2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: teknik peta pikiran, pemahaman konsep, penelitian tindakan kelas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan proses kejiwaan yang menghubung-hubungkan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 10 Oktober 2017

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemahaman dikatakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta. diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAMAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap Geografi (geographical attitude). Dalam aspek pengetahuan Geografi (geographical knowledge) tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran Geografi di Sekolah adalah: a. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-proses. b. Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam, peluang dan keterbatasan untuk dimanfaatkan. c. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dan wilayah negara di dunia. Menurut Bloom (1979) menyatakan bahwa: Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya. Berdasarkan definisi tersebut pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu. Pemahaman konsep penting bagi Peserta didik karena dengan memahami konsep yang benar maka Peserta didik dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama. Menurut Dahar (2011, hlm. 62) menyatakan: Belajar konsep merupakan hasil utama dalam proses pendidikan. Konsep merupakan dasar yang penting bagi kemampuan konstruktivisme Peserta didik. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang Peserta didik harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. 1

2 Dari uraian diatas terungkap bahwa pemahaman konsep pada pembelajaran geografi itu sangat penting. Peserta didik dapat dikatakan memahami konsep apabila dapat menjelaskan dari indikator pemahaman konsep yang terdiri dari translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat menjelaskan suatu simbol dengan kata-katanya sendiri, pada interpretasi peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai simbol tersebut, dan pada ekstrapolasi peserta didik dikatakan paham apabila mereka dapat memperkirakan, menduga, dan meramalkan simbol tersebut. Pemahaman konsep yang dicapai peserta didik pada pembelajaran geografi dinyatakan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok berupa LKS dan soal pemahaman konsep yang terdiri dari tiga indikator yakni: translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Menurut Buzan (2011) model mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas ataupun yang lainnya yang dikaitkan dan disusun secara radial mengelilingi kata kunci ide utama. model mind map dimaksudkan agar peserta didik mudah dalam penguasaan konsep, dengan menyusun sendiri peta pikiran (model mind map), peserta didik akan lebih memahami keterkaitan antar konsep serta dapat mendorong peserta didik untuk mencari kaitan (asosiasi) di antara informasi dan membantu memilah dengan benar. Dalam membuat model mind map, tema ditentukan terlebih dahulu sebagai kata kunci selanjutnya setiap gagasan yang terkait dituliskan, dilukis, dan ditandai dengan warna atau simbol tertentu. Proses curah gagasan ditulis secara bebas namun dikendalikan oleh kelogisan bagian-bagiannya. Kata kunci yang digunakan hanya satu kata tunggal. Pembelajaran menggunakan model mind map, guru dapat berkomunikasi timbal balik dengan peserta didik, misalnya dalam bentuk pengidentifikasian konsep, peserta didik dapat mengungkapkan ide, dan guru yang mengelola. Model mind map dapat mengakomodasi semua gagasan peserta didik ketika penggalian konsep karena model mind map diawali dari satu topik tunggal yang kemudian bercabang menyebar ke segala arah.

3 Kunci model mind map adalah dapat menghubungkan antar informasi atau antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dan kunci kedua adalah dapat dibuat dengan proses yang menyenangkan. Menurut Tony Buzan, otak bekerja dengan sistem asosiasi yang artinya otak senang menghubungkan suatu hal dengan yang lainnya dan dengan demikian akan mudah mengaitkan konsep yang satu dengan konsep lainnya secara sistematis. Melalui model mind map, peserta didik tidak hanya mendengar penjelasan dari guru, tetapi ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih memahami dan menguasai konsep. Semua gagasan yang kita keluarkan akan saling berkaitan, sehingga pengetahuan dan keterampilan peserta didik akan seimbang, konsep mudah diserap dikarenakan tampilan yang menarik. Berdasarkan observasi pada saat Pra Penelitian di SMA Kartika XIX-1 Kelas X-IIS 3 Bandung, Guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah, pada saat proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, dan peserta didik kurang aktif dalam proses belajar. Berdasarkan wawancara dengan guru, bahwa saat ini guru merasa model pembelajaran yang diterapkan masih kurang efektif, peserta didik cenderung menghafal konsep daripada memahaminya, peserta didik hanya mencoba mengingat konsep yang dianggap baru tanpa mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, peserta didik lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan peserta didik tidak memahami konsep yang sebenarnya dan peserta didik akan kesulitan dalam menyelesaikan soal apabila hanya menghafal suatu konsep tanpa menguasai dan memahaminya. Pembelajaran bersifat berpusat pada guru (Teacher Centered). Berdasarkan wawancara dengan peserta didik, peserta didik merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung, peserta didik merasa tidak bersemangat dan kesulitan dalam memahami isi materi. Hal ini disebabkan pembelajaran kurang interaktif. Berdasarkan data awal rata-rata jumlah peserta didik yang tuntas pada kelas X IIS 3 sebanyak 65.85%. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan standar yang ditetapkan 75 Hal demikian mengungkapkan bahwa perolehan nilai peserta didik masih jauh dibawah KKM. Padahal pemahaman

4 merupakan modal dasar bagi penguasaan konsep selanjutnya, serta peserta didik dapat memecahkan masalah apabila peserta didik tersebut sudah memiliki bekal berupa pemahaman dan penguasaan konsep yang memadai. Berdasarkan data yang telah diperoleh, mulai dari pengamatan kelas, hasil wawancara guru dan peserta didik, serta nilai peserta didik pada pembelajaran Geografi, diperlukan upaya yang harus dilakukan agar pembelajaran menjadi menarik dan berkualitas dengan menekankan pada aspek pemahaman konsep sehingga peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Dengan hal tersebut peneliti mencoba menggunakan model mind map pada pembelajaran Geografi di SMA Kartika XIX-1 Bandung. Pembelajaran model mind map ini sudah dikaji oleh Ia Lisnawati (2014), dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model Mindmap Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta didik Pada Pembelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam, yang menunjukkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada peserta didik. Dengan semua hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dengan Menggunakan Model Mind Map Pada Pembelajaran Geografi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pentingnya pemilihan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dalam proses pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan awal untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada objek penelitannya. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan pada proses pembelajaran yang terjadi melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berfokus pada peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Masalah masalah yang terjadi dapat dibatasi, sebagai berikut: 1. Peserta didik belum memahami konsep geografi sehingga masih kurang dalam memahami materi Geografi

5 2. Peserta didik hanya menghapal suatu konsep tanpa memahaminya sehingga peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal 3. Hasil belajar Geografi yang dicapai peserta didik Kelas XI-IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung belum mencapai hasil yang sesuai dengan KKM C. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimana pemahaman konsep peserta didik kelas XI IIS 3 setelah menggunakan Model mind map pada pembelajaran Geografi? Fokus pertanyaan penelitian yang diidentifikasi berdasarkan rumusan masalah di atas, meliputi: 1. Bagaimanakah penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung? 2. Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep pada peserta didik dengan menggunakan model mind map? 3. Bagaimanakah respon peserta didik terhadap penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi? D. Tujuan penelitian: Berdasarkan atas permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penggunaan model mind map dalam pembelajaran Geografi di kelas XI IIS 3 SMA Kartika XIX-1 Bandung 2. Untuk meningkatkan pemahaman konsep pada peserta didik dengan menggunakan model mind map 3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan model mind map pada pembelajaran Geografi E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah sebagai berikut:

6 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan model pembelajaran yang inovatif, terutama sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan menggunakan model mind map baik dalam pembelajaran geografi maupun mata pelajaran lainnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta didik 1) Meningkatnya pemahaman konsep peserta didik 2) Mendapatkan pembelajaran yang efektif, sehingga dapat membantu dalam memahami konsep b. Bagi Guru Pelaksana Tindakan 1) Meningkatnya pengetahuan, pengalaman guru dalam menggunakan model mind map dan kemampuan mengatasi masalah pembelajaran terutama dalam pemahaman konsep 2) Sebagai bahan masukan, atau alternatif pilihan kepada guru dalam mengatasi kesulitan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep 3) Memberikan gambaran mengenai tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai bahan pengajaran dengan menggunakan model mind map c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sekolah terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga meningkatkan mutu pendidikan khususnya di SMA Kartika XIX-1 Bandung

7 F. Keaslian Penelitian Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil beberapa referensi untuk dijadikan dasar dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Nama Tahun Penelitian Judul Masalah Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Ia Lisnawati 2014 Penerapan Model Model mind map untuk meningkatkan pemahaman konsep Peserta didik pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam 2 Mareni Hendiyani Simarmata 2014 Upaya meningkatkan pemahaman dan aktivitas lisan Peserta didik pada materi perjuangan melawan penjajah melalui metode Model mind mapping bergambar di kelas V SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat Mempelajari mata pelajaran IPA antara lain materi yang harus dipelajari terlalu banyak dan banyak istilah asing yang sulit dipahami Secara umum nilai rata-rata kelas hanya mencapai 58,20 dari nilai KKM. Dengan presentase ratarata 35% Peserta didik di kelas V menguasai mata pelajaran IPS Untuk meningkatkan hasil pemahaman konsep Peserta didik dengan penerapan Model Model mind map pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam di kelas IV Sdn 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas lisan Peserta didik pada materi perjuangan melawan penjajah melalui metode Model mind mapping bergambar di kelas V SDN 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung PTK Tindakan pembelajaran siklus 1 hasil belajar Peserta didik diatas KKM sebesar 14,3% pada siklus II terjadi peningkatan cukup tinggi diatas KKM sebesar 68,2% dan pada siklus III terjadi peningkatan yang tinggi diatas KKM sebesar 79,2% PTK Dengan metode ini dapat melibatkan Peserta didik secara aktif dalam membangun pengetahuannya, terlihat dari aktivitas lisan Peserta didik khususnya bertanya dan mengemukakan pendapat mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya

8 3 Dessy Agustiani 2013 Penggunaan Model mind mapping pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik 4 Reni Puspita 2012 Penerapan metode eksperimen dan alat bantu peta pikiran (Model mind mapping) untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik dalam pembelajaran IPA materi proses terbentuknya tanah di sedangkan 65% Peserta didik kurang menguasai dan memahami mata pelajaran IPS Pembelajaran yang terjadi saat ini di Sdn 3 Cibodas hanya bersifat satu arah yaitu dari guru ke Peserta didik, dan Peserta didik dalam mencatat materi pelajaran sama persis dengan apa yang ditulis oleh guru sehingga mereka kurang dapat memahami materi pelajaran dengan baik Rendahnya tingkat hasil belajar Peserta didik pada mata pelajaran IPA khususnya materi pelajaran proses terbentuknya tanah. Masalah tersebut muncul Barat Untuk meningkatkan hasil belajar melalui Penggunaan Model mind mapping pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik dalam pembelajaran IPA materi proses terbentuknya tanah di kelas 5 Sdn Pagerwangi 1 Kecamatan Lembang Bandung Barat PTK Pada siklus I diperoleh Peserta didik yang mencapai nilai KKM yaitu 17 Peserta didik. Pada siklus II Peserta didik yang mencapai nilai diatas KKM yaitu 27 Peserta didik. Pada siklus III semua Peserta didik telah mencapai nilai diatas KKM. PTK Rata-rata hasil evaluasi Peserta didik pada siklus I yaitu 63,75, siklus II 67,9, dan siklus III 75,4 dengan presentase ketuntasan belajar yang juga meningkat

9 5 Nuraisyah Dwi Rahmawati kelas 5 Sdn Pagerwangi 1 Kecamatan Lembang Bandung Barat 2014 Penerapan metode Model mind mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi disebabkan tidak tersedianya media dan alat peraga yang mendukung, kurangnya minat Peserta didik karena Peserta didik hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru saja Hampir 80% Peserta didik sulit mendapatkan ide untuk menulis karangan narasi dan juga mengalami kesulitan dalam mencurahkan ideidenya kedalam bentuk tulisan melalui penerapan metode eksperimen dan alat bantu peta pikiran (Model mind mapping) Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi melalui penerapan metode Model mind mapping PTK Hasil penilaian menulis karangan narasi didapatkan nilai rata-rata pada siklus I 64,36. Pada siklus II 72,82. Dan terus mengalami peningkatan pada siklus III yaitu 83,02

10 G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi memuat sistematika penulisan skripsi dengan memberikan gambaran dari kandungan setiap bab, urutan penulisannya, serta keterkaitan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka. Berikut ini merupakan struktur untuk penelitian ini: 1. BAB I BAB I merupakan pendahuluan dalam skripsi atau pada dasarnya merupakan bab perkenalan. Dalam penelitian ini, BAB I menjelaskan mengenai permasalahan yang terjadi di tempat penelitian. 2. BAB II BAB II berisi mengenai landasan teoritis dalam skripsi untuk memberikan konsep yang jelas terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 3. BAB III BAB III merupakan bagian yang berisi tentang alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang digunakan, instrumen yang akan dipakai, tahapan pengumpulan data serta langkah-langkah dalam analisis data. 4. BAB IV BAB IV berisi mengenai hasil temuan penelitian berdasarkan pengolahan dan analisis data yang disesuaikan dengan urutan rumusan permasalahan penelitian serta pembahasan dari hasil temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya. 5. BAB V BAB V berisi kesimpulan maupun rekomendasi yang berasal dari penafsiran peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.