BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 2009). Dengan kata lain perusahaan adalah suatu bentuk badan usaha yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Investasi sendiri secara

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, tidak sedikit orang yang memiliki berbagai macam bentuk investasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

penurunan, mendorong tiap-tiap perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

SKRIPSI. Oleh : ANGGORO NUR FAJAR B

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga. tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. merupakan institusi yang mempengaruhi ekonomi negara terutama negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dicetuskan oleh Stewart dan

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Fenomena berinvestasi dalam bentuk jual-beli saham akhir-akhir ini menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. industri pesawat terbang, industri listrik dan lain-lain (ICN, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tercatat di pasar modal. Bila seorang investor ingin mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan yang akan tercermin dari harga saham pasarnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan dari harga saham perusahaan yang di transaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan. Pasar modal merupakan instrument keuangan penting dalam suatu perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Peran intermediasi keuangan dari masyarakat ke unit usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemakmuran. Pasar modal berperan sebagai sarana dalam peningkatan efisiensi alokasi sumber dana, penunjang terciptanya perekonomian yang sehat, meningkatkan penerimaan Negara, memperbaiki struktur modal perusahaan, dan mengurangi ketergantungan hutang luar negeri pada sektor swasta. Kehadiran pasar modal memperbanyak altenatif pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber daya (khususnya dana jangka panjang). Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham merupakan suatu faktor yang mempengaruhi minat investor untuk 10

melakukan investasi, dengan tingginya tingkat pengembalian yang diberikan perusahaan kepada investor, maka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik, sehingga investor yakin bahwa perusahaan tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap saham yang telah ditanamkan investor pada pasar modal. Menurut Jogiyanto (2003:109) return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa yang akan datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dimasa yang akan datang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi, investor dihadapkan pada ketidakpastian antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapi. Semakin besar return yang diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya. Sehingga dapat dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada indikator Market Value Added (MVA), Price Earning Ratio (PER), Economic Value Added (EVA), sebagai variabel independen yang mempengaruhi return saham sebagai variabel dependen. EVA pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Stewart dan Joel M. Stern, analisis keuangan di dalam kantor konsultan Stern Steward Management Service of New York, Amerika Serikat. EVA mencoba untuk mengukur nilai tambah 11

(value creation) yang dihasilkan oleh perusahaan dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang telah dilakukan. EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham (Bringham dan Houston, 2001:53). Konsep laba ekonomi telah dibahas dalam berbagai literatur ekonomi selama lebih dari 100 tahun. Akan tetapi, EVA diperkenalkan pada akhir era tahun 1980-an. Pada dasarnya, EVA adalah laba ekonomi yang dihasilkan perusahaan setelah semua biaya modal dikurangkan (Van Horne dan Wachowicz, 2007:141). Konsep EVA mengaitkan antara penciptaan nilai (value creation) dengan kinerja perusahaan. Penciptaan nilai merupakan kemakmuran yang ditingkatkan untuk pemegang saham melalui peningkatan harga saham dan dividen yang dibayarkan. Hasil pemeringkatan EVA terhadap 100 perusahaan mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Hasil pemeringkatan menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham. Sementara itu, IHSG mengalami pertumbuhan yang didorong dengan kinerja yang cukup baik. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada pengaruh Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added terhadap return saham. EVA diharapkan mampu menjadi quantitative yard stick, yaitu 12

sebagai alat ukur yang efektif yang pencapaian tujuan atau kinerja perusahaan yang diukur. Nilai sekarang dari EVA yang diharapkan, disebut MVA (Market Value Added) yang merupakan nilai pasar utang dan modal perusahaan dari total modal yang digunakan untuk mendukung nilai tambah. Nilai pasar adalah nilai perusahaan yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu. MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapat angka pengembalian lebih besar dari pada biaya modal. semakin besar MVA maka semakin baik. MVA yang negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan pasar modal, yang berarti bahwa kekayaan telah dimusnahkan (Young dan O byrne 2001:27). MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai. MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya atau MVA menyatakan seberapa besar kemakmuran yang telah dicapai. Analisis rasio keuangan yang menjadi objek penelitian bagi peneliti adalah Price Earning Ratio (PER). PER merupakan salah satu rasio ukuran pasar yang sering digunakan investor. Price Earning Ratio (PER) adalah rasio pasar yang berhubungan dengan laba per saham. PER yang tinggi menunjukkan prospek yang 13

baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat berarti laba perusahaan yang tinggi, dan potensi dividen yang tinggi pula. Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Semakin tinggi Price Earning Ratio maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan. Hal ini akan berdampak terhadap harga saham. Dengan demikian kinerja yang positif, akan memberikan pengaruh yang positif bagi return saham (Stice, et al, 2009:154). Kinerja keuangan beberapa perusahaan sektor property dan real estate berdasarkan laporan keuangan periode 2011-2013 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Data Ekuitas, Laba Operasi, Total Hutang dan Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2011-2013 Nama Laba Return Tahun Ekuitas Total Hutang Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Lippo Cikarang Tbk (LPCK) Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) Operasi Saham 2011 4.130.610.843 306.846.316 2.697.496.492-0,90 2012 4.138.031.531 109.152.262 3.829.236.361 0,57 2013 4.110.339.904 93.613.557 4.557.620.865-4,19 2011 821.447.240 257.680.751 1.220.511.284 35,31 2012 1.228.469.148 407.021.908 1.603.531.402 8,02 2013 1.819.086.078 590.616.930 2.035.080.266 5,12 2011 2.297.533.970 82.969.374 1.935.307.318-2,21 2012 2.232.284.134 234.725.164 1.717.982.629 0,45 2013 2.159.752.050 33.342.916 196.705.284 1,85 Sumber: Data diolah oleh peneliti Jumlah laba terhadap ekuitas menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Semakin 14

tinggi nilai laba terhadap ekuitas menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Jika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. Dapat dilihat pada PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) pada tahun 2011 hasil dari laba terhadap ekuitasnya mencapai 3,61 % dan return saham mencapai -2,21 %. PLIN pada tahun 2012 mengalami peningkatan laba terhadap ekuitas yaitu mencapai angka 6,9 % dan juga diringi dengan peningkatan return saham yaitu 2,66 %. Namun terdapat hasil yang berbeda pada PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang terus mengalami penurunan laba operasi dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yaitu 306.846.316, 109.152.262, dan 93.613.557. Laba terhadap ekuitas pada APLN tahun 2011 mencapai 7,5% dan return saham -0,90. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan pada laba terhadap ekuitas yaitu 2,6% namun return sahamnya meningkat menjadi 0,57. Utang merupakan sumber pendanaan eksternal yang menjadi salah satu bagian penting bagi suatu perusahaan. Rasio leverage dengan menggunakan DER (debt to equity ratio) untuk menggambarkan nilai hutang suatu perusahaan. DER merupakan perhitungan perbandingan antara total utang dengan modal. Semakin besar DER yang didapatkan maka semakin besar pula risiko yang ditanggungnya. Risiko yang besar akan mempengaruhi minat para investor. DER yang kecil dapat diartikan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka panjang. Dengan begitu para pemegang saham akan merasa aman dalam menginvestasikan dananya di dalam perusahaan dan akan mempengaruhi jumlah dana yang akan 15

diinvestasikan. Besar kecilnya dana tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat laba perusahaan sehingga laba perusahaan yang diciptakan akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima investor. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa PT Agung Podomoro Land (APLN) pada tahun 2013 memiliki hutang sebesar 4.557.620.865 dan ekuitasnya 4.110.339.904 dan memiliki return saham yang negative yaitu -4,19 %. Namun berbeda dengan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang memiliki DER tinggi namun menghasilkan return positif. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh EVA, MVA, dan PER terhadap return saham mengalami banyak perbedaan antara peneliti yang satu dengan yang lainnya. I Putu yang menggunakan NPM, ROA, ROE, EPS, PER sebagai variabel independen mendapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel NPM, ROA, ROE, EPS, PER terhadap return saham dan secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan variabel NPM, ROA dan ROE terhadap return saham. Dan ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel EPS dan PER terhadap return saham. Izra (2012) yang menggunakan EVA, MVA, dan ROI sebagai variabel independen secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham. Secara parsial, variabel MVA berpengaruh positif terhadap return saham. Sementara itu variabel berpengaruh negatif adalah EVA dan ROI. Josua (2013) yang menggunakan PER, PBV, dan EVA sebagai variabel independen berpengaruh negatif secara simultan maupun parsial terhadap return saham. Yani Prihatina (2012) yang menggunakan EPS, PER, EVA, dan risiko sistematik secara simultan 16

berpengaruh positif terhadap return saham. Secara parsial PER berpengaruh negatif terhadap return saham, sementara EPS, EVA, dan risiko sistematik berpenagruh positif terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat adanya ketidakkonsistenan pada hasil penelitian. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah ada pengaruh antara PER, EVA dan MVA terhadap return saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini menyebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu karena adanya perbedaan hasil akhir dari setiap penelitian yang pernah ada. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan periode pengamatan yang lebih panjang untuk mendapatkan daya komparabilitas yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Market Value Added berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah Price Earning Ratio berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah Economic Value Added berpengaruh terhadap return saham? 17

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Market Value Added terhadap Return saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio terhadap Return saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added terhadap Return saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan sektor Property dan Real Estate Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi dalam menentukan dan memutuskan antara analisis Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added untuk diterapkan dalam strategi portofolio investasi. 2. Bagi Investor Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 3. Bagi Peneliti 18

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis, khususnya tentang perbandingan antara analisis MVA, PER, dan EVA terhadap return saham. 19