengumpulan informasi, pertimbangan dan pengkajian berbagai alternatif, perumusan tujuan yang memperhitungkan situasi dan kondisi pribadi. Selain itu, perlu dipahami juga faktor-faktor yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya (kelebihan dan kelemahan), kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam merealisasikan pilihannya. Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah

7 satunya adalah kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak setelah menamatkan pendidikan? Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang halhal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi sosiokultural, pasar kerja, persyaratan, jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan gambaran 97% siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung terbiasa dengan penggunaan komputer dan internet, menggunakan aplikasi situs jejaring sosial, 12% menggunakan blog, 50% menggunakan game online, 70% memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Selain itu konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di kelas hanya diberikan waktu 45 menit setiap minggu per kelas,

8 sehingga konselor merasa belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam layanan informasi yang terkait dengan informasi karir siswa. Blog bimbingan dan konseling adalah salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk memperoleh layanan informasi. Pemanfaatan blog bimbingan dan konseling menjadi alternatif media agar siswa dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan yang dimilikinya dan dunia kerja sehingga siswa dapat penyusun program karirnya di masa depan. Berdasarkan permasalahan dan bahasan yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran lebih lanjut tentang layanan konseling dengan menggunakan web khususnya weblog. Dalam hal ini penelitian difokuskan pada Program Bimbingan Karir melalui Pemanfaatan Media Weblog untuk Meningkatkan Perencanaan Karir di Sekolah Menengah Atas. B. Rumusan Masalah Berdasarakan permasalahan yang berkembang di atas, maka masalah utama yang akan diteliti adalah Bagaimana keefektifan program layanan informasi karir melalui pemanfaatan media weblog dalam meningkatkan perencanaan karir di SMA Negeri 4 Bandung. Supaya lebih terfokus, maka secara rinci pertanyaan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

9 1. Bagaimanakah gambaran umum perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung? 2. Seperti apakah program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung? 3. Bagaimana keefektifan program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog terhadap perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung? C. Definisi Operasional Variabel 1. Perencanaan Karir Super (Sharf, 1992:156) mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah mengukur aktivitas pencarian-informasi (information-seeking) dan seberapa besar keterlibatan mereka dalam proses itu, termasuk apa yang mereka ketahui tentang macam-macam unsur pada setiap pekerjaan. Aktivitas tersebut di antaranya adalah dengan mempelajari informasi karir, membicarakan rencana karir dengan orang dewasa, mencari pendidikan tambahan (kursus) yang akan membantu dalam pengetahuan tentang membuat keputusan karir, berpartisipasi terhadap kegiatankegiatan ekstrakulikuler, dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan. Secara umum aspek perencanaan karir berhubungan erat dengan beberapa hal seperti pengetahuan akan kondisi-kondisi dalam bekerja, persyaratan pendidikan, pandangan terhadap pekerjaan, pendekatan-pendekatan untuk memasuki dunia kerja, dan kesempatan kerja.

10 Perencanaan karir merupakan suatu proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam persiapan perencanaan hidup seseorang agar mencapai suatu perwujudan diri yang bermakna (Moh. Surya, 1994:1). Winkel (1991:547) mengemukakan pandapat Mc. Murray bahwa perencanaan karir adalah sesuatu proses kesadaran diri, yang meliputi kesadaran mengenai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya serta kesadaran menerima kenyataan diri, kesadaran menentukan pilihan-pilihan termasuk konsekuensi-konsekuensi dari pilihan itu. Dalam proses ini terkandung pengertian bahwa perencanaan karir selalu berkaitan dengan kesadaran mengenai berbagai aktivitas yang direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut dalam berbagai dimensi. Dillard (1985: 17-201), mengemukakan bahwa perencanaan karir merujuk pemetaan langkah-langkah pencapaian tujuan-tujuan karir dengan sukses. Secara lebih rinci Dillard mengemukakan bahwa perencanaan karir merupakan proses individu untuk mencapai tujuan karir yang meliputi pengetahuan karir, pembuatan keputusan, pengklasifikasian karir, pengeksplorasian kemungkinan karir, pengorganisasian kesempatan karir, memulai dan bergerak maju untuk mencapai tujuan karir yang telah ditetapkan. Dillard (Noerhasanah, 1999), menyatakan bahwa perencanaan karir siswa SMA secara teoritis ditandai oleh: (a) memiliki tujuan yang jelas setelah menyelesaikan pendidikan di SMA, (b) memiliki cita-cita yang jelas terhadap pekerjaan setelah lulus SMA, (c) memiliki dorongan untuk maju dalam bidang

11 pendidikan dan pekerjaan yang dicita-citakannya, (d) memiliki persepsi yang realistis terhadap diri maupun lingkungan, (e) menunjukkan kematangan dalam proses pengambilan keputusan, (f) menunjukan kemandiriran dalam proses pengambilan keputusan, (g) kemampuan mengelompokkan pekerjaan yang diminati, (h) memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja, dan (i) menunjukan cara-cara yang realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan. Kemampuan perencanaan karir dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam persiapan perencanaan hidup yang meliputi memiliki persepsi yang realistis terhadap diri maupun lingkungannya, memiliki penghargaan yang positif terhadap pekerjaan dan nilai-nilai kerja, memiliki dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau pekerjaan yang dicitacitakan, dan menunjukkan kemandirian dalam pengambilan keputusan. 2. Layanan informasi bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan media weblog Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di update secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri. Secara garis besar, Weblog dapat dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para pembuatnya menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti

12 karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen (file-file WOrd,PDF,dll), gambar ataupun multimedia (Sumiasih, Wayan, 2009). Weblog merupakan suatu media layanan yang berisi file multimedia seperti tulisan, simbol dan gambar melalui internet yang diklarifikasi oleh pembimbing atau konselor professional dan konseli bebas memilih file yang dikehendaki yang didistribusikan secara online sehingga adanya timbal balik (feedback). Program bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan media weblog, dalam penelitian ini, yakni suatu kegiatan pemberian bantuan dalam bentuk layanan informasi kepada individu dalam menemukan identitas diri, merencanakan masa depan, membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan, kemampuan dan minat dirinya sehingga individu mampu mengambil keputusan secara matang, melalui media atau situs yang di dalamnya terdapat sarana layanan informasi secara online. D. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah menguji keefektifan program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog di SMA Negeri 4 Bandung. Tujuan khususnya sebagai berikut : 1. Mendapatkan gambaran mengenai perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung. 2. Terbentuknya program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog untuk meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X di SMA Negeri 4 Bandung. 3. Menguji keefektifan program bimbingan karir melalui pemanfaatan media weblog terhadap perencanaan karir siswa di SMA Negeri 4 Bandung.

13 E. Asumsi Penelitian Tujuan diselenggarakannya bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu siswa dalam membentuk identitas diri, merencanakan masa depan, membentuk pola pikir serta mengenal keterampilan, kemampuan dan minat dirinya sehingga siswa mampu mengambil keputusan secara matang. Asumsi yang melatar belakangi pentingnya pelaksanaan bimbingan dan konseling karir melalui pemanfaatan media bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Bandung adalah sebagai berikut: 1. Komponen penting yang berkontribusi pada keefektifan bimbingan dan konseling karir adalah latihan menulis, interpretasi dan umpan balik secara individual, informasi dunia karir, kesempatan menjadi model dan dukungan sosial (Brown dan Krane, 2000). 2. Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling online akan meningkat (Mallen, 2005). 3. Bimbingan dan konseling abad 21 akan sangat diwarnai oleh teknologi canggih yang disebut dengan internet (Lia Yulianti, 2004). 4. Penggunaan internet (weblog) sangat membantu klien menemukan informasi-informasi karir yang mereka butuhkan sehingga dapat mengembangkan perencanaan karir klien (Berst, 2000).

14 F. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Secara teoretis penelitian ini, dapat memperkaya keilmuan Bimbingan dan Konseling, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan dan Konseling Karir yang berbasis web. 2. Praktis a. Bagi sekolah, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, adanya masukan mengenai pemanfaatan media weblog sebagai media layanan Bimbingan dan Konseling karir. b. Bagi guru Bimbingan dan Konseling, menambah wawasan dan keterampilan untuk memakai media sebagai alternatif layanan konseling karir pada siswa. c. Bagi peneliti berikutnya, manfaat yang diambil dari penelitian ini, menambah literatur dan inspirasi untuk meneliti perencanaan karir dengan menggunakan pemanfaatan media yang berbasis webcounseling (selain weblog).